Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmah Yasinta
"Kualitas hidup berkaitan dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan sejahtera. WHOQoL mengukur kualitas hidup dengan empat domain dasar, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pengguna narkoba suntik (penasun) di sembilan kota di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder SCP Penasun 2012 dan WHOQoL-BREF dengan desain cross sectional.
Hasil analisis menunjukkan proporsi penasun terbanyak adalah laki-laki (96,7%), berumur dewasa (>24 tahun) 87,8%, dan memiliki riwayat pendidikan tinggi (79,3%). Variabel kualitas hidup penasun menunjukkan Rata-rata skor kualitas hidup responden adalah 52,58 dengan skor kualitas hidup terendah adalah 25 dan yang tertinggi 77.
Hasil temuan lainnya variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup penasun, yaitu umur (p value = 0,003) dan status penggunaan alat suntik (p value = 0,029). Skor kualitas hidup kurang cenderung pada penasun yang berpendidikan rendah dan masih berbagi alat suntik.

Quality of life related to the human desire to live a healthy and prosperous. WHOQOL measures quality of life with four basic domains, namely the physical, psychological, social, and environmental. The purpose of this study was to explore the factors that affect the quality of life for injecting drug users (IDUs) in nine cities in Indonesia in 2012. This study uses secondary data Behavior Rapid Survey for IDUs 2012 and WHOQOL-BREF with cross sectional design.
The analysis shows the highest proportion of IDUs was male (96,7%), aged adults (> 24 year old) 87,8%, and has a history of higher education (79,3%). Variable quality of life shows Variable quality of life of IDUs shows average quality of life score of respondents was 52.58 with the lowest quality of life score was 25 and the highest 77.
The other findings variables related to the quality of life of IDUs are age (p value = 0.003) and the use of non-sterile syringes. (p value = 0,029). Quality of life scores are less likely to IDUs who have lower education and still share syringes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isbandi Rukminto Adi
"ABSTRAK
Peningkatan angka penyalahguna zat dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran yang oukup 'memprihatinkan' bagi para pembuat kebijakan. Oleh karena itu, Presiden Soeharto dalam perterauannya dengan Menko Polkam menyatakan keprihatinannya terhadap peredaran obat-obatan dan minuman keras di kalangan anak muda. Apalagi Indonesia saat ini bukan lagi menjadi transit perdagangan narkotika Internasional, tetapi sudah menjadi kawasan yang dituju oleh pedagang narkotika itu. Oleh karena itu, Presiden juga menginstruksikan agar j ajar an Polkaio segera melakukan tindakan pencegahan(Republika 1994:1). Adanya kecenderungan peningkatan angka penyalahguna 2at di Indonesia, serta semakin meningkatnya tindak kriminal yang secara tida-k langsung terkait dengan penyalahgunaan zat dewasa ini, maka dalam tesis ini dicoba dikaji variabel-variabel yang terkait dengan terbentuknya perilaku individu dalam menggunak*n zat. Variabel-variabel yang menjadi independen Variabel dalam hubungan antara faktor yang memungkinkan munculnya suatu perilaku dengan munculnya suatu perilaku tertentu adalah: niat individu untuk menggunakan zat; konsep diri; dukungan teman sepermainan; kepaduan dalam keluarga; serta keterjangkauan cara dan inforraasi untuk menggunakan zat dalam kaitan dengan tingkat keterlibatan individu sebagai pengguna zat.
Berdasarkan temuan di lapangan, ada hal yang cukup mengkhawatirkan bagi para guru ataupun mereka yang terlibat dalam upaya menanggulangi penggunaan zat di kalangan remaja yaitu mudahnya para remaja tersebut mendapatkan obat dan narkotika .(termasuk didalamnya minuman keras). Dari hasil lapangan juga tampak bahwa dukungan teman sepermainan untuk menggunakan zat menjadi variabel yang amat penting untuk dipertimbangkan dalam rangka membangun strategi untuk menanggulangi penyalahgunaan zat di kalangan remaja, terutama remaja-remaja di kota-kota besar. Hal ini perlu dipertimbangkan karena lebih dari 68% sumber para remaja mendapatkan obat dan narkotika "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Erita
"Program Terapi Rumatan Metadon PTRM efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pengguna narkoba. Peningkatan kualitas hidup dari pasien bervariasi antar institusi penyelenggara PTRM. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor individu dan kualitas hidup serta hubungan antara faktor individu dan kualitas hidup pengguna narkoba di RSKO Jakarta dan Puskesmas Tanjung Priok. Penelitian ini menggunaan metode kros seksional pada 100 pasien yang dipilih menggunakan metode kuota sampling pada bulan Juni 2017.
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, the Epworth Sleepiness Scale, Arizona Sexual Experiences Scale, General Self-Efficacy Scale, dan kuesioner lainnya. Analisa data menggunakan metode statistik deskriptif dan analitis, uji T independen, uji kai kuadrat, dan uji multivariat regresi logistik menggunakan SPSS versi 19.
Rata-rata usia responden 35,80 6,42 tahun dan 94 berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata skor kualitas hidup yaitu 65,78 13.45. Skor tertinggi terdapat pada domain psikologis 74.18 18.53 dan skor terendah terdapat pada domain hubungan sosial 59.37 17.41. Berdasarkan analisis multivariat regresi logistik, skor kualitas hidup dipengaruhi oleh usia, pendapatan, aktivitas fisik sedang/ berat, kualitas tidur, dan efikasi diri.

Methadone maintenance therapy has been found to improving in the quality of life. However, there were vary of improvement in several institutions where MMT program conducted. The present study aims at describing individual factors and quality of life and the correlation between individual factors and quality of life among drug users in The Drug Dependence Hospital Jakarta and Tanjung Priok Healthcare. This present study was conducted through a cross sectional method in which 100 patients were selected using a quota sampling method in June 2017.
Data were collected through WHOQOL BREF questionnaires, the Epworth Sleepiness Scale, Arizona Sexual Experiences Scale, General Self Efficacy Scale, and other questionnaires. Data analysis was performed using descriptive and analytical statistical methods, independent t test, chi square, and multivariable logistic regression model using SPSS V.19.
The mean age of the participants was 35.80 6.42, and 94 of the patients were man. The mean score of the total HRQOL was 65.78 13.45 the highest score of HRQOL was related to the psychological domain 74.18 18.53 and the lowest to the dimension of social health 59.37 17.41. Based on multivariable logistic regression, total QOL was influenced by age, monthly income, high moderate physical activity, normal sleepers, and self efficacy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Vini Saghita P.
"ABSTRAK
Untuk dapat melepaskan ketergantungan seorang pengguna narkoba, keluarga harus mendukung. Dalam hal ini, keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu tetapi juga terdapat sibling. Seorang pengguna narkoba dapat memperoleh dukungan dari sibling-nya, karena hubungan sibling merupakan hubungan yang berlangsung seumur hidup, dunia sibling dekat dengan dunia pengguna narkoba, memiliki tugas perkembangan yang berkaitan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan yang diberikan sibling dan yang diharapkan oleh seorang pengguna narkoba pada masa penyembuhan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori narkoba, dukungan sosial, dan sibling.
Data yang digunakan berupa hasil wawancara terhadap tiga pasang kakak-adik dan salah satunya merupakan pengguna narkoba yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seorang pengguna narkoba membutuhkan dukungan sosial dari sibling-nya, baik dukungan emosi dan penghargaan. Meskipun umumnya sibling memberikan dukungan berupa dukungan emosi, instrumental dan informasi, namun dukungan tersebut tidak membantu proses penyembuhan. Hal ini dikarenakan oleh dua hal. Pertama, dukungan yang diberikan oleh sibling tidak sesuai dengan dukungan yang dibutuhkan oleh seorang pengguna narkoba. Kedua, seorang pengguna narkoba yang berada pada masa penyembuhan tidak melihat dukungan tersebut sebagai suatu hal yang suportif. Selain itu, sibling memiliki kesulitan untuk memdukung proses kesembuhan seorang pengguna narkoba karena adanya otoritas orangtua.
Oleh sebab itu, saran penelitian ini adalah menganjurkan orangtua untuk terbuka dan percaya terhadap sibling. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa perlu dibentuk program rehabilitasi yang melibatkan sibling sehingga ia dapat mengetahui seluk-beluk mengenai masalah narkoba ini."
2001
S3048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Victor S.P.
"Tindak pidana narkoba dikategorikan sebagai kejahatan yang luar biasa atau extra ordinary crime karena dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang luar biasa. Peredaran gelap narkoba di Indonesia khususnya di DKI Jakarta sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan, hal ini disebabkan dampak yang ditimbulkan dari peredaran gelap tersebut berupa penyalahgunaan narkoba telah banyak memakan korban di masyarakat. Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya telah melakukan upayaupaya untuk menekan peredaran narkoba di daerah Jakarta.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ditemukan bahwa banyak pelaku tindak pidana narkoba yang masuk kategori pengedar maupun pembuat narkoba adalah orang-orang yang tadinya merupakan pemakai narkoba. Mereka naik status nya menjadi seorang pengedar/bandar ataupun pembuat narkoba berawal dari pengalaman selama didalam tahanan. Ketika sipemakai narkoba ditangkap oleh penyidik, mereka ditempatkan satu sel dirumah tahanan dengan para tersangka pengedar maupun pembuat narkoba dimana penempatan secara bersama-sama dalam ruangan tahanan akan memberi peluang kepada tersangka pengedar/bandar untuk mempengaruhi dan mengajak tersangka pemakai tersebut untuk mau bekerjasama menjalankan bisnis peredaran narkoba tersebut kelak setelah keluar dari lembaga permasyarakatan.
Melihat kenyataan diatas, maka penulis mencoba membuat tulisan ini dimana didalamnya berisi anjuran agar pemakai narkoba dikategorikan sebagai korban penyalahgunaan narkoba dan agar kepada para tersangka pemakai tersebut dapat diberikan rehabilitasi medis atas ketergantungan narkoba. Anjuran untuk memberikan rehabilitasi kepada tersangka pemakai narkoba juga sesuai dengan amanat UU No. 35 tahun 2009 tentang narkoba dan SEMA No. 4 tahun 2010 dan terakhir ditegaskan dalam PP No. 25 tahun 2011.

Criminal drugs categorized as exceptional crimes or extra ordinary crime because it is done by using the modus operandi. Illicit drugs in Indonesia especially in Jakarta already at the stage that is very worrying, this is due to the impact arising from illicit drug abuse form has many take toll on society. Directorate of drug Polda Metro Jaya by has made efforts to suppress the circulation of drugs in the area of Jakarta. Criminal drugs categorized as exceptional crimes or extra ordinary crime because it is done by using the modus operandi. Illicit drugs in Indonesia especially in Jakarta already at the stage that is very worrying, this is due to the impact arising from illicit drug abuse form has many take toll on society. Directorate of drug polda metro jaya by has made efforts to suppress the circulation of drugs in the area of Jakarta.
In research conducted by the authors found that many of the perpetrators of the crime of drugs that enter the category of drug dealers and makers are the ones who used a drug user. They boarded his status of being a hustler or maker of drugs derived from the experience over in custody. When drug users arrested by investigators, they are placed in one cell at a prisoner with the suspected drug dealers and makers where the placement of a prisoner in a room together will give opportunities to suspect dealers to influence and engage users to suspect cooperates running a business that later after the circulation of drugs out of prison.
See the fact above, then the author tried to make this article contains recommendations that specify which user drugs categorized as victims of drug abuse and to keep to the suspect user may be given the medical rehabilitation of drug dependence. The suggestion to provide rehabilitation to drug users are also suspects in accordance with the mandate of UU No. 35 tahun 2009 tentang narkoba and SEMA No.4 tahun 2010 and last reaffirmed in PP No. 25 tahun 2011.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29907
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alyaa Dewanti
"Kecanduan narkoba merupakan masalah yang dimiliki secara global, termasuk di Indonesia. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan yang merugikan
pengalaman masa kanak-kanak (ACE) dengan kecanduan narkoba, tetapi tidak semua individu dengan ACE mengalami kecanduan narkoba. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji impulsif sebagai mediator dalam hubungan ACE dengan adiksi narkoba. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan sampel penderita adiksi narkoba yang berusia di atas 18 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ACE-10, DAST-20, dan BIS-11. Data dari 89 peserta menunjukkan bahwa impulsif memediasi sebagian hubungan antara ACE dan kecanduan narkoba.

Drug addiction is a problem that is owned globally, including in Indonesia. There are several studies linking the harm childhood experience (ACE) with drug addiction, but not all individuals with ACE experience drug addiction. Therefore, this study aims to examine impulsivity as a mediator in the relationship between ACE and drug addiction. This study is a cross-sectional study with a sample of drug addiction patients who are over 18 years of age. The measuring instruments used in this study were ACE-10, DAST-20, and BIS-11. Data from 89 participants showed that impulsivity partly mediated the relationship between ACE and drug addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Indah Sari
"Penelitian ini berangkat dari penyalahgunaaan Narkoba yang muncul dengan segala dampaknya yang memprihatinkan. Dari data yang diperoleh, ditemukan bahwa kebanyakan penyalahguna Narkoba adalah usia remaja. Penyalahgunaan itu mempunyai dampak yang bermacam-macam, mempengaruhi individunya sendiri, maupun sosialnya. Karena itu penelitian ini meninjau dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kepribadian individu, dalam hal ini adalah harga dirinya. Penelitian ini memberikan gambaran harga diri temaja penyalahguna Narkoba. Sebagai bahan pembanding, penelitian ini juga memberikan gambaran remaja yang bukan penyalahguna Narkoba. Gambaran ini diberikan karena aspek tersebut merupakan salah satu sasaran bagi upaya pencegahan dalam dalam individu itu sendiri. Untuk memberikan gambaran harga diri itu digunakan instrumen Self-Esteem Inventory yang dikembangkan oleh Coopersmith. Instrumen ini mengukur harga diri dari 4 dimensi yaitu sosial, akademis, keluarga dan general.
Hasil studi kepustakaan menunjukkan bahwa pada beberapa jenis Narkoba memberikan efek menurunkan kepercayaan diri serta memburuknya kepribadian seseorang disamping efek samping lainnya. Selain itu juga ditemukan bahwa ada kaitan antara penyalahgunaan Narkoba dengan kepribadian individu.
Pada analisis didapati hasil bahwa harga diri tinggi lebih banyak dimiliki oleh remaja yang bukan penyalahguna Narkoba. Sedangkan harga diri rendah lebih banyak dimiliki oleh remaja penyalahguna Narkoba. Sebagai analisis tambahan didapati hasil adanya perbedaan yang signifkan antara rata-rata skor total harga diri remaja penyalahguna Narkoba dengan rata-rata skor total harga diri remaja bukan penyalahguna Narkoba.
Untuk melihat gambaran lebih jelas lagi, penelitian ini melihat rata-rata skor dari tiap domain. Terlihat bahwa pada tiap domain harga diri, rata-rata skor penyalahguna lebih rendah dari bukan penyalahguna. Namun yang perbedaannya signifikan adalah pada domain sosial, keluarga dan general. Perbedaan yang terlihat paling besar adalah pada domain keluarga, yang berarti bahwa remaja penyalahguna Narkoba cenderung merasa bahwa keberadaan mereka di lingkungan keluarga tidak berharga.
Dari semua hasil penelitian ini diharapkan selanjutnya dapat dijadikan bahan pendekatan untuk membantu remaja korban penyalahguna agar tidak lagi menggunakan Narkoba dan dapat kembali berkarya di tengah-tengah masyarakat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nohan Arum Romadlona
"ABSTRAK
Perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah merupakan perilaku berisiko kesehatan. Pengetahuan dan persepsi remaja terhadap perilaku berisiko tersebut dapat dibentuk dengan siapa remaja berdiskusi tentang informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana lawan diskusi mempengaruhi perilaku berisiko kesehatan remaja. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah. Kemudian yang berperan sebagai lawan diskusi yaitu teman, ayah, ibu, saudara, keluarga, guru, tokoh agama, dan petugas kesehatan digunakan sebagai variabel independen. Sosiodemografi, akses media, dan keberadaan teman berisiko menjadi variabel kontrol. Analisis data menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja. Populasi penelitian adalah remaja laki-laki dan perempuan belum menikah usia 15-24 tahun. Hasil analisis memperlihatkan bahwa lawan diskusi terbukti berhubungan dengan perilaku remaja. Remaja yang berdiskusi dengan teman akan meningkatkan risiko terhadap semua perilaku berisiko. Remaja yang berdiskusi dengan ayah memiliki risiko lebih tinggi untuk merokok dan minum alkohol. Sebaliknya, ibu memiliki peranan penting untuk mencegah perilaku berisiko pada remaja. Kualitas lawan diskusi dan nilai-nilai informasi perlu menjadi pertimbangan untuk membantu remaja terproteksi dari perilaku negatif. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu perlu terlibat dalam upaya penanggulangan perilaku berisiko.

ABSTRACT
Smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex are health risk behaviors. The adolescent knowledge and perception on such risk behaviors might be shape by whom the health related information has been discussed. This research aims to assess to what extent discussion partner influence on adolescent health risk behaviour. Dependent variables used in this research are smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex. Then, Those who role as discussion partners such as friends, fathers, mothers, relatives, teachers, religious leaders, health service provider are functioned as independent variables. Sociodemographic, the access of media, and the existence of peers behaving risky become control variables. Data used in this research is Indonesia Demographic and Health Survey 2012, Adolescent Reproductive Health component. The population of the research is unmarried young men and women aged between 15-24 years old. The result shows that a discussion partner is proven to have association with young behavior. Adolesecent who discuss with friends will increase the risk to any risky behavior. Adolescent who discuss with fathers have potentially higher risk to drinking alcohol and smoking than the other one. Contrast to fathers, mothers have an important role to prevent any risky behaviors on adolescent. The quality of discussion partner and information values need to become consideration to help protect adolescent from negative behaviors. This research shows that mothers need to involved in the effort to overcome risky behaviors"
2016
S64639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Bagus Prakoso
"ABSTRAK
Penulisan ini secara deskriptif menarasikan pelajar yang menggunakan tempat tinggal (rumah orang tua dan rumah kost) untuk melakukan tindak pidana berupa penyalahgunaan narkoba, dimana idealnya tempat tinggal bagi pelajar haruslah dapat menjadi lokasi untuk beristirahat dan beraktifitas yang sesuai dengan keberadaan seseorang sebagai pelajar. Namun pada kenyataannya terdapat banyak kasus pelajar yang menggunakan tempat tinggal digunakan sebagai tempat untuk menyalahgunakan narkoba.
Dalam penulisan ini menjelaskan beberapa konsep place dan Place moral aspect dan persepsi masyarakat (reaksi sosial) terhadap pelaku dan tempat yang dapat menimbulkan pembacaan moral dari warga masyarakat sekitar, sehingga memunculkan redefinisi makna private dan publik.

ABSTRACT
These script in description narrated students that using living places (parents house and boarding house) to doing criminal attitude as using drugs, where the ideal living house for students must can be location to resting and activiting that suitable with someone status as a student. However in reality occur many case that students using living house for place to using drugs.
In these script describe some concept of place and Place moral aspect and community perception (social reaction) towards subject and place that can inflict moral reading from community around, that inflict redefinition private and public mean."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Debbi Rezza
"ABSTRAK
Tidak ada yang ingin dilahirkan sebagai seorang pecandu. Namun, faktor-faktor yang menyebabkan adiksi sering kali berada di luar kontrol individu. Faktor tersebut beberapa diantaranya adalah kepribadian, pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil, dan tidak adanya tujuan dalam hidup. Belum adanya bukti empiris, khususnya di Indonesia, menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Sebanyak 68 pengguna narkoba berusia dewasa yang pernah mencoba sabu diminta mengisi DAST-20, BFI-44 atau BFI-10, ACE-10, PIL-T, dan data kontrol lainnya. Hasil uji logistic regression menemukan bahwa neuroticism, lama penggunaan, dan jenis zat yang paling sering digunakan dapat memprediksi kemungkinan seorang pengguna narkoba mengalami adiksi.

ABSTRACT
No one ever wanted to be born as a drug addict. Unfortunately, many of addiction predictors are out of individual ability to control. Some of the predictors are personality traits, adverse childhood experience, and purpose in life. The lack of empirical result towards this case in Indonesia became the urgency to do this research. There were 68 adult aged drug users whom ever used methamphetamine filled out the DAST 20, BFI 44 or BFI 10, ACE 10, PIL T, and other control data. Logistic regression analysis found out that neuroticism, length of usage, and most used substance type predict the increasing risk of drug users to be addicted."
2017
S67284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>