Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruther Gadhu
"Selongsong peluru dibuat dari cartridge brass, yang terdiri dari 28-30% wt. % Zn. Proses fabrikasi selongsong peluru terdiri dari : canai dingin, deep drawing, dan annealing. Deformasi yang terjadi pada proses fabrikasi selongsong peluru melebihi 70%. Cartridge brass memiliki 3 mekanisme deformasi: slip (deformasi 20%), twin ( 40%), dan shear (> 40%). Bi mulai digunakan untuk menggantikan Pb dalam kuningan karena racun yang lebih rendah.Pada penelitian ini, Cu-29Zn-0.6Bi dilakukan pengecoran gravitasi, dihomogenisasi dengan temperatur 800 °C selama 2 jam, dan dicanai dingin dengan variasi deformasi 20, 40, dan 70%. Pada 70%, proses anil dilakukan pada temperatur 350, 400, dan 450 °C. Semua sampel lalu dikarakterisasi nilai kekerasan dan struktur mikronya. Meningkatnya % deformasi akan menghasilkan peningkatan kekerasan. Pada deformasi 70%, ditemukan adanya retak permukaan. Segregasi Bi terdapat baik di dalam butir maupun batas butir.Bi meningkatkan kekerasan pada cartridge brass dengan mekanisme grain boundary strengthening (pengecilan ukuran butir) dan dispersoid strengthening. Nukleasi pada temperatur 350 °C dimulai pada shear band dan batas butir, dan selesai pada 400 °C, sedangkan grain growth terjadi pada 450 °C (semua dalam 15 menit). Bi mempercepat proses rekristalisasi cartridge brass.

Bullet case is made of cartridge brass, which consists of 28-30% content of Zinc. Bullet case's fabrication consists of cold rolling, deep drawing, and annealing. Deformation which occurs in bullet case?s fabrication gets higher than 70%. Cartridge brass has 3 deformation mechanism: slip (20% deformation), twin (40% deformation), and shear (> 40% deformation). Bi is used nowadays to substitute Pb in cartridge Brass due to lower toxicity. In this research, Cu-29Zn-0.6Bi is gravity casted, homogenized at 800 °C for 2 hours, and then cold rolled with variation of percent deformation 20, 40, and 70%. At 70% cold rolled cast is annealed with temperatures 350, 400 and 500 °C. The samples then are characterized for hardness properties and structures.Increasing % deformation generates higher hardness. In 70% deformation, a crack is found on a surface. Bi segregation tends to be immersed both in bulk grain or grain boundaries.Bi increases cartridge brass? hardness with grain boundary strengthening (grain refining), and dispersoid strengthening. Nucleation in 350 °C started at shear bands region and grain boundaries, finished in 400 °C; besides, grain growth occurred in 450 °C (all in 15 minutes). Bi exceeds recrystallization process in cartridge brass."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Indrianita Pratiwi
"[Selongsong merupakan salah satu bagian penting pada munisi. Material yang biasanya digunakan untuk mebuat munisi adalah cartridge brass. Dalam pembuatan munisi, sering terdapat masalah yaitu retak dan robek saat proses tarik dalam. Untuk mengurangi masalah tersebut, maka pada penelitian ini mangan digunakan sebagai unsur paduan untuk meningkatkan keuletan cartridge brass. Penelitian ini bertujuan untuk memfabrikasi paduan cartridge brass dengan penambahan unsur Mn serta mengamati pengaruh Mn (1.26, 3.23, dan 5.83 % berat) terhadap struktur mikro dan sifat mekanisnya. Karakterisasi material meliputi uji kekerasan, uji tarik, dan pengamatan struktur mikro menggunakan mirkoskop optik dan SEM/EDX. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan penambahan 1.26 dan 3.23 wt.% Mn, kekerasan, kekuatan tarik dan keuletan paduan meningkat karena adanya penguatan larutan padat oleh Mn pada fasa α Cu. Sedangkan dengan penambahan Mn sebanyak 5.83 wt.%, kekerasan semakin bertambah namun nilai kekuatan tarik hanya meningkat sedikit dan keuletan menurun karena adanya fasa β? yang terbentuk.

, One important part of bullet is its shell. Common material that is used to make bullet shell is cartridge brass. In the making process of bullet shell there are some problems that are often found such as cracking and torning. In order to minimize those problems, manganese is used in this research to increase cartridge brass’ ductility. This research is intended to fabricate cartridge brass alloy with addition of Mn and to study effect of Mn (1.26, 3.23, and 5.83 wt. %) on microstructure and mechanical properties. It was characterized by hardness testing, tensile testing, and microstructure analysis using optical microscope and SEM/EDX. The result showed that with the addition of 1.26 and 3.23 wt. % Mn, the tensile strength and ductility of the alloys are increased. This is due to to solid solution strengthening mechanism of Mn in single α Cu phase. In the other hand, with the addition of 5.83 wt.% Mn, the hardness and tensile strength increased and the elongation decreased. The reason is because there are β’ phases that occur in this composition.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Jendra
"Munisi merupakan salah satu bagian esensial dari sebuah sistem persenjataan. Munisi bertugas sebagai penyimpan dan penyalur daya ledak yang dapat digunakan pada berbagai macam senjata api. Pada beberapa waktu yang lalu, PT. PINDAD mengimpor brass cup sebagai material dasar pembuatan selongsong peluru dalam jumlah besar. Namun ketika tahap manufaktur, bahan impor tersebut mengalami kegagalan mendekati 100% ketika proses lekuk botol. Untuk itu dikembangkanlah paduan cartridge brass yang mampu meningkatkan sifat mampu bentuk, elongasi dan mampu cor. Unsur paduan yang digunakan sebagai alloying element adalah Bismuth (Bi). Bismuth mampu meningkatkan pressure tightness, machinability dan castability paduan cartridge brass pada penambahan optimum. Pada penelitian ini, dikembangkan paduan cartridge brass dengan penambahan 0,1, 0,5 dan 1,0 wt. % Bi. Sampel difabrikasi melalui proses pengecoran gravitasi dengan dimensi 110 x 110 x 6 mm. Sampel kemudian dihomogenisasi selama 2 jam pada suhu 800 ˚C sebelum dikarakterisasi. Karakterisasi material yang dilakukan antara lain pengujian komposisi kimia paduan menggunakan Optical Emission Spectrometry (OES) analisis struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) dan analisis komposisi Energy Dispersive X-Ray (EDX), Hasil gambar struktur mikro dilakukan dengan Image Pro Analysis. Pengujian tarik dan keras juga dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik dari paduan cartridge brass. Dari hasil pengujian ditemukan bahwa penambahan wt. % Bi meningkatkan jumlah segregasi Bi dan porositas pada paduan sebesar 1,2, 3,2 and 7,3 % untuk masing-masing komposisi 0,22, 0,41 dan 0,80 wt. % Bi. Pengamatan SEM mengkonfirmasi peningkatan jumlah segregasi Bi baik pada butir maupun batas butir seiring dengan meningkatnya wt. % Bi. Pengujian mekanik menunjukan hasil optimum pada komposisi 0,22 wt. % dengan kekuatan tarik, tegangan luluh dan elongasi masing-masing sebesar 209 MPa, 105 MPa dan 61 % serta hasil deterioratif pada komposisi 0,41 dan 0,80 wt. %. Pengamatan makro dan SEM ? EDX dari permukaan perpatahan mengkonfirmasi jenis perpatahan ulet dan segregasi Bi pada ketiga sampel.

Ammunition is one of the essential aspect of weaponry system. Ammunition acts as a storage and channel for explosive compound in firearms, creating sufficient momentum to expel the bullet. Recently, PT.PINDAD, an Indonesian state owned defense industry, imported cartridge brass in the form of brass cup, which experienced a near 100% failure upon manufacturing. Brass cups fractured before it reached the final form: ammunition?s shell. Hence, cartridge brass is alloyed to breed a new alloy which its castability, formability and elongation increased. In this research, Cartridge brass (Cu-28Zn) is alloyed with Bi, a post transition metal with similar properties of Pb yet non-toxic and environmentally safe. Bismuth addition promotes machinability, pressure tightness and castability. Produced by pre-simulated gravity die casting, a 99.99% pure copper, zinc and bismuth ingot were casted into Cu-28Zn-0,1, 0,5 and 1,0 Bi alloy with dimension of 110 x 110 x 6 mm3. The specimens were homogenized at 800˚C for 2 hours before characterized both mechanically and microstructurally. Chemical composition was tested using Optical Emission Spectrometry, microstructural examination was covered by Optical Microscope, Scanning Microscope Electron ? Energy Dispersive X-Ray analysis (SEM-EDX), image results was also processed by Image Pro Analysis software. Last but not least, Mechanical testing was done by tensile and hardness testing. Results implied that Bi addition increases the area fraction of Bi segregation in the amount of 1,2, 3,2 and 7,3 % for each 0,22, 0,41 and 0,80 wt.% Bi composition. SEM examination confirmed the increase of Bi segregation respective to the increase of Bi addition. Mechanical testing showed optimum value on 0,22 wt. % composition with tensile, yield strength and elongation of 209 MPa, 105 MPa and 61 % respectively while 0,41 and 0,80 wt.% Bi cartridge brass showed deteriorative effect. Macro and SEM ? EDX examination confrmed the vicinity of Bi segregation and ductile mode on fractured surface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adry Arisgraha
"ABSTRACT
Selongsong merupakan salah satu bagian penting pada munisi tempat dimana bubuk mesiu, primer, dan peluru. Material yang digunakan untuk fabrikasi selongsong adalah paduan Cu-28Zn atau cartridge brass. Selongsong munisi dibuat dengan beberapa proses diantaranya adalah pengecoran, canai, dan penarikan dalam. Sering terjadi retak dan robek pada tahap fabrikasi. Telah dilakukan beberapa penambahan unsur paduan, tetapi hasilnya belum optimal. Dibutuhkan unsur paduan untuk meningkatkan kekuatan paduan cartridge brass tanpa mengorbankan keuletan. Aluminium dipilih sebagai unsur paduan tersebut. Pada penelitian ini, paduan cartridge brass dengan penambahan 1.9, 5.7, dan 6.2 wt. Al dihasilkan dengan pengecoran gravitasi. Paduan tersebut kemudian dihomogenisasi pada 800 C selama 2 jam. Karakterisasi material meliputi analisis struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM - Energy Dispersive X-Ray EDX , serta uji kekerasan Rockwell B, mikro Vickers, dan uji tarik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Al meningkatkan sifat mekanis paduan Cu-28Zn. Kekerasan, kekuatan tarik, dan tegangan luluh meningkat, sedangkan nilai elongasi menurun seiring penambahan Al. Peningkatan sifat mekanis disebabkan penambahan unsur Al mempromosi fasa beta dan memfasilitasi fasa gama dengan penambahan berlebih. Secara keseluruhan fasa gama yang terbentuk meningkatkan sifat mekanis paduan dengan mekanisme penguatan dispersi.

ABSTRACT
Cartridge case is an important part of bullet where the gun powder, primer, and bullet take place. Common material that is used to make cartridge case is Cu 28Zn alloy or known as cartridge brass. Cartridge case is made by some processes, that include casting, rolling, and deep drawing. Cracking and torning are often found in the fabricating process. Many kind of alloying elements were added in order to minimize those problems, but the results obtained are still unsatisfying. Another alloying element is needed that could improve the cartridge case without sacrificing the ductility. Aluminum is chosen to be thataforementioned alloying element.In this research, cartridge brass alloy with addition of 1.9, 5.7, and 6.2 wt. Al were fabricated by gravity die casting. To homogenize the composition, the alloy was heated at 800 C for 2 hours. Material characterizations consisted ofmicrostructural analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM Energy Dispersive X Ray EDX , Rockwell B, Microvicker hardness testing, and tensile testing.The result obtained shows that Al addition improved the mechanical properties of Cu 28Zn alloy. Hardness, tensile strength, and yield strength increased, but the elongation decreased due to addition of Al. Increasing of Al composition in Cu 28Zn promotes beta phase and facilitates gamma phase with excessive addition. Overall, the gamma phase enhances the mechanical properties of Cu 28Zn alloy with dispersion strengthening mechanism."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adry Arisgraha
"ABSTRAK
Selongsong merupakan salah satu bagian penting pada munisi tempat dimana bubuk mesiu, primer, dan peluru. Material yang digunakan untuk fabrikasi selongsong adalah paduan Cu-28Zn atau cartridge brass. Selongsong munisi dibuat dengan beberapa proses diantaranya adalah pengecoran, canai, dan penarikan dalam. Sering terjadi retak dan robek pada tahap fabrikasi. Telah dilakukan beberapa penambahan unsur paduan, tetapi hasilnya belum optimal. Dibutuhkan unsur paduan untuk meningkatkan kekuatan paduan cartridge brass tanpa mengorbankan keuletan. Aluminium dipilih sebagai unsur paduan tersebut.
Pada penelitian ini, paduan cartridge brass dengan penambahan 1.9, 5.7, dan 6.2 wt. % Al dihasilkan dengan pengecoran gravitasi. Paduan tersebut kemudian dihomogenisasi pada 800 °C selama 2 jam. Karakterisasi material meliputi analisis struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive X-Ray (EDX), serta uji kekerasan Rockwell B, mikro Vickers, dan uji tarik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Al meningkatkan sifat mekanis paduan Cu-28Zn. Kekerasan, kekuatan tarik, dan tegangan luluh meningkat, sedangkan nilai elongasi menurun seiring penambahan Al. Peningkatan sifat mekanis disebabkan penambahan unsur Al mempromosi fasa beta dan memfasilitasi fasa gama dengan penambahan berlebih. Secara keseluruhan fasa gama yang terbentuk meningkatkan sifat mekanis paduan dengan mekanisme penguatan dispersi.

ABSTRACT
Cartridge case is an important part of bullet where the gun powder, primer, and bullet take place. Common material that is used to make cartridge case is Cu-28Zn alloy or known as cartridge brass. Cartridge case is made by some processes, that include casting, rolling, and deep drawing. Cracking and torning are often found in the fabricating process. Many kind of alloying elements were added in order to minimize those problems, but the results obtained are still unsatisfying. Another alloying element is needed that could improve the cartridge case without sacrificing the ductility. Aluminum is chosen to be thataforementioned alloying element.
In this research, cartridge brass alloy with addition of 1.9, 5.7, and 6.2 wt.%Al were fabricated by gravity die casting. To homogenize the composition, the alloy was heated at 800 °C for 2 hours. Material characterizations consisted ofmicrostructural analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive X-Ray (EDX), Rockwell B, Microvicker hardness testing, and tensile testing.
The result obtained shows that Al addition improved the mechanical properties of Cu-28Zn alloy. Hardness, tensile strength, and yield strength increased, but the elongation decreased due to addition of Al. Increasing of Al composition in Cu-28Zn promotes beta phase and facilitates gamma phase with excessive addition. Overall, the gamma phase enhances the mechanical properties of Cu-28Zn alloy with dispersion strengthening mechanism."
2017
S66569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library