Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rainer Christian
"Sistem pelepasan obat terkendali adalah proses untuk menjaga konsentrasi senyawa aktif dari obat di dalam tubuh. Dosis dari obat dapat dilepaskan di antara batas toksik dan batas terapi, dan mengurangi efek samping dan kerusakan pada jaringan normal. Eksperimen mengenai pelepasan obat terkendali ini secara in vivo memakan waktu dan biaya. Karena itu, pemodelan diperlukan sebelum eksperimen dilakukan. Pemodelan yang dilakukan adalah pelepasan theophylline dengan meninjau pengaruh difusifitas dan ukuran dari obat tersebut. Theophylline memiliki jarak batas terapi dan toksik yang sempit, sehingga pelepasannya di dalam tubuh perlu di kontrol. Simulasi dilakukan dengan bantuan software COMSOL Multiphysics. Dari simulasi, didapatkan pada variasi D = 2 x 10-10 m2/s dan r = 0,007 m adalah variabel yang paling mendekati profil pelepasan yang diinginkan.
Controlled drug release is a process to keep active substance concentration of drugs inside the body. Dosage from the drugs can be released between the toxic and therapeutic limit, and decrease the side effects and the damage on normal tissue. The experiment about drug release in vivo is time and money consuming. So, modeling is needed before the experiment is conducted. The modeling that is conducted is theophylline release with diffusivity and size of the drug as consideration. Theophylline has a narrow therapeutic and toxic limit, so the release in body should be controlled. Simulation is conducted using COMSOL Multiphysics software. From simulation, at the variation D = 2 x 10-10 m2/s and r = 0,007 m is the nearest desired release profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43389
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"Pada era belakangan ini perkembangan mengenai sistem pengantaran obat cukup menarik perhatian para peneliti, karena dapat memberikan banyak keuntungan seperti meminimalkan ketidaknyamanan dan resiko selama pengonsumsian obat, meningkatkan efek obat pada dosis yang relatif rendah dan menawarkan kemudahan pemberian obat sehingga kepatuhan pasien menjadi lebih baik. Penggunaan mikrokapsul obat dengan polimer biodegradabel diyakini memiliki potensi yang besar dalam pengembangan sistem pengantaran obat, dan diantara polimer biodegradabel yang sering digunakan yaitu poli(asam laktat) (PLA) dan polikaprolakton (PCL) yang dimana keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, keduanya sering digunakan sebagai polipaduan agar terbentuk sifat campuran yang diinginkan. Beberapa penelitian mengenai mikroenkapsulasi obat menggunakan polipaduan tersebut telah dilakukan, tetapi belum didapatkan efisiensi enkapsulasi dan persen pelepasan obat yang maksimal dalam satu sistem mikrokapsul tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mikrokapsul obat simvastatin menggunakan polipaduan poli(asam laktat) (PLA) dan polikaprolakton (PCL) dengan metode penguapan pelarut yang memakai polimer dengan berat molekul yang kecil agar partikel yang dihasilkan berukuran lebih kecil dan dapat meningkatkan persen pelepasan dan juga efisien enkapsulasi obat. Didapatkan hasil efisiensi mikrokapsul sebanyak 90,65% pada variasi polipaduan PLA/PCL (20:80) dengan persen pelepasannya sebanyak 22,841%.

In the recent era the development of drug delivery systems has attracted the attention of researchers, because it can provide many benefits such as minimizing discomfort and risk during drug consumption, increasing the effect of drugs at relatively low doses and offering ease of drug administration so that patient compliance is better. The use of drug microcapsules with biodegradable polymers is believed to have great potential in the development of drug delivery systems, and among biodegradable polymers that are often used are poly (lactic acid) (PLA) and polycaprolactone (PCL) which both have advantages and disadvantages of each. Therefore, both are often used as a combination to form the desired mixture properties. Several studies on drug microencapsulation using polypharmacy have been carried out, but the maximum encapsulation efficiency and percent drug release have not been obtained in one of the microcapsule systems. In this research, simvastatin drug microcapsules were made using poly (lactic acid) (PLA) and polycaprolactone (PCL) polypers using a solvent evaporation method that uses polymers with small molecular weights so that the resulting particles are smaller and can increase percent release and also be efficient. drug encapsulation. The results obtained by the efficiency of microcapsules as much as 90.65% in the variation of PLA/PCL combination (20:80) with a percent release of 22.841%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library