Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulkarnaen, Cindy Krisga
"COVID-19 menjadi pandemi global termasuk di Indonesia.Vaksinasi sebagai langkah pengendalian COVID-19 untuk menurunkan kasus infeksi dan jumlah kematian. Kepulauan Riau memiliki 3 kota dengan zona merah di bulan Agustus 2021. Kota Batam menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi, jumlah kematian tertinggi, dan cakupan vaksinasi di urutan kedua terbawah di Kepulauan Riau. Berdasarkan data 14 agustus 2021 – 3 September 2021 orang yang meninggal akibat COVID-19 di Batam 82% diantaranya belum divaksinasi. Kecamatan Batam Kota menjadi jumlah kasus COVID-19 tertinggi dan jumlah kematian tertinggi di Batam. Menurut sebaran kasus di kelurahan yang ada di Kota Batam, Kelurahan Belian menjadi satu-satunya kelurahan yang berada di zona merah dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Batam (30 Agustus 2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungann dengan penerimaan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat di Kelurahan Belian Tahun 2021. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah responden sebesar 205 orang yang diambil dengan metode quota sampling. Variabel dependen berupa penerimaan vaksinasi, sedangkan variabel independen berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan dan isyarat bertindak. Data kuesioner diisi sendiri oleh responden yang selanjutnya dilakukan uji statistik dengan uji chi-square. Hasil analisis univariat diperoleh responden yang menerima vaksinasi COVID-19 di Kelurahan Belian sebesar 62,9%. Sebanyak 68,8% responden berada diusia >30 tahun, 55,1% responden berjenis kelamin laki-laki, 89,3% responden berpendidikan tinggi, 70,7% responden bekerja, 55,6% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik, 54,1% responden memiliki persepsi rentan terhadap COVID-19 yang cukup baik, 52,7% responden memiliki persepsi parah terhadap COVID-19 yang cukup baik, 58,5% responden memiliki persepsi manfaat terhadap vaksinasi COVID-19 yang cukup baik, 53,7% responden memiliki persepsi hambatan yang rendah terhadap vaksinasi COVID-19 dan 52,7% responden yang memiliki isyarat bertindak terhadap vaksinasi COVID-19 yang cukup baik. Hasil analisis bivariat, terdapat hubungan antara variabel pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan dan isyarat bertindak (p-value=0,0005) dengan penerimaan vaksinasi. Hasil penelitian menyarankan untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak puskesmas dan satgas COVID-19 dalam penyebaran edukasi dan meluruskan misinformasi melalui media sosial, meningkatkan testing dan tracing sebagai antisipasi kegiatan akhir tahun dan peningkatan pengawasan protokol kesehatan agar dapat memaksimalkan program vaksinasi.

COVID-19 has become a global pandemic, including in Indonesia. Vaccination is intensified as a COVID-19 control measure to reduce infection cases and the number of deaths. The Riau Islands has 3 cities with red zones status in August 2021. The city of Batam is the city with the highest number of COVID-19 cases, the highest number of deaths, and the second-lowest vaccination coverage in the Riau Islands. Based on the data from August 14, 2021, to September 3, 2021, 82% of people who died from COVID-19 related cases have not been vaccinated. Kota Batam District is the sub-district with the highest number of COVID-19 cases and the highest number of deaths in Batam. More specifically, according to the distribution of COVID-19 cases in urban villages in Kota Batam, Belian Village is the only urban village with red zone status and also the village with the highest number of COVID-19 cases in Batam (August 2021). This study aims to determine the factors associated with the acceptance of COVID-19 vaccination in the Belian Village community in 2021. The method that is used in this study is a quantitative method with a cross-sectional design. The number of respondents in this study is 205 people who were taken by non-random sampling method, namely quota sampling. The dependent variable is vaccination acceptance, while the independent variables are age, gender, education, employment status, knowledge, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action. The questionnaire was filled in by the respondents themselves, which was tested with statistical tests using the chi-square testing method. The results of the univariate analysis showed that more respondents receive the COVID-19 vaccination in Belian Village (62.9%). 68.8% of respondents were >30 years old, 55.1% of respondents were male, 89.3% of respondents have higher education, 70.7% of respondents have jobs, 55.6% of respondents have poor knowledge, 54.1% of respondents have a fair perceived susceptibility to COVID-19"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farenia Ramadhani
"Latar Belakang: Pelaksanaan program vaksinasi sebagai salah satu strategi preventif pengendalian virus COVID-19 memunculkan berbagai macam respon di masyarakat. Penerimaan vaksinasi COVID-19 dan faktor-faktor yang memengaruhinya sangat berdampak pada keberhasilan program. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan vaksinasi COVID-19 pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2022 berdasarkan teori health belief model.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah desain potong lintang dengan cara pengambilan data primer melalui survei online dengan sampel penelitian yaitu mahasiswa aktif program sarjana. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel.
Hasil: Dari 295 responden, terdapat 48,1% mahasiswa yang akan melakukan vaksinasi COVID-19. Penerimaan vaksinasi COVID-19 memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi hambatan, persepsi manfaat, persepsi kemampuan diri dan isyarat bertindak (p < 0,05).
Kesimpulan: Penerimaan vaksinasi COVID-19 pada mahasiswa Universitas Indonesia masih rendah. Berbagai strategi yang efektif harus dilakukan untuk memicu niat mahasiswa melakukan vaksinasi COVID-19. Diperlukan kerjasama antara pemerintah dengan civitas academica melalui sosialisasi/kampanye aktif di kampus dan memaksimalkan chatbot whatsapp Kementerian Kesehatan untuk mengurangi keragu-raguan melakukan vaksinasi COVID-19.

Background:  COVID-19 vaccination program which known as prevention strategy to control the pandemic shows various response in society. The acceptance of COVID-19 vaccination and its influencing factors give a big impact for the success of the program. The study aims to analyze the acceptance of the COVID-19 vaccination among Universitas Indonesia students in 2022 based on health belief model theory. Methods: This study use a cross-sectional design with primary data through an online survey and the target population constituted undergraduate students. The data analyzed by univariate and bivariate to know the relation between variables.
Results: From 295 respondents, about 48,1% intended to accept the vaccination. The acceptance of COVID-19 vaccination has a significant relation with knowledge, perceived susceptibility, perceived severity, perceived barriers, perceived benefits, perceived self efficacy and cues to action (p < 0,05).
Conclusions: The acceptance of the COVID-19 vaccination was low among Universitas Indonesia students. Various effective strategies must be done to trigger the intention of COVID-19 vaccination. The cooperation between government and civitas academica through campaign is needed and maximize the use of chatbot whatsapp ministry of health to reduce COVID-19 vaccination hesitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Adelina
"Tesis ini menginvestigasi pengaruh framing informasi terhadap penerimaan vaksinasi virus Nipah, mengevaluasi peran moderasi dari persepsi risiko individu dan preferensi medis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen, dengan framing informasi ditampilkan melalui vignette (gain vs loss) terkait manfaat dan risiko vaksinasi virus Nipah. Penelitian menggunakan desain between subject, melibatkan 376 partisipan (234 perempuan, 142 laki-laki). Temuan menunjukkan bahwa efek framing informasi bersifat dinamis dan tidak konsisten dalam memengaruhi penerimaan vaksinasi. Persepsi risiko berperan sebagai moderator, di mana individu dengan karakteristik persepsi risiko tinggi lebih responsif terhadap loss-framed yang menekankan kerugian dari tidak mendapatkan vaksinasi. Preferensi medis, terbagi menjadi medical maximizer dan medical minimizer, juga memoderasi pengaruh framing informasi. Dalam konteks kesediaan membayar vaksinasi, individu dengan persepsi risiko tinggi lebih bersedia membayar ketika informasi menekankan manfaat, begitu pula dengan medical maximizer yang bersedia membayar lebih tinggi ketika diberikan gain-framed. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas faktor psikologis dan preferensi individual dalam pemahaman perilaku vaksinasi. Implikasinya termasuk desain strategi komunikasi kesehatan yang lebih efektif, responsif, dan adaptif untuk menghadapi potensi wabah di masa depan.

This thesis investigates the impact of information framing on the acceptance of Nipah virus vaccination, evaluating the moderating roles of individual risk perception and medical preferences. The study employs a quantitative approach and experimental methodology, presenting information framing through vignettes (gain vs. loss) concerning the benefits and risks of Nipah virus vaccination. A between-subjects design involves 376 participants (234 females, 142 males). Findings reveal that the effects of information framing are dynamic and inconsistent in influencing vaccination acceptance. Risk perception acts as a moderator, with individuals characterized by high-risk perception being more responsive to loss-framed messages emphasizing the drawbacks of not vaccinating. Medical preferences, categorized as medical maximizers and medical minimizers, also moderate the effects of information framing. In the context of willingness to pay for vaccination, individuals with high-risk perceptions are more willing to pay when the information emphasizes benefits, as are medical maximizers when presented with gain-framed messages. This research provides in-depth insights into the complexity of psychological factors and individual preferences in understanding vaccination behavior. Implications include designing more effective, responsive, and adaptive health communication strategies to address potential outbreaks in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library