Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasmine Pramitha Ramadhanty
"Banyaknya kasus penganiayaan anak yang terkuak dewasa ini di Korea Selatan membuat permasalahan seputar anak pun menangkap perhatian masyarakat. Karya sastra sebagai hasil budaya manusia dapat membantu dalam memandang problematika sosial yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggambaran penelantaran anak dalam cerita pendek Balance Game (2021). Penelitian ini mengkaji penelantaran anak yang digambarkan melalui tokoh Yun dan Geonhee dengan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dalam pelaksanaan penelitian. Dalam Balance Game, penelantaran emosional menjadi bentuk penelantaran yang paling dominan. Perilaku penelantaran oleh tokoh Yun dapat disimpulkan merupakan akibat dari beberapa faktor, yakni kondisi sosioekonomi dan kondisi personal individu dalam keluarga. Ketiadaan perhatian dari lingkungan sekitar juga memperkecil kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Namun, melihat dari perkembangan kebijakan terhadap anak yang terjadi dewasa ini, kesadaran masyarakat telah membuka peluang untuk mengkaji berbagai permasalahan terhadap anak secara serius. Dengan demikian, kesadaran merupakan pemicu kemajuan dalam penanganan masalah dan representasi dapat menjadi penting untuk membangun kesadaran atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Child maltreatment cases that has been brought to light recently in South Korea caught public's attention by storm. Literature as a result of human cultural process could help in understanding current existing problems in society. This research intends to observe how child neglect is depicted in the short story Balance Game (2021). This research studies child neglect represented through the character Yun with qualitative descriptive analysis methode and literature study approach in the process. In Balance Game, emotional neglect became the most prevalent type of neglect. Yun's neglect could be perceived as a result of several factors that is socioeconomic status and condition of each individuals in the family. The lack of care shown by the family's surroundings also reduced the chance to improve the situation at hand. However, if observed through the current child policy developments, public awareness has opened the opportunity to study social issues affecting children in a more serious manner. Thus, awareness is a key trigger in solving problems and representation could have an important role to build awareness on current existing social issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prastyowati
"Kajian tindak penelantaran anak dimaksudkan untuk mengidentifikasi pelaku, bentuk penelantaran dan pelanggaran hak anak serta efektifitas berlakunya Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (UUPA), selanjutnya ditentukan strategi kebijakan untuk memberikan perlindungan hak anak yang lebih memadai...."
[Place of publication not identified]: Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nabila Nailul Muna
"Cerita pendek Membuang Bayi karya Mo Yan adalah salah satu cerpen yang masuk ke dalam buku antologi yang sudah dikumpulkan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Howard Goldblatt, sehingga cerpen Membuang Bayi menjadi salah satu karya Mo Yan yang dapat dinikmati pembaca mancanegara. Cerpen ini mengambil latar waktu diterapkannya Kebijakan Satu Anak dan secara spesifik membahas penelantaran anak. Cerpen ini mengisahkan tentang tokoh “Aku” yang menemukan bayi terlantar yang ditemukan di ladang bunga matahari. Tidak bisa meninggalkannya begitu saja membuat tokoh “Aku” mengambil keputusan untuk membawanya pulang. Akan tetapi keputusannya mendapat tentangan dari keluarga. Oleh sebab itu, tokoh “Aku” pun mengadu kepada tokoh lainnya agar dapat menemukan keluarga yang dapat mengadopsi. Sepanjang perjalanan bertemu dengan tokoh-tokoh lain, tokoh “Aku” melihat realita penelantaran anak yang dianggap sebagai hal biasa oleh penduduk desa dan tokoh “Aku” menentang pandangan yang menganggap wajar penelantaran anak. Penelitian ini membahas pemaknaan pandangan tokoh “Aku” terkait penelantaran anak. Peneliti mengumpulkan informasi dan penelitian terdahulu, serta melakukan analisis makna pandangan tokoh. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah melalui interaksi dengan tokoh-tokoh lain dan pengamatan batin, pandangan tokoh “Aku” tetap tidak berubah hingga akhir cerita dan berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya terkait bayi terlantar, yaitu penelantaran anak adalah hal yang fatal dilakukan dan pandangan yang menganggap wajar penelantaran anak harus dihilangkan.

The Abandoned Child short story by Mo Yan is one of the short stories that is published in an anthology book that have been collected and translated to English by Howard Goldblatt, so that the story can be read and enjoyed by international readers. Abandoned Child short story is set in the time when the One Child Policy is being implemented and specifically speaks about child abandonment. This short story tells the story of the character “I” who found an abandoned baby in a sunflower field. He is unable to leave the baby alone and makes the decision to bring the baby home. But the decision is opposed by his family. Because of that, he talks to other characters to find a family that can adopt the baby. Along the way to meet the other characters, “I” sees the reality of child abandonment that it’s viewed as normal by the other village folks and he opposed the baby abandonment is perceived as an usual thing. This research examines the meaning of the views of the character “I” regarding child abandonment. The researcher collects information and prior research and analyses the meaning of the views of the character. The research finds that after going through interactions with other characters and inner observation, the views of the character “I” still cannot be changed until the end of the story and are still opposed to the views of other characters regarding child abandonment, that is that child abandonment is fatal and cannot be taken for granted."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nawangwulan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tokoh anak direpresentasikan dalam drama Jepang Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone) dan melihat makna dari representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Hall (1997) sebagai konsep dasar dari penelitian serta pendekatan analisis film dengan karakterisasi tokoh tertentu yang dikemukakan oleh Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis penulis juga menggunakan acuan untuk mendapatkan makna dari setiap adegan menggunakan metode pengambilan gambar, pencahayaan, dan latar yang diungkapkan Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis data, penulis menyertakan tangkapan layar dari adegan yang menampilkan tokoh anak dari segi penampilan, kehidupan anak saat tinggal seorang diri, percakapan tokoh anak dengan orang-orang di sekitarnya, dan relasi anak dengan orang tuanya. Dari hasil dari analisis ditemukan bahwa tokoh anak digambarkan sebagai tokoh yang pemberani dan mandiri, karakter mandiri dan pemberani pada tokoh anak terjadi sebagai dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak. Drama ini dapat dilihat sebagai kritik sosial terhadap isu kekerasan rumah tangga (KDRT) dan fenomena penelantaran anak oleh orang tua di Jepang.

This study aims to see how children's characthers are represented and their meaning in the Japanese drama Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone). The theory used in this research is the representation theory of Hall (1992) as the basic concept of the research and the film analysis approach characterization of certain characters proposed by Petrie and Boggs (2008). In analyzing, the author uses the reference to get the meaning of each scene using the method of taking pictures, lighting, and setting as stated by Petrie and Boggs (2008). In analyzing the data, the author includes screenshots of scenes that show the child's character in terms of appearance, the child's life when he lives alone, the conversation of the child's character with the people around him, and the child's relationship with his parents. The result found that child characters' representations are depicted as brave and independent characters. The brave and independent characters appear due to domestic violence (DV) and child neglect. This drama can be viewed as a social criticism of the domestic violence (DV) issue and the phenomenon of child neglect by parents in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
"ABSTRAK
Di Amerika, angka kejadian penganiayaan dan penelantaran anak yang dilaporkan oleh NCCAN (National Center for Child Abuse and Neglect) berkisar dari 1 sampai 6 juta kasus per tahun (Clunn, 1991). Tujuh puiuh empat persen dari anak yang teraniaya dan terlantar tersebut adalah anak anak pra-sekolah yang berusia balita.
Angka kejadian penganiayaan dan penelantaran anak di Indonesia belum diketahui secara jelas, tetapi dengan dimasukkannya permasaiahan ini dalam Buku Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, berarti masalah penganiayaan dan penelantaran anak mendapat perhatian khusus.
Penganiayaan terhadap anak tidak saja berupa penganiayaan fisik, tetapi juga penganiayaan dan penelantaran emosional, verbal, dan seksual. Campbell dan Humphreys (1984) mendefinisikan anak teraniaya sebagai setiap tindakan yang mencelakakan atau dapat mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan anak yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut.
Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi dan menemukan kasus anak teraniaya dan terlantar, terutama pada saat pengkajian keperawatan. Sering kali perawat tidak percaya bahwa ada orang tua yang sampai hati mencelakakan anak kecil yang tak berdaya. Kegiatan keperawatan yang diarahkan pada pencegahan terjadinya penganiayaan melalui pendidikan kesehatan jiwa pada orang tua. merupakan hal yang perlu digalakkan.
Asuhan keperawatan akan menjadi fokus utama pembahasan dalam makalah ini, setelah terlebih dulu menjelaskan mengenai pendekatan teoritis (karakteristik dan dinamika korban penganiayaan, karakteristik dan dinamika penganiaya, serta dinamika keluarga)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1994
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library