Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Gauza
"Keberadaan permukiman liar telah menjadi kontradiksi di kalangan pemerhati kota dan bagaimana masa depannya masih merupakan tanda tanya yang besar. Permukiman ini seringkali terletak pada lokasi-lokasi yang berada di luar peruntukannya Letak lokasinya dan kualitas ruang yang tercipta memberikan dampak negatif pada ekologi perkotaan, pencitraan sebuah kota, sekaligus keselamatan penghuni pemukiman itu sendiri. Namun pula pada sisi lain disadari bahwa keberadaanya telah memberikan kontribusi dalam penyediaan perumahan murah yang hingga kini belum dapat diakomodasi oleh otoritas kota. Kontradiksi ini akan senantiasa menimbulkan kerancuan yang menyebabkan kebingungan dalam bagaimana menyikapi keberadaannya di perkotaan. Oleh karena itu, suatu cara pandang-yang melihat formasi fisik sebagai bagian dari proses-diperkenalkan untuk dapat memberikan pemahaman-pemahaman baru mengenai permasalahan ini. Dalam cara pandang ini permukiman liar terkonstruksi oleh dan sekaligus mereproduksi dinamika sosial masyarakatnya.
Suatu kerangka teoritis multidisipliner yang melibatkan konsep reproduksi sosial, habitus, dan vita aktiva digunakan untuk mengungkap dinamika sosial yang tersirat dari data yang ditangkap melalui observasi partisipan di Kontrakan Marpaung, Situ Rawa Besar, Depok. Dengan analisis ditemukan bahwa praktik pemukiman liar merupakan hasil pergumulan agen-agen dengan kuasa tertentu dimana pihak pemukim liar itu sendiri lebih menjadi yang terdominasi oleh pihak-pihak lainnya dalam sistem sosial mikro maupun makro. Kemudian, praktik-praktik lain (i.e. sektor informal) yang muncul dari dualisme kota dalam konteks lokal secara langsung berkaitan erat dengan formasi ruang yang terbentuk.
Habitus pemukim liar itu sendiri terwujud dalam praktik bertinggal masyarakat miskin yang membentuk sub-budaya yang khusus yang membedakannya dengan kelompok masyarakat lainnya. Dari situ, kontradiksi dapat dikatakan timbul oleh derajat pencitraan yang berbeda-beda dari tiap agen yang berkepentingan. Citra dapat dilihat sebagai suatu hal yang memicu perubahan kepentingan agen yang kemudian berdampak pada reproduksi sosial. Reproduksi sosial itulah yang kemudian memberi jalan pada apropriasi ruang permukiman liar. Pemahaman mengenai ini akan mengajak semua pihak untuk merefleksi realitas-realitas yang tercerap, sehingga perumusan solusi (apropriasi ruang) dapat sejalan dengan dinamika sosial masyarakat terdominasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gauzal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T41142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Silvia Salsabila
"ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan sebagian kecil dari fenomena ?nyata? yang
menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh anak-anak. Fenomena ini terdapat
hampir di seluruh dunia, baik pada negara-negara maju maupun negara-negara
berkembang dengan jumlah atau proporsi yang beragam. Permasalahan tersebut hingga
saat ini masih merupakan permasalahan sosial yang belum kunjung terselesaikan.
Beberapa program telah dirancang dan diimplementasikan untuk pengentasan
masalah ini, namun masih belum dinilai dapat memuaskan dan menuntaskan
permasalahan ini disebabkan oleh satu dan lain hal. Sebagian besar program-program
yang ada, menitikberatkan pada upaya penyediaan ?rumah? bagi anak-anak ini. Hal ini
mengindikasikan adanya pandangan yang menganggap keberadaan ?rumah? bagi anak-
anak jalanan adalah panting. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian berkembang Iebih jauh,
karena berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata tidak hanya rumah ?buatan" hasil
dari program, melainkan juga rumah orang tua atau rumah sendiri, pun tidak berhasil
membuat anak-anak jalanan merasa ?at home?. Bagaimana sebenarnya arti ?rumah? yang
bagi anak-anak jalanan ini?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi perkembangan bagi
anak dalam usia sekolah yang di antaranya dikemukakan oleh Piaget dan Erikson, teori mengenai anak jalanan dari Lucchini, YKAI dan lain sebagainya, teori-teori mengenai
persepsi, rumah, dan teori hirarki kebutuhan dari Maslow.
Penelitian yang dilakukan disini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data
wawancara dan observasi. Keempat responden ternyata memiliki penghayatan arti
?rumah? yang bersifat sangat subjektif; yang dipengaruhi oleh pengalaman., kebutuhan
dan harapan yang dimiliki oleh masing-masing responden terhadap rumah. Setelah
dilakukan analisis individual bagi setiap kasus, penulis juga melakukan analisis banding
antar kasus, yang berusaha menemukan persamaan dan perbedaan untuk setiap kategori
pengalaman, kebutuhan dan harapan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden memiliki persepsi
mengenai rumah yang kurang lebih sama, pada setiap kategori pengalaman, kebutuhan
dan harapan. Hanya ada satu responden yang memiliki perbedaan yang berarti dalam
kategori kebutuhan (Maslow) dengan mengungkapkan adanya kebutuhan untuk
menjadikan rumah sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri.
Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan
perasaan ?lekat? (place of attachement) terhadap rumah. Analisis-analisis yang dilakukan
ini juga melibatkan analisis banding dengan proporsi-proporsi teoritis yang berkaitan
dengan hal yang dianalisis."
2000
S3009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library