Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roukhul Zuhana Adillata
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas penyakit menular di dunia. Setiap tahun terdapat 156 juta kasus baru ISPA dimana 97 diantaranya terjadi di negara berkembang. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan ke empat ISPA terbanyak di negara berkembang. Salah wilayah dengan kasus ISPA yang cukup tinggi di Indonesia adalah Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan. ISPA sendiri merupakan penyakit menular utama di Kec. Wonopringgo. Desa Kwagean merupakan desa yang menempati urutan ketiga sebagai desa dengan kasus ISPA terbanyak di Kec. Wonopringgo. Selain itu, pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga di desa ini juga masih menjadi kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga dengan kejadian ISPA di Desa Kwagean, Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan tahun 2017. Adapun variabel independen yang diteliti adalah sarana pembuangan kotoran manusia jamban, saluran pembuangan air limbah SPAL, sarana tempat pembuangan sampah, dan pembakaran sampah. Sedangkan variabel dependennya adalah kejadian ISPA. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain studi cross sectional dan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner serta observasi sarana sanitasi. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 95 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubun:an dengan ISPA adalah jamban p=0.001; OR=5.47 95 CI: 2.2-13.6, SPAL p=0.001; OR=7.07 95 CI: 2.9-17.5, dan sarana tempat pembuangan sampah p=0.00; OR=13.81 95 CI: 4.85-39.27. Sedangkan variabel pembakaran sampah tidak berhubungan dengan ISPA p=1.00. Perlu adanya kerjasama antar aparat Desa Kwagean dengan Puskesmas Wonopringgo untuk menurunkan angka kejadian ISPA di Desa Kwagean.

ABSTRACT
Acute respiratory infection ARI is a major cause of mortality and morbidity infection diseases in the world. Every year, there are 156 million new cases of ARI that 97 of them occur in developing countries. Indonesia is the fourth developing country with the highest number of ARI. Wrong area with cases of high ARI cases in Indonesia is Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency. ARI is a major contagious disease in Wonopringgo Subdistrict. Kwagean Village is the third rural village with the highest number of ARI cases in Wonopringgo Subdistrict. In addition, the management of household water and solid waste in this village is still a constraint. This study aims to determine the relationship between household water and solid waste management with the incidence of ARI in Kwagean Village, Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency in 2017. The independent variables in this study are human waste disposal facilities latrine, sewerage, dustbin, and waste incineration. While the dependent variable is the incidence of ARI. This study used primary data with cross sectional study design and bivariate analysis. The data were collected by interview using questionnaire as well observation of sanitation facilities. The total sample in this research is 95 households. Sampling was done by purposive random sampling technique. Research result shows that the variables associated with ARI are latrine p 0.001 OR 5.47 95 CI 2.2 13.6, sewerage p 0.001 OR 7.07 95 CI 2.9 17.5, and dustbin p 0.00 OR 13.81 95 CI 4.85 39.27. While waste inceneration is not associated with ARI p 1.00. There is a need a coordination between Kwagean Village apparatus with Wonopringgo Health Center to decrease the incidence of ARI in Kwagean Village. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Ayu Utami Pamuji
"Pembakaran sampah merupakan salah satu bentuk kejahatan lingkungan yang sering diabaikan oleh masyarakat. Tidak banyak orang yang tahu bahwa pembakaran sampah di atur dalam Undang Undang No. 18 Tahun 2008 Pasal 28. Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan perspektif Green Criminology untuk mendefinisikan pembakaran sampah sebagai kejahatan lingkungan. Skripsi bertujuan untuk melihat hubungan antara Tingkat Pengetahuan Resiko Pembakaran Sampah dengan Tingkat Perilaku Pembakaran Sampah di RW 04 Peninggilan Selatan. Dengan menggunakan Teori Sikap, peneliti merumuskan variabel Tingkat Pengetahuan Resiko Pembakaran Sampah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan sikap untuk kemudian memutuskan malakukan perilaku pembakaran sampah. Penelitian ini menggunakan metode gabungan antara kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang tinggal di wilayah RW 04 Peninggilan Selatan dan kualitatif dengan wawancara kepada 2 informan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Resiko Pembakaran Sampah tidak memiliki hubungan terhadap Tingkat Perilaku Pembakaran Sampah di RW 04 Peninggilan Selatan. Berdasarkan hasil yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa hanya dengan menggunakan satu faktor pengetahuan saja tidak cukup kuat untuk menentukan sikap dalam diri seseorang, dimana dibutuhkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap seseorang.

Burning garbage is one of forms of environmental crime that is frequently ignored by community. There are only few people know that burning garbage is regulated in Law No. 18 of 2008 Article 28. In this research, the researcher used a Green Criminology perspective to define burning garbage as an environmental crime. The research aimed to see the relationship between The Level of Risk Knowledge of Burning Garbage and The Level of Burning Garbage Behavior in RW 04, Peninggilan Selatan. By using Attitude Theory, the researcher formulated the variable of The Level of Risk Knowledge of Burning Garbage as a factor that can influence a person in determining attitudes which then decide to engage burning garbage behavior. This research used mixed method which are quantitative method and qualitative by distributing questionnaire to 100 respondents who live in the area of RW 04 Peninggilan Selatan and do an interview with 2 informants. The result found in this study was The Level of Risk Knowledge of Burning Garbage has no relationship to The Level of Burning Garbage Behavior in RW 04 Peninggilan Selatan. Based on the results found, it can be concluded that using only one knowledge factor is not powerful enough to determine a person's attitude, it is needed other factors which can influence a person's attitude."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library