Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nana Masdiana Masdar-Kurnia
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjoeng Chayahin
"Bus Rapid Transit (BRT) Busway ditujukan untuk menjadi backbone sistem tranportasi di Jakarta. Pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor kunci pelaksanaan BRT. Karena itu penting untuk dilakukan peningkatan pelayanan dalam sistemnya. Salah satu koniponen dalarn sistem tersebut adaiah halte. Contoh pelayanan yang dilakukan di halte adaiah menjaga agar tingkat kepadatan halte tidak berlebihan dan waktu tunggu penumpang di dalam halte tidak lama. Komponen pengendalian kedua macam pelayanan tersebut adalah headway (waktu antar kedatangan bus). Tujuan penelitian ini adaiah menentukan headway bus ideal untuk mengatasi kedua masalah tersebut pada rancangan Harmoni Central Busway (HCB) sebagai salah satu halte transit terbesar antara 3 koridor busway. Fokus penelitian ini adaiah pada waktu sibuk transportasi. Penelitian ini diawali dengan survey lapangan pada 3 halte transit pengganti HCB sebelum fungsi transit ketiganya digabungkan dalam HCB. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan simulasi komputer. Aplikasi komputer yang digunakan adaiah Promodel. Penggunaan simulasi komputer dalam pemecahan masalah rancangan sistem memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan apabila percobaan dilakukan pada dunia nyata dan menggambarkan lebih jelas mengenai masalah-masalah yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat masalah pelayanan pada waktu sibuk pagi hari sementara waktu sibuk sore akan mengalami masalah pada kedua pelayanan yang akan diberikan. Untuk mengatasinya, headway bus koridor 1, 2 dan 3 berturut-turut perlu dipercepat hingga 155 detik, 94 detik dan 91 detik pada jam sibuk sore. Output lainnya dalam penelitian ini adalah kombinasi penggunaan pintu-pintu menuju bus dengan tipe bus yang berhenti di pintu tersebut.

Bus Rapid Transit (BRT) Busway will be used as transportation backbone system in Jakarta. Service is one of the key factors in implementing BRT. Therefore it is important to improve the system service. One of the components in the system is bus stop place, called halte. The seivices to be done in halte are to keep the pedestrian density in halte and pedestrian waiting time within a certain level of service. The component used to control both of the services is bus headway (bus inter-arrival time). The purpose of this research is to determine the ideal bus headway to solve the two problems at Harmoni Central Busway (HCB) system design. HCB is one of the biggest transit halte between 3 corridors of busway. The research focused on rush hour season. First the research is conducted by holding direct surveys in the current HCB substitute transit halte before the data from the survey were brought to the computer simulation. The computer application used is Promodel. Computer simulation has a great advantage in lower experiment cost than conducting the real time research, and in visualizing a better perspective to the problem faced. This research showed that there is no service problem during the morning rush hour, while on the other hand, there will be a bad service given during the afternoon rush hour for both of the services type. To solve the problem, the bus headway for 1st, 2nd and 3rd corridors, respectively, need to be accelerated to 155 sec., 94 sec., and 91 sec. during the afternoon rush hour. The other output from this research is the combination the doors lead to the buses with the bus type stopped in front of the door."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mulya Agustiani
"ABSTRACT
Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu PT Transjakarta meluncurkan bus tingkat Jakarta Explorer sebagai salah satu alternatif transportasi wisata di kota Jakarta. Bus tingkat yang dilengkapi dengan tour guide didalamnya ini tidak dipungut biaya, tujuannya adalah sebagai pendorong para wisatawan untuk berwisata di Kota Jakarta. Pada masa pengoperasiannya,  jumlah pengguna bus tingkat Jakarta Explorer kian meningkat tiap tahunnya sehingga menarik minat peneliti untuk menganalisis kualitas pelayanan bus tingkat Jakarta Explorer dalam perannya sebagai salah satu moda transportasi wisata kota Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dengan melakukan survei dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan, observasi, dan dokumentasi yang keseluruhannya dikaitkan dengan konsep Perceived Quality yang dikemukakan oleh Gronroos yang memiliki tiga dimensi, yaitu outcome-related dimension, image-related dimension, dan process-related dimension dan tujuh indikator, diantaranya yaitu professionalism and skill, reputation and credibility, attitudes and behavior, accessibility and flexibility, reliability and trustworthiness, service recovery, dan serviscape. Setelah penelitian dilakukan dengan menggunakan 100 sampel, hasil dari penelitian ini berdasarkan indikator-indikator yang dijadikan sebagai instrumen penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan bus tingkat Jakarta Explorer adalah sangat baik. Berdasarkan penjabaran dan penelitian yang telah dilakukan, rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya dengan menambah jumlah armada bus untuk mengurangi jumlah antrian yang seringkali ditemukan di beberapa rute, melakukan perawatan dan pengecekkan fasilitas yang disediakan pada tiap bus, penambahan rute yang tidak hanya berpusat di tengah kota Jakarta, dan penambahan Bus Attendant khususnya untuk posisi Tour Leader, agar tugas tersebut tidak dibebankan sepenuhnya kepada satu petugas.

ABSTRACT
The Regional Government in collaboration with one of the Regional-Owned Enterprises (BUMD), PT Transjakarta, launched the Jakarta Explorer as alternative tourist transportation in the city of Jakarta. This double decker bus equipped with a tour guide in it is free of charge, the aim is to encourage tourists to travel in the city of Jakarta. During its operation, the number of Jakarta Explorer users increased every year so that it attracted the interest of researchers to analyze the quality of Jakarta Explorers services in its role as one of the citys tourist transportation. The study was conducted using quantitative methods with quantitative data collection techniques by conducting surveys and qualitative data collection techniques by conducting in-depth interviews with informants, observations, and documentation, all of which were associated with the concept of Perceived Quality proposed by Gronroos which has three dimensions, outcome-related dimension, image-related dimension, and process-related dimensions and seven indicators, including professionalism and skill, reputation and credibility, attitudes and behavior, accessibility and flexibility, reliability and trustworthiness, service recovery, and serviscape. After research conducted using 100 samples, the results of this study are based on the indicators used as research instruments indicate that the quality of Jakarta Explorer services is very good. Based on the translation and research that has been done, the recommendations that can be given include increasing the number of bus fleets to reduce the number of queues which are often found on several routes, maintaining and checking the facilities provided on each bus, adding routes that are not only centered in the center of Jakarta , and the addition of a special Bus Attendant for the position of the Tour Leader, so that the task is not fully charged to one officer."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Wulandari Silvianila
"MRT Jakarta merupakan moda transportasi di Provinsi DKI Jakarta yang baru beroperasi sejak tahun 2019. Sebagai moda transportasi terbaru serta berada di ibukota dan pusat perekonomian, MRT Jakarta perlu memperhatikan pelayanan yang inklusif dan aksesibel untuk semua, khususnya penumpang penyandang disabilitas. MRT Jakarta harus memperhatikan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa mendukung mobilitas penyandang disabilitas dalam menggunakan transportasi publik secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksesibilitas pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas di MRT Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas yang terdiri dari dua dimensi, yaitu karakteristik fisik pelayanan transportasi publik dan karakteristik non-fisik pelayanan transportasi publik. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui mixed method yang merupakan gabungan antara metode kuantitatif melalui survei dan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling karena tidak semua penyandang disabilitas sudah tercatat dalam data pemerintah dan tidak ada data terkait banyaknya penumpang penyandang disabilitas yang berkendara dengan MRT Jakarta sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 35 responden dengan hasil yang menunjukkan bahwa aksesibilitas di MRT Jakarta sudah baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal dalam indikator tertentu yang menunjukkan bahwa masih terdapat pelayanan yang belum aksesibel di MRT Jakarta. Oleh karena itu, MRT Jakarta masih harus terus meningkatkan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa menjadi contoh bagi moda transportasi lainnya

MRT Jakarta is a mode of transportation in DKI Jakarta Province which has only been operating since 2019. As the newest mode of transportation and located in the capital and the center of the economy, MRT Jakarta needs to pay attention to inclusive and accessible services for all, especially passengers with disabilities. MRT Jakarta must pay attention to the accessibility of the services provided in order to support the mobility of persons with disabilities in using public transportation independently. This study aims to find out how the accessibility of public transportation services for persons with disabilities at MRT Jakarta is. The theory used in this study is related to public transportation services for persons with disabilities which consists of two dimensions, namely the physical characteristics of public transportation services and non-physical characteristics of public transportation services. The approach used in this research is quantitative with data collection techniques through the mixed method which is a combination of quantitative methods through surveys and qualitative methods through in-depth interviews and literature studies. Sampling was carried out using a nonprobability sampling technique because not all persons with disabilities have been recorded in government data and there is no data regarding the number of passengers with disabilities who ride the MRT Jakarta so it is difficult to develop a sample frame. The number of respondents obtained as many as 35 respondents with results showing that accessibility at MRT Jakarta is good. Nevertheless, there are still some things in certain indicators that show that there are still services that are not yet accessible at MRT Jakarta. Therefore, MRT Jakarta still has to continue to improve the accessibility of the services provided so that it can be an example for other modes of transportation"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldiansyah
"

Permasalahan transportasi DKI Jakarta merupakan masalah umum di DKI Jakarta. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mencari solusi untuk mengurangi permasalahan transportasi, salah satunya melalui peningkatan pelayanan transportasi publik, yaitu MRT Jakarta. Moda transportasi MRT Jakarta dikelola oleh PT MRT Jakarta sebagai sebuah BUMD di DKI Jakarta. Dalam perjalanan pelayanan transportasi publiknya, PT MRT Jakarta dapat menerapkan co-production pada pelayanannya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Pernyataan Osborne & Strokosch (2013) mengenai enhanced co-production, menjadi landasan teori pada penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui survei, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan melihat penerapan co-production tersebut berdasarkan dimensi operasional dan strategis. Dimensi operasional digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam pengawasan dan evaluasi pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti monitoring dan evaluasi berkala. Sedangkan pada dimensi strategis digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam perencanaan pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti identifikasi awal perencanaan dan pemanfaatan TIK dalam perencanaan pelayanan transportasi publik. Oleh karena itu, co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta sudah diterapkan, meskipun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan, evaluasi, dan perencanaan pelayanan tersebut masih rendah.


Transportation has become a common problem in DKI Jakarta. Because of that, DKI Jakartas Provincial Government are looking for the solutions to lower that problems, one of them is by improving the public transportation services, specifically in the MRT Jakarta. The MRT Jakarta is managed by PT MRT Jakarta as a Regional Owned Enterprise in DKI Jakarta. PT MRT Jakarta can implements co-production in its services. The purpose of this research is to analyze the implementation co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta. Osborne & Strokoschs (2013) statements regarding enhanced co-production used as the theoretical framework of this study. The data needed for this research is collecting through surveys, interviews, and library studies based on the post-positivist approach. The results of this research shows the application of co-production based on the operational and strategic dimensions. In the operational dimension, it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in supervision and evaluation MRT Jakarta services. This involvement such like periodic monitoring and evaluation. While in the strategic dimension it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in the planning of MRT Jakarta services. This involvement such like initial identification of planning and using ICT in public transportation services planning. Therefore, co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta has been implemented, even though citizen involvement in supervision, evaluation, and planning of its services is still low.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astuti Ratna Kusumadewi
"Merebaknya virus corona (COVID-19) telah menyebabkan gangguan pada pola perjalanan dan aktivitas mobilitas.  Namun demikian, hal tersebut berubah pada saat epidemi virus ini mulai menurun. Pada periode Omicron, orang dianggap sudah memahami upaya pengurangan penyebaran virus dan mayoritas penduduk juga telah divaksin. Dengan penerapan protocol kesehatan, pekerja yang sebelumnya melakukan WFH sudah diharuskan WFO kembali. Wilayah pelayanan transportasi yang baik adalah apabila memiliki moda transportasi umum lengkap dengan kualitas yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui pola pemilihan transportasi umum berdasarkan kualitas pelayanan transportasi umum, studi ini menggunakan data sekunder dari instansi yang mengelola transportasi umum, dan kuesioner guna mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan tujuan perjalanannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perjalanan jarak pendek, responden tidak memperhatikan kualitas pelayanan moda transportasi, namun menggunakan moda transportasi yang paling mudah didapat. Pada perjalanan jarak sedang, responden memilih moda transportasi umum yang paling mudah dijangkau jaraknya, namun tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Untuk perjalanan jarak jauh, responden memilih moda dengan tarif yang murah, pelayanan yang baik dan dengan penerapan protocol kesehatan yang ketat. Kesimpulan menunjukkan bahwa wilayah dengan kualitas pelayanan moda transportasi terbaik tidak berarti memberikan lebih banyak pilihan.  Hal ini disebabkan karena pemilihan moda transportasi umum dipengaruhi oleh tujuan, penggunaan waktu dan jarak perjalanan, serta profil ekonomi responden.

The outbreak of the coronavirus (COVID-19) has caused major disruptions to travel patterns and mobility activities. However, that situation changed when the epidemic of this virus began to decline. During the Omicron period, people considered to have understood more about this disease, and the majority of residents had been vaccinated. Therefore, by implementing the health protocol, workers who previously carried out Work From Home necessary to return to Work From Office. A good transportation service area is when it has complete public transportation modes of good quality. This study uses secondary data from agencies that manage public transportation, and questionnaires to determine the characteristics of travelers with their travel destinations. Data processing was carried out using cross-tabulations, while analysis was carried out using a spatial approach. The results showed that on short-distance trips, respondents not paying attention to the service quality of the transportation modes but used the most accessible. On medium-distance trips, respondents chose the public transportation mode that was the easiest to reach but still paid attention to the implementation of the health protocol. For long-distance trips, respondents choose a mode with low fares, good service, and the application of strict health protocols. The conclusion shows that the region with the best service quality of transportation modes does not necessarily provide more choices. The choice of public transportation mode is influenced by the destination, use of travel time and distance, as well as the economic profile of the respondent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Annisya
"Penelitian ini membahas mengenai Kualitas Pelayanan Light Rail Transit di Provinsi DKI Jakarta. Kualitas pelayanan transportasi penting karena di dalam regulasi mengenai standar pelayanan untuk transportasi publik sudah diatur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kualitas pelayanan Light Rail Transit di Provinsi DKI Jakarta melalui kepuasan penggunanya. Pembahasan penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan yang terdiri dari enam dimensi, yaitu tangible, reliability, responsiveness, insurance, empathy, dan comfort. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei dan wawancara mendalam. Setelah penelitian dilakukan dengan menggunakan 120 sampel, hasil penelitian menunjukkan terdapatnya kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diberikan dengan yang diharapkan oleh pengguna. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa harapan pengguna ke enam dimensi lebih tinggi dibandingkan dengan kenyataan yang diterima di lapangan. Semakin kecil nilai kesenjangannya, maka dapat dikatakan pelayanannya semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian, dimensi yang memiliki gap terendah yaitu reliability dengan skor -0.09 sedangkan dimensi yang memiliki gap tertinggi yaitu dimensi comfort dengan skor -0,17. Hasil dari penelitian menyarankan bahwa pelayanan Light Rail Transit di Provinsi DKI Jakarta perlu ditingkatkan dari segi ketersediaan kursi tunggu, kemampuan petugas, serta keamanan dan kenyamanan saat berada di dalam stasiun maupun dalam gerbong kereta guna memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna.

This research discussed the quality of Light Rail Transit Jakarta. Light Rail Transit Jakarta is one of the latest kind of public transportation in DKI Jakarta. The quality of transportation services is important because regulations regarding service standards for public transportation have been regulated in Indonesia. This research aims to analysis the public service quality of LRT Jakarta through a measurement of the satisfaction of it’s users. The measurement is conducted through quantitative approach using the theory of quality of public transportation that was modified from quality of service which has dimensions, tangible, reliability, responsiveness, insurance, empathy, and comfort. This research utilizes data from survey and depth interview to measure the public service quality of LRT Jakarta. After research conducted using 120 samples, the results of this study are based on the indicators used as research instruments indicate that the quality of Light Rail Transit Jakarta is good. Based on the research, the dimension that has the lowest gap is reliability with score -0.09, while the dimension with the highest gap is comfort dimension with score -0.17. Based on the translation and research that has been done, the result shows that the quality of quality of LRT Jakarta counts as quite fair. The result suggest that services of the LRT Jakarta should be improve in many ways, such us availability of waiting seats, ability of the officer, security and also comfortness while at the station or in the train to provide maximum services for the passenger."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library