Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasan Basuki
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S39580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1524
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syafran Jail
"Penelitian ini bertujun menelaah pengaruh konservasi emulsi lilin terhadap daya simpan buah tomat (Lypoersicum esculentum l.). Hasil penelitian menunjukan bahawa pelapisan lilin pada konservasi 7% dapat memperpanjang daya simpan hingga 14 hari setelah panen."
Palembang: Kopertis wilayah II Palembang, 2007
507 MANDIRI 9:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"ABSTRAK
Proses lapis listrik paduan merupakan salah satu pengembangan dari sistem lapis listrik yang sudah ada.
Prinsip dari lapis listrik paduan yaitu mengendapkan ion-ion atau unsur logam dari larutan elektrolitnya secara bersamaan di katoda.
Pada proses lapis listrik paduan Sn-Ni, kenaikan rapat arus pelapisan (0.10 ; 0.37 ; 0.64 A/dmz) pada dua konsentrasi SnC12.2H20 (35 dan 45 gpl} dalam larutan elektrolit menghasilkan penampakkan visual yang sama baik (mengkilap), tetapi masih terdapat goresan untuk rapat arus 0.10 A/dmz dan terbentuk sumuran pada kondisi 0,64 A/dmz untuk konsentrasi 45 gpl SnClz.2H2U.
Meningkatnya rapat arus pelapisan menjadikan persentase kandungan ion Sn menurun, sedangkan dengan meningkatnya konsentrasi SnCI2.2H20 dalam elektrolit menjadikan persentase kandungan Sn dalam lapisan meningkat. Kekerasan mikro lapisan meningkat seiring dengan meningkatnya rapat arus pelapisan dan konsentrasi Sn 02.2H2U."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Camelia Nevrina Larasati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Wijaya Santoso
"Penambahan filler ke dalam resin cat dapat meningkatkan ketahanan korosi suatu lapisan. Studi ini akan mengukur laju korosi pelapisan pada baja ST-37 menggunakan resin vinylester dan filler bentonite. Konsentrasi bentonite yang digunakan sebesar 2%, 3%, 4%, 5% wt dan metode dispersi dengan mechanical stirring pada kecepatan pengadukan 800rpm, 1100rpm, dan 1400rpm. Pelapisan dilakukan menggunakan paint applicator. Hasil pelapisan dikarakterisasi dengan uji sembur garam selama 72 jam, uji polarisasi, dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Nilai rata-rata perubahan lebar goresan terkecil dari uji sembur garam adalah pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm dengan rating number 9. Secara eksplisit pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki corrosion rate terkecil dari uji polarisasi. Pemeringkatan lebih lanjut dari uji polarisasi antara masing-masing konsentrasi bentonite dan kecepatan pengadukan, didapatkan bahwa konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm adalah pasangan yang terbaik dengan corrosion rate 0.0033 mpy serta Rp 3580.9 kΩ. Pada kurva Nyquist terlihat adanya resistansi pelapisan Rct dari pelapisan vinylester - bentonite. Impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm lebih besar daripada impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm. Pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki nilai resistansi pelapisan Rct 23.68 kΩ lebih besar daripada nilai resistansi pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm Rct 4.99 kΩ.

Adding filler to paint resin can increase the corrosion resistance of a coating. This study will measure the corrosion rate of coating on ST-37 steel using vinylester resin and bentonite filler. The bentonite concentration used was 2%, 3%, 4%, 5% wt and the dispersion method used mechanical stirring at mixing speeds of 800rpm, 1100rpm, and 1400rpm. Coating is done using a paint applicator. The coating results were characterized by a salt spray test for 72 hours, polarization test, and electrochemical impedance spectroscopy (EIS). The smallest average value of creepage scratch width from the salt spray test was the coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm with a rating number of 9. Explicitly the coating at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm had the smallest corrosion rate from the polarization test. Further ranking of the polarization tests between each bentonite concentration and mixing speed, it was found that the bentonite concentration of 3% and the mixing speed of 1100rpm were the best match with a corrosion rate of 0.0033 mpy and Rp 3580.9 kΩ. The Nyquist curve shows the resistance of the Rct layer of the vinylester - bentonite layer. The impedance of the coating with a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm is greater than the impedance of the coating with a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm. Coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm has a coating resistance value Rct of 23,68 kΩ which is greater than the coating resistance value at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm Rct 4.99 kΩ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fahrul Islam
"Kromium adalah logam berat yang banyak digunakan dalam kegiatan industri. Penggunaan kromium pada industri pelapisan logam dapat berisiko terhadap kesehatan pekerja yang berasal dari pajanan kromium di udara lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar kromium dalam urin dengan kadar albumin dalam urin sebagai biomarker kerusakan ginjal. Penelitian ini dilakukan pada 33 pekerja terpajan dan 33 pekerja tidak terpajan dengan sedain cross sectional. Sampel urin diambil untuk menilai kadar kromium dan kadar albumin. Kadar kromium dalam urin diukur menggunakan metode metode Atomic Absorption Spectrometry (AAS) dengan teknik pembakaran (flame, FAAS) dan kadar albumin dalam urin di ukur dengan cara immunoturbidimetric assay. Nilai tengah (median) kadar kromium dalam urin pada pekerja terpajan sebesar 5 μg/L dan pada pekerja tidak terpajan juga sebesar 5 μg/L. Nilai tengah (median) kadar albumin dalam urin pada pekerja terpajan sebesar 2,5 mg/g kreatinin lebih tinggi dari kadar albumin pada pekerja tidak terpajan yaitu sebesar 1,5 mg/g kreatinin. Setiap kenaikan kadar kromium 1 μg/L terjadi kenaikan kadar albumin sebesar 3,82 mg/g kreatinin setelah dikontrol variabel riwayat diabetes, riwayat hipertensi, kebiasaan merokok, lama kerja, dan konsumsi alkohol. Hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh pajanan kromium dengan gangguan fungsi ginjal (p > 0,05).

Chromium is a heavy metal that is widely used in industrial activities. Use of chromium in the metal plating industry pose a risk to workers' health comes from exposure to chromium in the air working environment. This study aimed to analyze the relationship between chromium levels in urine levels of albumin in the urine as a biomarker of kidney damage. This study was conducted on 33 workers exposed and 33 unexposed workers with cross sectional sedain. Urine samples were taken to assess levels of chromium and albumin. Chromium levels in urine were measured using the method Atomic Absorption Spectrometry (AAS) with burning techniques (flame, FAAS) and albumin in urine is measured by means of immunoturbidimetric assay. A middle value (median) level of chromium in the urine of workers exposed at 5 g / L and the unexposed workers are also at 5 ug / L. A middle value (median) level of albumin in the urine in workers exposed at 2.5 mg / g creatinine higher than the levels of albumin in the unexposed workers is equal to 1.5 mg / g creatinine. Any increase in the chromium content of 1 ug / L occurred rising levels of 3,82 mg albumin / g creatinine after the controlled variable history of diabetes, history of hypertension, smoking habits, length of employment, and consumption of alcohol. The results of this study concluded there was an effect of chromium exposure with impaired renal function (p> 0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Putri Amalia
"Pelapisan adalah praktik pengendalian korosi yang paling umum dilakukan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan bahan pelapis yang hemat biaya dan ramah lingkungan untuk pembangunan dengan masyarakat yang berkelanjutan. Sifat penghalang grafin terutama ketika terdispersi dalam resin epoksi dapat meningkatkan ketahanan korosi logam. Grafin dapat disintesis dari limbah pertanian. Pada penelitian ini, grafin yang diturunkan dari prekursor sekam padi dan resin epoksi disintesis dengan metode pencampuran larutan untuk membuat komposit pelapis epoksi-grafin dengan sifat antikorosi. Grafin yang disintesis kemudian dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X, UV-vis spektrofotometer, Raman spektroskopi dan pemindaian energi mikroskop elektron dengan sinar-X dispersif. Hasil karakterisasi grafin tersebut menunjukkan bahwa grafin sintetis memiliki kristalinitas, jumlah lapisan grafin, derajat kecacatan yang mirip dengan grafin oksida tereduksi komersial. Sedangkan sifat antikorosi dari pelapisan dikarakterisasi dengan polarisasi potensiodinamik dan spektroskopi impedansi elektrokimia. Hasil karakterisasi sifat antikorosi menunjukkan bahwa ketahanan korosi grafin sintetis dan grafin oksida tereduksi komersial lebih baik daripada grafin komersial. Grafin hasil sintetis memiliki nilai impedansi dan laju korosi sebesar 1.77 x 105 Ω dan 0.00011 mm/tahun dan setelah perendaman selama 24 jam dalam NaCl 3.5 wt.% belum menunjukkan terjadinya delaminasi.

Coating is the most common corrosion control practice. Therefore, it is very important to find a cost-effective and environmentally friendly coating material for development with a sustainable society. The barrier properties of graphene especially when dispersed in an epoxy resin can increase the corrosion resistance of metals. Graphene can be synthesized from agricultural waste. In this study, graphene derived from rice husk precursor and epoxy resin was synthesized by the solution mixing method to make an epoxy-graphene coating composite with anticorrosion properties. The synthesized graphene was then characterized by X-ray diffraction, UV-vis spectrophotometer, Raman spectroscopy and energy scanning electron microscopy with dispersive X-rays. The results of the graphene characterization showed that synthetic graphene has a crystallinity, number of graphene layers, and degrees of defects similar to commercial reduced graphene oxide. Meanwhile, the anti-corrosion properties of the coating were characterized by potentiodynamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy. The results of the characterization of anti-corrosion properties showed that the corrosion resistance of synthesized graphene and reduced commercial graphene was better than commercial graphene. The synthesized graphene has impedance values ​​and corrosion rates of 1.77 x 105 Ω and 0.00011 mm/year and after immersion for 24 hours in 3.5 wt.% NaCl, no delamination has occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Adittya
"Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) adalah Instalasi atau Fasilitas milik PT Pertamina Patra Niaga yang berfungsi untuk melakukan kegiatan penerimaan (dari kapal, pipa, mobil tangki), penimbunan, dan penyaluran/pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (avtur dan avgas) kepada konsumen (maskapai, TNI/Polri, sekolah penerbangan). Dalam pelaksanaan inspeksi rutin pada peralatan di DPPU di PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, ditemukan bahwa 60% dari kerusakan sarana dan fasilitas yang terjadi disebabkan oleh korosi pada material baja. Apabila proses korosi dibiarkan dalam waktu yang lama akan menurunkan properties dan performa material sehingga akan menyebabkan kerusakan dan kebocoran pipa dan tangki timbun yang menimbulkan kerugian besar dari aspek manusia, lingkungan, finansial dan reputasi perusahaan. Dalam upaya mengurangi laju korosi, ditemukan bahwa 60% anggaran maintenance digunakan untuk pengecatan dan pelapisan anti korosi (coating) dimana biaya terbesar berasal dari biaya pembelian material coating. Penelitian ini fokus pada bagaimana cara mengatasi tingginya biaya coating dalam upaya mengurangi laju korosi dengan menggunakan material organik berupa serat rami (Boehmeria nivea) sebagai campuran cat dan pelapis anti korosi (coating). Pengujian yang dilakukan terhadap hasil pengecatan dengan campuran serat rami adalah pengukuran ketebalan, uji daya rekat, pull off test, dan uji ketahanan korosi. Hasil pengujian menunjukkan penambahan serat rami berpengaruh positif pada proses pengecatan dengan hasil akhir permukaan material baja yang lebih tebal dengan dibandingkan pengecatan tanpa penambahan serat rami sehingga dapat menghemat biaya pembelian material coating sebesar 25%. Selain itu, daya rekat lapisan cat yang dicampur dengan serat rami layak untuk dipakai karena cat yang terkelupas pada pengujian cross cut dan X cut tidak lebih dari 5% dan pada pull off test memenuhi persyaratan minimum. Hasil uji ketahanan korosi juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda permukaan material yang terkorosi yang mana menunjukkan efektifitas dari lapisan cat yang dicampur dengan serat rami dalam melindungi material baja.

Aircraft Refuelling Depot (DPPU) is an installation or facility owned by PT Pertamina Patra Niaga which carries out aviation (avtur and avgas) fuel receiving (from tankers, pipelines, trucks), storage operation, and distribution to consumers (airlines, air force/police, flying schools). In carrying out routine equipment inspections at the DPPU at PT Pertamina Patra Niaga, Central Java Region, it was found that 60% of equipment damage or malfunction was caused by corrosion of steel materials. If there are no special treatment to corroded material for a long time, it will reduce the properties and performance of the steel materials, so that it will lead damage and leakage of pipes and storage tanks which lead to huge losses in terms of human, environmental, and financial aspects and the company's reputation. In order to reduce the corrosion rate, it was found that 60% of the maintenance budget was used for anti-corrosion coatings where the largest cost came from the cost of purchasing coating materials. This research focuses on how to overcome the high cost of coating by using organic material from ramie fiber (Boehmeria nivea) as a mixture of anti-corrosion coating. Several examination conducted to the results of coating process with a mixture of ramie fiber were thickness measurement, adhesion test, pull off test, and corrosion resistance test. The examination results show the addition of ramie fiber give positive effect on the coating process where the surface finish of the steel material is thicker than coating without the addition of ramie fiber so it can save the cost of purchasing coating material by 25%. In addition, the adhesion of the coating layer mixed with ramie fiber is suitable for use because the coat peeling in the cross cut and X cut tests is not more than 5% and the pull off test meets the minimum requirements. The results of the corrosion resistance test also showed no signs of the surface of the material being corroded which indicates the effectiveness of the coating layer mixed with ramie fiber in protecting the steel material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>