Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Andika Setiawaty
"ABSTRAK
Studi ini menganalisis mengenai hubungan pemerintah dan pebisnis dalam merespon masalah pengangguran di Jepang. Hal ini penting mengingat negara Jepang dalam dua dekade ini menunjukkan tingkat pengangguran yang rendah dibandingkan negara lain. Kondisi ini tentu tidak dapat dicapai jika hanya diusahakan oleh satu pihak saja, yaitu pemerintah. Pemerintah mendapat bantuan dari pihak lain, seperti pebisnis yang menjadi tempat tujuan bagi para pencari kerja. Penelitian ini berargumen bahwa faktor kekuasaan antara pemerintah dan pebisnis mempengaruhi cara penanganan dalam menghadapi pengangguran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur/kajian pustaka. Metode penelitian yaitu deskriptif, digunakan untuk analisis data yang telah diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan perspektif power relations dan teori power cube oleh John Gaventa yang menjadi landasan dalam menganalisis. Menurut Gaventa untuk analisis kekuasaan memiliki ruang partisipasi dan bentuk kekuasaan. Ruang partisipasi terdiri dari ruang tertutup, ruang diundang, dan ruang diklaim atau dibuat. Bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan terlihat, kekuasaan tak terlihat, dan kekuasaan tersembunyi. Peneliti menemukan bahwa labor reform dan pemberdayaan sumber daya manusia oleh pemerintah merupakan upaya economic survival Jepang, dari stagnansi ekonomi yang telah dilalui Jepang sejak 1990-an. Berdasarkan hasil penelitian, diambil kesimpulan penurunan angka pengangguran yang lebih besar pada masa pemerintahan PM Abe dibandingkan dengan masa pemerintahan PM sebelumnya dipengaruhi oleh ruang partisipasi dan bentuk kekuasaan yang digunakan pemerintah. PM Abe tidak hanya menggunakan ruang tertutup tapi juga ruang di undang, melalui pemberdayaan SDM bersama pebisnis dan memberikan ruang kerja yang besar untuk pekerja non reguler dan wanita. Sedangkan bentuk kekuasaan, PM Abe menggunakan kekuasaan terlihat, yaitu kekuasaannya sebagai PM Jepang dan kekuasaan tak terlihat, yaitu merubah pandangan masyarakat mengenai peran wanita dan pria di Jepang secara perlahan. Keberhasilan strategi PM Abe dalam mengurangi pengangguran, karena kebijakan yang dibuat PM Abe memberikan keuntungan bagi kepentingan masing-masing pihak. Baik dari pihak pemerintah, pebisnis, dan masyarakat tidak ada yang dirugikan.

ABSTRACT
This study analyzes about government and business relations for responding the problem of unemployment in Japan. This is important because Japan in the past two decades shows a low unemployment rate compared to other countries. The result is not realizable if only cultivated by one party, such as government. The government gets help from others, such as business who become the destination for job seekers. This research argues that factor of power relations between government and business influences the way of handling unemployment. This research is a qualitative research, with data collection technique through literature study or literature review. Research methods is descriptive, used for data analysis that has been obtained. Furthermore, power relations perspective and power cube by John Gaventa became the foundation for analysis. According to Gaventa for power analysis has space of participation and form of power. The space for participation consists of closed spaces, invited space, and claimed or created space. The form of power, consists of visible power, invisible power, and hidden power. Researchers found that labor reform and empowerment of human resources by the government is Japan 39 s economic survival effort, from the economic stagnation that Japan has passed since the 1990s. Based on the results, it concluded that decrease in the greater unemployment rate during the regime of Abe compared to the previous Prime Minister administration was influenced by the space of participation and the form of power used by the government. PM Abe not only uses the closed space but also the invited space, through empowering human resources with business and providing large work space for non regular workers and women. As for the form of power, Prime Minister Abe used his visible power, power as the prime minister of Japan and invisible power, that slowly change society 39 s view about the role of women and men in Japan. The success of Prime Minister Abe 39 s strategy in reducing unemployment, because the policies made by PM Abe provide benefits for each party 39 s interests. Both from the government, businessmen, and society no one got harmed."
2018
T50150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Worre, Eric
Surabaya: MIC Publishing, 2014
658.872 WOR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsen Ta Moan
"Indonesia merupakan salah satu negara yang terdapat banyak masyarakat etnis Tionghoa. Di wilayah JABODETABEK, banyak keturunan Tionghoa melakukan bisnis. Bisnis barang merepresentasikan identitas orang Tionghoa sebagai pedagang. Topik dari penelitian ini adalah pemakaian kata “bos” yang ditujukan kepada pebisnis Tionghoa yang merupakan penelitian di bidang bahasa, budaya, dan sosial. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apa saja jenis usaha dagang pebisnis Tionghoa di JABODETABEK, bagaimana hubungan sosial antara penyapa dengan orang yang disapa “bos”, dan apa makna implisit dari penyapa kepada orang yang disapa “bos”. Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai informan untuk memperoleh data yang akan dipilah menjadi data yang siap dianalisis. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Melalui analisis data, penelitian ini membuktikan bahwa sapaan “bos” terhadap pebisnis Tionghoa di JABODETABEK memiliki implikasi pada penggunaan katanya.

Indonesia is one of the countries where there are many ethnic Chinese communities. In the JABODETABEK area, many Chinese descendants do business. The goods business represents the identity of Chinese people as merchants. The topic of this study is the use of the word "boss" which is addressed to Chinese businessmen which is research in the fields of language, culture, and social. The formulation of the problem from this study is what are the types of trading businesses of Chinese businessmen in JABODETABEK, how is the social relationship between the greeter and the person called "boss", and what is the implicit meaning of the greeter to the person called "boss". Data collection is carried out by interviewing informants to obtain data that will be sorted into data that is ready to be analyzed. The research method used in this study is qualitative descriptive method. Through data analysis, this study proves that the greeting "boss" to Chinese businessmen in JABODETABEK has implications for the use of the word."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Namirah Zihniah
"Climate change merupakan isu yang sangat relevan dan mempolarisasi di Australia. Kebijakan pengurangan produksi emisi oleh perusahaan polutan di Australia, pun menjadi salah satu isu yang memecah-belah masyarakat dan parlemen. Penelitian ini membahas mengenai penyebab pergeseran kebijakan Emissions Trading Scheme (ETS) oleh Australian Labor Party menjadi kebijakan Emissions Reduction Fund (ERF) oleh the Coalition di Australia pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan konsep political exchange oleh Bruno Dente yang menggambarkan hubungan saling menguntungkan antara the Coalition (terdiri dari Partai Liberal dan Partai Nasional), terutama Partai Liberal, dengan kelompok pebisnis. Selain itu, teori policy regimes dan policy regime change oleh Carter A. Wilson juga digunakan untuk melihat hadirnya kelompok kepentingan dan tahapan dalam pergeseran kebijakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data dari studi literatur dan dari website institusi Australia yaitu Hansard. Berdasarkan temuan, political exchange antara the Coalition dan kelompok bisnis mendorong terciptanya keadaan dimana stressor/enablers, legitimacy crisis, dan power shifts terjadi. Dengan itu, the Coalition sebagai oposisi, melemahkan rezim kebijakan ETS oleh Australian Labor Party (ALP) sebagai pemerintah. The Coalition memiliki sumber daya, dan akan mengeksploitasi stresor melalui media yang dapat menciptakan momentum politik untuk mereka memenangkan pemilu. Setelah mereka memenangkan pemilu, terjadilah pergeseran kebijakan ETS oleh ALP menjadi ERF oleh the Coalition yang lolos melewati kedua majelis, House of Representatives dan Senat, dan disahkan oleh Governor General pada 27 November 2014.

Climate change is a highly relevant and polarizing issue in Australia. The policy of reducing emissions production by pollutant companies in Australia, has become one of the issues that divide society and parliament. This study discusses the causes of the shifting of the Emissions Trading Scheme (ETS) policy by the Australian Labor Party to the Emissions Reduction Fund (ERF) by the Coalition in Australia in 2014. This study used the political exchange concept by Bruno Dente which describes a mutually beneficial relationship between the Coalition (consisting of the Liberal Party and National Party), especially the Liberal Party, with business groups. In addition, Carter A. Wilson's theory of policy regimes and policy regime change was also used to see the presence of interest groups and stages in policy shifts.
This study used a qualitative approach by collecting data from literature studies and from the Australian institution's website, Hansard. Based on the findings, political exchange between the Coalition and business groups encourages the creation of conditions where stressors / enablers, legitimacy crisis, and power shifts occur. With that, the Coalition as the opposition weakens the ETS policy regime by the Australian Labor Party (ALP) as the government. The Coalition has resources, and will exploit stressors through the media which can create political momentum for them to win elections. After they won the election, there was an ETS policy shift by ALP to become an ERF by the Coalition which passed through both houses, the House of Representatives and Senate, and was approved by Governor General on November 27, 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Fadila
"Penelitian ini membahas mengenai strategi politik Vladimir Putin pada tahun 2000-2012 dengan tujuan melihat peran dari pilar-pilar pendukung kekuasaan Putin di Rusia. Teori yang digunakan didalam membahas penelitian ini adalah teori oligarki dari Jeffrey Winters. Temuan yang didapat dari adalah bahwa adanya pergeseran peran dari masing-masing kelompok di era pemerintahan Yeltsin dan Putin. Vladimir Putin berhasil mengelola ketiga kelompok yang berbeda dan membentuk sebuah oligarki penguasa yang berlandaskan kerjasama antara masing-masing kelompok yang berkepentingan untuk memperahankan kekuasaannya di Rusia.

This Research examined about Vladimir Putin's political strategy in year of 2000-2012 with aim to explain role of Putin's power pillars in Russia. Those pillars are consisting of Siloviki, United Russia Party and Russian Businessman. The Theories that applied to explore this research were Jeffrey Winter's Oligarchy. This research finds that they was shifting of roles of each groups in Yeltsin's and Putin's Era. Vladimir Putin succeeded in managing three different groups to create a ruling oligarch which stand on cooperation among interest groups to preserve his power in Russia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library