Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Riza Widyarsa
"ABSTRAK
Libanon adalah sebuah negara di Timur Tengah yang menerapkan pola patron-client dalam dinamika politik. Pola ini berjalan sejak jaman Usmani sampai pada masa pemerintahan Republik Libanon dan terns berjalan dalam memasuki abad ke-21. Di Libanon zaim (tokoh masyarakat) adalah sang patron, sementara masyarakat adalah para client. Kepemimpinan zaim (jamak: zuama') di Libman sangat dominan pada masa terbentuknya Republik Libanon pada tahun 1943, perang saudara dan pada pemilu parlementer. Ini menunjukkan bahwa pola patron-client yang feodal, dapat eksis pada sebuah negara dan masyarakat yang telah mengadopsi ideologi republik.
Metode yang diterapkan dalam penulisan tesis ini adalah metode studi kasus. Di mana tesis ini hanya menjelaskan pola patron-client di Libanon. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi pustaka.
Pola patron-client dapat tetap berjalan di Libanon, karena pola ini adalah sebuah pola yang 'nail?. Pola patron-client dapat memasuki dan 'berasimilasi' dengan sistem republik. Zuama' juga dipandang sebagai pengikat sebuah komunitas, tidak hanya sekedar pemimpin komunitas. Sistem patriarchal yang telah membudaya di Libanon selama berabad-abad juga menjadi penyebab mengapa pola patron-client tetap berjalan di Libanon. Zuama' dipandang sebagai sang ayah dan provider, yang otoritasnya tidak dapat diganggu gugat oleh komunitas. Namun dengan berjalannya waktu, kekuasaan zuama' tergeser dengan naiknya pamor politisi-politisi non-zuama', khususnya dari warga Syiah. Hal ini dikarenakan zuama' tidak dapat memberikan sesuatu kepada komunitas, khususnya warga Syiah.

ABSTRACT
Lebanon is a country in the Middle East that's still use patron-client relationships in her political dynamics. Patron-client relationships in Lebanon have existed since the Ottoman time up to the present time. In Lebanon zuama' (community leaders) act as the patrons, while the clients are the rest of the populations. Zaim or zuama' (p1.) have been very dominant during the establishment of the republic in 1943, civil wars, and parliamentary elections. It shows that, even though patron-client system is feudal in nature, it has survived in a country which adopting republican system of government.
The method use for this thesis is a study case method. Since this thesis is concentrate in explaining patron-clients patterns in Lebanon. Researched for this thesis was done through library researches.
Patron-client patterns still exist in Lebanon because of its 'fluidity'. It can 'penetrate' and 'assimilate' with the republican system. As for the community, zuama' are seen as someone who holds the community together, not only as a mere leader. Patriarchal system in Lebanon, which had become a part of the local culture, had contributed to the existence of patron-clients patterns. Zaim is seen as the father and the provider of the community with unquestioned authority. However, as the time moves on, the authority of zuama' had been challenged by non-zuama' politicians, especially among the Shi'a community. These changes occur because some zuama' are unable to fulfill the needs of their communities.
"
2007
T20729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Naomi Nandatya Massardi
"ABSTRAK
Tidak hanya menjual suara, tubuh seksi dan goyangan erotis menjadi tuntutan bagi perempuan penyanyi dangdut Indonesia untuk kepentingan komersialisasi. Studi-studi terdahulu, menemukan bahwa tuntutan erotisme dan seksualitas didorong oleh pasar musik dangdut dan relasi manajemen dengan penyanyi dangdut.
Peneliti melihat bahwa ada peran yang juga signifikan yaitu aktor pencari bakat (middleman) dalam menciptakan opresi erotisme melalui relasi patron-klien dengan penyanyi dangdut. Pemaksaan yang dilakukan aktor pencari bakat dilanggengkan dengan konstruksi peran gender perempuan di Indonesia yang masih dianggap sebagai obyek hiburan dan sasaran opresi gender melalui pemanfaatan gambaran kecantikan, kepasifan, serta ketidakberdayaan perempuan dalam figur penyanyi dangdut.
Argumen peneliti adalah middleman memanfaatkan relasi patriarkis yang kuat melalui hubungan keluarga dengan penyanyi dangdut dalam relasi patron-klien yang unik. Middleman, berbeda dengan manajemen, secara personal memiliki relasi kekuasaan dalam proses kekerasan seksual terhadap penyanyi dangdut baik sebagai mucikari atau pelaku sendiri. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif, dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan melakukan observasi partisipatoris pada perempuan penyanyi dangdut Semarang serta studi kasus. Ditemukan bahwa relasi kekuasaan merupakan akar yang mewujudkan kekerasan seksual terhadap perempuan dalam hubungan keluarga dengan middleman.

ABSTRACT
Not only offering voices, sexy bodies and erotic swaying became a demand for Indonesian dangdut singers for commercialization. Previous studies found that demands for eroticism and sexuality were driven by the dangdut music market and management relations with dangdut singers.
Researchers see that there is also a significant role, namely the talent scout actor (middleman) in creating oppression of eroticism through patron-client relations with dangdut singers. Coercion by talent actors is perpetuated by the construction of the role of womens gender in Indonesia which is still considered as an entertainment object and the target of gender oppression using images of beauty, passivity and powerlessness of women in dangdut singer figures.
The researchers argument is that middleman uses strong patriarchal relations through family relationships with dangdut singers in unique patron-client relations. Middleman, in contrast to management, personally has power relations in the process of sexual violence against dangdut singers either as pimps or perpetrators themselves. The research approach used in the study was qualitative, with the method of collecting data in the form of in-depth interviews and conducting participatory observations on women from Semarang dangdut singers and case studies. It was found that the relation of power is the root that manifests sexual violence against women in family relations with middleman.
"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library