Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arriz Akbar
"Sudah banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui keamanan penggunaan pestisida dengan munculnya penyakit pada petani. Seorang petani wanita usia 52 tahun menderita penyakit Parkinson setelah bekerja selama 27 tahun dengan menggunakan herbisida paraquat. Tulisan ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban tentang dampak paparan paraquat pada kejadian Parkinson pada petani melalui laporan kasus berbasis bukti yang berasal dari tinjauan literatur.
Laporan kasus ini diawali dengan metode pencarian dan pemilihan artikel dari PubMed, ProQuest, dan Cochrane Library untuk menjawab pertanyaan penelitian. Proses pencarian artikel menggunakan kata kunci "Paraquat dan Parkinson dan Petani". Pemilihan artikel dilakukan dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Pada pencarian awal didapatkan 35 artikel, setelah melalui proses seleksi, maka dipilih tiga artikel dari tinjauan sistematis meta-analisis untuk ditelaah.
Artikel dari Tangamornsuksan dan Vaccari menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara paparan paraquat dengan kejadian munculnya penyakit Parkinson, dengan nilai pooled OR sebesar 1,70 dan 1,24. Adapun artikel dari Yan menunjukkan bahwa lamanya paparan pestisida juga akan meningkatkan risiko Parkinson. Dimana durasi paparan selama 5 dan 10 tahun menggunakan pestisida akan meningkatkan risiko Parkinson dari 5% menjadi 11%. Semua penelitian yang diambil menerapkan validasi untuk mengurangi efek bias, heterogenitas atau metode statistik yang tidak memadai.
Berdasarkan hasil laporan kasus berbasis bukti ini, menunjukkan bahwa studi epidemiologis yang diambil dapat membuktikan bahwa kemungkinan penyakit Parkinson pada petani ini disebabkan oleh paparan paraquat.

Many studies have been carried out to assess the safety of the widespread use of pesticides in agriculture with diseases in farmers. A 52-year-old female farmer suffered Parkinson's after working 27 years using paraquat herbicide. This study was conducted to obtain answers about the impact of paraquat exposure on the incidence of Parkinson's in farmers through evidence-based case reports (EBCR) derived from a literature review.
The review was conducted through the search and selection method of articles in PubMed, ProQuest, and Cochrane Library to answer research questions. The article search process used the keywords "paraquat AND Parkinson AND farmer". Article selection was carried out using predetermined inclusion and exclusion criteria. In the initial search, 35 articles were retrieved and through the selection process three articles of the meta-analysis systematic review were selected.
Selected articles from Tangamornsuksan and Vaccari show a statistically significant association between paraquat exposure and the incidence of Parkinson's disease (PD) in workers, with a pooled OR of 1.70 and 1.24. Meanwhile, Yan's study shows that duration of exposure to pesticides increases the risk of PD. The result showed a 5 and 10 years of duration exposure to pesticide were associated with a 5% and 11% augment in the risk of PD. All studies applied validation to reduce bias and heterogeneity effects or inadequate statistical methods.
Based on the results of this evidence-based case report, it shows that the epidemiological studies taken can prove the possibility that Parkinson's disease in this farmer is caused by exposure to paraquat.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulnovri
"Carbon Steel API 5L Grade, SUS 316L Austenite Stainless Steel dan Titanium Grade 2 merupakan material yang umum digunakan dalam perancangan peralatan di industri kimia. Seperti halnya dengan plant untuk memproduksi paraquat dichloride material ini juga digunakan, akan tetapi material ini sering mengalami kerusakan diakibatkan karena terjadinya korosi merata dan pitting. Pengujian korosi menggunakan fluida yang mendekati umumnya proses yang dilakukan di plant paraquat dichloride. Pengujian dilakukan dengan variasi konsentrasi Paraquat dichloride dan air, dengan konsentrasi paraquat dichloride 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% menggunakan metode uji polarisasi anodik cyclic.
Pengujian mendapatkan hasil bahwa terjadinya penurunan ketahanan pitting potensial (Epit) dan potensial proteksi (Eprot)ketika konsentrasi paraquat dichloride dinaikan atau pH diturunkan. Arus korosi (Icor) dan laju korosi mengalami kenaikan ketika konsentrasi paraquat dichloride dinaikan. Ketahanan korosi merata dan pitting serta laju korosi pada Titanium Grade 2 lebih baik dibandingkan dengan SUS 316L Austenite Stainless Steel.Carbon Steel API 5L Grade B memiliki laju korosi sangat besar sehingga tidak bisa digunakan sebagai material kontak dengan paraquat dichloride.

Carbon Steel API 5L Grade B, SUS 316L Austenite Stainless Steel and Titanium Grade 2 are common materials which used commercially for equipment design at chemicals industries. Production plant which produced paraquat dichloride also uses these materials, but these materials often get damage due to uniform and pitting corrosion. Corrosion testing uses fluid nearly with paraquat dichloride solution in paraquat dichloride manufacturer. The testing fluid consist of several condition which comparison between paraquat dichloride and water are 5%, 10%, 15%, 20%, 25% and 30% use polarization anodic cyclic testing method.
Result of testing method showed that there are decreasing of pitting potential resistivity (Epit), protected potential (Eprot) and increasing corrosion current (Icor) and corrosion rate when paraquat dichloride concentration are increased. uniform and pitting resistivity at Titanium Grade 2 better than SUS 316L Austenite Stainless Steel. Corrosion rate Titanium Grade 2 lower than SUS 316L Austenite Stainless Steel. Carbon Steel API 5L Grade B have corrosion rate very high, this material cannot use as contacted materials with paraquat dichloride.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30421
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Kumala Dewi
"Latar Belakang. Di Indonesia pamquat tergolong ke dalam pestisida terbatas dalam hal pemakaiannya, pada praktek di lapangan tidak ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan paraquar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan paru restriksi dan keluhan pernapasan pada pekerja penyemprot, intensitas pajanan paraquat pada pekerja penyemprot, hubungan antara karakteristik demografi/pekerjaan dengan gangguan pada restriksi dan keluhan pernapasan.
Metode. Disain potong lintang untuk mengetahui prevalensi gangguan pam restriksi dan keluhan pernapasan. Pcngumpulan data dengan kuesioner, wawancara, pemeriksaan fisis, dan spirometri.
Hasil. Jumlah responden adalah 138 orang, prevalensi gangguan pada restriksi sebesar 7,24% dan prevalensi keluhan saluran pernapasan pada penelitian ini ditemukan sebesar l5,22%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pada restriksi (Cl 95% l,l I-73,l2), respondcn dengan masa kerja 213 bulan memiiiki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan.
Kesimpulan. Terdapat hubungan asosiasi kuat antara masa kerja dengan gangguan paru restriksi, responden dcngun masa kerja 213 bulan memiliki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan dan terdapat pajanan dengan intensitas tinggi di semua responden dengan skor 24.

Objective of study. In Indonesia, paraquar was used as pesticide, but practically in field, there is no sufficient supervision in way or dose the use of it. This study was conducted to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints, intensity of exposure par-aqua! at spraymen and relationship between characteristic worker's demographic and restriction of lung function and breathing complaints.
Method. This study used cross sectional design to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints in sprayrnen of palm oil plantation. The location of study is palm oil plantation at South Kalimantan, on January-July 2011. I used primary data collected by questionnaire and interview. The collected data was demographic data, a11d educational background, historical job, physical examination, and spirometry examination. Variable independent analyzed were sosiodemographic characteristic (age, sex, education, nutritional status, smoking behavior, exercise behavior), and job characteristic (tenure, spraymen, respirator personal protection equipment, worker sertification, and management system).
Result. The respondent were 138, with prevalence of restrictive lung disorder 7,24% and no obstructive lung disorder. Complaints of respiration tract in this study was l5,22%. In this study, I find relationship between tenure and restrictive lung disorder (CI 95% l,,l-73,l2), respondent with tenure after 13 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months.
Conclusion. This study found strong association between tenure and restrictive lung disorder. Respondent with tenure after I3 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months and the intensity exposure of paraquar was high with score 24 in all respondent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Degradasi fotokatalitik paraquat diklorida menggunakan fotokatalis magnetik Fe3O4/SiO2/TiO2 telah berhasil dilakukan untuk pertama kali di Indonesia. Paraquat diklorida merupakan salah satu pestisida yang digunakan dalam industri perkebunan kelapa sawit. Paraquat memiliki sifat tidak mudah terhidrolisis, resisten terhadap degradasi mikroba, dan karenanya mempunyai potensi mencemari air tanah di sekitar perkebunan serta berbahaya apabila terpapar pada makhluk hidup. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan aktivitas katalitik degradasi paraquat, digunakan fotokatalis magnetik Fe3O4/SiO2/TiO2 dengan keunggulan seperti mudah dipisahkan setelah digunakan dan memiliki sifat fotoaktif yang baik. Fotokatalis magnetik Fe3O4/SiO2/TiO2 (2:1:3) yang digunakan, dikarakterisasi menggunakan SEM - EDX, FTIR, XRD, dan UV Vis DRS. Analisis menggunakan SEM - EDX memperlihatkan morfologi dari komposit yang didomonasi oleh agregasi mikropartikel dengan komposisi Fe3O4/SiO2/TiO2 (1,04 : 1 : 1,68). Karakterisasi fotokatalis dengan FTIR sebelum dan setelah digunakan untuk reaksi degradasi paraquat menunjukkan bahwa puncak serapan vibrasi ikatan Fe - O, Ti - O - Ti, Si - O - Si, Si - O - Ti tetap dipertahankan keberadaannya, yang menandakan tidak adanya kerusakan yang berarti pada penyusun komposit adalah Fe3O4/SiO2/TiO2 selama pemakaian. Demikian juga hasil analisis XRD fotokatalis sebelum dan setelah pemakaian untuk degradasi menunjukkan bahwa ciri kristal TiO2 anatase, rutil, dan Fe3O4 magnetit tetap dipertahankan. Dari pengukuran band gap menggunakan UV-Vis DRS didapatkan hasil band gap TiO2 sebelum dan setelah digunakan adalah 3,21 dan 3,32 eV. Hasil uji fotokatalisis paraquat selama 4 jam menghasilkan penurunan konsentrasi paraquat sebesar 56%. Sedangkan uji fotolisis dan adsorpsi untuk paraquat tidak menunjukkan penurunan konsentrasi yang berarti. Pola spektrum UV Vis degradasi paraquat selama 15 jam menunjukkan terdapat pola serapan baru pada panjang gelombang 228 nm yang diindikasi merupakan nilai serapan dari senyawa intermediet yang terbentuk. Pola penurunan konsentrasi TOC dan paraquat juga mengindikasikan adanya senyawa intermediet. Uji identifikasi adanya senyawa intermediet menggunakan instrumen MS/MS mengindikasikan terdapat senyawa 4- karboksi-1 metil piridinium klorida sebagai senyawa intermediet hasil degradasi paraquat selama 15 jam.

Photocatalytic degradation of paraquat dichloride using magnetic Fe3O4/SiO2/TiO2 composite has been successfully conducted. Paraquat dichloride is one of pesticides used in the palm plantation. Paraquat is not easily hydrolyzed, resistant to microbial degradation, and therefore have potential to contaminate ground water nearby the palm plantation, and it is dangerous if exposed to a living things. In order to eliminate paraquat from the contaminated water by photocatalytic degradation, the magnetically separable Fe3O4/SiO2/TiO2 composite (with the formula raito of Fe3O4:SiO2:TiO2 is 2:1:3) was used. The Fe3O4/SiO2/TiO2 composite, was characterized by SEM- EDX which showed that the morphology of composite dominated by the aggregation of microparticles, where as the elemental composition ratio of Fe3O4:SiO2:TiO2 is 1.04:1:1.68. The photocatalyst before and after being used for paraquat degradation was subjected to FTIR, XRD, and UV Vis DRS measurements. FTIR characterization indicated that peaks absorption spectra correspond to vibration of Fe- O, Ti- O-Ti, Si-O- Si, and Si- O-Ti were relatively unchanged. In addition, XRD analysis also indicated that no significant change in diffraction pattern corresponding to rutile, anatase, and magnetite phase. Similar trend was also observed in their UV-Vis DRS spectra. These evidence indicate that no significant damage of the composite during photocatalytic process. The photocatalytic degradation of paraquat for 4 hours resulted decreasing paraquat concentration up to 56%. While the adsorption and photolysis of paraquat did not show significant decrease in the paraquat concentration. UV Vis spectral pattern of paraquat during 15 hours show a gradual changes, which are absorption peak at 257 nm disappear, while a new absorption peak at a wavelength of 228 nm occured, indicating the formation of intermediate compound. The decline pattern of Total Organic Carbon (TOC) was observed slower than that of paraquat concentration, give further indication of intermediate compound formation. The occurence of 4-carboxyl-1-methyl pyridinium chloride as intermediate compound was confirmed based on MS/MS analysis of treated water, after being photocatalytically degraded for 15 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Delly Apriyarni
"Peningkatan DNA adduct yaitu 8-OHdG dipengaruhi oleh adanya xenobiotik yang bersifat toksik dan karsinogenik. Xenobiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah paraquat diklorida sebagaimana diketahui paraquat diklorida merupakan pestisida golongan II berdasarkan WHO yang memikili efek berbahaya karena dapat menyebabkan mutasi gen sehingga berdampak karsinogenik. Penambahan ion logam Cu(II) dan Ni(II) sebagai media yang dapat berekasi dengan hidrogen peroksida untuk mengahasilkan reaksi Fenton. Rekasi fenton akan menghasilkan hidroksil radikal yang dapat menyebabkan peningkatan stress oksidatif sehingga menghasilkan rekatif oksigen spesies (ROS) yang berakibat pada mutasi DNA.
Pada penelitian ini baik secara in vitro maupun in vivo diperoleh hasil bahwa dengan penambahan dua ion logam, Cu(II) dan Ni(II), menghasilkan efek yang supresif, artinya nilai konsentrasi 8-OHdG yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai masing-masing logam. Hal itu disebabkan ion logam Ni(II) akan menekan oksidasi DNA sehingga oksidasi DNA dengan ion logam Cu(II) akan terganggu. 8-OHdG terbanyak diperoleh dengan pencampuran paraquat diklorida dan ion logam Cu(II). Kajian in viro ini menggunakan kondisi inkubasi pada suhu 370C mewakili kondisi tubuh dan pH 7,4 serta 8,4 dengan waktu inkubasi 24 jam dan 6 jam. Diperoleh untuk kadar 8-OHdG dari ion logam Cu(II) dan paraquat diklorida sebesar 101,48 ppb dan 134,60 ppb. Sedangkan nilai kadar urin dan serum dari proses in vivo hari 14 dan 28 adalah 6,76 ppb& 3,48 ppb dan 1,22 ppb dan 0,76 ppb.

Increased DNA adduct, which is 8-OHdG is influenced by the presence of xenobiotics which are toxic and carcinogenic. Xenobiotics used in this study are paraquat dichloride, known as paraquat dichloride, a group II pesticide based on WHO which has a dangerous effect because it can cause gene mutations, so it has a carcinogenic impact. Adding Cu(II) and Ni(II) metal ions as a medium can reject hydrogen peroxide to produce Fenton reactions. Fenton's reaction will produce radical hydroxyl, which can cause an increase in oxidative stress to have oxygen species (ROS), resulting in DNA mutations.
In this study, both in vitro and in vivo obtained the result that the addition of two metals, Cu(II) and Ni(II) ions, produced a suppressive effect, meaning that the 8-OHdG concentration value obtained was smaller than the respective values metal. That is because Ni(II) metal ions will suppress DNA oxidation, so DNA oxidation with Cu(II) metal will be disrupted. 8-OHdG is obtained by mixing paraquat dichloride and Cu(II). In vitro study uses incubation conditions at 370C, representing the condition of the body and pH of 7.4 and 8.4 with an incubation time of 24 hours and 6 hours. They obtained 8-OHdG levels of Cu(II) metal ions and paraquat dichloride of 101.48 ppb and 134.60 ppb. While the concentration of urine and serum from in Vivo process days 14 and 28 is 6.76 ppb & 3.48 ppb and 1.22 ppb and 0.76 ppb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Ricardo M.T.
"Studi degradasi fotokatalitik paraquat diklorida menggunakan fotokatalis magnetik Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 menjadi perhatian dalam masalah pencemaran lingkungan, misalnya kontaminasi air tanah oleh herbisida. Herbisida jenis paraquat ini sangat berbahaya dalam lingkungan khususnya daerah perkebunan kelapa sawit dimana senyawa ini dapat mencemari air tanah. Fototakalis magnetik Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 dipreparasi dengan menggunakan metode heteroaglomerasi. Komposit Fe3O4/TiO2 dipreparasi dengan rasio berat 1:1 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 dengan rasio berat 2:1:3. Keunggulan dari komposit Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 yaitu memiliki sifat fotoaktif yang cukup baik dan mudah untuk dipisahkan dari air yang diolah. Karakterisasi komposit dilakukan dengan instrumentasi SEM-EDX, FT-IR, UV-VIS DRS, danVSM. Pengujian fotokatalis magnetik Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 untuk degradasi senyawa paraquat diklorida telah berhasil dilakukan. Hasil uji degradasi paraquat diklorida menggunakan komposit Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 pada reaktor batch dengan dosis katalis 1 g/L menghasilkan penurunan paraquat diklorida masing-masing sebesar 41% dan 85% dalam rentang waktu sampai 240 menit pada kondisi pH=6. Sedangkan pada reaktor alir kecil dengan dosis katalis 1 g/L dan masing-masing memiliki %degradasi sebesar 32% dan 71% dan pada reaktor alir besar dengan dosis 0,2 g/L masing-masing sebesar 7% dan 14% dalam retang waktu sampai 6 jam. Studi kinetika dari proses degradasi paraquat diklorida (sistem heterogen) mengikuti orde-satu pseudo, nilai konstanta kecepatan yang dihasilkan pada proses degradasi paraquat diklorida menggunakan komposit Fe3O4/TiO2 dan Fe3O4/SiO2/TiO2 adalah sebesar 0,153 Jam-1 dan 0,54 Jam-1 dengan waktu paruh yang paling cepat masing-masing sebesar 4,53 jam dan 1,286 jam. Sedangkan menggunakan reaktor alir kecil memiliki nilai konstanta kecepatan masing-masing komposit adalah 0,057 Jam-1 dan 0,207 Jam-1 dengan waktu paruh masing-masing 12,16 jam dan 3,348 jam dan untuk reaktor alir besar nilai konstanta kecepatan masing-masing komposit adalah 0,007 Jam-1 dan 0,0132 Jam-1 dengan waktu paruh masing-masing 99,021 jam dan 52,51 jam.

Study on the degradation of paraquat dichloride by using photocatalytic magnetic Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2 attracted attention in environmental pollution problems, including on the contamination of ground water by herbicide. Paraquat, one type of herbicide, which is being used in the palm oil plantation area may lead to a ground water contamination. Photocatalytic magnetic Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2 were prepared by using the heteroaglomeration method. Whre, the Fe3O4/TiO2 composite were prepared by the mass ratio of 1:1 and Fe3O4/SiO2/TiO2 with mass ratio of 2:1:3. Advantages of the composite Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2 are having the nature of quite good fotoactive and easy to recollect from the treated water, due to its magnetic properties. Composite characterizations were conducted by SEM-EDX, FT-IR, UV-VIS DRS, and VSM. Photocatalytic activity examination of the magnetic photocatalytic Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2, were carried out toward water containing paraquat dichloride. The results of the degradation experiments by using Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2 in the batch reactor with 1 g/L of catalyst dose, for the 240 minutes, at pH=6, showed that of paraquat dichloride can be eliminated as much as 41% and 85% , respectiveley. While in the small flow reactor with a dose of 1g/L catalyst paraquat can be eliminated as much as 32% and 71% respectively. While for the big flow reactor with a dose of 0,2 g/L paraquat dichloride can be eliminated only 7% and 14%, respectivelye. Kinetic study of the (heterogeneous) batch process indicated the pseudo-1st-order, with the apparent rate constant of the degradation of paraquat dichloride using composite Fe3O4/TiO2 and Fe3O4/SiO2/TiO2 were 0,153 h-1 and 0,54 h-1 and fastest half-life 4,53 h and 1,286 h, respectivelye. While when using a small flow reactor the value of the apparent rate constant of each composite was 0,057 h-1 and 0,207 h-1 with a half-life of each 12,16 h and 51,286 h respectivelye. For the big flow reactor the value of the apparent rate constant of each composite was 0,007 h-1 and 00132 h-1 with a half-life of each 99,021h and 52,51h respectivelye.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Syuja
"Studi ini bertujuan untuk mendeteksi terbentuknya DNA adduct 8-OHdG (8-hidroksi-2’-deoksiguanosin) yang merupakan salah satu biomarker dari kerusakan DNA dan mengkonfirmasi adanya efek sinergis antara paparan xenobiotik parakuat diklorida dengan logam berat seperti besi(II) dan timbal(II). Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan salah satu basa DNA (2’-deoksiguanosin), dengan H2O2, parakuat diklorida, Fe(II) dan Pb(II) melalui reaksi fenton dan fenton-like. Setiap sampel diberikan perlakuan dan kondisi yang sama yaitu pada variasi pH 7,4 dan 8,4 dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Analisa pembentukan 8-OHdG dalam sampel dilakukan menggunakan instrument HPLC fasa terbalik dengan detektor uv-vis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa parakuat dapat berinteraksi dengan basa 2-deoxyguanosine dan menginduksi pembentukan 8-OHdG. Logam Fe(II) dan Pb(II) memberikan efek yang sinergis dengan parakuat diklorida, hal ini dibuktikan dengan bertambahnya nilai konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk ketika ditambahkan logam tersebut. Paparan parakuat diklorida, Fe(II) dan Pb(II) berkontribusi pada pembentukan ROS dan mengarah ke tingkat pembentukan 8-OHdG yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi pH juga mempengaruhi pembentukan 8-OHdG. Hal ini dibuktikan dengan nilai konsentrasi 8-OHdG yang lebih tinggi pada sampel yang memiliki pH 8.4 dibandingkan pH 7.4. Dalam studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley yang diberikan paparan parkuat diklorida, Pb(II) dan Fe(II) melalui rute ingesti (oral) selama 28 hari. Kemudian sampel urin dan serum diambil setiap minggu dan dilakukan analisis pembentukan 8-OHdG menggunakan ELISA KIT dan LC-MS.

This study aims to detect the formation of DNA adduct 8-OHdG (8- hydroxy-2’-deoxyguanosine), one of the biomarkers of DNA damage, and to confirm the synergistic effect of xenobiotic exposure of paraquat dichloride and heavy metals such as Fe(II) and Pb(II). This in vitro study was done by reacting one of the bases in DNA (i.e., 2’-deoxyguanosine) with H2O2, paraquat dichloride, Fe(II), and Pb(II) through  Fenton and Fenton-like reactions. Each sample was treated equally in the same condition, namely the variations of ph 7.4 and 8.4, and was incubated for 24 hours at a temperature of 370C. The 8-OHdG formation analysis was made using reverse-phase HPLC with a uv-vis detector. The mobile phase in this study was the buffer solution of natrium phosphate 10 mM pH 6.7 with methanol. This study found that paraquat can interact with base 2’-deoxyguanosine and induce the formation of 8-OHdG.  Fe(II) and Pb(II) exhibited a synergistic effect with paraquat dichloride, as indicated by the increase in 8-OHdG concentration when the metals were added. This study showed that paraquat dichloride, Fe(II), and Pb(II) contribute to the formation of ROS and lead to formation of higher 8-OHdG concentrations. In addition, pH level also appears to affect the 8-OHdG formation, proven by the higher 8-OHdG concentration in samples with pH 8.4 when compared to samples with pH 7.4. In an in vivo study, a group of white rats (Rattus Norvegicus) of the Sprague Dawley strain were exposed to paraquat dichloride, Pb(II) and Fe(II) via the ingestion (oral) route for 28 days. Then urine and serum were taken every week and analyzed for the formation of 8-OHdG using ELISA KIT and LC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library