Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Vina Noya
"Perkembangan transaksi keuangan dengan dibantu dengan kemajuan teknologi di dunia menjadikan sistem keuangan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, tunai dan non tunai. Adanya kemajuan teknologi diharapkan dapat menggantikan fungsi uang sebagai alat atau media dalam sistem pembayaran. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan data dari Bank Indonesia dan lembaga sistem pembayaran dunia yang menyatakan bahwa masyarakat di Indonesia masih lebih menyukai transaksi tunai melalui penggunaan uang kartal untuk mendukung transaksi keuangan sehari-hari.  Di tahun 2018 sebanyak 55% transaksi keuangan di Indonesia masih menggunakan sistem pembayaran tunai dibandingkan dengan sistem pembayaran non tunai. Bank Indonesia sebagai lembaga independen di Indonesia yang bertugas untuk mengelola uang rupiah bertugas untuk mengedarkan uang kartal keseluruh Indonesia dengan jumlah yang cukup dan dapat memenuhi kebutuhan serta dalam kondisi yang layak untuk diedarkan kepada masyarakat. Dalam perjalanannya, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang dapat membantu dan juga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat menerima dan mengkonsumsi uang layak edar dengan menerbitkan peraturan Bank Indonesia, salah satunya adalah PBI No.18/9/PBI/2016 tentang Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pada posisi berapa Bank Indonesia mencapai titik keseimbangan mengedarkan uang kepada masyarakat dan perbankan (outflow) agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menggunakan persamaan simultan. Permintaan masyarakat akan uang dilihat dari jumlah aliran uang yang berasal dari masyarakat dan perbankan dan selanjutnya masuk ke Bank Indonesia (inflow). Penelitian ini melibatkan 21 provinsi yang ada di Indonesia dalam kurun waktu 2015 Q1 – 2018 Q4. Implementasi Peraturan Bank Indonesia yang dikeluarkan di tahun 2016 (PBI No.18/9/PBI/2016) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan outflow dan inflow uang Bank Indonesia.

The development of financial transactions with help of technological advances in the world makes the financial system of public can be done in various ways, cash and non cash. The existence of technological advancement   is expected to replace the function of money as a tool or media in payment system. However, this is not in line with with data from Bank Indonesia and the world payment system agency which states that people in Indonesia still prefer cash transactions through the use pf currency to support daily financial transactions in 2018 as many as 55% of financial transactions in Indonesia still use the cash payment system compared to the non cash payment system. Bank Indonesia as an independent institution in Indonesia which is in charge to managing rupiah money has the duty to circulate currency throught Indonesia with sufficient amount and can fulfill needs and in conditions that are suitable for circulation to the public. In its way, Bank Indonesia  issued a regulation that can help and also make it easier for the public  to be able to receive and consume decent money by issuing Bank Indonesia regulations, one of  PBI No.18/9/PBI/2016 concerning supervision of Payment and Money Management System   of Rupiah. This study aims to look at what position Bank Indonesia reaches the balance point of circulating money to the public and banks (outflow) in order to meet needs of the community by using simultaneous equations. Community demand for money is seen from the amount of money flowing from the community and the Banking sector and the enterin to Bank Indonesia (inflow). This study involved 21 provinces in Indonesia in the periode 2015 Q1 until 2018 Q4. Implementation of Bank Indonesia Regulations issued in 2016 (PBI No.18/9/PBI/2016) has a significant influence on the balance of outflow and inflow of money."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Saputra
"Latar Belakang: Akses vaskular (AVF) adalah jalur kehidupan bagi pasien hemodialis jangka panjang dan merupakan pilihan utama. Nyatanya kegagalan maturasi AVF yang tinggi merupakan masalah bagi pasien penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Penilaian faktor prediktor kegagalan maturasi yang mudah digunakan memberi informasi prediksi dalam menentukan prognosa. Sistem penilaian ini mencoba menerjemahkan faktor inflow, outflow dan conduit (IOC) menjadi angka yang membantu menilai secara kuantitatif hasil akhir resiko maturasi. Penelitian ini bertujuan untukmenggabungkan penilaian IOC untuk memprediksi outcome, dan mengembangkan sistem skoring IOC-Score pada prediksi maturasi AVF .
Metode: Didapatkan 177 pasien AVF brachiocephalica dengan studi kohort retrospektif pada pasien PGTA sepanjang tahun 2020-2021 yang memenuhi kriteria iklusi. Penilaian karakteristik pasien dan AVF memberi gambaran demografi, dan analisa regresi logistik mendapatkan kemaknaan statistik pada faktor prediktor yang signifikan.
Hasil: Delapan signifikan faktor komponen IOC: diameter arteri ³3.85mm, diameter vena ³2.45mm. Peak Systolic Velocity (PSV) arteri ³ 72.35, Volume Flow (VF) arteri ³ 72.35, VF vena ³291.9, Intima Media Thickness (IMT) <0.29, stenosis draining vein dan stenosis vena central (masing-masing 1poin). Skor IOC (maksimal 8 poin) signifikan memprediksi keberhasilan maturasi AVF (p<0.001). Skor IOC di dapatkan titik potong ³4.5 menghasilkan risk rasio 62.85 (Interval kepercayaan/CI 95%: 23.31-169.48; p<0.001) dan probabilitas 96.8% untuk skor maksimal.
Kesimpulan: Inflow, Outflow dan Conduit meningkatkan prediksi outcome pada maturasi AVF, dinyatakan dalam skor prognostic IOC yang akurat, mudah, applikatif dan terpercaya.

Background: Vascular access (AVF) as a “lifeline” on long term hemodialysis is still the primary choice. Fact there is still high rate of failure of arteriovenous fistula procedure is one of the obstacles in treatment of chronic kidney disease. Easy-to-use scoring inform physician to predict and help to decide the management. Scoring system attempts to translate inflow, outflow dan conduit (IOC) into a score, thereby allows quantification of maturation. Purpose of this study is to combine IOC factors to predict the outcome, and develop easy-to-use risk scoring system predict fistula maturation; IOC-Score.
Methods: Total 177 consecutive brachiocephalic fistulae were identified cohort retrospectively on 2020-2021. Numerous patient-and fistula-related demographics were noted. Cox regression analysis was used to identify significant factors predictive of fistula maturation, and significant variables weighted according to their hazard ratio..
Results: Eight significant factor IOC component: arterial diameter ³3.85mm, vein diameter ³2.45mm, arterial Peak Systolic Velocity (PSV) ³ 72.35, arterial Volume Flow (VF)³ 72.35, vein VF³291.9, Intima Media Thickness (IMT)<0.29, stenosis draining vein and central vein stenosis (each 1poin). The IOC-Score (maximum 8 points) significantly predict fistula maturation (p<0.001). Cut of point IOC-Score ³4.5 with risk ratio 62.85 (Confidence Interval/CI 95%: 23.31-169.48; p<0.001) dan probability 96.8% for maximum score.
Conclusion: Combination Inflow, Outflow dan Conduit improves the prognostic of outcome on fistula maturation, formulated in IOC-Score which is accurate, simple, applicable and reliable.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Irawan
"Daerah panasbumi Gunung Pancar terletak di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ditinjau dari geologi daerah Gunung Pancar ini diduga memiliki prospek panasbumi ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas dan daerah alterasi yang penyebarannya mengikuti pola patahan/sesar. Untuk memperjelas pendugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode gravitasi dan didukung oleh data geologi dan geokimia. Hasil interpretasi terpadu dapat mengindikasikan struktur bawah tanah dan sistem geothermal dengan zona upflow yang diperkirakan berada di sekitar mata air Kawah Merah dengan aliran outflow menuju manifestasi mata air Kawah Hitam. Kontras rapat massa yang terlihat sebagai kontur positif dan kontur negatif dari anomali sisa gravitasi diinterpretasikan sebagai struktur sesar yang dapat mengontrol sirkulasi fluida panas naik ke permukaan menjadi manifestasi permukaan. Pengukuran temperatur reservoir dilakukan secara langsung dengan menggunakan termometer. Temperatur manifestasi permukaan mata air Kawah Merah yang terukur adalah 70°C dengan PH 7. Daerah panasbumi ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut.

Geothermal area at Mt. Pancar is located in Bogor, West Java Province. From a geological point of view, Mt. Pancar is suspected to have a geothermal prospect, indicated by surface manifestation such as hot spring and alteration zone which is spreading following strike fault pattern. To enhance the idea,a geophysical survey using gravity method cobined by geological and geochemical data has been done. The combined interpretation result can indicated the suspected structural layers underground and a geothermal system with an upflow zone suspected around Kawah Merah hotspring and an outflow zone towards Kawah Hitam hotspring manifestation. Density contrast found as a positive and a negative contour from residual anomaly are intepreted as a fault structure which may control hot fluids circulation moving up towards surface to become surface manifestation. Temperature at surface manifestation in Kawah Merah hot spring is 70°C with 7 PH. This geothermal area is prospectful to be developed furthermore."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Saputra
"Latar Belakang: Akses vaskular (AVF) adalah jalur kehidupan bagi pasien hemodialis jangka panjang dan merupakan pilihan utama. Nyatanya kegagalan maturasi AVF yang tinggi merupakan masalah bagi pasien penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Penilaian faktor prediktor kegagalan maturasi yang mudah digunakan memberi informasi prediksi dalam menentukan prognosa.  Sistem penilaian ini mencoba menerjemahkan faktor inflow, outflow dan conduit (IOC) menjadi angka yang membantu menilai secara kuantitatif hasil akhir resiko maturasi. Penelitian ini bertujuan untukmenggabungkan penilaian IOC untuk memprediksi outcome, dan mengembangkan sistem skoring IOC-Score pada prediksi maturasi AVF.
Metode: Didapatkan 177 pasien AVF brachiocephalica dengan studi kohort retrospektif pada pasien PGTA sepanjang tahun 2020-2021 yang memenuhi kriteria iklusi. Penilaian karakteristik pasien dan AVF memberi gambaran demografi, dan analisa regresi logistik mendapatkan kemaknaan statistik pada faktor prediktor yang signifikan.
Hasil: Delapan signifikan faktor komponen IOC: diameter arteri ³3.85mm, diameter vena ³2.45mm. Peak Systolic Velocity (PSV) arteri ³ 72.35, Volume Flow (VF) arteri ³ 72.35, VF vena ³291.9, Intima Media Thickness (IMT) <0.29, stenosis draining vein dan stenosis vena central (masing-masing 1poin). Skor IOC (maksimal 8 poin) signifikan memprediksi keberhasilan maturasi AVF (p<0.001). Skor IOC di dapatkan titik potong ³4.5 menghasilkan risk rasio 62.85 (Interval kepercayaan/CI 95%: 23.31-169.48; p<0.001) dan probabilitas 96.8% untuk skor maksimal.  
Kesimpulan: Inflow, Outflow dan Conduit meningkatkan prediksi outcome pada maturasi AVF, dinyatakan dalam skor prognostic IOC yang akurat, mudah, applikatif dan terpercaya. 

Background: Vascular access (AVF) as  a “lifeline” on long term hemodialysis is still the primary choice. Fact there is still high rate of failure of arteriovenous fistula procedure is one of the obstacles in treatment of chronic kidney disease. Easy-to-use scoring inform physician to predict and help to decide the management. Scoring system attempts to translate inflow, outflow dan conduit (IOC) into a score, thereby allows quantification of maturation. Purpose of this study is to combine IOC factors to predict the outcome, and develop easy-to-use risk scoring system predict fistula maturation; IOC-Score.
Methods: Total 177 consecutive brachiocephalic fistulae were identified cohort retrospectively on 2020-2021. Numerous patient-and fistula-related demographics were noted. Cox regression analysis was used to identify significant factors predictive of fistula maturation, and significant variables weighted according to their hazard ratio.
Results: Eight significant factor IOC component: arterial diameter ³3.85mm, vein diameter  ³2.45mm, arterial Peak Systolic Velocity (PSV) ³ 72.35, arterial Volume Flow (VF)³ 72.35, vein VF³291.9, Intima Media Thickness (IMT)<0.29, stenosis draining vein and central vein stenosis (each 1poin). The IOC-Score (maximum 8 points) significantly predict fistula maturation (p<0.001). Cut of point IOC-Score ³4.5 with risk ratio 62.85 (Confidence Interval/CI 95%: 23.31-169.48; p<0.001) dan probability 96.8% for maximum score.  
Conclusion: Combination Inflow, Outflow and conduit improves the prognostic of  outcome on fistula maturation, formulated in IOC-Score which is accurate, simple, applicable and reliable. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Irawan
"

Latar belakang: Bovine jugular vein (BJV) conduit telah menggantikan fungsi homograft untuk prosedur operasi rekonstruksi right ventricle outflow tract (RVOT). Penelitan ini bertujuan melihat kesintasan jangka panjang pasien yang dilakukan rekonstruksi RVOT menggunakan BJV conduit. Metode: Total 58 BJV conduit yang dimplantasi di satu pusat jantung pada tahun 2010 hingga 2016. Karakteristik pasien serta evaluasi ekokardiografi didapatkan dari rekam medis. Peneliti melakukan analisa kesintasan terhadap luaran kardiovaskular yang terjadi. Luaran kardiovaskular berupa stenosis, regurgitasi, endokarditis serta operasi ulang. Hasil: Kesintasan selama tujuh tahun, pasien usia dibawah 24 bulan dan diatas 24 bulan terhadap luaran kardiovaskular sebesar 74,1% dan 87,1%. Usia subjek dibawah 24 bulan meningkatkan risiko terjadinya luaran kardiovaskular sebesar 1,18 kali. Kesintasan selama tujuh tahun terhadap luaran kardiovaskular untuk BJV conduit ukuran 12-14 mm dan 16-22 mm adalah 77%, dan 87%. Penggunaan ukuran 12-14 mm BJV conduit, meningkatkan kejadian luaran kardiovaskular sebanyak 1,13 kali. Kesimpulan: Usia dibawah 24 bulan dan penggunaan ukuran BJV conduit 12-14 mm yang meningkatkan risiko terjadinya luaran kardiovaskular, maka perlu dipertimbangkan operasi paliatif pada pasien agar dapat menggunakan BJV conduit yang lebih besar dikemudian hari.


Backgrounds: Bovine jugular Vein (BJV) conduit have replaced homograft function for right ventricle outflow tract (RVOT) reconstruction. This study purpose was to study long-term survival patient who undergo RVOT reconstruction with BJV conduit. Method: A total of 58 BJV conduit implanted in one heart center in 2010 until 2016. We gathered subject characteristic and echocardiography findings from medical record. We performed survival analysis based on cardiovascular events as the outcome which were stenosis, regurgitation, infective endocarditis, and re-operation. Result: The seven-year cardiovascular events were: patients less than 24 mo (74,1%), more than 24 mo (87,1%), BJV 12-14 mm in diameter (77%), 16-22 mm (87%). Age less than 24 mo and BJV conduit 12-14 mm in diameter increase risk of cardiovascular events 1,18 times and 1,13 times. Conclusion: Age less than 24 mo and BJV conduit 12-14 mm in diameter increasing risk of cardiovascular events. Thus, palliative surgery needs to be considered, allowing the use of conduit with a larger diameter. 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T57660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adry Gracio
"ABSTRAK
Setelah menikmati bonus demografi akibat peningkatan proporsi penduduk usia produktif, dunia kini menghadapi penuaan penduduk. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak penuaan penduduk terhadap arus modal internasional menggunakan regresi panel fixed-effect. Untuk memperkuat analisis, studi ini juga melakukan regresi Pooled OLS dan regresi dalam setiap benua. Hasil dari sampel 167 negara menunjukan distribusi umur signifikan berpengaruh terhadap arus modal internasional. Distribusi umur memiliki hubungan kubik dengan arus modal internasional dan hubungan tersebut konsisten di setiap benua. Sampai proporsi umur 35-39, hubungan keduanya negatif. Hubungan keduanya positif hingga antara proporsi umur 65-69 dan 70-74, lalu kembali negatif. Studi ini menyimpulkan bahwa struktur demografi memiliki dampak pada arus modal internasional dan, berlawanan dengan kepercayaan pada umumnya, penuaan penduduk mendorong terjadinya arus modal ke dalam negara tersebut.

ABSTRACT
After decades of enjoying demographic dividend due to higher share of productive age population, the world now is entering a new phase of demographic transition, the aging population. This study aims to find its impact towards international capital flow, using fixed effect panel regression. To supplement that, this study also carried out pooled OLS and regression within each continent. The result from 167 sample countries shows that age distribution has a significant impact towards international capital flow. The result shows significant ldquo humpback rdquo shape relationship between the two variable and consistent in every continent. At first, increase in age will decrease net capital outflow from a country. The trend will reverse into positive relationship at age share 35 39 year. Between the age share 65 69 and 70 74, the trend will be reversed again into negative. Two key messages learned from the study. First, population does matter for international macroeconomics variable. Second, against the common conception, aging population does not create capital flight but capital inflow."
2017
S68308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrio Wishnu Prabowo
"Latar belakang: Selama ini akses outflow vena dikenal sebagai akses yang umum digunakan dalam tindakan endovascular fistula salvage pada disfungsi FAV, hal ini didasari karena secara teknikal lebih mudah dan angka komplikasi yang rendah. Akan tetapi, pada kondisi tertentu masih dibutuhkan penggunaan akses inflow arteri untuk dapat melakukan angioplasty secara lebih optimal, misal pada kasus stenosis yang multipel atau melibatkan segmen yang panjang dari FAV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai apakah pemilihan akses inflow arteri pada terapi endovascular fistula salvage memiliki keluaran angka keberhasilan, angka patensi, dan angka komplikasi yang sama dengan akses outflow vena. Sehingga dapat membuktikan bahwa akses inflow arteri merupakan pilihan alternatif akses tindakan endovascular fistula salvage yang efektif dan aman. Metode penelitian: Studi analitik komparatif antar dua kelompok tidak berpasangan dengan mengambil total sampel 222 pasien disfungsi FAV di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUD Tangerang, RS Hermina Bekasi pada tahun 2018-2020. Analisis statistik dilakukan untuk menilai perbandingan angka keberhasilan, angka patensi dan angka komplikasi antara kelompok inflow arteri dan outflow vena Hasil penelitian: Angka keberhasilan tindakan endovascular fistula salvage untuk letak stenosis selain vena sentral adalah sebesar 87,61% pada kelompok inflow arteri dan sebesar 83,01% pada kelompok outflow vena. Angka patensi 1 tahun kelompok inflow arteri dibandingkan dengan kelompok outflow vena adalah 13,10% berbanding 8,20%. Angka komplikasi pada kelompok inflow arteri dibandingkan dengan kelompok outflow vena adalah 7,70% berbanding 6,60%. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan angka keberhasilan, angka patensi dan angka komplikasi antara kelompok akses inflow arteri dengan akses outflow vena pada tindakan endovascular fistula salvage.

Background: Vein outflow access has been well-known as the most common access used in endovascular fistula salvage procedure dor AVF dysfunction. This is due to easier technique and low complication rate. However, in some cases, artery inflow access is still necessary to obtain an optimal angioplasty, e.g in multiple stenosis case or case involving long AVF segment. This study aims to assess whether opting for artery inflow access is comparable to vein outflow access in terms of success rate, patency rate, and complication rate. Thus, proving that artery inflow is in fact an effective and safe alternative in choosing access for endovascular fistula salvage procedure. Method: This is a comparative-analytic study between two unmatched groups with a total of 222 subjects having AVF dysfunction in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUD Tangerang, and RS Hermina Bekasi in 2018-2020. Statistical analysis is performed to compare success rate, patency rate, and complication rate between artery inflow group and vein outflow group. Result: Success rate of endovascular fistula salvage procedure for stenosis location other than central vein is 87,61% in artery inflow group and 83,01% in vein outflow group. One year patency rate in artery inflow group is 13,10% while in vein outflow group, it is 8,20%. Complication rates in artery inflow and vein outflow groups are 7,70% and 6,60%, respectively. Conclusion: There is no difference in terms of success rate, patency rate, and complication rate between artery inflow access and vein outflow access groups on endovascular fistula salvage procedure."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Pratysto
"Studi ini menginvestigasi tentang pengaruh proksi keterbukaan perdagangan yaitu perdagangan per PDB dan FDI inflow & outflow per PDB terhadap pertumbuhan pendapatan riil per kapita. Studi ini menggunakan data tahun 2005-2012 di ASEAN plus six (Australia, China, India, Japan, Korea, dan New Zealand). Metode yang digunakan adalah GLS efek tetap. Hasilnya ditemukan bahwa proksi keterbukaan perdagangan yaitu perdagangan per PDB dan FDI inflow & outflow per PDB secara positif dan signifikan mempengaruhi pertumbuhan pendapatan riil per kapita.

This study investigates the impact of trade openness; trade per GDP and FDI inflow & outflow per GDP proxy to the growth of real income per capita. This study used data from 2005-2012 for 16 ASEAN members plus six countries (Australia, China, India, Japan, Korea, and New Zealand). The method used in this study is fixed effect GLS. The result shows that trade openness proxy; trade per GDP and FDI inflow & outflow per GDP positively and significantly affecting growth of real income per capita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Pratysto
"Studi ini menginvestigasi tentang pengaruh proksi keterbukaan perdagangan yaitu perdagangan per PDB dan FDI inflow & outflow per PDB terhadap pertumbuhan pendapatan riil per kapita. Studi ini menggunakan data tahun 2005-2012 di ASEAN plus six (Australia, China, India, Japan, Korea, dan New Zealand). Metode yang digunakan adalah GLS efek tetap. Hasilnya ditemukan bahwa proksi keterbukaan perdagangan yaitu perdagangan per PDB dan FDI inflow & outflow per PDB secara positif dan signifikan mempengaruhi pertumbuhan pendapatan riil per kapita.

This study investigates the impact of trade openness; trade per GDP and FDI inflow & outflow per GDP proxy to the growth of real income per capita. This study used data from 2005-2012 for 16 ASEAN members plus six countries (Australia, China, India, Japan, Korea, and New Zealand). The method used in this study is fixed effect GLS. The result shows that trade openness proxy; trade per GDP and FDI inflow & outflow per GDP positively and significantly affecting growth of real income per capita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Daerah geotermal Gunung Pancar terletak 30 km arah timur kota Bogor (Jawa
Barat). Di daerah ini terdapat 3 lokasi mataair panas masing-masing Kawah Putih,
Kawah Merah, dan Kawah Hitam. Sebagian dari mataair panas di daerah ini telah
dikembangkan untuk tempat wisata pemandian air panas. Sistem hidrotermal yang
berkaitan dengan mata air panas di daerah penelitian cukup menarik untuk diteliti
lebih lanjut. Adapun penulis menfokuskan penelitian di sekitar Kawah Merah.
Penulis melakukan survei geofisika dengan menggunakan metode DC-Resistivity
Wenner-Schlumberger dan Temperatur Dangkal (0-3 meter) dengan tujuan untuk
membuat model dua dimensi dari sistem hidrotermal di daerah penelitian.
Interpretasi secara dua dimensi data DC-Wenner-Schlumberger pada dua lintasan
pengukuran, dengan maksimum bentangan a = 10 meter dan n (maksimum) = 10,
telah berhasil menemukan lapisan yang menjadi akuifer air panas yang cukup
dangkal yaitu sekitar 5 meter. Penyebaran secara lateral dari akuifer air panas ini
juga telah diinterpretasikan dari penampang melintang hambatan-jenis pada dua
lintasan yang didukung dengan data Temperatur Dangkal. Hasil dari studi ini
menguatkan hipotesis awal bahwa pemunculan mataair panas Kawah Merah pada
daerah ini terkait dengan sistem patahan yang terdapat pada daerah ini
sebagaimana diindikasikan oleh adanya short-wave length data self-potential."
Universitas Indonesia, 2005
S28858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>