Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Gelar Rahayu
"Spiritualitas di tempat kerja merupakan sebuah paradigma baru dalam dunia bisnis. yang telah dan terus-menerus mengarahkan kehidupan para pekerja selama l0 tahun terakhir (Marques, 2005). Orang-orang tidak lagi bekerja sekedar mencari uang, namun juga menjadikannya sebagai perjalanan untuk berkembang menuju tujuan yang lebih besar. Semakin banyak orang yang menginginkan suasana kerja yang lehih humanis, lebih sederhana, lebih bermakna, dan terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi (Marques. 2005).
Terdapat banyak perdebatan dan argumen mengenai definisi spiritualitas di tempat kerja itu sendiri. baik yang menyatakan hal tersebut merupakan lawan dari agama ataupun sebagai komplementer agama. Namun intonasi yang muncul secara umum relatif sama. yaitu bahwa spiritualiias di tempat kerja memang membawa dampak yang positif bagi organisasi.
Penelitian ini berupaya untuk mendukung dan mengkonfirmasi model Milliman et al. (2003) mengenai spiritualiias di tempat kerja (workplace spirituality) dan sikap pegawai terhadap pekerjaannya (wok attitudes). menggunakan sampel yang berbeda dan lebih terstruktur. Peneliti mereplikasi (model I) dan memodifikasi model tersebut (model I1) menggunakan dimensi-dimensi perilaku sebagai warga organisasi (kepatuhan, loyalitas, parlisipasi) sebagai variabel endogen dari dimensi spirtualitas di tempat kerja (pekerjaan yang bermakna, rasa kebersamaan dalam komunitas, kesesuaian terhadap organisasi). Adapun dimensi perilaku sebagai warga orgaaisasi (organizational citizenship behavior OCB) dalam penelitian ini diambil dari hasil penelitian Dente el al. (1994).
Sebuah kuesioner berisi 76 item pertanyaan dikumpulkan dari 267 responden yang bekcrja pada enam organisasi (tiga organisasi non profit dan tiga organisasi profit). Mengggunakan Confirmatory Factor Analysis dan Structural Equation Modelling (SEM) dalam software LISREL 8.71. peneliti menguji 24 hipotesis (Model l terdiri dari H1 a.b.c : H2 a.b.c : H3 a.b.c : H4 a.b.c : H5 a.b.c. Model I. I terdiri dari H1 a.b,c H2 a,b.c ; dan H3 a.b.c). Pada model I. H1 a-c menggambarkan signifikansi hubungan antara spiritualitas di tempal kerja terhadap komitmen organisasi. Hipotesis tersebut ternyata hanya mampu dibuktikan sebagian (H1a dan H1c terbukti signifikan, H1b tidak terbukti signifikan). H2 a,b,c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan niat untuk berhenti bekerja, yang ternyata hanya sebagian terbukti (H2a dan H2c terbukti signifikan. H2b tidak terbukti signifikan), H3 a.b.c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempat kerja dan keterlibatan pegawai terhadap pekerjaannya (job involvement) yang ternyata hanya sebagian terbukti signifikan (H3a dan H3c terbukti signifikan, H3b tidak terbukti signifikan. H4 a.b.c (spiritualitas di tempat kerja dan kepuasan kerja intrinsik) memberikan hasil yang unik. karena seluruh hipotesis terbukti signifikan, berbeda dengan hasil penelitian Milliman et at. (2003) yang hanya terbukti sebagian signifikan). H5 a.b.c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan tingkat kepercayaan diri individu dalam organisasi (organization based self esteem-OBSE) yang setelah diuji juga hanya terbukti sebagian signifikan (H5a dan H5c terbukti signifikan, H5c tidak terbukti signitikan).
Sementara itu, pada model ini seluruh hasil pengujian hipotesis menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan perilaku sebagai warga organisasi, di seluruh jalur gamma (gamma paths). Berdasarkan berbagai literatur dan teori. terdapat kemungkinan spiritualitas di tempal kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku sebagai warga organisasi apabila terdapat variabel perantara (intervening variable) berupa sikap pegawai terhadap pekerjaannya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkordinasikan temuan ini.

Workplace spirituality is a new paradigm in the business world, that keep on growing and has been stirring iii workers' souls for at least 10 years (Marques. 2005). People don't go to work only to earn a living, but also as a journey to grow with much bigger aim. More people looking for a more humanistic work environment, increased simplicity, more meaning, and a connection to something higher (Marques, 2005).
Many debates and arguments on workplace spirituality definitions arise, stating whether it is the opponent of religion or complementary. However the tone is relatively conrnroir, that spirituality in the workplace brings a positive impact after all,
This research attempts to support and confirm the model of Milliman et al. (2003) about workplace spirituality and employee work attitudes, using different and more structured samples. The researcher replicated (Model I) and modified the model (Model II) using organizational citizenship behavior dimensions (obedience. loyalty participation) as endogenous variables of workplace spirituality dimensions (meaningful work. sense of community. alignment with organization values). The dimensions of OCB were taken from a research of Dyne et al. (1994).
A 76 question item questionnaire was collected from 267 employees of 6 organizations (three non profit and three profit organizations). Using Confirmatory Factor analysis and Structural Equation Modeling. (SEM) with LISREL 8.71 software, the researcher examined 24 hypothesis (Mode] I includes H 1 a.b.c : H2 a.b.c : H3 a.b.c : H4 a.b.c : H5 a.b.c . Model II includes H1 a.b,c H2a.b,c and H3a.b.c). In model 1. H1a-c proposed a significant relationship between workplace spirituality and organizational commitment. The result is a partially supported hypothesis (H1a and H1c are supported. H1 b is unsupported). H2 a.b.c proposed a significant relationship between workplace spirituality and intention t7 quit. resulted In a partially supported hypothesis also (112a and 1-12c are supported, H2b is oar supposed). I13.b.c proposed a significant relationship between workplace spirituality and job involvement. and resulted in partially supported (H3a and c are supported, H3b is not supported,). H4 a.b.c (workplace spirituality and intrinsic job satisfaction) has an interesting part, because all hypotheses are supported, different from Miliiman-s study which is partially supported. H5 a,b,c proposed a significant relationship between workplace spirituality and organization based self esteem (OBSE). ended in a partially supported hypothesis (H5a and H5c are supported, H5b is not supported).
In the model II, all hypothesis show insignificant relationships between workplace spirituality and OCB in all gamma paths. There is a possibility that workplace spirituality has a significant relationship with OCB trough work attitude variables as an intervening one, regarding to some literature and proven theories. Further research is definitely needed to confirm the finding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Shafa Maudina
"Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis mendorong perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja tinggi sebagai strategi untuk bertahan di tengah kondisi yang berubah dengan cepat. Karyawan yang menunjukkan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) dianggap menjadi aset berharga karena berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Salah satu variabel yang berkorelasi positif secara signifikan dengan OCB yaitu authentic leadership, tetapi hubungannya lemah sehingga perlu dieksplorasi lebih jauh terkait dinamika hubungan antarvariabel. Penelitian ini bertujuan melihat peran organizational identification sebagai mediator dalam hubungan antara authentic leadership dan OCB pada karyawan di Indonesia. Sebanyak 111 karyawan terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yaitu Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, dan Organizational Identification Scale (OIS). Hasil analisis mediasi ​​menggunakan PROCESS macro SPSS v.27. menunjukkan bahwa organizational identification tidak memediasi hubungan antara authentic leadership dan OCB. Dengan kata lain, hipotesis penelitian tidak terbukti karena organizational identification tidak dapat memperkuat hubungan antara authentic leadership dan OCB. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa perusahaan perlu merancang pelatihan authentic leadership dan menciptakan lingkungan yang mendukung organizational identification untuk meningkatkan OCB karyawan.

The increasingly competitive business environment drives companies to retain high-performing employees as a strategy to survive amidst rapidly changing conditions. Employees demonstrating Organizational Citizenship Behavior (OCB) are considered valuable assets as they contribute to the company's success. One variable that shows a significant positive correlation with OCB is authentic leadership, although the relationship is weak, indicating the need for further exploration of the dynamics between these variables. This study aims to examine the role of organizational identification as a mediator in the relationship between authentic leadership and OCB among employees in Indonesia. A total of 111 employees participated in this study. The measurement tools used were the Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Organizational Citizenship Behavior Scale, and Organizational Identification Scale (OIS). The results of the mediation analysis using the PROCESS macro in SPSS v.27 showed that organizational identification did not mediate the relationship between authentic leadership and OCB. In conclusion, the research hypothesis is not supported, as organizational identification does not strengthen the relationship between authentic leadership and OCB. The findings suggest that organizations should develop authentic leadership training programs and create an environment that supports organizational identification to improve employee OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Trisia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) serta menganalisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi organizational citizenship behavior (OCB). Penelitian ini dilakukan pada kantor pusat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan jumlah responden sebanyak 83 orang yang berstatus sebagai pegawai tetap. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier sederhana dengan menggunakan program aplikasi SPSS 19.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pegawai tetap di kantor pusat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

This study aims to analyze the influence of organizational culture on organizational citizenship behavior (OCB) and analyze other factors that affect organizational citizenship behavior (OCB). This research was conducted at the head office of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk with the total of 83 permanent employees as the respondents of this research. The primary method of data collection is done through a survey using a questionnaire and indepth interview. The data obtained were analyzed using simple linear regression techniques using the SPSS 19.0 program. The results of this study indicates that organizational culture has significant influence on organizational citizenship behavior (OCB) permanent employees at the head office of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pretty Failasufa Aziza
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil fungsional di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Penelitian ini menggunakan Transformational Leadership Behaviour Inventory TLI untuk mengukur kepemimpinan transformational, lalu untuk mengukur kecerdasan emosional menggunakan kuesioner baku dari Daniel Goleman, dan OCB scale dengan 5 dimensi utama dari Podsakoff untuk mengukur OCB. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 221 dari keseluruhan jumlah karyawan PNS jabatan fungsional pada divisi peneliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformational dan kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Namun kepemimpinan transformational secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Hal ini disebabkan oleh: 1 terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi organizational citizenship behavior salah satunya adalah kepemimpinan transaksional karena kepemimpinan transaksional mempertimbangkan perilaku extra role maupun in role para bawahannya, hal tersebut menyebabkan bawahan akan menunjukkan kinerja OCB-nya, 2 perlu mempertimbangkan supaya kecerdasan emosional menjadi variabel mediasi antara kepemimpinan transformational dengan organizational citizenship behavior sehingga pengaruh kepemimpinan transformational terhadap OCB dapat dirasakan secara tidak langsung melalui kecerdasan emosional. Kata kunci: kepemimpinan transformational, kecerdasan emosional, organizational citizenship behavior

This study uses quantitative approach. Data collected through questionnaire and in depth interview. Respondent in this study is functional civil service at National Institute of Aeronautics and Space. This study utilize the Transformational Leadership Behavior Inventory TLI to measure transformational leadership, to measure emotional intelligence this research utilize the questionnaire from Daniel Goleman, and utilize OCB scale with 5 main dimensions from Podsakoff to utilize OCB. Total respondent of this study is 221 respondent from all civil service at research division. The result of this study found that transformational leadership and emotional intelligence significantly impact on organizational citizenship behavior. Partially emotional intelligence significantly impact on organizational citizenship behavior while transformational leadership partially has no impact on organizational citizenship behavior because of 1 any other factor that are more directly influence on organizational citizenship behavior one of which is transactional leadership because it considers extra role and in role from the followers, that makes the follower show organizational citizenship behavior rsquo s performance, 2 it needs to consider so that emotional intelligence becomes a mediation variable between transformational leadership and organizational citizenship behavior so the impact of transformational leadership on organizational citizenship can be seen through emotional intelligence Key words transformational leadership, emotional intelligence, organizational citizenship behavior "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T48031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Chandra Dewi
"Anggota organisasi yang memiliki organizational citizenship behavior OCB yang rendah, terbukti akan memiliki kinerja yang rendah. Studi sebelumnya telah membahas mengenai OCB secara komprehensif dalam perspektif ilmu Bisnis, Manajemen, dan Psikologi. Keseluruhan studi tersebut telah menggambarkan bukti empiris bahwa OCB terkait dengan kinerja organisasi. Namun kajian terdahulu ini memiliki kelemahan yaitu tidak mengkaji faktor yang dapat berkontribusi pada pembentukan OCB itu sendiri. Berbeda dengan kajian sebelumnya, artikel ini mengkaji OCB dari sudut pandang sosiologi, khususnya perspektif modal sosial sebagaimana modal sosial terbukti dapat berkontribusi terhadap pembentukan komitmen anggota organisasi dalam bekerja sama satu sama lain. Oleh sebab itu penelitian ini akan mengkaji mengenai OCB berbasiskan pada modal sosial di PT G4S Cash Service dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data akan diperoleh melalui observasi, studi literatur dan wawancara mendalam.

Members of organization with low organizational citizenship behavior OCBs will prove to have low performance. Previous studies have examined OCBs comprehensively in perspective of Business, Management, and Psychology. The whole study has illustrated empirical evidence that OCBs are related to organizational performance, but these studies have weaknesses that it does not examine factors that can affect OCBs themselves. In contrast to previous studies, this article examines the OCBs from a sociological point of view, particularly the perspective of social capital as social capital has been shown to contribute to the formation of the commitment of members of the organization in co-operation with one another. Therefore, this study will examine the OCBs based on social capital in PT G4S Cash Service using a qualitative approach. Data collection will be obtained through observation, literature studies and in-depth interviews. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rezandi Putra
"Studi pada keadilan organisasi telah menjadi topik yang populer selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hubungan yang tidak jelas antara keadilan prosedural dan kinerja. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara keadilan prosedural dan kinerja menggunakan perilaku kewarganegaraan organisasi (OCB) sebagai variabel perantara dengan meninjau literatur yang tersedia. Telah ditemukan bahwa keadilan prosedural mempengaruhi kinerja secara positif. Selain itu, keadilan prosedural juga terkait secara positif terhadap perilaku kewarganegaraan, akan tetapi tampaknya keadilan prosedural telah gagal untuk memperkirakan moral kemasyarakatan sebagai salah satu dimensi dari OCB. Terakhir, OCB terkait secara positif dengan kinerja. Kesimpulannya, OCB memperantarai hubungan antara keadilan prosedural dan kinerja secara parsial.

The study of organizational justice has been a popular topic over the past few years. However, past research indicated that the relationship between procedural justice and performance is unclear. The purpose of this thesis is to clarify the relationship between procedural justice and performance using organizational citizenship behavior (OCB) as the mediating variable by reviewing available literature. It is found that procedural justice affects performance positively. Moreover, procedural justice also positively related to citizenship behavior however, it seems that procedural justice has failed to predict civic virtue as one of the dimension of OCB. Lastly, OCB is also positively related to performance. In conclusion, OCB partially mediates the relationship between procedural justice and performance."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nadhirasari Hermawan Putri
"Karyawan industri hospitality memiliki bekerja dengan jam kerja yang panjang dan tidak teratur, beban kerja berat, namun diharuskan memberikan kualitas pelayanan berstandar tinggi. Untuk itu, industri hospitality membutuhkan karyawan yang bekerja tidak hanya memenuhi tanggung jawab formalnya dan mematuhi norma-norma perusahaan, melainkan turut melakukan upaya ekstra secara bebas dan tulus yang mampu mendukung keoptimalan fungsi perusahaan atau disebut dengan organizational citizenship behavior (OCB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui feeling trusted (perasaan dipercaya) sebagai mediator dalam hubungan antara inclusive leadership (kepemimpinan inklusif) dan organizational citizenship behavior (OCB). Dijelaskan menggunakan teori social exchange, karyawan yang memersepsikan atasannya sebagai pemimpin yang terbuka, mudah dijangkau, dan selalu tersedia akan merasa dipercaya oleh atasan. Hal ini kemudian membuat karyawan berusaha memberikan timbal balik dengan berperilaku positif di luar kewajiban kerja yang menguntungkan atasan, rekan kerja, dan perusahaan atau berperilaku OCB. Data diperoleh dari karyawan hospitality Indonesia (N = 203) dan dianalisis regresi menggunakan PROCESS versi 4.0 oleh Hayes (2013) pada SPSS v25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasaan dipercaya dapat memediasi secara penuh hubungan antara kepemimpinan inklusif dan OCB. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan hospitality untuk membentuk karakteristik pemimpin inklusif pada seluruh pemimpin di perusahaan.

Hospitality industry employees have long and irregular working hours, heavy workloads, but are required to provide high-standard service quality. For this reason, the hospitality industry requires employees who work not only to fulfill their job responsibilities as written in the job description but also to give extra-role discretely to support the functioning of the company optimally or known as organizational citizenship behavior (OCB). This study aims to investigate feeling trusted as a mediator on the relationship between inclusive leadership and organizational citizenship behavior (OCB). Using social exchange theory, employees who are led by leaders who are open, accessible, and available will feel trusted. This motivates employees to try to reciprocate by behaving positively towards work obligations that benefit individuals and the organization or perform OCB. Data were obtained from employees of the Indonesian hospitality industry (N = 203) and analyzed regression using PROCESS version 4.0 by Hayes (2013) on SPSS v25. Results showed that feeling trusted fully mediated the relationship between inclusive leadership and OCB. The results of this study can encourage hospitality companies to build inclusive leadership characteristics for all leaders in the company."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Endah Wahyuni
"Perkembangan zaman yang sangat pesat membawa masyarakat pada kehidupan sekuler, hedonistic dan matrealistik. Perubahan dalam pola kehidupan manusia, terutama kehadiran teknologi telah membentuk sistem ideologi baru yang telah menggeser tatanan sistem nilai, etika, dan moralitas religius. Dampaknya melahirkan suatu kelompok sosial yang konsumtif. Kelompok sosial ini gemar mengkonsumsi berbagai macam komoditi sekunder dan tertier sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dan mengubah cara orang lain bertingkah laku.
Untuk itu diperlukan suatu nilai yang mampu menjembatani teknologi dengan nilai, etika, dan moralitas religius sehingga akan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Emotional Intelligence merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan, sedangkan Zuhud merupakan karakter yang membentuk pribadi yang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dan mengarahkan pada sikap kejernihan jiwa. Kedua nilai ini berpotensi mampu memberikan kontribusi positif bagi nilai-nilai kehidupan.
Dalam dunia kerja juga diperlukan sikap saling membantu dan bekerjasama dengan karyawan yang lain, yang lebih dikenal dengan istilah Organization Citizenship Behavior. Tugas-tugas pemimpin akan lebih ringan jika terdapat karyawan-karyawan dengan OCB tinggi, sehingga konsekuensinya akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan.
OCB dipandang sebagai manifestasi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, maka akan sangat mungkin dipengaruhi oleh kompetensi sosial yang dimiliki oleh pegawai. Kecerdasan emosi merupakan suatu kapasitas yang mengidentifikasikan tingkat kompetensi personal dan sosial dari karyawan yang bersangkutan, sedangkan zuhud herperan dalam dunia pekerjaan, untuk meningkatkan aktivitas dan etos kerja.
Penelitian ini menganalisis kontribusi Zuhud dan Emotional Intelligence terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCR). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan kajian teoritis. Kuisioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Populasi dalam penelitian ini adaiah RSU Bhakti Asili yang berjumlah 125 orang. Adapun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak, sedangkan jumlah sampel penelitian sebanyak 73 orang.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, menerima hipotesis yang diajukan yaitu Zuhud dan Emotional Intelligence berkontribusi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Hal ini ditunjukkan melalui hasil analisis regresi berganda dengan nilai F sebesar 66,436 dan signifikasi 0,000. Nilai signifikasi tersebut berada di bawah signifikasi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan positif. Dapat disimpulkan bahwa Zuhud dan Emotional Intelligence nu miliki hubungan yang positif terhadap OCR. Hal ini dapat dimaknakan, bila Zuhud dan Emotional Intelligence karyawan RSU Bhakti Asih mengalami kenaikan maka independen (Zuhud dan Emotional Intelligence) terhadap peruhahan variabel dependen (OCR) adalah sebesar 65,5% sedangkan sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh variabel yang lain selain variabel Zuhud don Emotional Intelligence.

The world has changed lastly and it has alTacted the society into a secular, hedonistic, and materialistic life. The change ini human life pattern, especially after the presence of technology has formed a new ideology which has changed the pattern of values, ethics and moralities system that already exist before. It is also hatched a consumtive social group as a result of the change. This social group like to crnnsume unnecessary commodity, there for their habits emerged social jelousy and changed other people behavior.
There for, it is necessary to establish a value that can connect technology with religious values, ethnics and morality, so that will give positive effect for life. Emotional Intelligence is an ability to use emotion effectively to reach the purpose, depelove a productive relationship and enreach the success. Meanwhile Zuhud is a character which forms an ind'vidual that will ignore unnecessary things and lead us to the purity of soul. Both values are potentially give positive contribution to the values of the life.
In working atmosphere it is also needed sense of help each other and cooperate with other employee, which is better known with term Organizational Citizenship Behavior (OCB). The leader's assignment will he lighter is there are employee with high 0C3, so that the productivity and success will raise shrewdly as a result of that.
OCR is regarded as the manifestation of human nature as social creatures, so it will easily be affected by social competency of the employee it self. The Emotional Intelligence is a capacity which identifies personal and social competency level of the employee, meanwhile zuhud has a role in working atmosphere to increase working ethos and activity.
The research will analyze the contribution of Zuhud and Emotional Intelligence upon Organizational Citizenship Behavior (OCB). The questioner u:ed in this research is made by the researcher based on theoritical study, The validity and reliability of the questioner has been tested. The population of the research is in public Hospital Bhakti Asih with 125 persons involve. The researcher used Simple Random Sampling, which is the sample are Laken randomly. The sample is about 73 persons.
The result of the research is accept the hypothesis, which is Zuhud and 1:Motional Intelligence have a contribution to Organization Citizenship Behavior (OCB). The result is proved by double regression analysis with F score with estimation 66,436 and 0,000 signification. The signification score is under the signification that has been decided, which is 0,05 and positive. The conclusion is Zuhud and Emotional Intelligence have a positive relationship with OCB. It means that, if Zuhud and Emotional Intelligence of the publik Hospital Bhakti Asih employees are increase, so the independent variable (Zuhud dan EI) against the change of dependent variabel OCB is about 65.5%, meanwhile the rest 34,5% is affected by another variable except Zuhud and El variable."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T 17557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Zulyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari iklim organisasi, karakteristik pekerjaan dan rasa keterikatan pegawai di Lembaga XYZ DKI Jakarta terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Data penelitian ini diambil dari 70 responden yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Lembaga XYZ DKI Jakarta. Analisis data menggunakan metode analisis regresi berganda dan General Linear Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku OCB pegawai, sedangkan karakteristik pekerjaan dan keterikatan pegawai tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pegawai. Sedangkan apabila dilihat dari pengaruh ketiga variabel bebas tersebut terhadap kelima dimensi OCB, maka diperoleh hasil bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kelima dimensi OCB (Civic Virtue, Courtesy, Sportsmanship, Conscientiousness, dan Altruism), adapun karakteristik pekerjaan hanya memiliki pengaruh terhadap Courtesy dan Sportsmanship, dan employee engagement juga hanya memiliki pengaruh terhadap Courtesy dan Sportsmanship.

The purpose of this research is to analyze the influence of organizational climate, job characteristics, and employee engagement toward organizational citizenship behavior at BPN DKI Jakarta Regional Office. Data was taken from 70 respondents. Data analysis is conducted using multiple regression analysis and General Linear Model. Results show that there is a significant influence of organizational climate on employee's organizational citizenship behavior, whereas job characteristics and employee engagement does not have a significant influence on employee's organizational citizenship behavior. In addition, if we see from the influence of these three independent variables towards each dimension of OCB, so we find that organizational climate has a significant influence towards civic virtue, courtesy, sportsmanship, conscientiousness, and altruism, whereas job characteristics is only has a significant influence towards courtesy and sportsmanship, and also employee engagement which only has a significant influence towards courtesy and sportsmanship."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Irawati
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional melibatkan 69 staf pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan dengan menggunakan sampel total sampling. Hasil analisis bivariat menggunakan analisis regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan:1) kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara masing-masing memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB); 2) Kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersamasama diuji yang memiliki hubungan signifikan dan paling dominan mempengaruhi terjadinya Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah kepuasan kerja setelah dikontrol variabel kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi.
Peningkatan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan harus selalu ditingkatkan antara lain menciptakan dan meningkatkan unsur-unsur kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan transformasional di antara para pimpinan dan staf serta menciptakan lingkungan budaya organisasi yang mendukung terjadinya perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB).

This study aimed to identify the relationship between job satisfaction, transformational leadership and organizational culture on Organizational Citizenship Behavior (OCB). The method used in this research is quantitative with cross sectional design involving 69 staff employees in the Education and Training of Health Workers using total sample sampling. Results of bivariate analysis using linear regression analysis.
The results showed: 1) job satisfaction, transformational leadership and organizational culture each has positive and significant relationship to the Organizational Citizenship Behavior (OCB); 2) Job satisfaction, transformational leadership and organizational culture jointly tested that has a significant relationship and most dominant influence on the occurrence of Organizational Citizenship Behavior (OCB) is job satisfaction after the controlled variable transformational leadership and organizational culture.
Improved behavior of Organizational Citizenship Behavior (OCB ) employees in the Education and Training of Health Workers should be improved , among others, create and enhance elements of employee satisfaction , transformational leadership among the management and staff as well as creating an environment that supports the organizational culture Organizational Citizenship behavior behavior (OCB).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>