Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelly, Miles
Essex: Miley Kelly Publishing, 2010
398.8 KEL n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida Usman Bany
"ABSTRAK
PeneIitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pengelolaan praktek kerja lapangan siswa SPRG Depkes Banda Aceh tahun 1999. Metode penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif Informan terdiri dari kelompok siswa yang telah melaksanakan PKL pada bulan Maret tahun 1999, kelompok guru SPRG, Kepala poli gigi dan mulut lahan praktek, instruktur lahan praktek, Kepala unit pendidikan SPRG dan kepala tata usaha SPRG Banda Aceh yang berkaitan dengan administrasi surat menyurat PKL. Keseluruhannya berjumlah 26 orang.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (WM) terhadap Ka. poli gigi dan instruktur lahan praktek, KTU serta Ka. unit. Pendidikan SPRG dan diskusi kelompok terarah (DKT) terhadap kelompok guru dan kelompok siswa.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa proses pengelolaan PKL mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian belum dilaksanakan sesuai dengan pedoman PKL SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes. Hal lain yang penting adalah pada pelaksanaan kegiatan PKL tersebut yang mengkoordinir kegiatan adalah Ka.ur.klinik dimana seharusnya adalah Ka. ur.pendidikan.
Guru penanggung jawab mata pelajaran yang berkaitan dengan PKL serta pengajar yang menjadi guru pembimbing tidak pernah terlihat dalam perencanaan PKL. Pertemuan dengan instruktur klinik pun tidak pernah dilakukan. Akibatnya koordinasi antara institusi dengan lahan praktek tidak ada, sehingga menyebabkan adanya perbedaan persepsi antara guru sekolah dengan pembimbing lahan praktek tentang tujuan yang ingin dicapai yang mengacu kepada kompetensi yang dipersyaratkan. Ternyata selama ini belum pernah dilakukan suatu evaluasi yang menyeluruh bagaimana pengelolaan pelaksanaan kegiatan PKL SPRG Banda Aceh.
Untuk mengefektifkan kegiatan, maka disarankan sebagai penanggung jawab teknis kegiatan PKL adalah kepala unit pendidikan yang sesuai dengan pedoman Pusdiknakes. Begitu juga dengan pengelolaan PKL agar berhasil dengan baik, maka pelaksanaan kegiatannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam pedoman PKL bagi SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes, dilakukan pengelolaan hubungan kemitraan antara institusi pendidikan dengan lahan praktek serta program pembelajaran tuntas.
Oleh karena masih banyak guru yang belum mengikuti pelatihan Akta mengajar III dan Akta mengajar IV disarankan kepada Kanwil Depkes D.I Aceh untuk memfasilitasi pelatihan tersebut kepala guru-guru SPRG. Guru-guru yang berkualifikasi SPRG dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan Diploma III Kesehatan Gigi.
Agar tugas-tugas rutin sekolah dapat berjalan dengan lancar, Pemda TK I Aceh memprioritaskan pengadaan transpor untuk SPRG.
Daftar bacaan : 31 (1975 -1999)
Analysis of Field Work Management to Improve the Quality of Education of Dentists Nursery School, Banda Aceh in 1999-Academic YearThis research has been done to obtain the depth information about the field to work maintenance of the students at Dentists Nursery School (SPRG) Depkes Banda Aceh in year 1999. The design of this research is a qualitative method. Analysis unit is the group of student whom already done the field work on March I999, the teachers at Dentist Nursery School, the head of tooth and mouth clinical in practice area, the clinical instructor at the practice site, the clinical instructor at the practice site, the head of unit education at dentist nursery school, the head of administration department at SPRG and all of them are 26 persons.
The process of gathering the data has been done with the depth interview for the head of tooth and mouth clinical and clinical instructor in practice area, the head of administration department at SPRG and the head of unit education at dentist nursery school and focus group discussion technique for the teachers and student group.
From this result shows that the maintain process of the field to work since the planning, organize, realization, observing and evaluation hasn't been done according to the manual of field to work SPRG which product by Pusdiknakes (The Center of Health Man Power Education Ministry of Health). Besides that, another important thing is coordinator of fieldwork was clinical department was organized of this field to work by educational department.
The teacher who has a responsibility of that subject which related with field work and also the teacher who has been as an instructor never been involved in planning process of field work, and it made the meeting with the clinical instructor never been done. It has a consequence, that the coordination between institutions with practice area wasn't good enough. It was made a different perception between the teachers and the instructor of the practice site about the purpose, suitable to competencies which being a pre-requirement/condition. There is an evaluation hasn't been done yet to maintain the realization of the fieldwork at Dentist Nursery School Banda Aceh.
Be made more effective this activity, the man who has a responsibility of this technique should be the Head of Education department according to the rules. To obtain the success of maintenance the field site, so that realization must be follow the rules in field work manual to Dentist Nursery School which guidance from Pusdiknakes, partner relationship management education department with practice area and final education program.
Many teachers have not follow the education/training of teaching's Akta III and Teaching's Akta IV yet, so I suggest to The Head of health Department. D.T. Aceh to allocate the fund in order to realize that training to dentist nursery school teacher. Qualified teachers dentists nursery school following to prepared D HI dentist nursery education.
In order to make the routine task well done, the Provincial DI Aceh government should make it as a priority for transportation.
References: 31 (1975 - 1999)
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baharuddin
"Berbagai keluhan di masyarakat yang mengisyaratkan rendahnya mutu lulusan pendidikan keperawatan sekarang antara lain kurangnya ketrampilan para lulusan, sikap yang kurang simpatik dan kurang perhatian terhadap pasien. Performan lulusan perawat kesehatan menjadi suatu indikator dari keberhasilan lembaga pendidikan keperawatan dalam mengantarkan para lulusan memasuki dunia profesi keperawatan.
Sekolah Perawat Kesehatan sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar keperawatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan perawat kesehatan menjadi perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar para siswa dalam mata ajaran keperawatan tidak boleh kurang dari rata-rata 6, yang akan menggambarkan kemampuan profesional mereka kelak sebagai perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa Sekolah Perawat Kesehatan Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh tahun 2000.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Perawat Kesehatan Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh dari bulan November 1999 sampai Desember 2000. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) yang lulus pada bulan Mei 1999.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode wawancara menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup.
Wawancara dilakukan pada saat siswa mengambil ijazah. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui catatan sekolah berupa hasil EBTADA dan hasil test masuk SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh.
Proses selanjutnya adalah pengumpulan seluruh data lalu dilihat apakah semua kuesioner telah diisi sesuai petunjuk. Data dimasukkan ke komputer menggunakan program Epi Info Vet. 6, selanjutnya dilakukan data cleaning.
Analisis data menggunakan piranti lunak SPSS Release 6.1 yang secara umum pelaksanaan penelitian ini tidak menemui kesulitan yang berarti.
Hasil penelitian dari 79 orang siswa, menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan diantara hasil tes masuk, motivasi belajar, minat menjadi perawat, jenis kelamin, pendidikan orang tua, persepsi terhadap guru dan sarana/ prasarana terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena jumlah sampel relatif sedikit sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.

The Factors Related to Students Learning Performance of SPK Njoet Nya' Dhien Banda Aceh in 2000
Any complaints in community indicates that the quality of today's nursery school graduates is very low such as they do not have enough skill, in likeable behavior and they do not show a good care to patients.
The performance of nursery school graduate becomes an indicator of nursing institutes successful in carrying the graduates on nursing profession world.
Nursery School (SPK), as an elementary institute of nursery vocational school, has much strategic rote carrying the nurses to be professional nurses through teaching, learning process. Student's successful learning the nursery subjects must not less than 6 average, that will show their professional ability when they are working in a hospital someday. The purpose of this research is to find out the factors related to students learning performance of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh in 2000.
This research was conducted of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh from November I999 to December 2000. The population of this research was the third grade students who graduated in May 1999.
The writer collected the primary data by interview and giving questionnaire consist of open questions and close questions. The interview was conducted when the graduates took their certificates. While the secondary data was collected from school's records in the form of EBTADA scores and entrance test scores of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh.
After the data had been collected, the writer then rechecks whether the questionnaire was filled correctly as the instructions. The data furthermore was processed by using computer in Epi Info Ver. 6 Program. Finally the writer conducted a cleaning data.
The writer did not find any problems in analyzing the data using the SPSS Release 1 software in the research.
The result of 79 students showed that there was not any significant relationship between examination tests for enter, motivation to learn, intention, sex, parents education and factor teachers performance, furthermore instruments 1 infrastructure to the student's perceptions with student learning performance, especially SPK Njoet Nya Dhien Banda Aceh Students, because the sample size in this study is not enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Surtiati
"Angka kematian Bayi di Indonesia tahun 1999 masih merupakan masalah karena masih tinggi dibandingkan negara tetangga (40 / 1000 kelahiran hidup). Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi atau neonatal adalah berat badan bayi lahir rendah (BBLR). BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram yang mempunyai risiko tinggi dan harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter / perawat.
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada penelitian ini adalah umur, paritas, jarak kelahiran, umur kehamilan, status gizi, status sosial ekonomi dan layanan antenatal. Upaya yang di lakukan untuk menurunkan BBLR antara lain adalah dengan meningkatkan pelayanan antenatal, mengurangi faktor risiko BBLR, meningkatkan dan memperbanyak materi atau isi pelayanan antenatal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR dalam konteks keperawatan maternitas di RSU PMI Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer. Sampel penelitian adalah semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram selama periode Agustus - September 2002. Analisis data yang digunakan adalah melalui tiga tahap yaitu analisis univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi - Square dan mutivariat dengan menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian pada analisis univariat dari variabel dependen menggambarkan bahwa kejadian BBLR di RSU PMI Kota Bogor tahun 2002 adalah 18,1 % dan variabel independen menggambarkan bahwa sebagian besar ibu umur 20 - 35 tahun (81,16 %), paritas 2 - 4 tahun (48,60 %), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun (54,30 %), umur kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu (89,90 %), pendidikan SMU (48,60 %), pekerjaan IRT (81,90 %), penghasilan keluarga tinggi (66,70 %), tinggi badan lebih atau sama dengan 145 cm (95,65 %), penambahan BB lebih atau sama dengan 10 kg (63,77 %), kadar Hb lebih atau sama dengan 11 gr % (58,70 %), kuantitas ANC 1 - 3 kali (82,61 %) dan kualitas ANC lebih atau sama dengan 5 jenis pemeriksaan (88,40 %). Berdasarkan uji Chi - Square didapatkan bahwa dari kedua belas faktor yang diteliti ada sebagian kecil yang terbukti mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian BBLR yaitu umur ibu dengan nilai p = 0,023 dan odds ratio sebesar 3,176, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio sebesar 10,031 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,012 dan odds ratio sebesar 3,343. Variabel yang masuk analisis multivariat adalah faktor umur ibu, umur kehamilan dan penambahan berat badan. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur ibu dengan nilai p = 0,016 dan odds ratio 3.966, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio 10,989 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,024 dan odds ratio 3,118. Setelah dilakukan uji interaksi ternyata tidak ada interaksi antar variabel umur ibu, umur kehamilan dan penambahan BB.
Kesimpulannya adalah bahwa faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel umur kehamilan dengan nilai odds ratio sebesar 10,989 yang mempunyai arti bahwa umur kehamilan kurang dari 37 minggu akan terjadi risiko BBLR sekitar 11 kali lebih besar dibandingkan dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu sehingga disarankan kepada ibu untuk melahirkan anak pada usia kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu dan kepada para pemeriksa kehamilan supaya dapat menekankan pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai jadual pemeriksaan sehingga bila ada kelainan akan segera terdeteksi dan akan segera mendapatkan pertolongan.

The Analysis of Risk Factor That Relate To the Baby Who Has Low Weight in the Context of Maternities Nursery in PMI General Hospital, BogorThe infant mortality rate in Indonesia in 1999 still become problem for it was still high compare with neighbor countries (40/1000 alive birth). One of the causal factors of high infant mortality or neonates is the infant who has low weight in birth. The infant who has low weight in birth is the infant who was born with the weight less than 2500 gram and it has high risk and has to be cared intensively by the doctor/nurse.
In this study the risk factor that relation to the infant who has low weight in birth was the age, paritas, pregnancy range, the age of pregnancy, the condition of nutrient, social economic status and the antenatal service. The efforts to decrease the infant who has low weight in birth are done by increasing antenatal services, decrease the risk factor of the infant who has low weight in birth, increase and multiply the material or the content of the antenatal services.
The purpose of this study was to obtain the risk factors in relation to the infant who has low weight in birth in the context of maternity nursing in PMI general hospital, Bogor. The research method used was Cross Sectional, with primary data. The sample of research was all of mothers who delivered the infant with in the weight under 2500 gram in period August - September 2002. The data were analyzed by using 3 phases: univariat analysis, bivariat by using Chi - Square exam and multivariat used regression logistic exam.
The result of the study in univariat analysis of independent variable described that the infant who has low weight in birth in PMI general hospital, Bogor in 2002 showed 18, 1% and independent variable described that most of mothers in the age of 20 - 35 years old (81,16%), paritas 2 - 4 years old (48,60%), pregnancy range less than 2 years (54,30%) the age of pregnancy more or equal to 37 weeks (89,90 %), education : senior high school (48,60%), house wives (81,90%), income : high enough (66,70%), the height of body is more or equal to 145 an (95,65%), increasing the weight of body is more or equal to 10 kg (63,77%), hemoglobin is more or equal to 11 gr % (58,70%), the quantity of ANC is 1 - 3 times (82,61%) and the quality of ANC is more or equal to 5 kinds of examination (88,40%). Based on the exams of Chi - Square, it is found that among 12 factors that are researched, there is only small numbers can be proved have meaningful relationship to the infant who has low weight in birth i.e. the age mother with p = 0,023 and odds ratio 3,176 , the age of pregnancy with p = 0,0001 and odds ratio 10.031 and gaining weigh with p = 0,012 and odds ratio 3,343. Variable belongs is multivariat analysistis the factor of mother's age, the age of pregnancy and gaining the weight, The result of multivariant analysis together with double logistic regression exams will be found the result that shows that there is meaningful relationship in statistic way between the age of moth with p = 0,016 and odds ratio 3, 966, the age of pregnancy with p = 0.0001 and odds ratio 10,989 and gaining weight with p = 0,024 and odds ratio 3,118. After intersection examining, so we find that there is no interaction among the variable of mother's age, the age of pregnancy and gaining weight.
The conclusion is the risk factor that has the most relationship the infant who has low weight in birth is the variable of the pregnancy's age with the value of odds ratio 10,989 it has meaning that the pregnancy's age less than 37 weeks will have the risk of the infant who has low weight is birth about 11 times more than compare to the pregnancy's ages more 37 weeks, so it is advised to the mother to give a birth in the age of pregnancy more than or equal to 37 weeks, and those who examine the pregnancy should force to the every pregnant woman to examine her pregnancy regularly and follow the time schedule of examination, so that if there is improper of the pregnancy can be detected soon and can be helped soon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T7126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Susanti
"Kebijakan Depkes RI Tabun 1999 mengenai pelayanan prima di bidang perumahsakitan yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar keahlian atau profesi sangatlah tepat, karena diharapkan dapat menghasilkan kepuasan pelanggan/pengguna pelayanan kesehatan. Semua harapan tersebut terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM) pemberi jasa termasuk tenaga keperawatan yang merupakan aset terpenting di rumah sakit yang harus diberdayakan. (Gilles Dalam Kusuma Prakja, 2002)
SDM di RS, dalam hal ini tenaga keperawatan sering menjadi penyebab kegagalan yang dapat diidentifikasi dengan adanya sikap serta pola pikir yang negatif, staff turn over yang tinggi, program insentif dan pelatihan yang buruk serta rendahnya kemampuan mengembangkan dan memotivasi karyawan. Oleh karena itu Manajer SDM di RS harus mampu mengelola SDM ini secara arif dan bijaksana. (Tang dalam Soeroso, 2003)
RS X Palembang mempunyai banyak permasalahan dengan tenaga keperawatan dari penelitian Sudirman (2003) antara lain : perawat kurang bertanggung jawab dalam tugasnya 56,6%, tidak disiplin 72,4% tidak peduli terhadap lingkungan kerja dan ingin pindah karena tidak mendapat perlindungan dalam tugas dan kurang dihargai. Adanya perawat yang keluar selama 1999 - 2004 sebanyak 487 orang, dan belum diketahuinya faktor penyebab ketidakpuasan kerja tenaga keperawatan dan penegak turn over. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab ketidakpuasan tenaga keperawatan sehingga keluar (turn over) dari RS X baik dari faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengadakan wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci yaitu tenaga keperawatan yang keluar dari RS X Palembang dan informan lainnya yaitu tenaga keperawatan yang masih bekerja di RS X Palembang. Untuk validitas/keabsahan informasi hanya menggunakan pendekatan dengan triangulasi data dan sumber.
Hasil yang didapat dari penelitian diketahui bahwa penyebab ketidakpuasan kerja tenaga keperawatan di RS X Palembang, dari faktor instrinsik adalah kurangnya pengakuan (penghargaan, komunikasi dan hubungan dengan pimpinan) dan kemungkinan untuk pengembangan diri/karir tenaga keperawatan sangat terbatas. Sedangkan dari faktor ekstrinsik ditemukan bahwa adanya ketidakadilan dalam pembagian imbalan/insentif, belum optimalnya peran supervisi teknis dan organisasi profesi keperawatan.
Disarankan agar atasan atau Pihak Manejemen RS X Palembang lebih menghargai, menciptakan hubungan dan saluran komunikasi yang baik dengan tenaga keperawatan seperti adanya rapat secara berkala untuk mencari solusi/pemecahan masalah keperawatan dan hendaknya dalam pemberian insentif dilakukan secara terbuka, adil dan sosialisasi tentang cara pembagian insentif sesuai kriteria yang disepakati agar tenaga keperawatan tidak merasakan adanya diskriminasi atau ketidakadilan dalam pembagian insentif Disarankan juga pentingya peran organisasi aktif profesi keperawatan (PPNI, Komite dan Divisi Keperawatan) dalam memberikan pengayoman atau perlindungan kepada tenaga keperawatan dan perlunya peningkatan supervisi teknis agar tenaga keperawatan menjadi lebih terarah dalam bekerja, dapat meningkatkan motivasi kerja dan menimbulkan rasa penghargaan serta kepercayaan tenaga keperawatan.
Daftar Bacaan : 35 (1982-2003)

RI Health Department in the year 1999 about prime service in hospital area that gave to patient, which based on ability standard or profession, is very precise because hoped can produce health service costumer. All those hopes located on Human Resources (SDM) service giver including nursing labor which is the most important asset in hospital which has to be powered. (Gilles in Kusuma Prakja, 2002)
SDM in hospital, here nursing labor often become the failure cause which can be failure cause which can be identified with attitude and also negative way of thinking, high staff turn over, incentive program, and bad training and also weak development ability and employees motivation. Therefore, SDM management in hospital has to be able to manage this SDM by wisdom and wise. (Teng in Soeroso, 2003)
Palembang X Hospital has lot problems with nursery labor from Sudirman research (2003) for example: nurse is less responsible in his duty 56,6%, indiscipline 72,4%, do not care with working environment and want to move because don't get protection in duty and less respected. Moving out nurse in 1999-2004 period of time is 48 peoples, and not yet known the unsatisfied nursery labor cause factor and turn over enforcer. Therefore this research aim to know the unsatisfied nursery labor cause factor so that makes them move out (turn over) from X hospital whether from intrinsic factor or extrinsic factor.
It used qualitative method by performing in-depth interview to key informants, who is moving out nursery labor from Palembang X Hospital and other informant, which is nursery labor that still work in Palembang X Hospital For information validity, we only use triangulate data and source approach.
Result got from research known that nursery labor unsatisfied cause in Palembang X Hospital, from intrinsic factor is less confession (appreciation, communication, and relation with leader) and self-development carrier possibility of nursery labor is limited. Meanwhile, from extrinsic factor found injustice in reward sharing, technical supervision and organization role of nursery labor is not optimal.
Suggestion to leader or Palembang X Hospital Management Unrighteous to be more appreciating, making relation and better communicating channel with nursery labor like scale meeting for searching nursery problem solution and shall giving incentive openly, fair and socialized about incentive division as dealt criteria so nursery labor do not feel a discrimination or injustice in incentive division. It has suggested too, the importance of nursery profession active organization (PPM, Nursery Committee and Division) in order to give counseling and protect to nursery labor and needs of technical supervision so nursery labor become directional in working, can develop working motivation and generating appreciation feel and nursery labor belief.
Bibliography: 35 (1982-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Arvianty
"Perkembangan kota-kota besar di Indonesia sejak 1990-an hingga sekarang mencerminkan perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana yang ada. Pembangunan kota cenderung meminimalkan ruang terbuka hijau dan menghilangkan wajah alam. Lahan-lahan bertumbuhan banyak dialihfungsikan menjadi kawasan infrastruktur perkotaan. Pertumbuhan populasi penduduk DKI Jakarta yang tinggi membutuhkan pemenuhan akan permukiman, sarana dan prasarana kehidupan penduduk kota yang layak. Keadaan lingkungan perkotaan menjadi berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi. Ruang terbuka hijau (RTH) DKI Jakarta merupakan aset pemerintah daerah yang dikelola oleh beberapa instansi salah satunya Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta yang mengelola aset berupa lahan seluas 114, 22 ha yang terletak di 19 lokasi instalasi kebun bibit dan tersebar di 4 (empat) wilayah kotamadya DKI Jakarta (Selatan, Timur, Utara dan Barat) serta di Pulau Tidung Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Kebun bibit merupakan unsur ruang terbuka hijau yang produktif atau menghasilkan seperti bibit tanaman buah, tanaman hias, anggrek dan sayuran dan bernilai ekonomis, ekologis, dan sosial. Setiap kawasan yang sudah ditetapkan peruntukannya sebagai ruang terbuka hijau seperti lahan kebun pembibitan sebaiknya ditetapkan dengan peraturan daerah untuk menghindari konversi lahan atau peruntukan yang tidak sesuai di masa yang akan datang.
Tujuan dari penelitian adalah :1).Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas masing-masing kebun bibit sesuai peruntukan dan fungsinya akibat adanya kegiatan revitalisasi fasilitas kebun, 2) Mengetahui preferensi masyarakat dalam mempertahankan keberadaan dan fungsi kebun bibit sebagai kawasan ruang terbuka hijau di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan diketahui bahwa revitalisasi fasilitas fisik dalam bentuk kegiatan pengurugan, pemagaran, jalan setapak, pembangunan green house, lathhouse, sere, sprinkle dan deep well serta vegetasi (tanaman) kebun bibit secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas Sedangkan preferensi berupa nilai kesediaan membayar atau WTP yang bersedia dikorbankan masyarakat dalam mempertahankan fungsi dan keberadaan kebun bibit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat maka nilai WTP yang diberikan juga akan meningkat.

The development of DKI Jakarta tends to minimize green open space and diminish natural appearance. Many planted areas are functionally transferred into urban infrastructure areas. This is caused by high population growth in DKI Jakarta, which requires fulfillment of feasible settlement area, facility and infrastructure of the urban inhabitants. The condition of urban environment improves in terms of economy, but degrades in terms of ecology. In anticipating degradation to urban physical environment, the government has been making effort to optimize the existing green areas such as revitalization of nursery. Nursery is an element of cultivated open green space with economic, ecological and social values. Nursery produces plants seeds of fruit plants, ornamental plants, orchids, and protective plants. Since 2004, revitalization to nursery has been conducted. Such effort of revitalization, however, has not given maximum result in accordance with the target and investment conducted. In the framework of increasing efficiency and effectiveness of nursery revitalization, we need to see the of effectiveness of impact of farm physical facility development/repair on productivity and use of nursery environment for the surrounding community.
This research is aimed to identify the factors unified as the activity of revitalization of nursery physical and supporting facilities that influence the level of farm productivity, and to find out community preference in maintaining the existence and function of nursery as green open space area in DKI Jakarta. Revitalization of physical facility and level of productivity are obtained from the result of survey and documents applying multiple linear regression analysis. Next, result of WTP is obtained from result of interview and questionnaire provided to the community around nursery, by applying method of contingent value. Result of discussion shows that revitalization of physical facilities in the form of activities of filling up, fencing, path making, green house construction, lathhouse, sere, sprinkle, and deep well as well as procurement of seed farm plants together does not have an impact on productivity. Partially, however, the activity of revitalization by filling up, fencing, path making, sere construction, sprinkle, deep well and procurement of nursery plants has an impact on productivity increase. Meanwhile, community preference in determining the payingpreparedness value be sacrificed in maintaining the function and existence of seed farm as green open area is influenced by level of education and income. The higher the level of education and income of the community, values of being prepared to pay will increase. Therefore, every area whose allocation has been determined as green open space such as seed farm area is better stipulated in regional regulation to avoid improper land conversion or allocation in the future."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (25)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Susanto
"Rumah Sakit Karya Medika Bekasi merupakan rumah sakit swasta yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi. Dalam dunia perumahsakitan dituntut untuk melakukan perubahan, agar mampu mempersiapkan produk maupun sumber daya manusia yang berdaya saing dalam menghadapi persaingan bebas di pasar ASEAN maupun di pasar global. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit kedudukannya sangat strategis, oleh karena proses pelayanan dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam, sehingga baik buruknya pelayanan di Rumah Sakit sangat tergantung dari penampilan kinerja tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga.
Aktivitas pelayanan keperawatan merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberikan bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan. Kebutuhan pasien akan ketergantungan dari tenaga keperawatan yaitu berfluktasi yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berpengaruh kepada jumlah sumber Daya Manusia (tenaga perawat)yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan yaitu Analisis Terhadap Aktivitas Keperawatan Kaitannya dengan beban Kerja Perawat di Ruang Rawat inap Kelas III; penelitian ini menggunakan metode work sampling serta perawat pelaksana sebagai sampelnya.
Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa di ruang perawatan Asoka, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi terbanyak (44,39%),dibandingkan dengan aktivitas lain/non keperawatan (29,91%) serta aktivitas keperawatan tidak langsung (25,30%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 76,65%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan yang diberikan dari scoarang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 6,38 jam/pasien/24 jam; Sedangkan di ruang perawatan Tulip, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi waktu terbaniyak (41,30%), dibandingkan dengan aktivitas non keperawatan t lainnya (29,72%) maupun aktivitas keperawatan tidak langsung (28,98%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 75,82%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diberikan dari seorang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 4,16 jam/pasien/24 jam.
Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa aktivitas keperawatan langsung lebih tinggi, jika dibandingkan dengan aktivitas keperawatan tidak langsung maupun aktivitas lainnya/non keperawatan, Oleh karena penelitian ini hanya mengukur pemanfaatan waktu kerja dilakukan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarganya.
Disarankan untuk aktivitas adminisirasi, transportasi serta kurir pasien seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga non keperawatan, agar tenaga keperawatan yang ada dapat memberikan pelayanan keperawatan lebih banyak kepada pasien dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Analysis Of The Nursery Activity Relating to the Working Burden of Nurses in the Stay - Care Room Third Class Of Karya Medika Bekasi HospitalKarya Medika Bekasi hospital is a private hospital which is located in the area of Bekasi Regency. In the world of hospitalization it is forced to always make changes, in doing so able to prepare both competitive product and human resource to face the competition both in ASEAN and global market. The nursery service in the hospital has a very strategic position, because the process of service is performed continually for 24 hours, so the bad and good effect of the service in the hospital mainly relics on the performance of the nursery force that gives care to patients or families.
The activity of nursery service is a subsystem of the health service that gives help to patients to maintain their health or recovery. The patients' needs will be relied on the nursery service to fluctuate based on the patients' condition. This effects to the number of human resource (nurses) that are needed to give nursery service well and correctly to the patients. The research performed is The Analysis On The Nursery Activity Relating To The Working Burden Of Nurse In The Stay - Care Room Third Class, the method used is Work Sampling and the sample is the nurses/nursery forces.
From the result of the research, it is gained that in the Asoka care room, the nursery service directly gets the most portion (44,39%), compared with other activity/ non - nursery (29,91%) and indirect nursery activity (25,30%), and the productive time total needed is 76,65%. The nursery service time given by a nurse for 24 hours is 6,38 hours/patient/24 hours ; whereas in the Tulip stay- care room, the direct nursery service gets the most portion (41,30%), compared with the non - nursery activity/ others (29,72%) as well as the indirect nursery activity (28,98%), and the productive time total needed is 75,82%. The amount of time of the nursery service given by a nurse to the patient for 24 hours is 4,16 hours / patient / 24 hours.
This research result shows that the direct nursery service is higher compared with the indirect nursery service or other activities/non - nursery. Because this research only examines the usage of working hours performed by nursery force 1 nurses to give nursery service to patients or families.
It's suggested that an administration activity, transportation as well as patients courier be performed by non- nursery force, so that the existing nursery force can be consistent to give the nursery service to patients in order to improve the quality of the nursery service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T11456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Dalam upaya meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang handal dan profesional, maka keberadaan dosen yang profesional di institusi pendidikan sangatlah penting. Dosen mempunyai tugas dan tanggung jawab sangat besar dalam menentukan kualitas pendidikan. Oleh karena itu sudah selayaknya bagi institusi untuk memperhatikan kepuasan kerja dosen yang bekerja pada institusinya, karena kepuasan kerja seorang pegawai sering dianggap menggambarkan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan (Siagian, 1997).
Setiap individu akan memiliki kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang ada pada dirinya, karena pada dasarnya kepuasan bersifat individual (Robbins,1998). Sebagai seorang individu yang unik, dosen mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karakterisatik tersebut diantaranya: umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pangkat/golongan, dan jumlah tanggungan.
Kehadiran dosen dalam bekerja merupakan salah satu indikator kedisiplinannya dalam bekerja. Pegawai yang memiliki kepuasan kerja rendah, cenderung memiliki tingkat kehadiran rendah, demikian sebaliknya (Davis, 1996).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran karakteristik individu, kehadiran dan kepuasan kerja dosen, selain itu melihat hubungan antara karakteritik individu dengan kepuasan kerja, kehadiran dengan kepuasan, dan karakteristik individu dengan kehadiran. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain Cross Sectional. Lokasi penelitian di jurusan keperawatan dan kebidanan Poltekkes Bandung. Jumlah responden sebanyak 113 orang. Analisa data terdiri dari analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil peneltian ini menunjukkan sebagian dosen berumur <40 tahun (53,1%), jenis kelamin paling banyak perempuan (60,2%), tingkat pendidikan paling banyak adalah D4/S1 (62%), masa kerja setengahnya (56,9%) <17 tahun, sebagian besar adalah pangkat/golongan III (80,5%), setengahnya (51,3%) mempunyai tanggungan <4 orang, separuh lagi jumlah tanggungan >4 orang. Kehadiran dosen dalam bekerja berada di bawah rata-rata kehadiran (III jam) atau memenuhi 86% dan jam seharusnya. Karakteristik dosen yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja adalah variabel umur (p=0,006) dan jumlah tanggungan (p=-0,040). Variabel yang berhubungan dengan kehadiran yaitu umur (p=0,000), jenis kelamin (p=0,025) dan masa kerja (p-0,015), hubungan kehadiran dengan kepuasan bermakna (p=0,413). Hasil uji multivariat variabel yang paling dominan terhadap kepuasan kerja adalah umur dan jumlah tanggungan.
Disarankan institusi keperawatan dan kebidanan untuk memberikan perhatian kepada dosen yang berumur <40 tahun guna mendapatkan kepuasan dalam bekerja, misalnya pemberian tugas dan tanggung jawab sesuai bidang keahliannya, diberikan kebebasan dalam mengembangkan diri sesuai kemampuan yang dimiliki. Dilakukan pengawasan jam kehadiran dosen setiap hari, perlu aturan untuk mernberikan sanksi bagi dosen yang tidak memenuhi jam kerjanya.
Daftar Pustaka: 34 (1994-2002).

Relationship between Individual Characteristics and Attendance with Job Satisfactory of Lecturers in Nursery and Midwifery Department of Bandung Polytechnic of Midwifery in 2003In order to increase ability of health worker, and make them skillful and professional, it is very important the existence of professional lectures in educational institution. Lecturer has great responsibility on education quality. Because of it, it is worthwhile for institution to pay attention on job satisfactory of lecturer, because job satisfactory of a staff often considered as a description of organization effectiveness in achieving the goals (Siagian, 1997).
Every individual has different satisfaction level, as each one needs, because satisfactory is individually (Robbins, 1998). As a unique individual, lecturer has different characteristics such as; age, sex, education, working experience, rank, and number of burdens.
Lecturer's attendance in their jobs is one of indicators of working disciplinary. Employee who has low level in job satisfactory tend to have low in attendance, also in contrast (Davis,1996).
The objective of this study is to gain information about description of individual characteristics, attendance, and job satisfactory of lecturer, in addition to view relationship between individual characteristics with job satisfactory, attendance with satisfactory and individual characteristics with attendance. This study carried out in Nursery and Midwifery Department of Poltekkes Bandung and use cross-sectional design. Respondents are 113 lecturers. Data analysis use univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Result of this study showed that some of lecturer with age ? 40 years old (53,1%), most of them are women (60,2%), most education level is D41SI (62%), half of them have ? 17 year work experience, most of them at rank III (80,5), half of them have burdens ? 4 people (51,3%). Lecture attendance below average attendance (111 jam) or conform 86% of their working hours, Lecturer's characteristics that have significant relationship to satisfactory are age (p=0,006) and number of burdens (p=0,040). Variable which related to attendance are age (p=0,000), sex (p=0,025), and working experience (p=0,015), relationship attendance with satisfactory is significant (p=0,x13). The result of multivariate analysis is the most dominant factors on job satisfactory are age and number of burdens.
It is recommended to midwifery and nursery institution to pay more attention to lecturer at age below 40 to satisfy their job, such as; giving their job assignment and responsibility as their specialties, give more flexibility to them to develop their self in their field. To conduct daily attendance monitoring of lecturer, and regulating sanction to those who has not fulfilled their working hours.
References: 34 (1994-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasrun
"Rumah Sakit Islam Jakarta Timur merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di wilayah Jakarta Timur. Dalam era persaingan antar rumah sakit yang semakin hebat akhir-akhir ini dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan mutu pelayanan, maka pihak manajernen rumah sakit sudah harus memikirkan pemanfaatan dan pengelolaan seluruh potensi yang ada di rumah sakit tersebut seoptimal mungkin. Salah satu potensi yang mempunyai peran sangat penting di rumah sakit adalah potensi sumber Jaya manusia, dan dari potensi ini tenaga keperawatan mempunyai peran yang cukup dominan di rumah sakit. Disamping tenaga keperawatan merupakan tenaga mayoritas di rumah sakit yang selalu siap membantu pasien selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu, juga baik buruknya pelayanan di rumah sakit sering dinilai dari penampilan tenaga keperawatan. Di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur tenaga keperawatan masih dirasakan kurang dan pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan di bagian rawat inap sampai saat ini masih berdasarkan kapasitas tempat tidur dengan mengacu pada rumus yang didapatkan dari Rumah Sakit Islam Jakarta.
Penelitian ini mencoba untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang rasional di ruang rawat inap umum dengan metoda work sampling yaitu dengan menganalisa pemanfaatan waktu keperawatan clan dari sini nanti dapat dihitung jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. Penelitian dilaksanakan di ruang AN-NUR II dan ruang AN-NAS 1 terhadap seluruh pekerjaan perawat yang bertugas di ruangan tersebut kecuali Kepala Ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa di ruang AN-NUR II aktifitas keperawatan langsung merupakan aktifitas yang paling banyak dilakukan, kecuali pada shift malam dimana aktifitas non produktif merupakan aktifitas yang terbanyak. Sedangkan di ruang AN-NAS I, aktifitas keperawatan tidak langsung merupakan aktifitas yang terbanyak baik untuk shift pagi, sore maupun malam. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dan didapatkan basil bahwa di ruang AN-NUR II kelebihan dua prang tenaga perawat, sedangkan diruang AN-NAS I kelebihan satu prang tenaga perawat. Dikarenakan perhitungan dengan metoda work sampling ini hanya menghitung jumlah tenaga secara kuantitas, maka disarankan diadakan penelitian lebih lanjut dimana hasilnya nanti disamping melihat dari segi kuantitas, tetapi juga melihat pemenuhan kebutuhan tenaga tersebut dari segi kualitas.

Analysis of The Work Load Nursing Care as the Basis to Estimate Requirement Nursing Personal at General Ward Unit of East Jakarta Islamic HospitalEast Jakarta Islamic Hospital is one of non governmental hospital which is situated at East Jakarta. In tight competitive era among hospital nowadays and the increasing of client's conciousness concerning service quality, management of the hospital should consider how to use and manage all the available potency as optimal as it can. One of the potency in the hospital which has the most important role is the Human Resourch Potency, and in this case the nursing staffs has sufficiently dominant role in the hospital. Despite the fact that nursing staffs consist the majority of manpower in the hospital who take care the patient during 24 hours a day seven days a week, services quality of the hospital is often valued based on the performance of the nursing staff. East Jakarta Islamic Hospital is lacking of nursing staff and until now the fulfil of the nursing staff need in a ward unit is still based on bed capacity that is referred to Jakarta Islamic Hospitasi's formula.
This study tries to find a rational solution concerning the fulfil of nursing staff in general ward unit with work sampling method by analysing of nursing care time, and the amount of nursing staff need based on the nursing care time. The study was performed at AN-NUR II and AN--NAS I room involved all nursing staff who were assigned there. except the chief room.
The result of AN-NUR II study knows that the greatest activity here is direct activities, except at night shift. At night shift non productive activities is the greatest one. Contrary case happens at AN-NAS I, indirect activities is the greatest one in the morning, evening and night shift. Based on the above data, the calculation of nursing staff need, at AN-NUR II have two nursing staff overage and at AN-NAS I have one nursing staff overage. This work sampling method only calculate the amount of nursing staff need in quantity. Therefore we recommend to do the further study where the result not only does calculate the amount of nursing staff in quantity, but also in quality as well."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Anindya Nurhafid
"Indonesia tengah mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini terjadi karena adanya perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat, salah satunya aktivitas fisik yang kurang. Aktivitas fisik yang kurang tidak hanya ditemukan pada dewasa namun juga remaja. Aktivitas fisik yang kurang pada remaja mengakibatkan berbagai masalah kesehatan kedepannya, baik fisik maupun psikis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh manajemen diri terhadap efikasi diri dan perilaku aktivitas fisik siswa SMP Negeri di Jakarta Utara. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group, dengan 64 responden pada kelompok intervensi dan 68 responden pada kelompok non-intervensi yang diseleksi dengan cluster random sampling dan simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Paired t-test dan Pooled t-test. Intervensi ini diberikan sebanyak 7 sesi dalam 6 minggu selama 60-75 menit.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh manajemen diri terhadap efikasi diri dan perilaku aktivitas fisik (p = 0,000). Penelitian ini merekomendasikan pemberian manajemen diri kepada siswa diintegrasikan dengan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam pendampingan Puskesmas.

Indonesia is on shift of disease pattern from infection disease to non-infectious disease. This happened due to change of non-healthy behaviour of its people, which among others is lack of physical activities. Such lack of physical activities is not only found on the adults, but also on the adolescent. The lack of physical activities on the adolescent will cause health problems in the future, both physically and mentally as well.
This research is aimed to identify the impact of self management towards self efficafy and physical activity behaviour of students from a National Junior High School in North Jakarta. The study was designed using quasi experiment of pretest and posttest with control group, involving 64 respondents of intervention group and 68 respondents of non-intervention group which were selected through Cluster random sampling and simple random sampling. The data was analyzed using Paired t-test and Pooled t-test. The intervention was given in 7 sessions during 6 weeks for 60-75 minutes. The data analysis using paired t-test and pooled t-test. This intervention is implemented for 7 sessions in a week for 60-75 minutes.
The result of research shows that there is an impact of self management towards self efficacy and physical activity behaviour (p= 0,000). This research recommends implementation self management for students to be integrated to Youth Care health Service and School Health is need to be conducted under Puskesmas Supervision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library