Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Prabowo Putra Arindra
"ABSTRAK
Tugas karya akhir ini membahas mengenai korupsi suap jual-beli jabatan ASN yang terjadi di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) X.  Bupati Syahrini mengakui bahwa korupsi tersebut sudah berlangsung lama dan menjadi tradisi di Pemkab X. Tradisi suap tersebut terbentuk dari sebuah proses normalisasi korupsi yang terjadi di dalam Pemkab X. Proses normalisasi korupsi terdiri dari: institutionalisasi, rasionalisasi, dan sosialisasi. Normalisasi perilaku korupsi akan memberikan anggapan bahwa perilaku tersebut sebagai suatu hal yang wajar. Data yang diperoleh melalui media online dan dokumen turunan putusan pengadilan selanjutnya akan di analisis menggunakan teori Proses Normalisasi Korupsi terhadap sebuah data kasus tersebut. Tugas karya akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melihat lebih dalam penyebab korupsi suap jual-beli jabatan ASN dilakukan terus menerus di wilayah pemerintahan kabupaten.

ABSTRACT
his final paper discusses about corruption of the bribery transaction for Civil Servants positions that occur in local government area X. Regent Syahrini acknowledges that corruption has been going on for a long time and has become a tradition there. The tradition of bribery is formed from a normalization of corruption that occurs within local government area X. The process of normalizing corruption consists of: institutionalization, rationalization and socialization. Normalization of corrupt behavior will give the assumption that the behavior is a natural thing. Data obtained through online media and derivative documents of court decisions will then be analyzed using the Corruption Normalization theory. The task of this final work is expected to be a reference to look deeper into the causes of corruption in the bribe of transaction for Civil Servants positions carried out continuously in the local government area.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Machyudiniar Primadiaratih
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Sugeng Prasetyo
"ABSTRAK
Kebijakan dalam menangani masalah pemukiman kumuh menunjukkan adanya kecenderungan yang mengarah pada usaha untuk menyingkirkan pemukiman beserta penghuninya dari kawasan yang menjadi tempat bernmukimnya. Kebijakan pemerintah yang demikian ini dilatarbelakangi oleh kepentingan bahwa kawasan perkotaan sedapat mungkin harus bersih dari keberadaan pemukiman yang kumuh (slum area). Di lain pihak, masyarakat dengan keterbatasan yang dimilikinya mempunyai kepentingan untuk memperoleh lahan yang dapat digunakan untuk bermukim. Perbedaan kepentingan ini sering menimbulkan konflik antara pemerintah dengan masyarakat . Suatu hal yang jarang dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan, bahwa penataan atau pengelolaan suatu kawasan pemukiman. yang kumuh dapat dilakukan tanpa harus menggusur para pemukim yang menempati kawasan tersebut. Hal ini ingin menegaskan bahwa masyarakat yang bermukim di pemukiman kumuh perlu diberi suatu kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola permkimannya. Dengan demikian kebijakan yang dibuat sebaikaya mengarah pada suatu pemberdayaan (empowerment) masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya prakarsa serta partisipasi yang muncul dari masyarakat pemukim, temyata mampu mengelola kawasan pemukimau yang semula merupakan pemukiman yang kumuh menjadi suatu pemukiman yang layak untuk dihuni. Pengelolaan yang dilakukan tersebut didasarkan pada suatu konsep yang muncul dari masyarakat itu sendiri yang dikenal dengan nama Konsep Tri Bina yang mencakup Bina Manusia, Bina Usaha, dan Bina Lingkungan.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat pemukim yang didasarkan pada konsep tersebut, ternyata dapat mengintegrasikan antara kepentingan pemerintah di satu pihak dengan kepentingan masyarakat pemukim itu sendiri di lain pihak. Tentu saja upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak dapat lepas dari peran serta tokoh-tokoh masyarakat serta kelompok kelompok yang ada diluar pemukiman tersebut. Oleh karena itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok seperti misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat ikut serta dalam menangani masalah munculaya pemukiman kumuh tersebut.
Berdasarkan kasus yang diambil dari kawasan pemukiman di Daerah Aliran Sungai Code Kotamadya Yogyakarta maka hal ini dapatlah dijadikan suatu usulan model percontohan, mengingat pemerintah juga masih mempunyai keterbatasan dalam menyediakan fasilitas pemukiman yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang berada pada lapisan bawah."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S8052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
"Disertasi ini membahas peristiwa normalisasi hubungan diplomatik Cina-Indonesia dengan tujuan menunjukkan motivasi yang mendorong Cina untuk mewujudkannya. Pendekatan "keterkaitan mikro-makro" digunakan untuk mengangkat bukti-bukti empiris, dipertajam melalui kerangka konsep mianzi. Dalam budaya Cina mianzi mengandung makna dan nilai-nilai "kehormatan".
Hasil penelitian menunjukkan, merosotnya kekuatan kubu sosialis di akhir tahun 1980-an dan peristiwa Tiananmen 1989 telah menyebabkan berubahnya prioritas politik luar negeri Cina. Ancaman terhadap kedaulatan menjadi pusat prioritas karena menyangkut kehormatan dan keutuhan bangsa. Segenap potensi Cina harus digunakan untuk menyelamatkan kehormatan negaranya, itulah baoquan mianzi. Kejayaan dan citra internasional RRC harus dikibarkan kembali. Normalisasi hubungan itu terbukti merupakan bagian dari upaya baoquan mianzi dan telah memberi peluang besar kepada Cina untuk berperan di forum regional maupun global. Dari sanalah motivasi itu terangkat.

This disertation examine the normalization of China-Indonesia diplomatic relations in order to understand China"s main motivation. The "micro-macro linkage" used to uphold empirical evidence that being enhanced through "Mianzi" concept. In Chinese culture, mianzi consist honorable values and meanings.
The result of this research shows that the changes on China foreign policy priority has been caused by the decreasing of socialist power in the late 1980"s and the Tiananmen incident in 1989. Threat to China`s sovereignty and unity has been the main priority to keep the country honor and existence. The term of baoquan mianzi is being used on this matter. It means using the whole potential of Chinese people to save the country honor. PRC international image and glory need to be restored. The normalization of diplomatic relations has been proven to be a part of baoquan mianzi and has given China a big opportunity to take part in regional and global forums. From there the motivation was raised."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
D1337
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Pangesti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan flexploitation yang merupakan keadaan
yang memaksa pekerja untuk tunduk saat tereksploitasi. Berbeda dengan eksploitasi
biasa, flexploitation terjadi di kalangan pekerja dengan kondisi kerja yang flexible seperti
pekerja lepas. Studi-studi sebelumnya mengkaji bagaimana pekerja seni turut
melanggengkan serta menormalisasi kondisi rentan mereka. Namun, studi-studi
sebelumnya belum secara khusus berfokus membahas perempuan pekerja seni. Masih
minimnya pembahasan mengenai topik tersebut membuat peneliti berargumen bahwa
perempuan pekerja seni mengalami kondisi kerentanan yang khas karena adanya kerugian
atas lingkungan kerja yang buruk, diskriminasi gender, timpang dan adanya beban ganda.
Penelitian ini menggunakan konsep flexploitation untuk membantu menjelaskan
kerentanan yang terjadi pada perempuan pekerja seni visual. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa perempuan pekerja seni terjebak dalam flexploitation.
Flexploitation terhadap perempuan pekerja seni terlihat pada penerimaan terhadap
kondisi eksploitasi dalam sistem kerja flexible dan menyebabkan normalisasi kerentanan.
Kerentanan ini dinormalisasi berupa ketidakamanan pendapatan, jam kerja yang tidak
menentu, kontrak kerja yang tidak mengikat, ketiadaan jaminan sosial, dan ketidakpastian
jenjang karir. Kemungkinan flexploitation terjadi lebih besar pada perempuan pekerja
seni visual karena perempuan dianggap tidak memiliki tanggung jawab utama sebagai
pencari nafkah dan perempuan dapat memiliki keleluasaan untuk dapat mengurus rumah
tangga.

This study aims to describe flexploitation which is a condition that forces workers to
submit when exploited. In contrast to ordinary exploitation, flexploitation occurs among
workers with flexible working conditions such as casual workers. Previous studies
examined how arts workers helped perpetuate and normalize their vulnerable condition.
However, previous studies have not specifically focused on women arts workers. The lack
of discussion on this topic has led researchers to argue that women arts workers
experience unique conditions of vulnerability due to the disadvantages of a bad working
environment, gender discrimination, inequality and a double burden. This study uses the
concept of flexploitation to help explain the vulnerability that occurs in female visual arts
workers. The research findings show that women arts workers are trapped in
flexploitation. Flexploitation of women arts workers can be seen in the acceptance of
conditions of exploitation in a flexible work system and causes the normalization of
vulnerabilities. This vulnerability is normalized in the form of income insecurity, erratic
working hours, non-binding work contracts, lack of social security, and uncertain career
paths. The possibility of flexploitation to occur is greater for women visual arts workers
because women are considered not to have the main responsibility as breadwinners and
women can have the freedom to be able to manage the household
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Muhammad Rizkia
"Proyek akhir ini menjelaskan upaya Muhammadiyah dalam menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Yogyakarta pasca peristiwa G30S/PKI tahun 1965-1980. Muhammadiyah telah melakukan perubahan sosial bagi masyarakat Tamansari yang pernah berafiliasi dengan PKI. Muhammadiyah melakukan normalisasi agar peristiwa G30S/PKI 1965 tidak akan terulang kembali. Re-Islamisasi adalah salah satu media normalisasi Muhammadiyah yang dilakukan untuk menormalisasi masyarakat di Tamansari. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini yaitu, mengapa Muhammadiyah menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Eks- PKI. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis antara lain, (1) menentukan topik/ tema, heuristik (pencarian sumber), (2) kritik (kritik atau verifikasi data), (3) interpretasi (kemampuan menafsirkan sejarah yang berlandaskan teknik accepted history), (4) historiografi (rekonstruksi/ penulisan sejarah). Sumber yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sumber primer dan sekunder yang termuat dalam arsip, jurnal, wawancara, majalah dan buku. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, Muhammadiyah menginginkan perubahan politik dengan cara membentuk agency yang berfungsi merubah struktur sosial masyarakat PKI di Tamansari. Perubahan struktur itu dilakukan melalui tiga cara antara lain: (1) melakukan Re-Islamisasi, (2) Penggunaan dakwah humanis, (3) Pembangunan Masjid Soko Tunggal sebagai sarana ibadah umat Islam di Tamansari.

This final project describes Muhammadiyah's efforts to normalize PKI members after the G30S/PKI in Tamansari Yogyakarta 1965-1980. Muhammadiyah has made significant changes to the lives of former PKI who were repatriated around 1970. Muhammadiyah carried out normalization so that the 1965 G30S/PKI incident would not be repeated. ReIslamization is one of the normalization media for Muhammadiyah that was carried out on the former PKI in Tamansari. The problem raised from this research is why Muhammadiyah normalizes the former PKI in Tamansari Yogyakarta. This study uses critical historical methods, among others, (1) determining the topic/theme, heuristics (search for sources), (2) criticism (criticism or data leveraging), (3) interpretation (the ability to analyze history based on accepted techniques), (4) historiography (reconstruct tion /history writing). The sources used in this study are primary and secondary sources contained in books, journals, interviews, magazines and archives. The conclusion of this study is that Muhammadiyah wants political change by creating an agency that works to change the social structure of the former PKI in Tamansari. The changes were carried out in the following three ways: : (1) carry out re-Islamization, (2) use humanist da'wah (3) construction of the Soko Tunggal Mosque as a means of worship for Muslims in Tamansari.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryati
"
ABSTRAK
Sejak berakhirnya perang saudara Cina antara pihak Komunis Cina (Gongchandang) dengan pihak Nasionalis (Kuomintang) pada tahun 1945-1949, maka Taiwan yang dikuasai pihak Nasionalis memisahkan diri dari kekuasaan Cina daratan yang dikuasai pihak Komunis. Akibatnya muncul dua pemerintahan Cina yang menguasai wilayah yang berbeda, yaitu Republik Cina (Zhonghua Minguo) di Taiwan, dan Republik Rakyat Cina (Zhonghua Renmin Gongheguo) di Cina daratan.
Dari keadaan tersebut, antara kedua negara Cina itu selalu terjadi konflik dan pertikaian mengenai siapa yang merupakan pemerintah Cina yang sah dan siapa yang merupakan wakil Cina di dunia internasional,hal tersebut Menimbulkan persaingan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan bagi masing-masing pihak dari negara-negara lain.
Setelah melewati beberapa dekade hubungan yang semula membeku, berlahan-lahan mulai mencair dengan dibukanya hubungan dan dialog dalam bidang ekonomi dan sosial. Hubungan tersebut semakin meningkat dan berkembang, dan ditandai dengan dibangunnya dua badan non pemerintahan yang mengurus hubungan secara tak resmi dari kedua negara, yaitu SEF (Straits Exchange Foundation) dari pihak Taiwan dan ARATS (Association for Relations Across the Taiwan Straits) dari pihak RRC.
Masalah yang terjadi antara RRC-Taiwan juga tidak terlepas dari peran dan pengaruh Amerika Serikat yang sejak awal terlibat dalam pertikaian di Selat Taiwan tersebut. Sejak normalisasi hubungan AS-RRC dibuka, usulan mengenai reunifikasi damai mulai ditawarkan RRC pada Taiwan, sebagai upaya RRC mendapatkan Taiwan kembali ke pangkuannya. Tapi usulan tersebut ternyata menghadapi berbagai hambatan, terutama dari pihak Taiwan yang tidak menyetujui usulan tersebut yang dianggap merupakan usaha aneksasi dari pihak RRC. Kemudian RRC menawarkan formula satu negara dua sistem (yi guo Liang zhi) dan pemberian status SAR (Special Administration Region) bagi kembalinya Hong Kong, Macao, dan Taiwan ke pangkuan Cina daratan.
Perkembangan usaha reunifikasi Cina-Taiwan saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkembang di dalam negeri masing-masing dan situasi internasional, serta perkembangan hubungan kedua negara baik di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Setelah Hong Kong kembali ke pangkuan RRC pada tahun 1997, dan menyusul Macao pada tahun 1999, akankah pembicaraan mengenai reunifikasi Cina-Taiwan akan diwujudkan di masa mendatang, semua ini tergantung pada perkembangan situasi yang ada sekarang baik di dalam negeri Cina dan Taiwan, serta situasi dunia internasional yang sedang mengarah kepada tatanan global.
"
1998
S12875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rindu Prameswari
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang ideologi yang terbentuk di balik penulisan kembali
sejarah dunia dalam anime ?Hetalia Axis Powers? karya Hidekazu Himaruya. Teori
yang digunakan adalah teori Semiotika Barthes dengan didukung teori Representasi
Hall dan Oposisi Biner, serta teknik sinematografis. Di balik penggambaran
kembali sejarah dunia dalam ?Hetalia Axis Powers? adalah ideologi superioritas
bangsa Jepang, penonjolan keunikan bangsa Jepang (nihonjinron), identitas bangsa,
dan adanya kecenderungan dukungan terhadap wacana normalisasi militer Jepang.

ABSTRACT
This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime
?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s
Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography
technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are
Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity,
and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime
?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s
Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography
technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are
Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity,
and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime
?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s
Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography
technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are
Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity,
and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime
?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s
Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography
technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are
Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity,
and a tendency to support Japan?s military normalization plan., This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime
“Hetalia Axis Powers” by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall’s
Representation, Barthes’ Semiotic, Binary Opposition, and cinematography
technique. Behind the re-writing of world history in “Hetalia Axis Powers” are
Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity,
and a tendency to support Japan’s military normalization plan.]"
[, ], [2015;2015;2015;2015;2015, 2015]
T43292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>