Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Ibadi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan terapi Resource Development and Installation (RDI) pada remaja usia 16 tahun 5 bulan yang melakukan Non Suicidal Self Injury (NSSI). RDI dilakukan sebanyak 7 sesi dengan tiga teknik, yaitu Point of Powerdan Absorption. Tujuan dari penerapan teknik RDI adalah untuk mengurangi perilaku NSSI dengan meningkatkan resource positif dan menurunkan perasaan-perasaan negatif, terutama kecemasan. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan perilaku NSSI serta peningkatan resource positif dan penurunan perasaan negatif yang terlihat dari penurunan skor Harvard Trauma Questionnaire (HTQ), Hopkin Symptom Checklist(HSCL) dan Child Behavior Checklist for Age 4-18 (CBCL/4-18). Selain itu, terjadi perubahan perilaku anak ke arah yang lebih positif. Anak merasa mampu meregulasi perasaan negatifnya dengan mengalihkan pikiran ke hal-hal yang positif dan mempersepsi dirinya secara lebih positif.

ABSTRACT
This study was conducted to determine the therapeutic application of Resource Development and Installation (RDI) in adolescents aged 16 years and 5 months doing Non-Suicidal Self Injury (NSSI). RDI performed a total of seven sessions with the three techniques, namely Point of Power and Absorption. The purpose of the application of RDI technique is to reduce the NSSI behavior by increasing positive resource and decrease the negative feelings, especially anxiety. The results showed an increase of resource of positive and negative feelings decrease seen from the decline in scores of Harvard Trauma Questionnaire (HTQ), Hopkin Symptom Checklist(HSCL) and Child Behavior Checklist for Age 4-18 (CBCL/4-18). In addition, a change in the child's behavior to a more positive direction. Children feel able to regulate negative feelings by diverting the mind to positive things and perceive themselves more positively."
2016
T46546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Elvina
"Non-suicidal self-injury (NSSI) merupakan isu kesehatan global dengan prevalensi yang tinggi dan meningkat di kalangan dewasa awal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan perilaku NSSI pada dewasa awal di Indonesia serta menemukan hubungan antara stres, koping religius positif dan negatif, dan keparahan perilaku NSSI. Data dikumpulkan dari 311 partisipan berusia 18–29 tahun (M = 23.37, SD = 2.38) menggunakan kuesioner daring, yang mencakup alat ukur stres (Perceived Stress Scale-10), koping religius positif dan negatif (Brief RCOPE), serta karakteristik perilaku NSSI (Non-Suicidal Self-Injury Function Scale). Dalam penelitian ini, 40.2% partisipan pernah atau masih melakukan NSSI. Hasil menunjukkan bahwa kenaikan pada stres secara statistik signifikan memprediksi peningkatan pada keparahan perilaku NSSI. Koping religius negatif memiliki efek moderasi yang signifikan secara statistik pada hubungan antara stres dan keparahan NSSI, namun koping religius positif tidak memiliki efek moderasi yang signifikan secara statistik. Penelitian ini mendemonstrasikan bahwa stres dan koping religius negatif memainkan peran penting dalam memperparah perilaku NSSI. Penelitian ini mengilustrasikan pentingnya program prevensi dan intervensi untuk NSSI yang menargetkan stres dan koping religius negatif.

Non-suicidal self-injury is a global health issue with a high and increasing prevalence among emerging adults. This study is aimed to examine the tendency of NSSI among emerging adults in Indonesia while also investigating the relationship between stress, positive and negative religious coping, and NSSI severity. Data was gathered from 311 participants aged 18–29 years old (M = 23.37, SD = 2.38) using online questionnaire, which included measures of stress (Perceived Stress Scale-10), positive and negative religious coping (Brief RCOPE), and NSSI severity (Non-Suicidal Self-Injury Function Scale). This study revealed that 40.2% of participants had or were still engaging in NSSI. Results indicated that an increase in stress predicted with statistical significance an increase in NSSI severity. Negative religious coping had a statistically significant moderation effect on the relationship between stress and NSSI severity, while positive religious coping did not. Thus, this study demonstrated that stress and negative religious coping play important roles in exacerbating NSSI. This study illustrated the importance of prevention and intervention programmes for NSSI that target stress and negative religious coping. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elnia Sevinawati
"Non suicidal self-injury (NSSI) memiliki prevalensi tertinggi pada usia dewasa muda (45%). Pada dewasa muda, NSSI banyak digunakan untuk mengatasi tekanan emosional dan sebagai upaya beralih dari situasi yang sulit. Model teori yang menjelaskan hubungan antara experiential avoidance dengan NSSI adalah Experiential Avoidance Model (EA-Model) dan salah satu variabel yang diduga dapat menjembatani kedua variabel, yaitu harapan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat harapan memediasi hubungan antara experiential avoidance dan keparahan NSSI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental dengan partisipan penelitian berjumlah 122 orang yang pernah/masih melakukan NSSI (84,4% perempuan), dan memiliki rentang usia 18-29 tahun (M =22,28, SD=2,67). Keparahan NSSI diukur menggunakan NSSI-FS, experiential avoidance diukur menggunakan AAQ-II, dan harapan diukur menggunakan AHS. Melalui analisis mediasi, ditemukan tingkat harapan memediasi secara penuh hubungan antara experiential avoidance dan keparahan NSSI. Hal ini menunjukkan bahwa harapan berperan menjelaskan hubungan antara experiential avoidance dan perilaku NSSI. Ketika individu cenderung kaku dan terus-menerus enggan untuk mengalami pikiran, perasaan, dan sensasi internal yang tidak nyaman (experiential avoidance), hal tersebut akan memprediksi tingkat harapan pada individu, yang mana tingkat harapan lebih lanjut akan memprediksi tingkat keparahan perilaku NSSI pada individu dewasa muda.

Non suicidal self-injury (NSSI) has the highest prevalent among emerging adults (45%). In emerging adults, NSSI is often used to cope with emotional distress and to escape from difficult situations. Experiential Avoidance Model (EA-Model) explain the relationship between experiential avoidance and NSSI, with hope being a potential mediator between these variables. This study aimed to see whether the levels of hope mediate the relationship between experiential avoidance and the severity of NSSI. The study used a non-experimental quantitative method and was conducted on 122 participants who have engaged in NSSI (84,4% female), aged 18-29 years (M = 22,28, SD = 2,67). NSSI severity was measured using NSSI-FS, experiential avoidance was measured using AAQ-II, and hope was measured using AHS. Mediation analysis revealed that hope fully mediated the relationship between experiential avoidance and NSSI severity. This shows that hope plays a role in explaining the mechanism between experiential avoidance and the severity of NSSI. When individuals unwilling to engage with certain personal experiences, including uncomfortable thoughts, emotions, and internal sensations (experiential avoidance), it predicts their level of hope, which subsequently predicts the severity of NSSI behavior among emerging adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library