Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Chandra Sahala
"Terbukanya suatu perekonomian berarti bahwa perekonomian negara tersebut akan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang bersifat eksternal yang selanjutnya juga akan mempengaruhi keseimbangan internal. Oleh karena keseimbangan eksternal menjadi suatu hal yang penting, di mana neraca perdagangan merupakan salah satu indikator keseimbangan eksternal. Perubahan harga yang bersifat eksternal pada komoditi yang diperdagangkan secara internasional dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada neraca perdagangan, sehingga untuk mengembalikan keseimbangan eksternal perlu diambil tindakan oleh pemerintah dengan mengubah nilai tukar riil. Perubahan harga seperti ini akan mengubah terms of trade. Oleh sebab itu, perubahan terms of trade dan nilai tukar riil akan mempengaruhi neraca perdagangan dengan arah yang berlawanan atau dengan kata lain ada trade off antara keduanya. Untuk mencari nilai trade off antara perubahan terms of trade dengan nilai tukar riil, dibentuk suatu model yang berbasis pada identitas neraca perdagangan, di mana dampak perubahan baik terms of trade maupun nilai tukar riil hanya mempengaruhi sisi ekspor dan impor barang. Pendugaan parameter pada persamaan ekspor maupun impor dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan mengasumsikan harga sebagai variabel eksogen maupun endogen. Hasil pendugaan parameter dari masing-masing persamaan, kemudian dipergunakan untuk menghitung nilai trade off. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kebijaksanaan nilai tukar riil cenderung bersifat overvalued. Ini berarti bahwa kebijaksanaan devaluasi yang diambil oleh pemerintah belum mampu untuk mengembalikan keseimbangan neraca perdagangan. Saran untuk studi lebih lanjut adalah dengan menggunakan metode Computable General Equilibrium, sehingga perubahan nilai tukar riil terhadap neraca modal dapat pula diperhitungkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Kurniawati
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki objektif utama untuk menganalisa hubungan kointegrasi dan kausalitas antara nilai tukar riil dan neraca transaksi berjalan di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand pada periode 1990-2015. Penelitian ini menggunakan uji kointegrasi Johansen untuk uji hubungan jangka panjang, uji VECM untuk uji hubungan jangka pendek, dan uji Granger Causality untuk pengujian kausalitas. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara kedua variabel di semua negara, namun tidak untuk hubungan jangka pendek. Dalam pengujian kausalitas, penelitian ini menemukan arah hubungan yang berbeda-beda untuk setiap negara. Untuk ASEAN-4 secara keseluruhan, penelitian ini menemukan hubungan kausalitas dua arah antara nilai tukar riil dan neraca transaksi berjalan.

ABSTRACT
This study attempts to assess both the causality and time series relations of cointegration between real exchange rate and current account in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand, with the period of analysis from 1990 to 2015. It applies time series analyses of unit root with the Augmented Dickey Fuller method, Johansen cointegration procedure for long run test, VECM for short run test, and Granger Causality test for causality analysis. This paper finds long run relationship between real exchange rate and current account, yet it doesn 39 t find any short run relationship between the two. In causality test, this paper finds varied results of causality direction in each country. As for the ASEAN 4, this paper finds simultaneous causality relations between real exchange rate and current account."
2017
S66976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Suta Wibawa
"Tekanan yang terus terjadi terhadap mata uang Rupiah sebagai imbas dari diberlakukannya rezim nilai tukar mengambang bebas sejak 14 Agustus 1997, memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan Indonesia dengan negara lain, khususnya Tiongkok. Mencakup sekitar 17 dari total perdagangan atau sekitar 11 dari total ekspor dan 23 total impor di tahun 2016, Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Indonesia saat ini. Nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi yang terus mengalami tekanan dari waktu ke waktu memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan baik secara agregat maupun sektoral di antara kedua negara. Dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach, peneliti menemukan bahwa depresiasi nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi memberikan dampak yang beragam dalam jangka pendek dan cenderung negatif dalam jangka panjang terhadap neraca perdagangan sekoral Indonesia dengan Tiongkok. Dampak yang beragam dari depresiasi terhadap neraca perdagangan dibuktikan oleh ditemukannya koefisien yang signifikan dari nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan di sejumlah sektor dan bukti keberadaan fenomena J-Curve dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang, depresiasi nilai tukar riil justru memberikan dampak yang cenderung negatif. Hanya sektor kayu serta batu dan kaca yang terdampak positif oleh depresiasi dalam jangka panjang atau memeuhi asumsi Marshall-Lerner Condition. Sektor kayu bahkan teridentifikasi memenuhi kriteria J-Curve berdasarkan pengertian modern, yakni koefisien negatif dalam jangka pendek diikuti oleh koefisien positif dalam jangka panjang.

The ongoing pressure on Rupiah currency as a result of the establishment of floating exchange rate regime since August 14, 1997, had impacted Indonesia rsquo s trade balance with other countries, particularly China. Covering about 17 of total trade or about 11 of total exports and 23 of total imports in 2016, China is Indonesia rsquo s largest trading partner today. The real exchange rate of the Rupiah against Renmibi, which continues to experience pressure over time, has its own impact on the trade balance, both aggregate and sectoral, between two countries. Using Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach model, the study found that the depreciation of the real exchange rate of Rupiah against Renmibi gives diversed short run impact and long run negative impact on most of Indonesia rsquo s sectoral trade balance with China. The diversed impact of depreciation on the trade balance is proven by the discovery of significant coefficient of the real exchange rate on the trade balance in several sectors and the evidence of the existence of the J Curve phenomenon in the short run. While in the long run, the depreciation of the real exchange rate has a negative impact. Only wood stone and glass sectors are positively affected by depreciation in the long run, which fulfill the Marshall Lerner Condition assumption. Wood sector is even identified to meet the J Curve criteria based on modern definition, which proven by the negative coefficient in the short run followed by the long run positive coefficient. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latuconsina, Rio
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keanggotaan Indonesia dalam forum kerjasama ekonomi Asia Pacific Economics Cooperation (APEC) mempengaruhi pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara mitra dagang sesama anggota forum kerjasama ekonomi APEC. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keanggotaan Indonesia di dalam forum kerjasama ekonomi APEC terhadap ekspor Indonesia ke-15 mitra dagangnya yang juga merupakan anggota dari forum kerjasama ekonomi APEC. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan data panel yaitu 15 negara sebagai cross section dengan periode waktu pengamatan tahun 1981-2005. Kelima belas negara mitra dagang tersebut adalah Australia, Brunei Darussalam, Canada, Jepang, Korea, Malaysia, New Zealand, Peru, Philipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia yaitu pendapatan per kapita riil, biaya transportasi dari Indonesia ke negara mitra dagang, nilai tukar riil dan keanggotaan Indonesia dalam forum kerjasama ekonomi APEC. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa keanggotaan Indonesia dalam forum kerjasama ekonomi APEC berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia ke-15 negara mitra dagangnya tersebut.

This research is aimed to find out whether Indonesia membership in the forum of Asia Pacific Economics Cooperation (APEC) economic cooperation has influenced on Indonesia export growth to other APEC member countries. The scope of this research is to analyze the effect of Indonesia membership in APEC economic cooperation forum on Indonesia export growth to 15 trade partner countries who is also member of APEC economic cooperation forum. This research uses panel data analysis methode of 15 countries as cross section with yearly time period 01 observation from 1981-2005. 15 trade partner countries observed are Australia, Brunei Darussalam, Canada, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, Peru, Philipine, Singapore, Thailand, dan United State of America. Factors that have influenced on Indonesia export growth are real Gross Domestic Product (GDP) per capita, transportation cost from Indonesia to trade partner country, real exchange rate, and Indonesia membership in the forum of APEC economic cooperation. The result shows that Indonesia membership in the forum of APEC economic cooperation has positive effect on Indonesia export growth to those 15 trade partner countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26441
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahda Sabrina
"Semenjak kebanyakan negara menerapkan nilai tukar mengambang, menganalisa nilai dan pergerakan dari nilai tukar nominal dan riil menjadi ketertarikan seluruh dunia. Dimana tujuan utama mereka ialah menciptakan nilai tukar yang stabil seiring dengan mempertahankan partisipasinya di pasar global. Determinan fluktuasi nilai tukar secara umum ialah gejolak moneter dan inflasi dimana meningkatnya volatilitas jumlah uang yang beredar atau inflasi akan membawa nilai tukar pada tahap yang lebih bergejolak. Bagaimanapun, studi empiris menemukan bahwa kedua indikator ini tidak selalu menjelaskan pergerakan dari nilai tukar. Oleh karena itu, para peneliti mulai mencari indikator selain moneter untuk menjelaskan volatilitas dari nilai tukar, salah satunya adalah keterbukaan perdagangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara keterbukaan ekonomi terkait perdagangan dengan volatilitas dari nilai tukar riil pada empat negara Asia Tenggara: Indoenesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Dengan menggunakan metode panel, data kuartalan diambil dari Triwulan I-2002 sampai Triwulan IV-2015. Hasil dari penelitian ini menunjukan keterbukaan terbukti memiliki hubungan negatif dengan fluktuasi nilai tukar riil. Sedangkan, indikator dasarnya seperti pergejolakan moneter dan fiskal memiliki hubungan yang sejalan dengan fluktuasi nilai tukar riil. Selain itu, ukuran dari rasio perdagangan ditemukan penting dalam meningkatkan besarnya keterkaitan antara keterbukaan dan volatiltias nilai tukar riil.

Since most of countries gave up their currency to float, analysing the value and movement of both nominal and real exchange rate has become a notorious interest by the rest of the world. Where the sole objective is to create a stable exchange rate while sustain their participation in global market. The common determinants of exchange rate fluctuation are monetary shocks and inflation as higher money supply volatility or inflation will bring exchange rate to a more volatile phase. However, empirical studies have found that these two indicators do not always define all the motions of exchange rate. Therefore, researchers have been in the spirit of tracing non monetary indicators to determine exchange rate volatility, one of them is trade openness. This study aims to clarify the relationship between economic openness in terms of its trade on real exchange rate volatility of four Southeast Asian countries Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand. By using panel analysis, quarterly data gathered from 2002Q1 until 2015Q4 . The results of the study show that trade openness is evidently found to have a negative relationship with exchange rate fluctuations. While the fundamentals ndash monetary and fiscal shocks unsurprisingly in line with the exchange rate volatility. However, the size of trade ratio matters in boosting the magnitude of openness ndash RER volatility linkage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimanda Octavio Budihardjo
"Dengan menggunakan metode ARDL bounds testing yang dikemukakan oleh Pesaran (2001), tesis ini ingin mempelajari pengaruh dari volatilitas Nilai tukar terhadap performa ekspor Indonesia ke Tiongkok dan Singapura yang merupakan pasar ekspor Indonesia terbesar pertama dan kelima. Dengan menggunakan fungsi permintaan ekspor yang dipergunakan di kajian Doganlar (2002), tesis ini menggunakan metode ARDL bounds testing untuk melihat pengaruh volatilitas nilai tukar beserta pendapatan asing dan harga relatif terhadap volume eskpor di jangka pendek dan jangka panjang. Tesis ini menemukan bahwa volatilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap volume ekspor Indonesia ke Tiongkok, sedangkan untuk volume ekspor ke Singapura pengaruhnya tidak signifikan. Temuan kajian ini menyiratkan bahwa pengekspor barang ke Tiongkok merespon terhadap meningkatnya risiko nilai tukar tukar dengan mengurangi ekspor, beralih ke pasar domestik, dan/atau meningkatkan harga barang. Sedangkan, pengekspor ke barang ke Singapura tidak merespon terhadap meningkatnya risiko nilai tukar.

Using Pesaran’s (2001) ARDL bounds testing approach, this study aims to find out the effects of exchange rate volatility on Indonesia’s exports performance to China and Singapore, Indonesia’s first and fifth export destination respectively. Study employed the export demand function as used in Doganlar’s (2002) study with Pesaran’s (2001) ARDL bounds testing approach to ascertain the effects of real exchange rate volatility, as well as foreign income and relative prices on the short-run and the long-run. This study found that exchange rate volatility has a significant and negative impact on Indonesian exports to China, while in the case of Singapore volatility does not have any significant impact. These findings suggest, based on previous similar studies, that exporters to China respond to mounting exchange rate risk through reducing exports, switching to the domestic market, and/or raising prices while exporters to Singapore does not respond to mounting exchange rate risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asfiya Purnamasari Effendi
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh sektor pariwisata yang diukur dengan penerimaan devisa pariwisata, terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di jangka panjang. Menggunakan data sepanjang periode 1969-2012, dengan metode Vector Autoregression (VAR) yang difokuskan pada pengujian kausalitas Granger dan Impulse Reaction Function (IRF), penelitian ini membuktikan bahwa Tourism-led Growth Hypothesis (TLGH) berlaku di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat arah hubungan kausalitas dari penerimaan devisa pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga terdapat hubungan kausalitas dari nilai tukar riil efektif terhadap penerimaan devisa pariwisata. Dari hasil pengujian IRF terlihat bahwa goncangan (shock) pada penerimaan devisa pariwisata maupun nilai tukar riil efektif akan direspon selama beberapa periode awal.

This thesis aimed to examine the role of tourism, which measured by tourism receipt, to Indonesia long-run economic growth. Using data through 1969 to 2012, with Vector Autoregression (VAR) method that focused on Granger`s Causality Testing and Impulse Reaction Function (IRF), this study found that Tourism-led Growth Hypothesis occured in Indonesia. The result indicates that there are Granger causality cause from tourism receipt to Indonesia`s economic growth, also from real effective exchange rate to tourism receipt. Result from IRF results confirms that shock from both causes would be responded at least for some begining period."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library