Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Simanjuntak, Jordan Nehemiah Fiady
"Formalin adalah zat yang umum digunakan untuk mengawetkan jenazah dalam pendidikan kedokteran Mayat (mayat) yang diawetkan dengan formalin tidak mudah terurai sehingga dapat menimbulkan masalah antara lain mencemari tanah jika dikubur. Sebagai tindakan preventif, hal itu perlu dilakukan proses penetralan formaldehida pada mayat sebelum dimakamkan. Natrium bisulfit diketahui mampu menetralkan formaldehida dalam cairan limbah. Namun, belum saatnya
diketahui apakah natrium bisulfit mampu menetralkan formaldehida dalam jaringan. Untuk mengetahui apakah natrium bisulfit dapat menetralkan formaldehida dalam jaringan dan meningkatkan proses dekomposisi, studi telah dilakukan percobaan menggunakan tikus percobaan (Mus musculus, n = 18). Ada tiga kelompok mencit pada penelitian ini yaitu: tanpa pengawetan (n = 6, kelompok kontrol), dengan pengawetan formalin tanpa netralisasi (n = 6, kelompok formalin, konsentrasi primer 10% - konsentrasi sekunder 4%) dengan pengawetan dan netralisasi natrium bisulfit (n = 6, gugus natrium bisulfit, konsentrasi 12%). Tikus tersebut kemudian dikubur dan diamati setiap satu minggu selama enam minggu. Hasil observasi menunjukkan tidak ada perbedaan skor dekomposisi kelompok formalin dengan kelompok natrium bisulfit sedangkan kelompok kontrol mengalami dekomposisi lengkap seperti yang diperkirakan. Hasil ini menunjukkan bahwa natrium bisulfit belum mampu menetralkan formalin jaringan tikus dan meningkatkan proses dekomposisi tikus yang diawetkan dengan formalin.

Formalin is a substance commonly used to preserve internal bodies medical education. The corpse (cadaver) preserved with formalin was not easily decomposed so that it can cause problems, among others pollutes the soil if it is buried. As a preventive measure, it needs to be done the process of neutralizing formaldehyde in cadavers before burial. Sodium bisulfite known to be able to neutralize formaldehyde in waste fluids. However, not yet it is known whether sodium bisulfite is able to neutralize formaldehyde in tissues. To find out whether sodium bisulfite can neutralize formaldehyde in network and improve its decomposition process, studies have been carried out experimental using experimental mice (Mus musculus, n = 18). There are three groups of mice in this study, namely: without preservation (n = 6, control group), with formalin preservation without neutralization (n = 6, group formalin, primary concentration 10% - secondary concentration 4%) with preservation and neutralization of sodium bisulfite (n = 6, sodium bisulfite group, concentration 12%). The mice were then buried and observed every one week for six weeks. The observation results showed that there was no difference in the decomposition score the formalin group with the sodium bisulfite group while the control group underwent complete decomposition as predicted. This result indicates that sodium bisulfite has not been able to neutralize formalin
mice tissue and enhance the decomposition process of preserved mice with formalin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Darmawan
"

Pohon tengkawang (Shorea stenoptera) merupakan tumbuhan indigenous hutan Kalimantan yang memiliki potensi besar. Lemak biji pohon tengkawang memiliki potensi sebagai sumber alternatif lemak nabati karena memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Lemak tengkawang yang umumnya diproduksi secara tradisional, memiliki kualitas di bawah standar bahan kosmetik yaitu memiliki kadar asam lemak bebas di atas 5% dan banyak pengotor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi optimum pada proses degumming, netralisasi, dan bleaching sehingga memiliki kualitas sesuai standar SNI. Proses degumming  menggunakan asam fosfat 1 %; proses netralisasi  menggunakan NaOH 1 M dengan variasi 5, 7,5 dan 10 %; proses bleaching  menggunakan variasi aktivasi termal dan aktivasi asam dengan kadar 1% dan 5%.  Proses netralisasi dengan NaOH 10% menurunkan angka asam hingga 3,29 dari 11 mg NaOH/g. Bilangan peroksida diturunkan hingga 2,45 dan 2,40 untuk tengkawang Nanga Yen dan Sintang dari 9,43 dan 14,53 mek O2/Kg. Bilangan Iodin berada pada rentang 29 – 32 mg I2/100 g. Kandungan (%) asam palmitat; asam stearat; dan asam oleat masing – masing  19,710; 44,267; dan 31,894 %  untuk tengkawang Nanga Yen dan 19,687; 42,430; dan 31,409 %  untuk tengkawang Sintang. Nilai luas permukaan spesifik (m2/g) dan ukuran partikel (nm) sebagai berikut 82.27 dan 1248.3 untuk bentonite alam, 92.21 dan 1374.5 untuk bentonite komersial, 131.08 dan 1351.0 untuk bentonite aktivasi termal, 230.82 dan 1428.5 untuk bentonite aktivasi asam. Nilai SPF dari Tengkawang (Nanga Yen dan Sintang) berada pada rentang 4 – 9, sedangkan Shea butter pada rentang 12 – 19.


Tengkawang tree (Shorea stenoptera) is an indigenous plant of Kalimantan forest that has great potential. Tengkawang tree seed fat has potential as an alternative source of vegetable fat because it has high triglyceride contents. Tengkawang fat, which is generally produced traditionally, has a quality below the standard of cosmetic ingredients, which has free fatty acid levels above 5% and many impurities contents. This study aims to obtain optimum operating conditions in the process of degumming, neutralization, and bleaching to have quality in accordance with SNI standards. The degumming process was used 1% phosphoric acid; the neutralization process  used NaOH 1 M with variations of 5, 7.5 and 10%; the bleaching process used variety of thermal and acid activated of bentonite. Netralization Process with 10% NaOH reduces acid number to 3.29 from 11 mg NaOH/g sample. Peroxide numbers reduces to 2.45 and 2.40 for tengkawang Nanga Yen and Sintang from 9.43 and 14.53 mek O2 / Kg. Iodine numbers are in the range 29-32 mg I2 / 100 g. Palmitic acid ; stearic acid; and oleic acid content  (%) respectively 19.7104, 44.2674, and 31.8944  for tengkawang Nanga Yen and 19,687; 42.43; and 31.4097  for tengkawang Sintang. Specific surface area values (m2 / g) and particle size (nm) are as follows 82.27 and 1248.3 for natural bentonite, 92.21 and 1374.5 for commercial bentonite, 131.08 and 1351.0 for thermal activated bentonite 230.82 and 1428.5 for acid activated bentonite. The SPF values of Tengkawang butter are in the range of 4 – 9, while the Shea butter in the range of 12 – 19.

"
2020
T55087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Manan
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi dewasa telah menyebabkan perkembangan permainan dari yang bersifat offline menjadi online. Perbedaan mendasar dari game online adalah para pemain tidak perlu bertemu langsung dengan pemain lainnya untuk melakukan permainan bersama-sama. Dalam setiap permainan terdapat aturan dan etika yang disepakati oleh pemainnya agar dapat berjalan menyenangkan dan tidak merugikan pihak yang bermain maupun pihak yang menyelenggarakan. Di dalam game online terdapat software yang memungkinkan pemain melakukan kecurangan sehingga merugikan pihak lain atau dirinya mendapat keuntungan. Dalam Tugas Karya Akhir ini penulis mencoba menganalisa tindakan netralisasi pemain aktif game online menggunakan cheat engine. Penulisan ini berhasil membuktikan tindakan netralisasi pada pemain game online yang menggunakan cheat engine dengan menggunakan teori teknik netralisasi.

ABSTRACT
The development of technology has led to the development of games from offline to online. The fundamental difference of the online game is the players do not need to meet directly with other players to do the game together. In each game there are rules and ethics agreed upon by the players so that tey can feel fun and do not harm those who play and those who administer. In the online games are software that allow players to commit fraud to the detriment of others or her benefit. In the task of this thesis the author tries to analyze the actions of neutralization active player online game using cheat engine. This study proves neutralization action at online game players who use cheat engine using Techniques of neutralization."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sahida Urdun Farizal
"Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan teknik netralisasi terhadap perilaku ketidakjujuran akademik, dimana semakin digunakannya teknik netralisasi, semakin banyak dilakukan ketidakjujuran akademik oleh mahasiswa. Penelitian ini lebih memfokuskan pada perilaku ketidakjujuran akademik yang lebih spesifik yaitu plagiarisme dan mencoba untuk mengaitkannya dengan teknik netralisasi milik Sykes dan Matza 1957 yang terdiri dari denial of responsibility, denial of injury, denial of victim, condemnation of condemner, dan appeal to higher loyalties. Tidak hanya menggunakan 5 teknik asal, namun juga menambahkan 4 teknik baru yaitu: metaphor of ledgers, claim of normality, denial of negative intent, dan claim of relative acceptability. Penelitian ini berusaha untuk menguji 9 teknik netralisasi untuk menjelaskan perilaku plagiarisme di kalangan mahasiswa sarjana Fakultas Y Universitas X. Melalui temuan penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi penggunaan teknik netralisasi maka semakin tinggi pula perilaku plagiarisme mahasiswa sarjana Fakultas Y Universitas X. Kesembilan teknik juga terbukti memiliki pengaruh terhadap perilaku plagiarisme.

Previous research have proved that there is an influence of the use of neutralization techniques to academic dishonesty behavior, the more the students use techniques of neutralization, the more academic dishonesty has been done. This study focuses more on the specific academic dishonesty behavior that is plagiarism and tries to relate it to the of neutralization from Sykes and Matza 1957 that consist of denial of responsibility, denial of injury, denial of victim, condemnation of condemner, and appeal to higher loyalties. Not only using the 5 original techniques, but we also added 4 new techniques that is metaphor of ledgers, claim of normality, denial of negative intent, and claim of relative acceptability. The study also attempted to use 9 neutralization techniques to explain plagiarism behavior. Through the research, it found that the higher the use of neutralization techniques, the higher the plagiarism behavior of undergraduate students of Faculty Y University X. All 9 techniques also proven to have influence on plagiarism behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Arifah Iskandar
"Infeksi virus dengue (DENV) hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. DENV merupakan virus RNA single stranded positif yang terdiri dari 4 serotipe (DENV 1 - 4). Sejumlah besar percobaan secara in vivo dan in vitro telah menunjukkan antibodi netralisasi dapat secara efektif bersifat protektif dalam mencegah infeksi DENV, serta dapat menurunkan risiko infeksi yang bersifat simtomatik. Kemampuan antibodi netralisasi pada infeksi DENV bervariasi dan memiliki hubungan terhadap derajat keparahan penyakit. Pada penelitian digunakan metode Focus Reduction Neutralization Test (FRNT 50 dan FRNT 90) untuk mengetahui perbandingan titer antibodi netralisasi anti DENV-1 pada pasien dengan berbagai derajat keparahan penyakit. Hasil pengujian menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara antibodi netralisasi dengan derajat keparahan penyakit, namun antibodi netralisasi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan jenis infeksi/ respon imun. Tidak ditemukannya perbedaan yang bermakna diduga dikarenakan faktor lain yang berperan dalam patogenesis infeksi dengue meliputi faktor virus, dan faktor lingkungan yang memengaruhi derjat keparahan penyakit.

Dengue virus (DENV) infection is still a health problem in the world, including Indonesia. DENV is a positive single-stranded RNA virus consisting of 4 serotypes (DENV 1–4). A large number of in vivo and in vitro experiments have shown that neutralizing antibodies can be effectively protective in preventing DENV infection and can reduce the risk of symptomatic infection. The ability of neutralizing antibodies in DENV infection varies and is related to the severity of the disease. In this study, the Focus Reduction Neutralization Test method (FRNT 50 and FRNT 90) was used to determine the comparison of anti-DENV-1 neutralization antibody titers in patients with various degrees of disease severity. The test results showed that there was no significant difference between neutralizing antibodies and the severity of the disease; however, neutralizing antibodies showed a significant relationship with the type of infection or immune response. The absence of significant differences is thought to be due to other factors that play a role in the pathogenesis of dengue infection, including viral factors and environmental factors that influence the severity of the disease."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Krisna
"ABSTRAK
Jenazah untuk pendidikan anatomi kedokteran (kadaver) umumnya diawetkan dengan formalin untuk mencegah proses pembusukan selama rentang waktu penggunaannya. Namun, karena formalin merupakan pengawet yang poten, tanpa netralisasi, setelah dikebumikan, kadaver akan sulit diuraikan sehingga berpotensi menjadi polutan. Larutan amonium karbonat telah diketahui dapat menetralkan larutan formalin, tetapi belum pernah dilaporkan apakah amonium karbonat dapat digunakan untuk menetralkan formalin dalam tubuh kadaver sehingga jasad dapat mengalami dekomposisi sempurna. Oleh karena itu, dilakukan percobaan dengan hewan coba mencit (Mus musculus) untuk mengetahui apakah berbagai organ mencit berformalin dapat dinetralkan dengan amonium karbonat dan mengalami dekomposisi setara dengan organ-organ mencit tanpa formalin. Pada penelitian eksperimental ini mencit (n=18) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tidak diawetkan (tanpa formalin; n=6), diawetkan dengan formalin (konsentrasi awal 10%, konsentrasi lanjut 4%; n=6), dan diawetkan formalin lalu dinetralkan dengan amonium karbonat (konsentrasi 25%; n=6). Agar menyerupai proses pemakaman pada manusia, sebelum dikebumikan mencit beserta organnya dimandikan dengan air dan dibungkus kain kafan. Pengamatan proses dekomposisi, yaitu skor tahapan dekomposisi dan persentase penurunan berat organ (usus, hati, otot, jantung, paru, dan otak) dilakukan setiap minggu. Dari total enam minggu pengamatan, diketahui bahwa skor tahapan dekomposisi dan persentase penurunan berat organ-organ mencit kelompok amonium karbonat lebih besar dari kelompok formalin, tetapi lebih kecil dari kelompok tanpa formalin. Disimpulkan bahwa penetralan berbagai organ mencit berformalin dengan 25% amonium karbonat mampu meningkatkan proses dekomposisi organ-organ tersebut, walaupun belum setara dengan jasad mencit tanpa formalin (tanpa diawetkan).

ABSTRACT
Corpse for medical anatomy education (cadaver) is generally preserved by formalin to prevent the decay process during the period of its use. However, because formalin is a potent preservative, without neutralization, after being buried, cadavers will be difficult to decompose and potentially become pollutants. Ammoniumcarbonate solutions have been known to neutralize formalin solutions, but it has never beenreported whether ammoniumcarbonate can be used to neutralize formalin in cadaveric bodies so that the body can experience perfect decomposition. Therefore, experiments with mice (Mus musculus) were conducted to determine whether the organ of formalin mice can be neutralized with ammoniumcarbonate and experience decomposition equivalent to the organs of mice without formalin. In this experimental study mice (n = 18) were divided into three groups, namely not preserved (without formalin n = 6), preserved with formalin (initial concentration 10%, following concentration 4%; n = 6), and preserved formalin then neutralized with ammoniumcarbonate (25% concentration; n = 6). In order to resemble the process of funeral in humans, before being buried miceswith their organs are bathed with water and wrapped in kafan cloth. Observation of the decomposition process, which is decomposition stage score and weight loss percentageof organs(intestine, liver, muscle, heart, lung, and brain) is carried out every week. From a total of six weeks ofobservation, it was found that the decomposition stage scores and the weight losspercentage of the ammoniumcarbonate group were greater than the formalin group, but smaller than the formalin-free group. It was concluded that neutralizing the organs of formalin mice with 25% ammoniumcarbonate was able to improve the decomposition process of those organs, although not equivalent to the organsof mice without formalin (without preserving)."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angky Budianti
"Latar belakang: Infeksi virus dengue masih menjadi masalah di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi virus dengue menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Belum ada obat ataupun vaksin yang telah disetujui penggunaannya dan tersedia di dunia untuk penyakit infeksi dengue. Pencegahan infeksi dengue masih terbatas pada pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti. Keempat serotipe virus dengue beredar di Indonesia. Dua genotipe dari virus dengue tipe 1 (DENV-1) yaitu genotipe I dan IV lebih dominan bersirkulasi di Indonesia. Pada tahun 2012, kami mengembangkan kandidat vaksin DNA DENV-1 pUMVC RDS 59/09. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 yang dihasilkan mencit ddY setelah imunisasi sebanyak tiga kali dengan pUMVC RDS 59/09 dan untuk mengetahui kemampuan antibodi tersebut dalam menetralkan beberapa genotipe DENV-1 yang diisolasi di Indonesia.
Metode: Penelitian eksperimental ini dimulai dari perbanyakan pUMVC RDS 59/09 di sel E.coli untuk mendapatkan konsentrasi yang tinggi. Imunisasi dilakukan pada 12 mencit strain ddY dengan pUMVC RDS 59/09 25 μg/100 μl menggunakan needle-free injector, sebanyak tiga kali dengan interval waktu 3 minggu. Sebanyak 12 mencit disediakan sebagai kontrol yang tidak diimunisasi. Antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 pada masing-masing serum mencit diperiksa dengan ELISA dan dibaca pada panjang gelombang 450 nm. Berikutnya, pooled serum mencit pasca imunisasi ke 3, digunakan untuk netralisasi 13 isolat DENV-1 dengan metode focus reduction neutralization test (FRNT). Fokus yang didapatkan dari FRNT diwarnai dengan tehnik imunoperoksidase dan dihitung secara manual.
Hasil: Rerata nilai OD ELISA antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari serum mencit kelompok imunisasi yang diambil sebelum imunisasi, pasca imunisasi 1, pasca imunisasi 2 dan pasca imunisasi 3 adalah 0,329;0,843;1,524 dan 1,598, secara berurutan. Terdapat peningkatan nilai OD ELISA antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit kelompok imunisasi pasca imunisasi pertama, kedua dan ketiga dibandingkan dengan baseline. Titer FRNT antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit pasca imunisasi 3 dan pooled serum mencit kontrol terhadap strain DV-1 RDS 59/09 adalah 1/320 dan < 1/10. Titer FRNT 13 isolat DENV-1 oleh antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit pasca imunisasi 3 berkisar dari 1/320 sampai lebih dari 1/1280.
Kesimpulan: Variasi genotipe DENV-1 tidak menyebabkan perbedaan titer antibodi netralisasi yang bermakna (p = 0,222), sehingga dapat diuraikan bahwa antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dapat menetralkan 13 isolat DENV-1 Indonesia yang diuji.

Introduction: Dengue virus infection is still a burden in tropical country such as Indonesia. Dengue virus infection causes high mortality and morbidity. No drugs or vaccines are approved and available in the world for this disease. Dengue prevention is still limited to vector control. Four dengue serotypes are circulated in Indonesia. Two genotypes of Dengue virus type 1 (DENV-1), namely genotypes I and IV are found predominantly in Indonesia. Previously in 2012, we constructed pUMVC RDS 59/09, the DENV-1 DNA vaccine candidate. The objective of this study is to assess antibody level produced in ddY strain mice after three times immunization with pUMVC RDS 59/09 and to assess the antibody ability to neutralize genotypes of DENV-1 isolated in Indonesia.
Methods: This experimental study was started with propagation of pUMVC RDS 59/09 in E. coli cells to produce high concentration of the DNA. Immunization was carried out with 25 μg/ 100 μl pUMVC RDS 59/09 by needle-free injector, three times in 3 weeks interval. Twelve mice were provided for control without immunization. Anti-DENV-1 membrane and envelope antibody of individual sera were examined by ELISA and absorbance value was measured by ELISA reader in 450 nm wave length. Further, pooled sera of 3rd immunization were used to neutralize 13 DENV-1 isolates by focus reduction neutralization test (FRNT) method. The focus obtained in FRNT was stained by immune-peroxides technique and counted manually.
Results: ELISA OD value mean of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody in individual ddY mice sera of immunized group before immunization, post first immunization, after second immunization and post third immunization were 0.329; 0.843; 1.524 and 1.598, respectively. An increase in ELISA OD value of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody in ddY mice pooled sera of immunized group after first, second and third immunization compared to baseline was observed. FRNT titre of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody from third immunization pooled sera compared to control mice pooled sera in RDS 59/09 isolate neutralization was 1/320 compared to < 1/10. Neutralization titre of 13 DENV-1 isolates by anti-DENV-1 membrane and envelope antibody from third immunization pooled sera ranged from 1/320 to more than 1/1280.
Conclussions: DENV-1 genotype variation did not lead to significant neutralization antibody titre difference (p = 0,222), so it can be explained that anti-DENV-1 membrane and envelope antibody was able to neutralize 13 strains of Indonesia DENV-1 isolates examined.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Erhan Hermawan
"Natrium glukonat (NaG) adalah garam organik yang umum ditemukan pada produk anti karat. Produksi NaG yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan memanfaatkan biomassa yang kaya holoselulosa, seperti pelepah kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan sebagai studi awal pada proses netralisasi terpisah dan pemekatan menggunakan nanofiltrasi. Eksperimen netralisasi dilakukan dengan variasi suhu reaksi dan rasio molar GA:NaOH. Sedangkan eksperimen nanofiltrasi meninjau dampak variabel bebas terhadap kinerja nanofiltrasi dalam pemekatan NaG. Pengaruh variabel tekanan dan jenis membran ditinjau pada umpan kaldu fermentasi medium sintetik, pengaruh variabel waktu filtrasi ditinjau pada kaldu fermentasi dari hidrolisat pelepah kelapa sawit, sedangkan pengaruh pH umpan ditinjau pada keduanya. Hasil eksperimen netralisasi menunjukkan bahwa suhu reaksi dan penambahan NaOH secara berlebih tidak berpengaruh signifikan pada massa kumulatif NaG. Studi variasi suhu pada rasio molar GA:NaOH 1:1 menghasilkan 237,15 mg NaG. Untuk semua rasio GA:NaOH, diproduksi NaG terbesar sebanyak 281,270 mg. Studi nanofiltrasi pada kaldu fermentasi medium sintetik menunjukkan bahwa membran NF270 pada tekanan 9 bar memberikan hasil pemekatan NaG terbaik. Pemekatan kaldu fermentasi hidrolisat pelepah kelapa sawit menggunakan membran NF270 dengan tekanan 9 bar menghasilkan fluks 18,15 L/jam-m2, rejeksi NaG 72,10%, pemulihan NaG 99,29%, dan kenaikan konsentrasi NaG sebesar 30% dari konsentrasi awal pada waktu operasional filtrasi 1,5 jam.

Sodium gluconate (SG) is a common organic salt found in anti-rust products. Utilizing holocellulose-rich biomass, such as oil palm fronds, allows for sustainable SG production. This research was undertaken as a preliminary investigation on independent neutralization and concentration procedures utilizing nanofiltration. The reaction temperature and the GA:NaOH molar ratio were varied during the neutralization experiment. During the nanofiltration experiment, the influence of independent factors on nanofiltration performance in SG concentration was investigated. The neutralization studies revealed that the reaction temperature and excess NaOH had no influence on the accumulated mass of SG. The temperature fluctuation investigation on the molar ratio of GA:NaOH 1:1 obtained 237.15 mg SG. For all GA:NaOH ratios, the maximum SG was generated as much as 281.270 mg. The NF270 membrane at a pressure of 9 bar produced the best SG concentration values in nanofiltration investigations on synthetic medium fermentation broth. Concentration of oil palm frond hydrolyzate fermented broth using NF270 membrane at 9 bar pressure resulted in a flux of 18.15 L/h-m2, 72.10% NaG rejection, 99.29% SG recovery, and a 30% increase in SG concentration from the initial concentration in 1.5 hours of filtration operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Chairunnisa
"Kanker serviks merupakan salah satu tumor ganas yang banyak terjadi pada Wanita diakibatkan oleh human papillomavirus (HPV) dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di dunia dengan kasus tertinggi tercatat di Asia. Dari genotip HPV kelompok berisiko tinggi, di Indonesia HPV 16, 18, dan 52 tercatat sebagai tiga subtipe kelompok berisiko tinggi yang paling banyak ditemukan, namun masih terbatasnya vaksin nonavalen yang menargetkan HPV 52 di Indonesia menjadi suatu permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi imunogenisitas VLP HPV 52 yang berasal dari H. polymorpha. Pada studi ini gen L1 HPV 52 yang telah disisipkan pada plasmid pHIPZ4 diekspresikan pada H. polymorpha, diujikan pada mencit balb/c, dan dipelajari imunogenisitasnya dengan uji netralisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa L1 HPV 52 dapat diekspresikan pada H. polymorpha dengan perolehan biomassa 0,037 g/ml dan dapat merakit dirinya sendiri membentuk VLP berukuran ~50 nm. Satu tahapan purifikasi berhasil memurnikan L1 HPV 52 dengan perolehan yield sebesar 51,76%. Evaluasi imunogenisitas dari VLP HPV 52 menunjukkan bahwa L1 HPV 52 yang diekspresikan pada H. polymorpha dapat menghasilkan respons imun humoral yang mampu menetralisir pseudovirus HPV 52 dan potensial untuk dijadikan kandidat pengembangan vaksin profilaksis HPV khususnya untuk tipe 52.

Cervical cancer is one of the most common malignant tumors in women caused by the human papillomavirus (HPV) and is still a serious public health problem in the world, with the highest incidence recorded in Asia. In Indonesia, HPV 16, 18, and 52 from the high-risk group of HPV were the most prevalent subtypes. However, limited nonavalent vaccine in Indonesia that targets HPV 52 is a problem. This study intends to evaluate the potential immunogenicity of HPV 52 VLPs derived from H. polymorpha. In this study, the inserted L1 HPV 52 gene inside the pHIPZ4 was expressed in H. polymorpha and immunized in balb/c mice, and the immunogenicity was studied by neutralization assay. The results of this study showed that L1 HPV 52 could be expressed in H. polymorpha, resulting biomass of 0.0037 g/m and self-assembled VLPs with a size of ~50 nm. One purification step succeeded in purifying L1 HPV 52 with a yield of 51.76%. The immunogenicity evaluation of HPV 52 VLPs demonstrated that L1 HPV 52 expressed in H. polymorpha could elicit humoral immune response and neutralize HPV 52 pseudovirus, which showed the potential for the development of HPV prophylactic vaccine, especially for type 52."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>