Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Axel
"Pada bulan Agustus hingga Mei 2022, saya mengikuti program magang menjadi UX Reseach di PT Vidio Dot Com atau biasa dikenal dengan Vidio, perusahaan yang bergerak pada bidang OTT Streaming. UX Research di Vidio memiliki berbagai macam metode pengumpulan data salah satunya studi etnografi. Dalam satu kesempatan, saya dapat menggunakan studi etnografi pada salah satu proyek mandiri. Namun, pada proyek mandiri ini studi etnografi saya lakukan secara daring karena mengingat situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Proyek mandiri tersebut mengusung topik kebiasaan menonton, media sosial, dan pola berlangganan dengan subjeknya adalah pengguna Instagram. Metode pengumpulan data yang digunakan pada proyek mandiri adalah observasi melalui Instagram dan wawancara mendalam melalui Google Meet. Selama melakukan hingga selesai proyek mandiri timbul pertanyaan apa istilah etnografi secara daring yang paling sesuai dari pengalaman proyek mandiri yang saya lakukan. Ternyata, istilah yang paling mendekati adalah netnografi karena topik dan pengumpulan data proyek mandiri sesuai dengan definisi netnografi, yaitu studi tentang online community dan budaya online yang dimediasi oleh komputer atau ruang online. Dengan demikian, netnografi memungkinkan untuk dilakukan sebagai metode pengumpulan data oleh UX Researcher, namun pada pengalaman saya masih ada aspek teknologi dan beban kerja yang menjadi limitasi saat melakukan netnografi.

From August to May 2022, I participated in an internship program to become a UX Researcher at PT Vidio Dot Com or commonly known as Vidio, a company engaged in OTT Streaming. UX Research in Vidio has various data collection methods, one of which is ethnographic studies. On one occasion, I was able to use an ethnographic study on one of my independent projects. However, for this independent project, I did an online ethnographic study because I remember the ongoing COVID-19 pandemic situation. The independent project carries the topic of viewing habits, social media, and subscription patterns with the subject being Instagram users. The data collection method used in the independent project is observation through Instagram and in-depth interviews through Google Meet. During the completion of the independent project, the question arose as to what online ethnographic term was the most appropriate for my independent project experience. It turns out that the closest term is netnography because the topic and data collection of independent projects fit the definition of netnography, namely the study of online communities and online culture mediated by computers or online spaces. Thus, netnography is possible to be used as a data collection method by UX Researcher, but in my experience there are still technological aspects and workloads that become limitations when doing netnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trissa Diva Rusniko
"Tulisan ini membahas mengenai ujaran kebencian yang terjadi pada salah satu grup chat di dalam aplikasi Telegram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode netnografi dalam pengumpulan dan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan melalui lima tahapan, yakni collating, coding, combining, counting, dan charting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi praktik dan jenis ujaran kebencian di dalam grup chat Telegram serta mengategorisasikan tipe partisipan dan kode wicara yang berlaku di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran kebencian muncul di dalam grup chat Telegram dalam berbagai bentuk dan tema. Secara signifikan, ujaran-ujaran kebencian tersebut dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia luring. Melalui konten-konten ujaran kebencian tersebut pula, kita dapat melihat bahwa terdapat kode-kode wicara khas yang dapat ditelaah melalui 6 proposisi speech code theory milik Philipsen.

This paper discusses about hate speech that occurs in one of the chat group in the Telegram application. This research is a qualitative study using netnographic methods in data collection and processing. Data processing is carried out through five stages; collating, coding, combining, counting, and charting. The purpose of this study is to identify practices and types of hate speech in Telegram chat group and categorize the type of participants and the speech codes that prevail in the group. The results showed that hate speech appeared in Telegram chat group with various forms and themes. Significantly, hate speech that occurs within the group is influenced by events that occur in the offline world. Through the hate speech content, we can also see unique speech codes that can be analyzed through Philipsen's 6 propositions of speech code theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyanto
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021
004.678 ERI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Veliana Safitri
"Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah memberi berbagai kemudahan bagi para penggunanya dalam aktivitas komunikasi dan interaksi sosial. Salah satu aplikasi yang berada di internet adalah Instagram, sebuah teknologi baru sebagai platform interaksi sosial seperti aktivitas penyebaran informasi. Kembalinya Gosha Rubchinskiy dalam ranah industri fesyen dunia sekali lagi menjadi pusat perhatian. GR-Uniforma merupakan brand pendatang baru milik Gosha Rubchinskiy yang juga sekaligus menjadi platform bagi Gosha sendiri untuk menyalurkan kecintaannya terhadap musik rave punk yang digabungkan ke dalam fashion. GR-Uniforma menggunakan media sosial Instagram sebagai medium penyebaran informasi karena Instagram dianggap sebagai teknologi yang berada di dalam cyberspace dan paling banyak digunakan secara instan oleh seluruh masyarakat dunia. Penelitian ini menggunakan pendekatan netnografi dalam pengumpulan datanya kemudian dianalisis berdasarkan teori Cyberculture milik David Bell untuk menggambarkan peranan media sosial Instagram sebagai medium utama penyebaran informasi brand asal Rusia, GR-UNIFORMA. Dari penelitian ini, bisa disimpulkan bahwa Instagram memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk mendapatkan informasi terkait brand GRUniforma.

The presence of the internet in human life has provided various conveniences for its users in communication and social interaction activities. One of the applications on the internet is Instagram which is a new technology as a medium of social interaction such as disseminating information. The return of Gosha Rubchinskiy in the global fashion industry has once again become the center of attention. GR-Uniforma is Gosha Rubchinskiy's newcomer brand which also serves as a platform for Gosha himself to channel his love of rave punk music combined with fashion. GR-Uniforma uses social media Instagram as tool to spread their information, Instagram is considered a technology that exists in cyberspace and most widely used instantly by the entire world community. This study uses a netnographic approach in collecting the data and then the researcher will analysing it based on David Bell’s theory on Cyberculture to describe the role of Instagram as the main platform for marketing the information on the GR-UNIFORMA brand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vannyora Okditazeini
"Tesis ini membahas bagaimana perilaku tribalisme yang terlihat dari aktivitas fans pada grup Facebook GERAKAN MUSLIM JIHAD #2019GANTIPRESIDEN. Aktivitas fans ini meliputi kiriman akan sebuah konten, mobilisasi dan penggiringan opini, nilai-nilai kebersamaan, dan penyebarluasan informasi. Aktivitas fans terlihat dari postingan, likes, reaction, comments, dan share. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian netnografi Kozinets. Analisis data dilakukan dengan enam tahapan pengkodingan, yaitu coding, noting, asbtracting, checking and refinement, generalizing, serta theorizing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua fans menunjukkan karakteristik tribal. Hanya fans dengan kategori insider dapat dilihat sebagai fans yang tribal. Adapun karakteristik tribal dalam komunitas ditunjukkan dengan dua hal, yaitu shared spaces (berbagi ruang) dan shared tastes (berbagi selera). Shared spaces tumbuh dengan mendepankan sentimen agama dan penolakan terhadap paham komunis. Sementara shared tastes terlihat dari kebencian akan sosok Jokowi serta imigran dan tenaga kerja asing (TKA) yang mulai menggeser posisi pengangguran pribumi. Menariknya, dukungan fans pada Prabowo bukanlah serta merta karena kecintaan fans pada Prabowo, namun timbul karena kebencian akan Jokowi dan kecintaan pada ulama. Penelitian menyarankan agar penggunaan media sosial yang bijak dan berdasarkan pada objektivitas tanpa SARA perlu ditingkatkan oleh semua pihak, baik pengguna, pelopor, ataupun pemerintah agar tidak semakin menumbuhkan kelompok-kelompok yang tidak sehat terutama di media daring.

This thesis discusses the behavior of tribalism that can be seen through the activities of fans on the Facebook group named GERAKAN MUSLIM JIHAD #2019GANTIPRESIDEN. The group`s activities involve posting content, mobilizing and inciting opinions, spreading value of togetherness and disseminating information.  Fan activity can be seen from posts, likes, reactions, comments, and shares feature. This study is a qualitative study, analyzed by using the Kozinets netnography research design. Data analysis was conducted through six stages of coding, namely coding, noting, extracting, checking and refinement, generalizing, and theorizing.  The results showed that not all of fans showed tribal characteristics, only fans that entitle to insider category can be seen as tribal fans. The tribal characteristics in the community are indicated by two things, 'shared spaces' and 'shared tastes'. 'Shared spaces' grow by promoting religious sentiment and rejecting communism.  While 'shared tastes' can  be seen from the hatred sent to Jokowi`s figure as well as the existence of immigrants and foreign workers (TKA) which began to shift the position of indigenous unemployed. Interestingly, fans support for Prabowo was not necessarily due to love for him. On the other hand it was arose due to Jokowi`s hatred and their love of the clergy. This research suggests that social media should be used wisely and objectivitly without SARA (ethnicity, religion, race, and intergroup) which should be improved by all parties include media social users, pioneers, or the government, in order to stop the emerge of unhealthy groups, particularly in 'online' media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herda Prabadipta
"Tesis ini membahas bagaimana brand love terhadap produk skin care dapat terbentuk dari topik-topik yang dibahas konsumen pada electronic word of mouth yang dibagikan melalui Twitter. Konsep pembentukan brand love meliputi terjadinya brand experience dari konsumen, mulai terbentuknya brand love dengan brand experience consequence dan kemudian brand love terbentuk melalui lima dimensi, yaitu passion for a brand, brand attachment, positive evaluation of the brand, positive emotions in response to the brand dan declarations of love toward the brand. Analisis data dilakukan dengan enam tahapan pengkodingan, yaitu coding, noting, asbtracting, checking and refinement, generalizing, serta theorizing. Data yang digunakan adalah tweet yang memiliki keyword produk-produk skin care dengan periode data selama 1 tahun. Dari proses analisis data, ditemukan tiga brand skin care tertinggi yaitu Viva, Garnier dan Wardah yang akan menjadi penentu Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen secara sukarela membagikan brand experience mereka dengan semangat altruisme. Kemudian, brand experience konsumen dalam menggunakan produk skin care tidak semuanya positif, namun bisa juga netral dan negatif. Pendapat konsumen sangat tergantung dengan keampuhan produk skin care pada kulit mereka. Penelitian menemukan kebaruan teori dimana brand experience consequences ternyata tidak positif secara tunggal, namun dapat memiliki emosi negatif dan netral. Dengan begitu, ikatan konsumen dengan brand dapat terbentuk melalui kesan negatif atau bahkan netral dalam prosesnya. Penelitian ini memiliki kebaruan yaitu kemampuan untuk karakteristik perilaku konsumen dari produk skin care melalui metode netnografi, merekomendasikan penelitian lain untuk dapat melakukan penelitian dengan metode serupa.

This thesis discusses how brand love for skin care products can be formed from topics discussed by consumers in electronic word of mouth shared via Twitter. The concept of brand love formation includes the occurrence of brand experience from consumers, brand formation begins with brand experience consequence and then brand love is formed through five dimensions, namely passion for a brand, brand attachment, positive evaluation of the brand, positive emotions in response to the brand and declarations of love toward the brand. Data analysis was carried out with six stages of coding, namely coding, noting, abstracting, checking and refinement, generalizing, and theorizing. The data used are tweets that includes skin care products keywords with a data period of one year. From the data analysis process, it is found that there are three highest skin care brands, Viva, Garnier and Wardah. The research shows that consumers voluntarily share their brand experience with a spirit of altruism. Thus, consumers brand experience in using skin care products can also be neutral and negative, not only positive. Consumer opinion is very dependent on the efficacy of skin care products on their skin. The research found a new perspective that brand experience consequences can have negative and neutral emotions. That way, the bond between consumers and brands can be formed through negative or even neutral impressions in the process. This research has a novelty that is the ability to characterize the consumer behavior of skin care products through the netnographic method, recommending other studies to be able to conduct research with similar methods."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Krisvianti
"Penelitian ini mengenai kehidupan sosial (social world) dalam tiga kelompok Facebook yang anggotanya merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tiga kelompok Facebook ini adalah: Anti Pelakor Indonesia, Group Pembasmi Pelakor, dan Grup Pembenci Pelakor. Walaupun nama kelompok Facebook ini menggunakan istilah pelakor, namun nama kelompok tersebut tidak menggambarkan fenomena pelakor. Penelitian ini lebih berfokus pada bagaimana perempuan anggota kelompok Facebook yang pernah atau sedang mengalami kekerasan dari pasangannya, berinteraksi dalam kelompok dan bagaimana komunitas virtual mampu memberikan dukungan sosial bagi moderator dan anggotanya yang merupakan korban KDRT.
Menggunakan pendekatan kualitatif yang berdasarkan paradigm konstruktivis dan metode netnografi, penelitian ini memunculkan beberapa temuan. Pertama kelompok di Facebook bisa menjadi "ruang" atau "space" bagi korban KDRT sebagai tempat untuk mencari pertolongan melalui postingan, dan mendapatkan strategi untuk memutus KDRT dari komentar yang diberikan anggota lainnya. Temuan kedua yaitu korban KDRT fisik akan lebih banyak mendapatkan dukungan informasi berupa nasehat, pengajaran, dan berbagi pengalaman yang dapat dijadikan strategi untuk memutus kekerasan. Korban KDRT psikologi akan lebih banyak mendapatkan dukungan informasi berupa cara berproses hukum, dukungan emosional dan dukungan nyata (tangible). Korban KDRT penelantaran rumah tangga akan mendapatkan dukungan emosional yang mengajak korban untuk move on. Sedangkan korban kekerasan seksual cenderung mendapatkan dukungan informasi berupa nasehat dan dukungan emosional. Namun besar kecilnya dukungan sosial yang diberikan kelompok bergantung pada motivasi dan kemampuan komunikasi diri (mass-self-communication) korban KDRT untuk mempengaruhi anggota lainnya agar membantu korban.

This research is about social world inside three Facebook groups with members of victims from domestic violence. Those three Facebook groups are: Anti-Usurper Indonesia, Usurper Exterminator's Group and Usurper Haters' Group. Even though the name of this Facebook group uses the term "Anti-Usurper", however its name not describes the phenomenon of "Anti-Usurper". This research focuses more on how women, the members of Facebook Group whether they experienced violence in the past or present from their spouse, make interaction in the group and how virtual community able to give social support for its moderators and members which most them are victims from domestic violence.
Using qualitative approach based on constructive paradigm and netnography method, this research exposes several findings. First, a group in Facebook can become a "space" for victims of domestic violence as a place to ask for help through postings and find strategy to break down the chain of domestic violence from comments given by other members. Second, victims of domestic violence who suffered from physical torture will be given more support of information in the forms of advice, teaching, and sharing experience which can be utilized as strategy to cut the cycles of violence. Third, victims of domestic violence who suffered from psychological torture will be given more support of information in the forms of ways to press charges, emotional support and tangible support. Fourth, victims of domestic violence who suffered from household abandoned will be given emotional support that asking victims to move on. Fifth, victims from sexual harassment tend to receive support in the forms of advice and emotional support. However, big or small of social support given by the group is depend on motivation and mass self communication skills from the victims of domestic violence to influence other members in helping the victims.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evirta Apriliani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi keluarga pada sebuah grup virtual keluarga besar yang didalamnya terdapat kinkeeper, yakni anggota yang mempertahankan ikatan keluarga dengan melakukan digital kinkeeping yang membentuk perilaku komunikasi tertentu antar anggota keluarga terutama dengan relasi intergenerasi. Perilaku komunikasi keluarga dapat ditentukan dengan skema tipe hubungan keluarga dalam pola komunikasi keluarga, yakni: konsensual, pluralistik, protektif, dan laissez faire. Penelitian menggunakan mixed method, yang menggabungkan penelitian kualitatif melalui metode netnografi dengan penelitian kuantitatif melalui analisis jaringan komunikasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pola komunikasi dalam grup Whatsapp keluarga besar cenderung tersentralisasi oleh anggota keluarga tertentu dengan tipe partisipasi online berupa insider dengan pola komunikasi keluarga pluralistik. Keywords: grup virtual keluarga besar, kinkeeper, pola komunikasi keluarga, mixed method, netnografi, analisis jaringan komunikasi.

ABSTRACT
This research aims to determine the pattern of family communication in an extended family rsquo s virtual group in which there is a kinkeeper, ie members who maintain family ties by performing digital kinkeeping that form certain communication behavior between family members, especially with intergenerational relations. The behavior of family communication can be determined by the type of family relationship scheme in the pattern of family communication, namely consensual, pluralistic, protective, and laissez faire. This research uses mixed method, which combines qualitative research through netnography with quantitative research through communication network analysis. The result of this study found that communication pattern in the extended family rsquo s Whatsapp group tend to be centralized by certain family members with an online participation type of insider with pluralistic family communication pattern. Keywords extended family rsquo s virtual group, kinkeeper, family communication pattern, mixed method, netnography, communication network analysis."
2017
T48009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ardi Pritadi
"ABSTRAK
Tesis ini mendiskusikan tentang esensi dari interaksi digitalnya salah satu online community di Facebook bernama Gran Turismo Indonesia Discuss Club GTIDC melalui paradigma netnografi, yaitu etnografi yang mengaji alasan berikut proses bagaimana manusia mencanangkan konteks sosial budaya di dalam dunia virtual bertenaga internet. GTIDC merupakan online community di Facebook Indonesia yang accounts di dalamnya gemar bermain simulasi berkendara yang bernama Gran Turismo GT . GTIDC dipandang sebagai virtual gemeinschaft ndash; yaitu, sebagai sebuah online community yang lahir di dunia balik layar komputer sekaligus hidup aktif di dalamnya sehari-hari. Derivasi teoritis berasal dari gemeinschaft yang merupakan kemampuan manusia untuk menciptakan kelompok sosialnya secara umum tanpa melibatkan intervensi internet. Saat ini, manusia dapat merancang sosiabilitas tersebut berdasarkan media permainan yang uniknya dilakukan di dunia virtual. Melalui tri etika pengambilan data netnografi dalam kurun Februari 2017 hingga Februari 2018, kajian ini mengritik kajian virtual gemeinschaft yang gagal mendeskripsikan tentang unsur apa saja yang ada di dalamnya hingga perlu mempertimbangkan bahwa rangkaian unsur tersebut tetap dibawa melalui dunia nyata. Virtual gemeinschaft memiliki interaksi sosial budayanya dalam dunia virtual yang disebut sebagai interaktivitas relatif; ia berinteraksi melalui bahasa manusia. Simpulannya, netnografi ini menawarkan tiga unsur interaktivitas relatif dalam suatu virtual gemeinschaft khususnya GTIDC, yaitu: 1 Sistem norma sebagai aturan tegas kelompok yang bekerja atas prinsip controlled freedom sebagai jalan tengah antara kebebasan accounts mendiskusikan pengalamannya bermain GT dengan kuasa dari Kedua Admin; 2 Sistem intensi sebagai niat dasar dibentuknya kelompok yang diperlihatkan melalui keseriusan accounts dalam berbagi pengalaman bermainnya, dan; 3 Fungsi laten sebagai inti pendorong sistem norma dan sistem intensi berjiwa tacit dalam kelompok, yaitu membina sifat struktur sosial yang unik serta menjadikan pengalaman bermainnya sebagai sarana pendidikan bagi accounts untuk mencintai dunia otomotif.

ABSTRACT
The Thesis discusses about Gran Turismo Indonesia Discuss Club GTIDC and its essence of social interaction as an online community in Facebook with netnography paradigm, which is the internet based ethnography that investigates about online community over the virtual world. This study views GTIDC as a virtual gemeinschaft ndash which is an online community that both being established and active behind the computer screen. This very theory derives from classical gemeinschaft, which is the human rsquo s ability to establish their social collective without any interference of internet whereas nowdays human could do that even with the basic of playing games from the real life to put into the discussion in the virtual world. With the three etics of netnographical methodology from February 2017 until February 2018, this Thesis gives criticism about how the studies of virtual gemeinschaft don rsquo t have any clear clariffication of its essences and demand recognition on how those essences bring the reality on the real world or In Real Life IRL situations. In short, this netnography concludes that there are three essences of relativistic interaction in a virtual gemeinschaft like GTIDC 1 Norm system that is the collective rsquo s main rule. The system works with controlled freedom as a mediation between accounts rsquo s freedom to discuss any GT rsquo s gaming matters and Two Admins rsquo s power 2 Intention system that is the basic motive of this collective. It is shown with how serious accounts share their gaming experiences, and 3 Latent function as the tacit core of the collective that is being the main cause of both norm system and intention system. So, the latent function of GTIDC is to have the unique social structure with an educational receptacle to love the automotive lifestyle for its accounts."
2018
T51223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giralda Selma Audina
"Branding suatu wilayah saat ini berjalan sangat dinamis, kompetitif, dan penting. Upaya untuk memasarkan potensi sebuah tempat kepada daerah lain adalah dengan strategi membangun merek (branding). Penelitian place branding di kawasan Golf Island menjadi sangat penting karena branding diperlukan untuk membantu memperkuat dan mengelola identitas tempat agar dapat menarik pengunjung, penduduk, dan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran citra tempat yang terbentuk berdasarkan pendapat masyarakat di Kawasan Golf Island. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Netnografi. Netnografi merupakan metode yang secara khusus dirancang untuk mempelajari interaksi manusia dan komunitas online/daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kawasan Golf Island PIK sudah memiliki logo dan slogan yang menggambarkan karakteristik wilayahnya serta dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh kawasan tersebut dengan baik. Kawasan Golf Island juga memiliki berbagai macam arsitektur ikonik yang tersebar dengan fungsionalitas dan keunikannya masing-masing. Terdapat beberapa citra tempat yang terbentuk di Kawasan Golf Island, antara lain: “Pusat Kuliner”, “Kawasan dengan Tempat/Pemandangan yang Baik”, dan “Kawasan dengan Konsep/Desain Bangunan yang Baik” sebagai citra positif. “Kawasan Ramai” dan Kawasan Panas” sebagai citra negatif. Persebaran citra positif dan citra negatif yang dimiliki Kawasan Golf Island tersebar secara merata diseluruh Kawasan Golf Island. Place branding yang ada sesuai dengan citra tempat yang terbentuk. Hal ini terbukti dengan kesesuaian tema branding yang digunakan pengembang dengan citra yang terbentuk mengenai Kawasan Golf Island oleh pengunjung.

The branding of a region is currently undergoing dynamic, competitive, and significant changes. The effort to market the potential of a place to other areas is achieved through the strategy of building a brand. Place branding research in the Golf Island Area has become crucial because branding is necessary to strengthen and manage the identity of a place in order to attract visitors, residents, and investments. This study aims to identify the perception of the place formed based on the opinions of the community in the Golf Island. This research is a qualitative study conducted using the Netnography method. Netnography is a method specifically designed to study human interactions and digital communities. The results of this study indicate that the Golf Island PIK Area already has a logo and slogan that depict the characteristics of the region and effectively convey the desired message of the area. The Golf Island region also features a variety of iconic architecture spread throughout with their respective functionality and uniqueness. Several place images have emerged in the Golf Island region, including "Culinary Center," "Area with Good Places/Scenery," and "Area with Good Building Concepts/Designs" as positive images, while "Crowded Area" and "Hot Area" as negative images. The distribution of positive and negative place images in the Golf Island region is evenly spread across the entire area. The existing place branding aligns with the formed place images, as evidenced by the consistency between the branding theme used by developers and the perception of the Golf Island region by visitors. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>