Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Putri Keme
"Emas (Au) merupakan logam transisi yang telah banyak digunakan sebagai komponen aktif dalam produk kosmetik. Bentuk nano dari emas menunjukkan sifat optik baru, tidak beracun, biokompatibel dan aman digunakan. Pada penelitian ini, nanopartikel emas dibuat dengan reduksi HAuCl4 menggunakan NaBH4 dengan atau tanpa natrium sitrat sebagai agen penstabil. Nanopartikel emas dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, TEM, PSA, Zetasizer dan SSA. Hasil karakterisasi menunjukkan ukuran rata-rata nanopartikel emas dengan dan tanpa penstabil natrium sitrat adalah 5,75 ± 1,07 nm dan 4,94 ±1,05 nm. Potensial zeta untuk nanopartikel emas dengan dan tanpa penstabil natrium sitrat adalah -30,5 mV dan -20,48 mV. Nanopartikel emas diformulasikan dalam sediaan serum dan dilakukan uji kestabilan fisik nanopartikel emas. Uji ini dilakukan berdasarkan penampilan fisik, pH dan spektrum serapan dari nanopartikel emas. Uji stabilitas selama 6 minggu menunjukkan nanopartikel emas stabil dalam sediaan serum.

Gold (Au) is a metal transition element that has been widely used as an active component in cosmetic products. Nanoscale of gold shows new optical properties,non-toxic, biocompatible and safe. In this study, gold nanoparticles prepared by reducing HAuCl4 using NaBH4 with or without sodium citrate as a stabilizer. Gold nanoparticles were characterized by UV-Vis spectrophotometer, TEM, PSA,Zetasizer and SSA. The results showed the average size of gold nanoparticles with and without sodium citrate as stabilizer were 5,75 ± 1,07 nm and 4,94 ± 1,05 nm. Zeta potential of gold nanoparticles with and without sodium citrate as stabilizer were -30,5 mV and -20,48 mV. Gold nanoparticles were formulated in serum and the physical stability of gold nanoparticles had been tested. The test was done based on physical appearance, pH and absorption spectra. Stability test in 6 weeks showed that gold nanoparticles stable in serum."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Septianasari
"Nanopartikel perak memiliki banyak manfaat di bidang kefarmasian seperti aktivitas antimikroba, antivirus, antijamur, anti-inflamasi, anti-angiogenik, dan anti-kanker, serta dapat berperan dalam sistem pembawa obat. Nanopartikel perak merupakan koloid liofobik, dimana hal tersebut menyebabkan nanopartikel perak memiliki kecenderungan untuk beragregasi, sehingga diperlukan penambahan penstabil untuk mencegah terjadinya agregasi. Penstabil polivinil alkohol (PVA) merupakan polimer yang sering digunakan dalam sintesis nanopartikel perak yang memiliki mekanisme stabilisasi secara sterik, sedangkan natrium sitrat memiliki mekanisme stabilisasi secara elektrostatik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh PVA dan natrium sitrat terhadap stabilitas dan stabilitas in vitro nanopartikel perak. Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan metode reduksi kimia menggunakan natrium borohidrida sebagai reduktornya. Nanopartikel perak dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analyzer (PSA), Zeta sizer, dan TEM-EDX. Stabilitas secara in vitro dilakukan dengan mengamati perubahan karakteristik nanopartikel perak dalam medium BSA 1%, dapar fosfat pH 7,4, dan NaCl 0,9% selama 7 hari. Stabilitas nanopartikel perak yang disimpan pada suhu 2-8oC diamati perubahan karakteristiknya selama 8 minggu. Perubahan karakteristik yang diamati untuk menentukan stabilitas adalah serapan spektrum UV-Vis, ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan nilai potensial zeta. Hasil sintesis AgNP-PVA menunjukkan partikel yang sferis dengan ukuran partikel 40,55 ± 11,10 nm, PDI 0,187 ± 0,001, dan potensial zeta -18,35 ± 2,19 mV. Sintesis AgNP-sitrat menghasilkan partikel yang sferis dengan ukuran partikel 31,30 ± 5,37 nm, PDI 0,224 ± 0,057, dan potensial zeta -24,35 ± 0,78 mV. AgNP-PVA memberikan stabilitas yang lebih baik dalam medium in vitro maupun stabilitas dalam kondisi penyimpanan dibandingkan AgNP-sitrat. Sehingga dapat dilihat bahwa PVA memiliki mekanisme stabilisasi yang lebih baik dibandingkan natrium sitrat terhadap nanopartikel perak.

Silver nanoparticles have many benefits in the pharmaceutical field such as antimicrobial, antiviral, antifungal, anti-inflammatory, anti-angiogenic, and anti-cancer activities, and can play a role in drug delivery systems. Silver nanoparticles are lyophobic colloids, which causes silver nanoparticles to have a tendency to aggregate, so it is necessary to add stabilizer to prevent aggregation. Polyvinyl alcohol (PVA) is a polymer that is often used in the synthesis of silver nanoparticles which has a steric stabilization mechanism, while sodium citrate has an electrostatic stabilization mechanism. Therefore, this study aimed to compare the effect of PVA and sodium citrate on silver nanoparticles stability and in vitro stability. The synthesis of silver nanoparticles was carried out by chemical reduction method using sodium borohydride as reducing agent. Silver nanoparticles characterized by Spectrophotometer UV-Vis, Particle Size Analyzer (PSA), Zeta sizer, and TEM-EDX. In vitro stability was carried out by observing changes in the characteristics of silver nanoparticles in BSA 1%, phosphate buffer pH 7,4, and NaCl 0,9% for 7 days. Stability of silver nanoparticles that stored at 2-8oC was observed for their characteristic changes for 8 weeks. Characteristic changes observed were UV-Vis absorption spectrum, particle size, polydispersity index, and zeta potential value. The results of AgNP-PVA synthesis showed spherical particles with a particle size of 40,55 ± 11,10 nm, PDI 0,187 ± 0,001, and zeta potential -18,35 ± 2,19 mV. AgNP-citrate synthesis produced spherical particles with particle size 31,30 ± 5,37 nm, PDI 0,224 ± 0,057, and zeta potential -24,35 ± 0,78 mV. AgNP-PVA provides better stability in vitro as well as storage condition stability than AgNP-citrate. So it can be seen that PVA has a better stabilization mechanism than sodium citrate against silver nanoparticles."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasyithoh Fatimiyah
"Nanopartikel emas semakin diminati oleh para peneliti karena sifat elektronik, optik, dan kimia yang unik dari partikel emas berskala nano. Namun, dalam pembuatan AuNP, bahan kimia yang dapat merusak lingkungan digunakan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir pendekatan sintesis hijau telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, AuNP dibuat dengan menggunakan ekstrak kacip fatimah yang memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik. Sintesis AuNP menggunakan larutan HAuCl4 30% dan ekstrak kernip fatimah dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm, dan ditambahkan larutan natrium sitrat sebagai capping agent. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengukur pH, spektrofotometer UV-VIS, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Uji stabilitas dilakukan. AuNP disimpan pada suhu kamar selama 56 hari. Hasil sintesis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% terbentuk pada 535,50 nm dengan daya serap 0,720 A, pH 3,83, ukuran partikel 59,93 ± 1,35 nm, nilai polidispersitas 0,463 ± 0,06, a Potensi zeta -31,0 ± 7,44 mV, dan ditemukan morfologi berbentuk bola, pentagonal, dan tidak beraturan. Pada uji stabilitas AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15% selama 56 hari yang diamati menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan PSA, ditemukan bahwa AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% memiliki stabilitas yang lebih baik daripada AuNP dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 15%. . Sintesis AuNP menggunakan ekstrak kacip fatimah memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik pada konsentrasi ekstrak 5%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm dan ditambahkan natrium sitrat sebagai capping agent.

Gold nanoparticles are increasingly in demand by researchers due to the unique electronic, optical and chemical properties of nanoscale gold particles. However, in the manufacture of AuNP, chemicals that can damage the environment are used, so in recent years a green synthesis approach has been developed. In this study, AuNP was prepared using an extract of the fatimah kacip which has good characterization and stability. Synthesis of AuNP using 30% HAuCl4 solution and kernip fatimah extract with a concentration of 5%, 10%, and 15%, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm, and sodium citrate solution was added as a capping agent. Characterization was performed using a pH measuring device, UV-VIS spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). Stability test was carried out. AuNP was stored at room temperature for 56 days. The results of the synthesis of AuNP with a concentration of 5% extract were formed at 535.50 nm with an absorption capacity of 0.720 A, pH 3.83, a particle size of 59.93 ± 1.35 nm, a polydispersity value of 0.463 ± 0.06, a zeta potential of -31, 0 ± 7.44 mV, and the morphology is spherical, pentagonal, and irregular. In the AuNP stability test with an extract concentration of 5%, 10%, and 15% for 56 days, which was observed using a UV-VIS and PSA spectrophotometer, it was found that AuNP with an extract concentration of 5% had better stability than AuNP with an extract concentration of 10% and 15%. . Synthesis of AuNP using kacip fatimah extract has good characterization and stability at a 5% extract concentration, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm and sodium citrate is added as a capping agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library