Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Desriana Elisabeth
"Penelitian ini menguji hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, dan kepedulian terhadap lingkungan dengan kepuasan pelanggan terhadap 14 rumah sakit vertikal di Indonesia. Untuk melihat kinerja dan hubungan di antara indikator-indikator tersebut, digunakan analisis deskriptif dan uji korelasi regresi dengan bootstrapping. Selain itu, dilakukan pula pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Dari hasil penilaian kinerja, didapatkan sebagian dari sasaran strategik belum mencapai nilai optimum. Sementara dari hasil analisis bivariat, didapatkan tidak ada hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan yang berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, diperlukan adanya perbaikan manajemen dan sistem di internal rumah sakit, maupun Kementerian Kesehatansebagai regulatorterkait indikator kinerja yang digunakan dalam penilaian BLU, termasuk indikator sasaran strategik di dalamnya.

This study examines relationship between the variables of service quality performance indicators, public awareness and concern for the environment and customer satisfaction among 14 vertical hospitals in Indonesia. To see the performance and the relationship between these indicators, used descriptive analysis and correlation regression with bootstrapping. In addition, a qualitative approach through in-depth interviews was also applied. Performance evaluation results obtained from a portion of the strategic objectives have not yet reached the optimum value. The results of the bivariate analysis, found no association between the variables of service quality performance indicators, public awareness, environmental awareness is correlated with customer satisfaction. Thus, it is necessary improve management and internal systems in hospitals, and the Ministry of Health as a regulator on the performance indicators used in the hospital autonomy (BLU) assessment, including its strategic targets.
"
Depok: Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. Vinca Meirani
"Laboratorium Parasitologi Klinik Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan laboratorium khusus rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia. Sebagai laboratorium yang telah terakreditasi A dan laboratorium rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia sebaiknya dapat menetapkan target KPI kepuasan pengguna jasa pengguna laboratorium setiap tahunnya lebih besar dari 82%. Permasalahan sebagaimana dijumpai hal mengenai KPI kepuasan pengguna jasa Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yang tidak mencapai minimal 88,31% sesuai Permenpan No. 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat untuk mutu pelayanan mengenai kinerja unit pelayanan sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkait mutu layanan kesehatan mengenai Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2020 di Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI dengan 7 orang informan dari Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yaitu kepala laboratorium, petugas laboratorium dan 6 orang informan pasien yang melakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dimensi kehandalan segi sumber daya manusia sebenarnya sudah mencukupi akan tetapi karena Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI selain menerima pasien yang datang saja namun juga melakukan penelitian dan pendidikan sehingga menyebabkan terjadinya double job pada karyawan dan mengakibatkan salah satu penyebab lamanya waktu tunggu pada pelayanan laboratorium. Dalam segi jaminan, petugas juga masih dianggap kurang ahli dalam melakukan tindakan dibandingkan di laboratorium lain. Serta dalam bukti fisik yang ada di laboratorium masih pelu diperbaiki atau diperhatikan agar pelanggan dapat merasa nyaman. Hasil penelitian ini menyarankan mengefektifkan pengawasan pelaksanaan SOP oleh koordinator laboratorium agar pegawai pada unit laboratorium melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ada, perlu adanya indikator waktu tunggu untuk meningkatkan pelayanan laboratorium, adanya analisa beban kerja dan penyesuaian tenaga kerja sesuai dengan beban kerjanya.

The Clinical Parasitology Laboratory of the Department of Parasitology, Faculty of Medicine, University of Indonesia is a specialized national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia. As a laboratory that has been accredited A and a national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia, it should be able to set a KPI target for the satisfaction of users of laboratory service users each year greater than 82%. Problems are encountered regarding KPI satisfaction of users of the Clinical Parasitology Laboratory FKUI which does not reach a minimum of 88.31% according to Permenpan No. 14 of 2017 concerning the Community Satisfaction Survey for service quality regarding service unit performance is very good. This study aims to determine the conditions related to the quality of health services regarding the Clinical Parasitology Laboratory, FKUI. This type of research is a qualitative study using a case study design. The research was conducted in October and November 2020 at the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI with 7 informants from the FKUI Clinical Parasitology Laboratory, namely the head of the laboratory, laboratory staff and 6 patient informants who carried out examinations in the laboratory. The results showed that from the dimension of reliability in terms of human resources, it was actually sufficient, but because the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI, apart from accepting patients who came but also carried out research and education, it caused double jobs for employees and resulted in one of the causes of the long waiting time for services. laboratory. In terms of assurance, officers are still considered less skilled in performing actions compared to other laboratories. And the physical evidence in the laboratory still needs to be repaired or considered so that customers can feel comfortable. The results of this study suggest to streamline the supervision of SOP implementation by the laboratory coordinator so that employees in the laboratory unit carry out services in accordance with existing SOPs, need a waiting time indicator to improve laboratory services, workload analysis and adjust workforce according to their workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Supriyarso
"Pada penghujung abad 20 dan menjelang abad 21, terasa bahwa dunia saat ini semakin global dan semakin transparannya batas-batas wilayah antar negara. Berkembangnya teknologi canggih dan sistem informasi, menjadikan negara-negara dan perusahaan di dunia ini dituntut untuk lebih adaptif dalam berpartisipasi di kancah internasional.
Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan internasionalpun tidak lepas dari dampak perkembangan dunia saat ini, ditambah pula kondisi perekonomian dan desakail politik dunia, mengharuskan Garuda Indonesia untuk tetap bertahan. Namun demikian, teknologi eanggih saja tidaklah cukup untuk bersaing di percaturan internasional, sehingga Garuda Indonesia memandang perlu juga untuk membenahi sistem manajemennya guna menunjang strategi bisnisnya. Untuk i ulah Garuda Indonesia merasa perlu menerapkan TQM sebagai sistem manajemennya untuk membenahi proses manajemennya.
Tinjauan analisis penerapan TQM di Garuda Indonesia terutama membahas pada model TQM-GA secara global dan fleksibel bagi seluruh unit .kerja, dan berkaitan dengan penerapan TQM di fungsi-fungsi utama per.usahaan seperti Operasi & Awak Pesawat, Teknik, dan Pemasaran & Penjualan. Pengkajian ini didasarkan pada aplikasi TQM yang sudah ada di perusahaan, hasil riset, dan teori-teori yang mendukung, seperti ISO 9000, TQM jepang, TQM Amerika Serikat, value chain, service quality gap, assessment dan reward dan lain-lain. Berdasarkan hat tersebut, maka disusunlah model penerapan TQM di Garuda Indonesia, dan bagaimaria unit Operasi dengan crew, Teknik, dan Pemasaran, mempersiapkan diri untuk mengaplikasikan TQM.
Tujuan penerapan TQM di seluruh unit, adalah untuk diarahkan pada pencapaian objektif perusahaan yang dapat diukur melalui QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morak, yang aplikasinya melalui penerapan konsep TQM, Policy & Activity Management (PAM), Proyek Kendall Mutu (PKM), Gugus Kendall Mutu (GKM), Suggestion System (SS), dan alat-alat manajemen Iainnya. Namun TQM akan dapat diterapkan dengan balk jika dilandasi faktor-faktor komitmen Top Manajemen dan seluruh karyawan, leadership, dikiat yang konsisten, penghargaan yang memotivasi, dan standarisasi di set uruh proses yang ada.
Sebagai akhir pembahasan, disampaikan bahwa Garuda Indonesia harus segera mengadopsi ISO 9000 yang berkaitan dengan jasa yaitu ISO 9004-2, sehingga Garuda Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan internasional bagi kepuasan pelanggan. Disamping itu, Top Manajemen sebagai penanggung jawab penuh manajemen kualitas di perusahaan harus turut andil secara nyata dan menjadi teladan, sebab komitmen akan tanggung jawab mi tidak dapat dimandatkan. Saran yang dapat menjadi masukan adalah disusunnya organisasi manajemen kualitas di tiap-tiap unit, sebagai kepanjangan tangan Lembaga Pengendalian Kualitas GA, dan menjadikan masalah kualitas sebagal agenda rapat keseharian di set uruh level perusahaan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Astri Fitri Dwi Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang mutu pelayanan Bidan di IGD Kebidanan RSUP
Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian menggunakan survey
deskriptif dengan desain cross sectional, untuk mendapatkan gambaran tentang mutu
pelayanan Bidan. Dimensi-dimensi RATER (responsiveness, assurance, tangible,
empathy, realibility) digunakan untuk menilai mutu pelayanan yang diberikan dan
juga dilihat dari aspek kompetensi dan produktifitas bidan yang dianggap
mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mutu pelayanan dipengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh kompetensi melalui produktivitas. Kompetensi dan
produktivitas secara signifikan berpengaruh terhadap mutu pelayanan, sedangkan
kompetensi berpengaruh secara negatif terhadap produktivitas. Dari lima dimensi
mutu, dimensi empathy, responsiveness dan reliability yang memberikan pengaruh
paling tinggi. Model hasil analisis prediktif terhadap mutu pelayanan bidan di RSCM
ini dapat menjelaskan sebesar 20.5% terhadap fenomena yang dikaji, sedangkan
sisanya 79.5% dijelaskan oleh variabel lain (yang belum terdapat di dalam model).

Abstract
The focus of this study is the quality of midwife care at Emergency Room of
Obstetric and Gynaecology RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. The study
used a descriptive survey with cross sectional design, to get an idea of the quality of
midwife care. RATER dimensions (responsiveness, assurance, tangible, empathy,
reliability) was used to assess the quality of services provided and also viewed from
the aspect of competence and productivity are considered to affect the quality of
midwifery services provided.
The study found that service quality is affected either directly or indirectly by the
competence trhough productivity. Competence and productivity significantly affect
the quality of service, while competence in a negative effect on productivity. Of the
five dimensions of quality, dimensions of empathy, responsiveness and reliability that
delivers the highest impact. Model predictive analysis of the quality of midwifery
care in the RSCM can be explained by 20.5% of the studied phenomenon, while the
remaining 79.5% is explained by another variable (which is not contained in the
model)."
2012
T31509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Maysa
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Najatullah
"Studi ini brtujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh kehadiran di tempat dokter spesialis Anestesi terhadap mutu pelayanan label merah melalui pendekatan studi kuantitatif observasional prospektif dan studi kualitatif untuk menilai kepuasan pelanggan dan pendapat DPJP Aneatesi terhadap implementasi kebijakan jaga onsite. Indikator yang dinilai dalam kaitannya dengan mutu pelayanan adalah angka/jumlah kematian, waktu asesmen medis, biaya pelayanan dan kepuasan pelanggan. Di dapatkan hasil, kehadiran di tempat DPJP spesialis Anestesi di label merah IGD berpengaruh terhadap jumlah kematian kurang dari 24 jam sebanyak 12 kematian dari 24 kematian, berpengaruh terhadap lamanya waktu asesmen medis awal rata-rata 21 menit dibanding 45 menit dengan p<0,05 dan berpengaruh terhadap biaya pelayanan. Untuk kasus CKB rata-rata biaya pelayanan 1,8 juta dibanding 2,7 juta dengan p<0,05. Didapatkan pula tingginya kasus stroke dan infark myokard pada kelompok non trauma. Untuk kepuasan pelanggan tidak dapat ukur pengaruhnya karena responden tidak dapat membedakan pelayanan oleh DPJP dan asisten DPJP tapi mereka menilai bahwa pelayanan cepat dan teliti dan akan merekomendasikan pelayanan untuk kerabat. Pendapat dokter penanggung jawab pelayanan terhadap implementasi kebijakan jaga di tempat baik tetapi mereka menilai sebagai lini depan pelayanan adalah seorang residen atau asisten DPJP karena dianggap memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan life saving. Kebijakan ini diteruskan dan dikembangkan untuk bidang spesialis jantung dan neurologi untuk pelayanan IGD level IV.

The Objective of this study is to achieve the influence of doctor on duty anaesthesiologist according to the service quality in red label area. Both quantitative and qualitative study are designed to observed prospectively to analyzed the presence of anaesthesiologist in red label area on death number, time to initial assasment, cost per case and customer satisfaction. This study also want to know the perception of anaesthesiologist on the implementation of doctor on duty onsite. Result of this study, influence of doctor on duty anaesthesiologist onsite will impact on death number, 12 compare to 24 death cases, time to initial assasment 21 minutes compare to 45 minutes with p<0,05 and more lower cost 1,8 billion rupiah compare to 2,7 billion rupiah for Severe Head Injury case. The customer satisfaction not reflected to the influence of anaesthesiologist because they do not know the position of the examiner. But they will recommend this service to the family or friend. All the anaesthesist said that the implementation of doctor on duty onsite is good but they still suggested that the resident as a front line. We suggested that implementation of doctor on duty onsite for five specialities can be continued and widened for cardiologist and neurologist because stroke and myocardial infarction became the most death cause for non trauma patient."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fikria Arif
"LATAR BELAKANG: Meskipun dengan penambahan mesin, peningkatan utilisasi dan kunjungan unit hemodialisis Rumah Sakit Baiturrahim Jambi, namun masih banyak masalah terkait fasilitas, dana, pelayanan dan keluhan pasien hemodialisis. TUJUAN: Mengetahui mutu pelayanan unit hemodialisis Rumah Sakit Baiturrahim Jambi dan memperoleh gambaran kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Baiturrahim Jambi Tahun 2019. METODE: Penelitian kualitatif dan kuantitatif deskriptif analitik potong lintang dengan menggambarkan mutu pelayanan unit hemodialisis dari segi struktur, proses dan outcome. Dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 8 informan terpilih, observasi dan Focus Group Discussion. Kualitas hidup pasien dari 96 pasien HD dilakukan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. HASIL: RS Baiturrahim kekurangan 1 orang dokter spesialis penyakit dalam dan 11 perawat terlatih, 2 dari 5 SPO yang diobservasi belum dilaksanakan dengan optimal, (58,3% dan 72,2%), konseling dan monitoring juga belum optimal. Dari 96 pasien HD yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 62 pasien (64.58%), sedangkan pasien yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 34 pasien (35,41) %. Domain dengan nilai 1 (tidak ada masalah) paling banyak adalah merawat diri (51 pasien, 53%), Sedangkan domain dengan nilai 5 (amat sangat bermasalah) terdapat pada domain kegiatan harian dan rasa cemas (7 pasien, 7%). KESIMPULAN: Mutu Pelayanan unit hemodialisis belum optimal, dan kualitas hidup pasien hemodialisis mayoritas baik.

BACKGROUND: Even with the addition of machines, increased utilization and visits to the hemodialysis unit at the Baiturrahim Hospital Jambi, there are still many problems relating to facilities, funds, services and complaints from HD patients. PURPOSE: This study aims to analyze the quality of service in the hemodialysis unit at Baiturrahim Hospital Jambi based on structure, process and outcome and to obtain descriptions of patients who undergo hemodialysis in Baiturrahim Hospital Jambi in 2019. METHOD: A qualitative and cross sectional descriptive analytic quantitative study by describing the service quality of the hemodialysis unit from the structure, process and outcome. Conducted by in-depth interview with 8 eligible respondents, observations and focus group discussion. Patient's quality of life was asked of 96 HD patients using the EQ-5D- 5L quality of life questionnaire. RESULT: Baiturrahim Hospital lacked 1 internist and 11 trained nurses. 2 of 5 observed service procedures were not optimally carried out (58,3% and 72,2%), counseling and monitoring were not optimal. From 96 HD patients, 62 patients had good quality of life (64.58%), and 34 patients had poor quality of life (35.41%), The domain with value of 1 (without problem) was self-care (51 patients, 53%). While the domain with a value of 5 (very very problematic) was found in the domain of daily activities and anxiety (7 patients, 7%). CONCLUSION: Service quality of hemodialysis unit was not optimal, and the quality of life of majority of hemodialysis patients was good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Wahidah
"Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya, diperlukan pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan artinya produk/jasa didesain sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan maka organisasi perlu mengidentifikasi kebutuhan pelanggannya, dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan. Ini merupakan tanda bahwa organisasi telah menerapkan sistem manajemen mutu. Dalam menentukan kebutuhan pelanggan terhadap mutu pelayanan dapat digunakan dimensi mutu berdasarkan teori Parasuraman yaitu responsiveness, reliability, assurance, emphaty, dan tangibles.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan (pasien) terhadap mutu pelayanan unit rawat jalan Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2008, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif desain cross sectional dan metode kualitatif dengan wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke rawat jalan Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2008, dengan sampel sebanyak 100 responden yang diambil secara acak untuk mengisi kuesioner dan 20 informan dari 100 responden untuk diwawancarai secara mendalam mengenai kebutuhannya terhadap mutu pelayanan. Analisa data kuantitatif dengan deskriptif univariat sedangkan kualitatif dengan hasil wawancara yang merupakan data primer dan hasil penelusuran studi literatur yang merupakan data sekunder.
Hasil penelitian didapatkan dari 5 dimensi mutu yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah dimensi reliability dengan nilai rata-rata sebesar 3,925 yang terdiri dari kebutuhan akan petugas kesehatan bersikap ramah saat menerima pasien, memberikan informasi yang jelas kepada pasien, memberikan pelayanan yang tepat, pemeriksaan sesuai dengan yang dikeluhkan pasien. Sedangkan tingkat kepentingan terendah adalah dimensi tangibles dengan nilai rata-rata sebesar 3,39 yang terdiri dari kecukupan tempat duduk di ruang tunggu, kebersihan di ruang tunggu, periksa dan toilet, kenyamanan di ruang tunggu dan periksa, ketersediaan AC, TV, kipas angin, tempat parkir, peralatan medis yang layak pakai dan lengkap serta penampilan petugas yang rapi.
Dari hasil penelitian ini menyarankan agar Puskesmas Kecamatan Pademangan memenuhi kebutuhan pasiennya dengan memperbaiki sistem di loket agar tidak terjadi antrian panjang, menerapkan 3S (senyum, sapa, dan salam) dalam melayani pasien, dan public relation dengan memberikan dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan pasien, serta pemeliharaan peralatan medis dan fasilitas yang tersedia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Aisyiah Baros
"ABSTRAK
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan, dapat diukur
dan dibandingkan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dirasakan oleh
peserta. Faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan kaitannya dengan kepuasan yaitu
pelayanan yang diharapkan (expected service) dan pelayanan yang dirasakan (perceived service).
Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi pengetahuan peserta terhadap kontak layanan
Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) dan Rawat Inap (RI) dengan desain penelitian menggunakan
cross sectional. Hasil penelitian rata-rata terendah dimensi mutu pada kontak layanan RJTL
adalah dimensi Responsiveness (cepat tanggap/selalu siap melayani) dan tertinggi adalah dimensi
Tangible (fasilitas fisik). Sedangkan rata-rata dimensi mutu pada kontak layanan RI terendah
adalah dimensi Assurance (jaminan/rasa aman) dan dimensi tertingi adalah Tangible (fasilitas
fisik). Tingkat Kepuasan peserta pada kontak layanan RJTL dengan proporsi peserta yang puas
50,8% dan yang tidak puas 49,2%. Sedangkan tingkat Kepuasan peserta pada kontak layanan RI
dengan proporsi peserta yang puas 59,1% dan yang tidak puas 40,9%. Pada kontak layanan
RJTL peserta dengan jenis kelamin perempuan dengan pengetahuan baik memiliki kepuasan
sebesar 1,528 kali dibandingkan dengan peserta jenis kelamin perempuan dengan pengetahuan
cukup. Atribut-atribut pengetahuan dengan proporsi terendah pada kontak layanan RJTL dan RI
yaitu tentang buku pedoman, pengetahuan tentang pelayanan yang tidak ditanggung oleh Askes
dan masih banyak peserta yang belum mengetahui obat-obat yang terdaftar dalam buku daftar
obat Askes.

Abstract
Customer satisfaction is one of the health service quality indicators that can be measured and can
be compare between expected service and perceived service by the participants.
Main factor affected quality service related to satisfaction are expected service and perceive
service.The objective of this research is to recognize membership knowledge contribution
towards saticfaction of outpatient and inpatient services with cross sectional methode approach.
Research result of quality dimension lowest average on outpatient contact interaction is
Responsiveness dimension and highest is tangible dimension. On the other hand, the lowest
average of quality dimension on inpatient contact interaction is assurance and the highest is
tangible dimension. Customer satisfaction index on outpatient contact interaction with proportion
of satisfy participant 50,8 % and unsatisfy 49,2 %. Meanwhile, Customer satisfaction index on
outpatient contact interaction with proportion of satisfy participant 59,1 % and unsatisfy 40,9 %.
On outpatient contact interaction with female sex and better knowledge reaching satisfaction
index 1.528 times bigger than female sex with adequate knowledge .
Knowledge attributes with lower proportion on outpatient and inpatient are guidelines book,
knowledges of Askes exclution services and still lots of participants did not aware the medicines
which is registered in Askes medicine book."
2011
T31212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>