Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradina Anugrah Anggraeni
"Video musik telah menjadi salah satu bentuk komunikasi audio-visual yang membawa K-pop menjadi sebuah sensory experience yang mana makna dari sebuah lagu akan dapat dengan mudah dipahami. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hubungan antara tanda dan makna yang terkandung dalam dua versi video musik Ditto oleh NewJeans. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini ditemukan dua data terkait tanda yang merepresentasikan realitas kehidupan seorang idola di antaranya yakni seorang idola akan selalu menjadi sumber kekuatan bagi para penggemarnya dan seorang idola yang ingin agar para penggemarnya selalu setia kepada mereka serta ditemukan lima data terkait tanda-tanda yang merepresentasikan realitas kehidupan seorang penggemar di antaranya yakni seorang penggemar merekam fancam idolanya, seorang penggemar yang selalu memberi dukungan kepada idolanya, seorang penggemar yang merasa sudah tidak lagi memiliki hubungan emosional lagi kepada idolanya, seorang penggemar yang meninggalkan idolanya karena sudah tidak menemukan rasa keseimbangan dalam hidupnya, dan seorang penggemar yang menyadari bahwa kehadiran idola dapat membantu menemukan jati diri."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Dwi Asri
"Video musik merupakan media penyampaian pesan dan emosi terutama video musik K-Pop hambatan dari segi bahasa karena penggunaan bahasa yang berbeda. Dalam menciptakan sebuah emosi video musik menggunakan beberapa elemen untuk nantinya membentuk interioritas dan didapatkan sebuah persepsi dari penontonnya. Pada video musik K-Pop elemen tersebut antara lain tubuh dan pergerakan, atmosfer, waktu berupa transisi, dan batasan berupa framing layar. Skripsi ini akan membahas bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk interioritas pada penonton, sehingga terciptanya sebuah emosi dan cerita dapat yang ingin disampaikan. Metodelogi yang dipakai pada skripsi ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan analisis terhadap video musik EXO-CBX yang berjudul Blooing Day. Video musik akan dianalisis dengan cara membagi cerita pada lirik Blooming Day menjadi tiga bagian, yaitu pembuka, klimaks dan penutup. Kemudian akan diambil beberapa potongan adegan yang menurut saya sebagai penonton sangat berpengaruh dalam pembentukan persepsi pada setiap bagiannya. Potongan adegan yang terpilih akan dianalisis menggunakan teori persepsi dan kognitif serta teori interioritas pada video musik (yang berisikan teori tentang tubuh dan pergerakan, framing, transisi dan atmosfer).

Music video has become a media to convey emotions and stories of a song especially in K-Pop music video. It’s because K-Pop uses Korean language as lyrics that cause language barrier to the international listeners. To create emotions and stories music video uses various element for forming a viewer perception through interiority. In K-Pop music video those elements are body and movement, atmosphere, transition and framing. This thesis will explain how those elements are forming the viewer perception through interiority, so they can feel the emotion and understand the story of the song. The methodology used on this thesis is a qualitative method with case study and analysis approach on EXO-CBX’s music video titled ‘Blooming Day’. The music video will be analyzed by dividing the story to be three parts; opening, climax and closing. Afterward, I’ll be taking some scenes of each part that more affecting my perception as viewer. Those scenes will be analyzed by using theory of perception and congitive and theory of interiority in K-Pop music video (involve theory of body and movement, atmosphere, transition and framing)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Mudsyandari
"[ABSTRAK
Kecantikan adalah hal yang sangat penting dalam dunia perempuan. Tidak ada parameter yang pasti untuk mengukur kecantikan, akan tetapi tolak ukur kecantikan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal seperti lingkungan, budaya, pandangan sosial, dan media. Hal - hal tersebut seringkali menyebabkan perempuan terjebak dengan tolak ukur tersebut dimana media memberikan pengaruh yang sangat besar dalam konstruksi kecantikan. Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana kecantikan dikonstruksi dalam video klip oleh Calvin Harris yang berjudul "Summer" (2014). Penelitian ini akan mencari jawaban apakah ada tolak ukur dalam menilai kecantikan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi makna dan konsep dari kecantikan yang terdapat dalam masa kini.ABSTRACT Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled ?Summer? (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society.;Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled ?Summer? (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society., Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled “Summer” (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Owen Hizkia Pratama
"Banyak anggapan bahwa musik hip-hop adalah salah satu bentuk hiburan gelap karena sifatnya yang transgresif seperti yang ditunjukkan melalui penggunaan lirik yang ekspresif dan agresif dalam lagu-lagunya. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh hubungan antara musik hip-hop dan hiburan gelap ini melalui analisis tekstual dan visual pada lagu-lagu hip-hop terpilih. Secara khusus, artikel ini menganalisis lirik dan video musik dari lagu-lagu hip-hop terpilih dengan kerangka teoretis psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud. Temuan penelitian menunjukkan bagaimana lagu hip-hop yang dipilih, 1-800-273-8255 oleh Logic dan Darkness oleh Eminem, memberikan perspektif baru untuk mengatasi masalah yang sangat topikal melalui penggunaan berbagai aspek psikoanalitik seperti dinamika Id, Ego, Super-ego, Defense Mechanism, dan teori Object Relations. Menanggapi karya-karya ilmiah yang ada tentang masalah ini, artikel ini menyerukan interpretasi hip-hop yang lebih objektif dan mendalam untuk merefleksikan bagaimana budaya hip-hop berpotensi dapat digunakan untuk mengevaluasi diskursus sosial kontemporer.

Many have argued that hip-hop music is a form of dark leisure because of its transgressive nature as shown through the use of expressive and aggressive lyrics. This article aims to further explore this connection between hip-hop music and dark leisure by conducting a textual and visual analysis on the selected hip-hop songs. In particular, this article analyses the lyrics and music videos of selected hip-hop songs through the theoretical frameworks of psychoanalysis designed by Sigmund Freud. Research findings have shown how the selected hip-hop songs, Logic's 1-800-273-8255 and Eminem's Darkness, offer new perspectives to address a very topical issue through the use of various psychoanalytical aspects such as the Id, Ego, Super-ego dynamic, Defence Mechanism, and Object Relations theories. In response to existing scholarship on the issue, this article calls for a more objective and in-depth interpretation of hip-hop to reflect on how the hip-hop culture can be used to evaluate contemporary social discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yobely Juniartha
"Video musik adalah bentuk komunikasi audio-visual di mana makna diciptakan melalui pembawaan informasi seperti musik, lirik, dan gambar yang bergerak. Video musik Vperyod, Rossiya! karya Oleg Gazmanov merupakan salah satu video musik Rusia yang bertemakan patriotisme. Penelitian ini menganalisis propaganda patriotisme yang terdapat pada video musik Vperyod, Rossiya! yang diunggah pada situs YouTube pada 3 Mei 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan integration propaganda yang terdapat pada video musik Vperyod, Rossiya!. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough dengan bantuan teori sinematografi, didukung dengan teori propaganda oleh Jowett dan O’Donnell, serta konsep patriotisme. Hasil penelitian ini menunjukkan video musik Vperyod, Rossiya! merupakan integration propaganda yang menampilkan patriotisme secara positif sebagai upaya pemerintah Federasi Rusia dalam mempromosikan patriotisme kepada masyarakat Rusia.

Music video is a form of audio-visual communication in which meaning is created through the conveyance of information such as music, lyrics, and moving images. The video music Vperyod, Rossiya! by Oleg Gazmanov is one of the Russian music videos with the theme of patriotism. This study analyzes the patriotism propaganda contained in the music video Vperyod, Rossiya! uploaded on the YouTube site on May 3, 2015. The purpose of this study is to show the integration propaganda message contained in the music video Vperyod, Rossiya!. This study uses Norman Fairclough's critical discourse analysis with the help of cinematographic theory, supported by propaganda theory by Jowett and O'Donnell, as well as the concept of patriotism. The results of this study show that the music video Vperyod, Rossiya! is an integration of propaganda that displays patriotism in a positive way and is one of the efforts of the Russian Federation in promoting patriotism to the Russian people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alvandi Bagastha Mufid
"Video musik sebagai produk budaya populer mampu menyampaikan pesan kepada para penontonnya dengan cepat, baik berupa opini, informasi, perspektif, dan kritik. Perspektif yang hendak disampaikan berkaitan dengan suatu hal yang seringkali luput dari kesadaran umum. Dalam sejarah, perkembangan video musik di Rusia dimulai ketika penampilan musik dilakukan juga dalam pementasan sebuah opera. Dengan kemajuan zaman dan perkembangan digital, video musik memasuki ranah baru melalui platform Youtube, seperti yang dilakukan Otkazniki.ru dalam kampanye video musik Мамы не из рекламы atau Mama Bukan Dari Iklan yang mencoba menggambarkan dan menyampaikan pesannya kepada masyarakat terkait peran mama atau ibu dalam keluarga, khususnya dalam mengasuh anak dan kegiatan domestik rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan didukung oleh teori Camera Lucida milik Roland Barthes, yaitu studium dan punctum. Hasil penelitian ini adalah representasi Mama atau ibu yang disampaikan dalam film tersebut memiliki sifat yang positif dan menggambarkan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu.

Music videos as a product of popular culture can convey messages to the audience quickly, in the form of opinions, information, perspectives, and criticisms. The perspective to be conveyed is related to something that often escapes public awareness. Historically, the development of music videos in Russia began when musical performances were also performed in the performance of an opera. With the advancement of the times and digital developments, music videos have entered a new realm through the Youtube platform, as did Otkazniki.ru in the music video campaign Мамы не из рекламы or Mama Not From Advertising which tries to describe and convey its message to the public regarding the role of mama or mother in the family, especially in raising children and domestic household activities. This research uses a descriptive-analytical method and is supported by Roland Barthes' Camera Lucida theory, namely the studium and punctum. The result of the research is that the representation of Mama or mother conveyed in this film has a positive nature and describes the sincere love of a mother."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Calistha Azalia Putri
"Video musik adalah saluran bagi para musisi untuk merepresentasikan lagu-lagu mereka kepada khalayak luas secara visual. Rammstein, s band Neue Deutsche Härte dari Jerman, terkenal karena menggunakan video musik yang megah untuk menyampaikan pesan dalam lagu-lagunya kepada publik, “Angst” adalah salah satu dari beberapa lagu yang baru-baru ini dirilis. Penelitian ini membahas tanda-tanda semiotik yang menyinggung konsumsi media yang ditemukan dalam video musik “Angst” karya Rammstein dengan menggunakan mise-en-scène. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknik semiotika dapat merepresentasikan ide dalam media populer Jerman, khususnya video musik. Temuan dari penelitian ini dapat membantu lebih memahami peran teknik semiotika dalam menyampaikan makna yang ditemukan dalam media visual dan memberikan wawasan tentang bagaimana konsumsi media direpresentasikan dan diproblematikan.
Music videos are channels for musicians to represent their songs to a large audience visually. Rammstein, a German Neue Deutsche Härte band, is notorious for using grandiose music videos to convey messages in its songs to the public, “Angst” being one of its more recent releases. This research discusses semiotic signs that allude to media consumption found in Rammstein’s “Angst” music video using mise-en-scène. This research aims to show how semiotic techniques can represent ideas within German popular media, specifically music videos. Findings from this research can help better understand the role of semiotic techniques in conveying meanings found in visual media and provide insights into how media consumption is represented and problematized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fairuz Ikbar
"Penelitian ini berangkat dari adanya suatu fenomena kesamaan visual pada karya sinematografi berbentuk video klip yang diciptakan oleh Rima Yoon dan Dongju Jang pada video klip "Lay Zhang-Lit" dan oleh Raka Aditya pada video klip "Young Lex-Raja Terakhir". Berdasarkan fenomena tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap suatu kesamaan visual dapat dianggap sebagai pelanggaran hak cipta atau tidak dengan berdasarkan doktrin dikotomi ide dan ekspresi. Pada penelitian ini akan menggunakan metode yuridis-normatif. Kemudian, setelah penelitian tersebut dilakukan, penulis menemukan bahwa pengaturan hak cipta karya sinematografi berbentuk video klip dapat merujuk pada Pasal 40 ayat (1) huruf m sebagai objek hak cipta yang dapat dilindungi. Lalu berdasarkan doktrin dikotomi ide dan ekspresi serta pembuktian yang dilakukan dengan menggunakan metode abstraction-filtration-comparison test. Maka, tidak ditemukan adanya pelanggaran karena kedua visual karya tersebut berbeda.Lalu dengan adanya suatu kesamaan pada kedua ide dari video klip tersebut tidak dapat dianggap sebagai suau pelanggaran karena berdasarkan doktrin dikotomi ide dan ekspresi serta peraturan yang ada dikatakan bahwa suatu ide tidak dapat dilindungi oleh hak cipta.

This research is based on the phenomenon of visual similarity in cinematographic works in the form of music videos created by Rima Yoon and Dongju Jang in the music video "Lay Zhang-Lit" and by Raka Aditya in the music video "Young Lex-Raja Terakhir". Based on this phenomenon, the author conducts a research to determine whether visual similarity can be considered a copyright infringement or not based on the dichotomy of ideas and expression doctrine. This research will use a juridical-normative method. Then, after conducting the research, the author found that the copyright regulation for cinematographic works in the form of music videos can refer to Article 40 paragraph (1) letter m as an object of copyright that can be protected. Then based on the dichotomy of ideas and expression doctrine and the evidence obtained using the abstraction-filtration-comparison test method. Thus, no infringement was found because the visuals of the two works are different. Then the existence of a similarity in the two ideas of the music video cannot be considered an infringement because based on the dichotomy of ideas and expression doctrine and existing regulations, it is stated that an idea cannot be protected by copyright."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Avriyanty
"Youtube kini telah menjadi salah satu situs internet pilihan yang digunakan untuk bertukar informasi dalam bentuk video. Terlebih lagi, situs ini memberikan akses yang mudah bagi penggunanya untuk berkomentar secara bebas dan direktif terhadap video yang ditonton. Dalam skripsi ini, penulis akan membahas video musik If I Were a Boy (2010) karya Beyonce Knowles beserta komentar penontonnya di Youtube. Penulis berpendapat bahwa secara tekstual video musik ini menciptakan konstruksi tersendiri, yakni menguatkan norma patriarki yang ada di masyarakat. Berbeda dengan penelitian yang sudah banyak dilakukan, penulis tidak berhenti pada tahap ini. Dengan menerapkan konsep encoding-decoding milik Stuart Hall (1973), penulis melihat adanya sikap kritis penonton yang ditunjukkan melalui banyaknya jumlah respon. Terkait dengan tiga posisi penonton milik Hall, penulis menemukan sedikit perbedaan dari segi jumlah responden yang menempati masing-masing posisi tersebut. Pada kenyatannya, fenomena ini merupakan bentuk nyata dari adanya cyberculture dimana penonton memanfaatkan Youtube sebagai sebuah ruang untuk memaknai teks digital dan bernegosiasi dengan stereotip gender dengan memberikan respon.

Youtube is one of the favorite sites to share videos. Moreover,it facilitates the users to give a free and direct comment toward the videos they watch. This undergraduate thesis examines the music video entiled If I Were a Boy (2010) by Beyonce Knowles as well as the authentic responses from the viewers in Youtube. I argue that this music video creates a conventional gender construction which perpetuates the patriarchal norms in the society. As an attempt to give a new perspective on the similar kind of research, I do not stop at this point. Applying the concept of encoding-decoding by Stuart Hall (1973), I found the audience's being critical which can be seen from the total number of the responses and the controversy within. In accordance to the three hypothetical position argued by Hall, I found a different portion of the audience in each position. As a matter of fact, this phenomenon contributes to the cyberculture in which Youtube is seen as a functional space to make meaning of a digital text and negotiate with the constructed stereotype by giving comments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43276
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Savitri Setyo Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya eksploitasi seksualitas dalam
Korean Pop Music Video terutama dalam music video ‘Marionette’ dari Stellar,
‘Something’ dari Girl’s Day, ‘New Era’ dari Phantom dan ‘A.D.T.O.Y’ dari 2PM.
Analisis berfokus pada bagaimana bentuk-bentuk eksploitasi seksualitas yang
ditampilkan dalam keempat music video tersebut, lalu melanjutkannya pada level
makna denotatif dan konotatif serta mitos yang dibangun. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dan menggunakan analisis semiotika milik Roland Barthes yang
mempunyai sistem pertandaan bertingkat, denotasi dan konotasi, serta berujung pada
sebuah mitos. Analisis dimulai dengan membaca tanda-tanda eksploitasi seksualitas
yang ada di dalam music video kemudian mengungkap makna konotatifnya. Dari situ
terlihat mitos yang dibangun dan yang tersembunyi di dalamnya. Mitos-mitos yang
teridentifikasi yaitu perempuan ditampilkan sebagai objek dan laki-laki sebagai
subjeknya; ketika laki-laki berlaku sebagai objek, ia ditampilkan sebagai laki-laki
yang maskulin dan mempunyai bentuk tubuh ideal yang menggambarkan kejantanan
dan kelelakiannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa eksploitasi seksualitas
dalam Korean Pop Music Video mempunyai beberapa ideologi yang dibawa yaitu
ideologi kapitalisme, patriarki, dan maskulinitas di mana ideologi-ideologi tersebut
memojokkan kaum perempuan

ABSTRAK
This research aims to find the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video,
especially in the music video 'Marionette' by Stellar, 'Something' by Girl's Day, 'New
Era' by Phantom and 'ADTOY' by 2PM. The analysis focuses on how the forms of
sexuality exploitation shown in the fourth music video, then continue at the level of
denotative and connotative meanings, also the myths that are constructed in it. This
research is qualitative and uses semiotic analysis from Roland Barthes who have
multilevel signification system, denotation and connotation, and culminate in a myth.
The analysis begins with reading the signs of sexuality exploitation that is in the
music video then uncover connotative meaning. From there, it’ll looks the myths that
are constructed and hidden in it. The myths which identified are women who
displayed as objects meanwhile men as the subject; when men as the object, they’re
displayed as a masculine man and having an ideal body shape that describes
masculinity and manhood. The research concluded that the exploitation of sexuality
in Korean Pop Music Video has brought some ideologies which are the ideology of
capitalism, patriarchy and masculinity in which these ideologies discredit women."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>