Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Yunani
"Dalam rumusan yang diberikan ICOM museum berfungsi sebagai lembaga penelitian. kata "the tangible and intangible", merupakan penekanan tentang aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian bukti-bukti manusia dan lingkungannya. dalam melakukan research (penelitian), keterlibatan masyarakat sangat diperlukan sebagai sumber awal penelitian, sebagai pemilik benda pamer, untuk dilakukan penelitian terhadap nilai (value) yang terkandung pada benda pamer yang dikaitkan dengan pengembangan kekinian yang terjadi pada masyarakat. artinya bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, menjadi subjek pokok pada pengelolaan museum (public service). dari masyarakat oleh masyarakat sehingga museum dalam operasionalnya tidak lagi eksklusif, tetapi menjadi inklusif.
Museum inklusif adalah museum yang berorientasi kepada masyarakat dan keragamannya dalam pencapaian target pengunjung. pengunjung museum sangat dianggap penting sebagaimana pentingnya museum dalam menentukan isi dan materi sebuah pameran. museum bergantung pelayanannya kepada jumlah pengunjung yang datang (kualitas kunjungan), keragaman jenis, laki-laki dan perempuan, serta keragaman kemampuan yaitu pengunjung yang memiliki kemampuan dalam melakukan kunjungan (sehat secara fisik) maupun pengunjung yang memiliki keterbatasan kemampuan (penyandang cacat). museum tidak mhanya menampilkan hal- hal yang unik dan menarik saja, akan tetapi museum dapat menjaring pengunjung secara beragam, baik tempat/wilayah, fisik, intelektual, maupun emosional. jadi museum inklusif adalah museum yang senantiasa melibatkan pengunjung dalam melakukan berbagai kegiatannya ( participation, representation, dan access) baik program maupun penyajiannya yang berbasis kepada sosial masyarakat.

In the ICOM formula, the museum provided as a research institution. the word "the tangible and intangible", is an emphasis on aspects that need to be considered in efforts to preserve human evidence and the environment. in conducting research (research), community involvement is needed as an initial source of research, as the owner of exhibit objects, to do research on the values ​​contained in exhibit objects that are associated with the development of the present that occurs in society. it means that everything related to society becomes the main subject in museum management (public service). from the community by the community so that the museum in its operations is no longer exclusive, but becomes inclusive.
Inclusive museum is a community-oriented museum and its diversity in achieving the target visitors. museum visitors are considered very important as the importance of the museum in determining the contents and material of an exhibition. The museum depends on its service to the number of visitors (quality of visits), species diversity, men and women, as well as the diversity of abilities, namely visitors who have the ability to make visits (physically fit) and visitors who have limited ability (disabled). The museum does not only display unique and interesting things, but museums can attract visitors in a variety of places, both in place, physical, intellectual, and emotional. so an inclusive museum is a museum that always involves visitors in carrying out various activities (participation, representation, and access) both social and community-based programs and presentations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafnidar
"Tesis ini meneliti tentang museum inklusif yang merupakan ciri dari konsep New museology dan implementasinya melalui penggunaan media sosial yang dapat diterapkan dalam pengelolan museum. Obyek penelitian ini adalah Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif dan Tahapan penelitian ini mencakup, pengumpulan data, pengolahan data, dan kesimpulan. Intisari dari museum inklusif adalah mengajak masyarakat berpartisipasi, bebas akses, dan menampilkan museum yang lebih atraktif, sehingga dapat membantu museum mencapai tujuan dalam membangun pengetahuan dan menguatkan hubungan dengan masyarakat.

This thesis studied the inclusive museum that is a mark of new museology concept, which can manifest in museum practice through the role of social media as one of the types of media platforms. Object of this study is the Museum of the Asian-African Conference in Bandung, West Java. This thesis uses qualitative method and research stages include data collection, data processing, and data integration. In essence, the inclusive museum is a character of the museum that invites public to participate, free access, and features a museum that is more attractive, so it can help the museum achieve the goal in building knowledge and strengthen relationships with the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library