Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilie Suratmino
"ABSTRAK
Pada saat ini di Indonesia masih banyak terdapat peninggalan warisan budaya Belanda yang antara lain dalam bentuk batu makam. Yang menarik perhatian penulis dari makam-makam ini adalah bentuk batu makam yang mempunyai mutu seni pahat yang sangat tinggi. Pada batu-batu makam sering digambarkan benda-benda yang mungkin erat hubungannya dengan profesi orang-orang yang dimakamkan di situ semasa mereka masih hidup. Pada inskripsi tertulis berita singkat tentang nama orang yang makamkan, tempat dan tanggal lahir, profesi, usia, tanggal dan tahun saat dimakamkan. Ada beberapa makam yang disertakan puisi atau puji-pujian untuk yang meninggal.
Penelitian memusatkan pada tiga hal utama yaitu tentang kronik, seni pahat dan penggunaan bahasa pada batu-batu makam di tersebut. Dari seni ukir pada batu makam berhasil didata sebagian mengenai makna simboliknya berdasarkan studi tentang seal heraldik di Eropa khususnya di Belanda serta data populasi pemilihan gaya ukiran.
Pada inskripsi dapat didata tentang perbedaan penggunaan bahasa pembuka kalimat, istilah Latin untuk kata `meninggal' yaitu obiit, sedangkan dalam bahasa Belanda diungkapkan dengan kata-kata seperti overladen, gestorven, in den Hear ontslapen. Untuk kata 'tahun' dipergunakan iaar atau jaar atau anno (Ao). Di samping itu juga ditemukan adanya sistem ejaan yang tidak konsisten, pergeseran makna kosa kata dan sebagainya. Pada inskripsi batu makarn terdapat kesalahan ejaan atau kesalahan pemahatan huruf, misalnya kata DEE yang seharusnya DE sebagai kata sandang, GEBERGAT yang seharusnya GEBRAGT (dalam bahasa Belanda modem gebracht).
Pada inskripsi tanda peringatan mengenai data orang-orang yang dimakamkan pada dinding museum terdapat 6 (enam) kesalahan ejaan yang seharusnya diperbaiki karena dengan adanya kesalahan tersebut mengakibatkan terbentuknya `kosa kata Baru' yang tidak ada dalam bahasa Belanda misalnya kata VEVENS yang seharusnya tertulis TEVENS yang bermakna `juga', ZOONEDE yang seharusnya tertulis ZOOMEDE bermakna `demikian juga', DEENAREN yang seharusnya DIENAREN bermakna `para pejabat' dan HUNN seharusnya HUNNE bermakna `(milik) mereka'.
Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan hasil yang maksimal dari penelitian ini yang berfokus pada 3 hal yaitu kronik, seni pahat atau stilistik dan penggunaan bahasa Belanda pada batu makam ini diperlukan suatu kajian interdisipliner. Pola pemecahan masalah diharapkan dapat diterapkan pada analisis temuan batu-batu makam Belanda yang lain yang masih tersebar di seluruh Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Gita Putri Juliati
"Penelitian ini mengkaji advokasi arsip wayang punakawan oleh Museum Wayang untuk memberdayakan masyarakat dan bertindak sebagai inisiatif pemerintah yang responsif. Kegiatan advokasi ini dipicu oleh ancaman terhadap keberadaan wayang punakawan dan narasi-narasinya. Studi ini bertujuan untuk memahami proses advokasi pengelolaan arsip wayang oleh Museum Wayang Jakarta dalam komunitas wayang lokal. Dengan menekankan wayang punakawan sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia, penelitian ini menyoroti pentingnya arsip dalam melestarikan budaya wayang, yang berfungsi tidak hanya untuk mempertahankan seni tetapi juga sebagai alat pendidikan dan sarana verifikasi dalam konteks modern. Menggunakan metode kualitatif dan studi kasus, penelitian ini mengungkap bahwa advokasi Museum Wayang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan arsip yang baik dan membantu komunitas wayang dalam menghadapi tantangan seperti globalisasi dan perubahan minat publik. Temuan menunjukkan bahwa pengelolaan arsip yang efektif menjaga relevansi dan integritas koleksi arsip wayang, mendukung inovasi dan reinterpretasi dalam seni kontemporer. Pengelolaan arsip yang holistik dan kolaboratif berdasarkan pendekatan NSPK oleh Museum Wayang dan komunitas wayang memastikan bahwa kekayaan budaya wayang dilestarikan, tetap relevan, dan dihargai oleh generasi mendatang.

This research examines the advocacy of wayang punakawan archives by the Wayang Museum to empower the community and act as a responsive government initiative. These advocacy activities were prompted by threats to the existence of wayang punakawan and its narratives. The study aims to understand the process of wayang archive management advocacy by the Wayang Museum Jakarta within local wayang communities. Emphasizing wayang punakawan as a vital part of Indonesia's cultural heritage, the research highlights the importance of archives in preserving wayang culture, serving not only to maintain the art but also as educational tools and means of verification in modern contexts. Using qualitative methods and a case study, it reveals that the Wayang Museum's advocacy increases awareness about the importance of good archive management and assists wayang communities in addressing challenges such as globalization and changing public interests. The findings show that effective archive management maintains the relevance and integrity of the wayang archive collection, supporting innovation and reinterpretation in contemporary art. A holistic and collaborative Archive management based on NSPK approach by the Wayang Museum and wayang communities ensures that wayang’s cultural wealth is preserved, remains relevant, and is appreciated by future generations."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library