Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Setiawan
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan Cara penelitian: Wanita yang menderita penyakit gondok sering enggan menyusui bayinya dengan ASI, karena takut obat goitrogen antitiroid PTU yang diminum dapat mempengaruhi bayi yang disusuinya, serta khawatir tidak mempunyai keturunan setelah anaknya dewasa dan kawin. Kesalahan persepsi ini hendaknya diubah. Untuk itu telah dilakukan penelitian eksperimentai untuk melihat pengaruh PTU yang diberikan melalui induk tikus betina strain LMR terhadap testis anak tikus jantan yang disusuinya. Dosis PTU yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,006 % b/v yang diberikan secara oral. Lama perlakuan dengan PTU adalah 9 dan 17 hari. Dilakukan juga kontrol perlakuan dengan gom arab 2 % selama 9 dan 17 hari, dan kontrol tanpa perlakuan. Parameter yang dinilai adalah jumlah sel germinal (spermatogonia A, spermatosit R, spermatosit I pakhiten, dan spermatid ), konsentrasi, viabilitas, jumlah morfologi normal spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak pada keturunannya. Sebagai data tambahan adalah berat badan, berat testis dan diameter testis.
Hasil dan kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan jumlah sel germinal lain yang bermakna (P > 0,05), kecuali jumlah spermatid yang meningkat sangat nyata (P <0,01) pada kelompok yang diberi PTU dibandingkan ketiga kelompok kontrol. Konsentrasi spermatozoa vas deferens meningkat hampir 2x lipat pada kelompok yang diberi PTU dibandingkan ketiga kelompok kontrol (P < 0,01). Sedangkan viabilitas dan jumlah morfologi normal spermatozoa vas deferens tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (P > 0,05). Jumlah anak hasil keturunannya juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) antara kelompok yang diberi PTU dibandingkan ketiga kelompok kontrol. Sedangkan berat badan, berat testis dan diameter testis menunjukkan adanya perbedaan yang sangat bermakna ( P <0,01 ) antara kelompok perlakuan dengan PTU selama 9 dan 17 hari dibandingkan ketiga kelompok kontrol.

ABSTRACT
Materials and methods: Women with goitrogenic disease usually refused to breast-feed her baby, because afraid of the antithyroid goitrogenic drug PTU could affect the baby via the mother's milk. Besides that also having fear of infertility in adolescence. This unreasonable perception ought to be abandoned. For this reason, the experimental research on effects of PTU through LMR strain female rat on testis of its breast-fed male litter has been performed. PTU was given orally in single dose of 0,006 % b/v. The duration of treatments with PTU were 9 and 17 days. Gom arab 2 % were given for 9 and 17 days in control of the treatments, and also control without any treatment. The parameters of evaluation consisted of the numbers of germinal cells (spermatogonia A, spermatocytes R, spermatocytes I pachiten, and spermatid), concentration, viability, and the sum of normal morphology of spermatozoa from vas deferens, and the numbers of litters in next generation. For additional data were the body weight, the weight of testis and the diameter of testis.
Result and summary Results of the experiment showed no significant increasing in the numbers of any other germinal cells (P > 0,05), except a very significant increasing in the numbers of spermatid (P < 0,01) in treated groups with PTU compared to the three other groups. The concentration of spermatozoa from vas deferens was increased almost twice in treated groups with PTU compared to the three other control groups (P < 0,01). The viability and the sum of normal morphology of spermatozoa from vas deferens made no significant differences (P > 0,05). The numbers of litters in next generation also showed no significant differences in treated groups with PTU compared to the three other control groups (P > 0,05). On the other hand, the body weight, the weight of testis, and the diameter of testis showed a very significant differences (P < 0,01) in treated groups with PTU for 9 and 17 days compared to the three other control groups.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaufman, Matthew H.
London: Academic Press, 1992
599.353 KAU a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ireng Ambasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan ekstrak Apium graveolens Linn, beberapa kadar secara intravena terhadap elektrokardiogram tikus. Digunakan 25 ekor tikus putih jantan berusia 6 bulan yang dibius dengan uretan secara intraperitoneal. Hewan terbagi atas 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol tanpa perlakuan (I), penyuntikan secara intravena 1 ml pelarut akuabidestilata (II), ekstrak berkadar setara dengan 0,25, 0,50, atau 1,00 g serbuk (III, IV, V). Elektrokardiogram dicatat pada waktu sebelum dan setelah perlakuan pada menit ke-0, 10, 20, 40, 60, dan 120. Dibuat grafik rata-rata nilai perubahan frekuensi denyut jantung, besar tegangan P, R, T, dan interval P-R, QRS, Q-T dari kelima kelompok perlakuan pada setiap waktu pengamatan . Hasil uji Kruskal-Wallis ( oc = 0,05) terhadap ketujuh nilai perubahan tersebut pada setiap waktu pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan, kecuali pada menit ke-60 nilai perubahan besar tegangan gelombang R, yang dengan uji Dunn (α = 0,20) diketahui terdapat perbedaan antara kelompok III-I dan III-V. Diduga perlakuan pada kelompok III meningkatkan kerja jantung, dan pada kadar yang besar, kerja jantung makin berat, sehingga terjadi hipertrofi ventrikel.
ABSTRACT"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Darma Adi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak daun Catharanthus roseus G. Don. terhadap aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tikus. Ekstraksi menggunakan etanol 70%, dan sebagai pelarut ekstrak digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih strain LMR Wistar derived. Dalam penelitian dibuat empat kelolmpok perlakuan yaitu: kelompok kontrol jaurni, kontrol pelarut, disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih, dan disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga merah. Ekstrak disuntikkan secara intravena. Dosis yang disuntikkan setara dengan 0,1067 g daun C. roseus kering/100 g berat hewan. Aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograf. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni dan kelompok kontrol pelarut, aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tidak mengalami perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Pada kelompok yang disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih maupun yang berbunga merah terjadi perpanjangan waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel serta penurunan frekuensi denyut jantung yang nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza
"Dalam masyarakat, sebagian pria beranggapan kontrasepsi urusan kaum wanita. Anggapan ini sebenarnya tidak tepat, karena pembuahan adalah pertemuan antara sel telur yang berasal dari wanita dan sel sperma berasal dari pria. Jadi kalau kita berikhtiar hanya menghambat pematangan sel telur, ini berarti kita mengabaikan peranan sel sperma yang juga mempunyai andil setara dalam hal terjadinya pembuahan.
Berbagai usaha telah dan terus dilakukan oleh para ahli di bidang Andrologi, untuk memperoleh bahan kontrasepsi pria yang benar-benar aman, efektif dan bersifat reversibel. Usaha tersebut didorong oleh kesadaran penuh akan pertambahan jumlah populasi manusia di dunia (Tadjudin, 1986).
Secara garis besar pelaksanaan Keluarga Berencana pada pria dilakukan dengan cara mekanis atau dengan cara penggunaan obat. Cara mekanis diharapkan akan mengganggu penyaluran sperma, misalnya dengan melakukan vasektomi sehingga akan menyumbat saluran sperma, sedangkan penggunaan obat Keluarga Berencana diharapkan dapat menghambat pembentukan sperma atau pematangan sperma. Cara yang dipergunakan dalam Keluarga Berencana yang menggunakan obat yang mengandung hormon merupakan cara yang terakhir (Afandi, 1987).
Spermatogenesis pada dasarnya merupakan proses yang dikendalikan susunan syaraf melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis (HHT). Hormon atau anti hormon yang dapat menggangu poros HHT pada dasarnya akan mengganggu pula spermatogenesis, sehingga memungkinkan untuk dipakai dalam melaksanakan Keluarga Berencana pada pria (Tadjudin,1986). Obat-obat tersebut dapat bekerja di berbagai tingkat pada poros HHT.
Pada dasarnya suatu obat atau suntikan Keluarga Berencana untuk pria yang bersifat hormon harus dapat menghambat proses spermatogenesis secara reversibel tanpa mengganggu libido dan tingkah laku kejantanan (Moeloek,1987). Hambatan spermatogenesis dapat dilakukan dalam poros HHT, dalam tingkat hipotalamus, hipofisis atau testis. Pada tingkat hipotalamus diperlukan suatu senyawa yang dapat menghambat sekresi "Gonadotropin Releasing Hormone" (GnRH), pada tingkat hipofisis diperlukan senyawa yang secara langsung dapat menghambat spermatogenesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Riani
"Ruang lingkup dan cara penelitian :
Likopen (Lycopene) tergolong antioksidan karotenoid yang banyak ditemukan dalam buah dan sayur, terutama pada buah tomat berwarna merah. Likopen dari tomat olahan diserap lebih baik dibanding dengan likopen yang terdapat dalam tomat segar. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek hepatoprotektif likopen sebagai antioksidan pada tikus yang diracun karbontetraklorida. Penelitian dilakukan terhadap 4 kelompok tikus strain Sprague Dawley. Kelompok I adalah kelompok kontrol, kelompok II adalah kelompok yang mendapat emulsi tomat, kelompok III yang diracun dengan CCl4 dan kelompok N adalah kelompok yang mendapat emulsi tomat sebelum diracun CCl4. Pada penelitian ini tomat terlebih dahulu dibuat menjadi serbuk dengan teknik "drum drier". Sebelum diberikan pada hewan coba serbuk tomat dibuat menjadi emulsi dengan minyak. Efek hepatoprotektif emulsi tomat dinilai dengan menetapkan aktivitas enzim GPT plasma. Pada tikus kelompok III aktivitas enzim GPT lebih tinggi (190,185 U/L) daripada kelompok IV (54,596 U/L), walaupun tidak menyamai aktivitas enzim GPT plasma tikus kelompok kontrol (33,464 U/L). Glutation tereduksi (GSH) dan enzim katalase tergolong antioksidan endogen. Pemberian emulsi tomat pada kelompok tikus sebelum diracun CCla menunjukkan kadar GSH plasma sebesar 2,761 μmol/mL dan GSH jaringan hati sebesar 1,236 μmol/mL lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang diracun dengan CCl4 (2,280 µmol/mL dan 0,669 µmol/mL). Aktivitas katalase plasma pada kelompok tikus yang dilindungi dengan emulsi tomat sebelum diracun CCl4 menunjukkan aktivitas katalase lebih tinggi (0,323 U/mL) dibandingkan kelompok yang diracun dengan CCl4 (0,160 U/mL). Gambaran yang sama juga diperlihatkan oleh aktivitas katalase jaringan hati. Aktivitas katalase jaringan hati yang diberi perlindungan emulsi tomat lebih tinggi secara bermakna (121,328 U/g) dibandingkan yang diberi CCl4 (64,914 U/g). Pemberian emulsi tomat dapat melindungi hati terhadap kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh pemberian CCl4."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Ayuni Kusumaningsih
"Tuna daksa cacat tangan atau tidak memiliki tangan merupakan sebuah kelainan anggota gerak terutama bagian atas yang menyebabkan gangguan aktivitas yang melibatkan tangan. Di sisi lain, revolusi industri 4.0 menawarkan kemudahan digitalisasi sehingga akses komputer sudah selayaknya bisa dinikmati semua orang. Namun, hal itu tak berlaku bagi tuna daksa cacat tangan terutama yang berprofesi sebagai pelukis. Era digital menuntut mereka mengembangkan lukisan dengan komputer tetapi terhambat pada aksesibilitas komputer khususnya pointer/kursor. Hal inilah yang menjadi inspirasi perancangan Difable Care (DC) Mouse yang didesain berbentuk seperti sandal yang terhubung ke komputer melalui USB wireless. Fitur DC mouse yaitu klik kanan, klik kiri, scroll, dan drag. Metode terdiri atas tahap persiapan, perancangan, serta pelaksanaan dan evaluasi. Prototipe dibuat menggunakan mesin 3D printing berbahan filamen Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS). DC mouse menjadi solusi aksesibilitas penyandang tuna daksa cacat tangan dalam mengoperasikan pointer komputer sehingga mampu meningkatkan produktivitas melukis."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2022
620 JIA XIV:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Yuniarlina
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Usia lanjut berkaitan dengan peningkatan progresif risiko penyakit neurodegenerasi. 7% dari kelompok usia lanjut menunjukkan penurunan fungsi kognitif Dasar patologi penurunan fungsi kognitif antara lain disebabkan oleh berkurangnya sinap, neuron, neurotransmitter dan jejaring saraf. Proses regenerasi berkaitan dengan sinyal-sinyal penting seperti faktor neurotrofik, neurotransmitter dan barman. Proses neurodegenerasi dapat dihindari dengan memberikan rangsangan tertentu diantaranya estrogen sebagai hormon multiefek. Estrogen mempengaruhi jaringan saraf melalui mekanisme genom dan non genom diantaranya dengan menghasilkan BDNF (Brain derived neurotrophic factor). BDNF merupakan salah satu substansi dalam pengaturan neurogenesis. Penelitian ini merupakan studi ekperimental untuk meneliti kadar BDNF dan jumlah sel saraf pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda.Pengukuran kadar BDNF dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm dengan kit BDNF dan Chemikon. Jumlah sel saraf dihitung perlapang pandang besar. Data dianalisis dengan uji t dependent, uji korelasi pm-son, dan sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk.
Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh hasil (1) jumlah sel saraf lebih besar pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda yang diberi estrogen disbanding kontrol (p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kokoh Pribadi
"Era digital saat ini merubah cara dalam melakukan banyak hal, termasuk dalam berkomunikasi. Keberadaan internet dan Social media memudahkan komunikasi, dan tidak ada lagi batasan waktu dan tempat yang menghalangi kegiatan berkomunikasi. Penyebaran suatu informasi dari satu orang ke orang yang lain dan seterusnya dapat menyebar secara cepat, atau biasa disebut sebagai viral. Cepatnya informasi menyebar secara viral dapat menciptakan suatu trend tersendiri dan dapat membuat suatu informasi menjadi trend yang sedang ramai dibicarakan. Penyebaran informasi secara viral sendiri dapat digunakan sebagai komunikasi pemasaran suatu produk, yaitu dengan cara Word of Mouth, atau kini disebut juga sebagai Word of Mouse. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa suatu informasi atau pesan dikomunikasikan secara viral melalui Social Media, dan kemudian menyebar melalui media konvensional. Penelitian ini juga menemukan bahwa pesan atau informasi yang mengandung emosi dapat menyebar secara viral melalui komunikasi viral, dan suatu pesan atau informasi yang menyebar viral secara tidak sengaja tidak dapat dikategorikan sebagai Komunikasi Pemasaran.

Digital era changes many thing in life, including how to communicate. The existing of Internet and Social Media makes communication becomes easy, there’s no boundaries like time and space to do some communication now. It also means some information can spread easily and fastly like wildfire, from one people to many people, and so on, or usually they say, going viral. When some information goes viral, that information can become a hot topic in Internet. Going viral also means more attraction, and it can also means more customer in perspective of Marketing Communication. How to use Viral Communication as Marketing Communication can help some product or service to reach their customer. From this research, we conclude that some information or message is communicated by Social Media to become viral, and then spread in mass media. We also conclude that a message with emotional content in it can spreading and become viral, and a message or information that become viral by coincidence cannot categorized as Marketing Communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>