Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bima Dharmaputera
"Tanaman mengkudu ( Morinda citrifolia ) merupakan salah satu
tanaman obat tradisional yang tumbuh sampai dengan ketingian 500 m dari
permukaan iaut. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara tapi penyebarannya
begitu luas sampai ke daerah Pasifik selatan.
Bagian dari tanaman ini yang digunakan sebagai sumber obat adalah
daun, akar, batang, bunga dan buahnya. Banyak penelitian yang telah
dilakukan untuk mengetahui kandungan zat apa saja yang terdapat pada
tanaman mengkudu, ternyafa zat-zat tersebut merupakan senyawa alkaloid,
terpenoid, antrakuinon dan kumarin.
Ada bagian dari tanaman ini yang belum banyak diketafiui kandungan
zatnya yaitu biji dari buah mengkudu. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan zat apa saja yang terdapat pada biji mengkudu
dari buah matang dan apakah zat yang terdapat pada biji buahnya sama
dengan zat yang terdapat pada buahnya.
Pada penelitian ini biji buah mengkudu direfluks dengan berbagai
pelarut, seperti air, etanol dengan variasi kelarutan dan kloroform. Namun
yang berhasii mengekstrak biji mengkudu adalah pelarut etanol dengan kadar
40% dan campuran etanol 40% dan kloroform. Hasil ekstraksi kernudian
dianalisis dengan menggunakan IR dan GC-MS. Dari analisis tersebut
didapat senyawa yang biologis aktif pada ekstrak etanol 40% dan ekstrak
campuran etanol 40% dan kloroform. Senyawa tersebut adalah skopoletin
dengan rumus molekul C10H8O4 dan limonen dengan rumus molekul C10H18.
Pada hasil ekstrak pelarut etanol 40% dari 50 gram biji buah
mengkudu didapat minyak kuning kecoklatan seberat 1,32 gram ( 2,64% ).
Kadar skopoletin yang diperoleh adalah 37,42%. Sedang pada hasil ekstrak
pelarut campuran etanol 40% dan kloroform dari 50 gram biji buah mengkudu
didapat minyak kuning seberat 1,48 gram ( 2,96% ). Kadar skopoletin yang
diperoleh adalah 55,87% dan kadar limonen yang diperoleh adalah 4,29"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembuatan granul dari ekstrak kering buah mengkudu (Morinda
citrifolia Linn) dengan menggunakan amilum dan avicel PH 102 sebagai
bahan pengisi telah dilakukan. Ekstrak kering sari buah mengkudu maupun
sediaan granul yang dihasilkan telah dilakukan pengujian. Pengujian pada
ekstrak kering sari buah mengkudu dilakukan melalui uji organoleptis meliputi
uji rasa, bau, dan warna. Pengujian pada sediaan granul meliputi uji laju alir,
sudut istirahat, higroskopisitas dan kecepatan rekonstitusi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa formula C dengan konsentrasi amilum 46 % memiliki
hasil terbaik dalam pengujian laju alir, sudut istirahat dan uji higroskopisitas.
Hasil terbaik dalam pengujian kecepatan rekonstitusi adalah formula B
dengan konsentrasi avicel PH 102 46%. Kondisi optimal pada penyimpanan
granul dapat tercapai dalam wadah tertutup dengan silika gel selama 2
minggu."
Universitas Indonesia, 2005
S32529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Amalia Khairani
"Mengkudu {Morinda citrifolia) merupakan tanaman asli Indonesia.
Tanaman In! termasuk saiah satu spesies dalam genus Morinda dan famili
Rublaceae. Seluruh baglan tanaman in! berkhaslat sebagal obat terutama
buahnya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada buah
mengkudu yang matang terdapat senyawa-senyawa biologis aktif skopoletin
dan limonena yang berkhaslat sebagal obat.
4-
Penelitian inl bertujuan untuk mencoba mengetahui senyawa apa saja
yang terdapat pada buah mengkudu yang mengkal, terutama apakah
terdapat senyawa skopoletin dan limonena dan kadarnya dalam buah
tersebut. Diharapkan kandungan kimia buah mengkudu yang mengkal tidak
jauh berbeda dengan kandungan kimia buah mengkudu matang yang
mengandung banyak zat penting dengan kadar yang tidak jauh berbeda pula.
Ekstrak diperoleh dari proses ekstraksi dengan soklet menggunakan
pelarut kloroform kemudian dipisahkan kembali dengan corong pisah
menggunakan pelarut NaHCOa 5% dan KOH 5%. Analisis senyawa kimia
dilakukan dengan FTIR dan GC-MS.
MSLIK peUPtJSTJlfeaAN
i M U i
Senyawa-senyawa biologis aktif dalam buah mengkudu mengkal
adalah skopoletin dan limoneha dengan kadar masing-masing 6,89% dan
2,92%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Fahruroji
"Latar belakang: Salah satu mekanisme nyeri inilamasi adalah sensitisasi perifer yang dimediasi oleh prostaglandin E2 (PGE2) di terminal nosiseptor perifer. Konsekuensi sensitisasi adalah hiperalgesia yang menandai penurunan ambang nosiseptor atau modulasi aneka reseptor dan kanal ion nyeri. Hiperalgesia dapat diatasi oleh agen antinosiseptif inhibitor siklooksigenase~2 (COX-2) selektif, namun pada praktiknya analgesik tersebut dilaporkan masih memiliki kelemahan. Dalam hal ini, Morinda citrifolia L. dikategorikan etnomedika tropis yang diyakini memiliki efek antinosiseptif dalarn berbagai kasus nyeri kronis. Secara in virro jus Morinda citrofolia L. dilaporkan mampu menginhibisi aktivitas enzimatik COX-2 secara selektif, sehingga sangat potensial untuk mengatasi hiperalgesia.
Tujuan: Membuktikan efek antinosiseptif Morinda cirrifolia L. dapat menurunkan beda laten hiperalgesia tennal, dan pola beda latennya dibandingkan cele-coxib, Serta pengaruh diet teratur Morfnda citryblfa L. terhadap hewan coba yang diinduksi carrageenan sesuai metode modyied ho! plaie (MHP).
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada tikus Sprague- Dawley (SD) dengan model nyeri inflamasi menggunakan algogenik cm-rageenan. Parameter yang diteliti adalah beda laten reaksi menghindar antara telapak tungkai yang diinjeksi carrageenan secara intraplantar dengan telapak tungkai kontralateral melalui uji nyeri hot plate tesf. Nilaj beda laten ditentukan pada tahapan respon hiperalgesia menit ke-15, ke-60, ke-180, dan ke-300 setelah diinduksi nyeri inflamasi.
Hasil: Diperoleh penurunan rerata beda laten pada tikus yang diberi minum Morinda citrofolia L. sebelurn diinjeksi carrageenan secara bermakna dibandingkan rerata beda masa laten tikus yang diberi minum salin. Nilai tersebutjuga tidak signifikan perbedaannya dengan rerata beda laten pada tikus yang diobati celecoxfb maupun tikus yang diberi rninum Morfnda citrwlfa L. selama I0 hari.
Kesimpulan: Efek antinosiseptif Morinda citrffolfa L. dapat menurunkan beda laten hiperalgesia terrnal dengan model nyeri inflamasi pada tikus yang diinduksi algogenik carrageenan. Pola beda laten tersebut mirip dengan efek celecoxib, sehingga keduanya sama-sama terbukti dapat menginhibisi respon hiperalgesia termal. Sedangkan efek diet Morinda cfrrifolia L. secara teratur tidak signifikan mempengaruhi penurunan beda laten hiperalgesia termal.

Background: One mechanism of inflammatory pain was peripheral sensitization that mediated by prostaglandin E2 (PGE2) at peripheral terminal nociceptor. Therefore hyperalgesia was occurred and indicated reduction of threshold nociceptor or modulation of many receptors and ion channels of pain. Antinociceptive agent that is used for the treatment of hyperalgesia is selective cyclooxygenase 2 (COX-2) inhibitor, but practically it has several problems. Morinda citryblia L. was categorized as tropical ethnomedicine that was believed has antinociceptive effect, especially in many types of chronical pain. Based on in vitro research, Morinda ein-girlie L. was reported inhibited enzymatic activity of COX-2 selectively, thus it was potencial to relieve hyperalgesia.
Objective: To proved that antinociceptive effect of Morinda citryblfa L. could decrease A latency of thermal hyperalgesia, and its value compare with celecoxib, and the effect of regular diet of Morfnda citrjfolia L. in rat-carrageenan induced based on modified hot plate test (MI-IP) method.
Method: This was an experimental study in rat Sprague-Dawley (SD) with pain inflammatory model using algogenic carrageenan. The parameter was the A latency of withdrawal reaction between paw that was injected by carageenan ip! and contralateral paw through hot plate test. The A latency was measured at 15, 60, 180, and 300 minutes after inflammatory challenge.
Result: The rat that treated with Morinda cirryolia L. an hour before carrageenan injection has A latency of thermal hyperalgesia that was significantly different from rat that was treated with saline. That value was not different significantly than the A latency of the rat that was treated with celecoxib or the rat that was regular treated with Morinda citrofolia L. for 10 days.
Conclusion: Antinociceptive effect of Morinda citrofolia L. decreased A latency of thermal hyperlagesia with pain inflammatory model in rat carrageenan induced. This A latency was similar with the effect of celecoxib, thus both were inhibited thermal hyperalgesia response. While the effect of regular diet of Morinda Citrofolia L. was not significantly influence the decreasing of A latency of thermal hyperalgesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Hukmi
" ABSTRAK
Infeksi virus Dengue DENV masih menjadi masalah kesehatan global terutama didaerah tropis dan subtropis termasuk di Indonesia. Sampai saat ini belum ditemukanvaksin dan antiviral yang efektif untuk mencegah dan mengobati infeksi DENV.Ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia Linn diketahui memiliki efekmenghambat infeksi beberapa jenis virus dan bakteri. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kemampuan ekstrak daun Morinda citrifolia Linn pada konsentrasi 20 g/ml, 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml, dan 1,25 g/ml dalam menghambatpertumbuhan DENV2 pada sel Huh-7,5 yang diinfeksi DENV2 dengan multiplicityof infection 0,5. Fokus virus yang terbentuk divisualisasi melalui immunoassay danjumlah fokus antara kelompok perlakukan dibandingkan dengan kelompok kontrolpositif berupa sel Huh-7.5 yang terinfeksi DENV2 tanpa penambahan ekstrak daunMorinda citrifolia Linn. Secara statistik, pemberian ekstrak daun mengkudu dengankonsentrasi 1,25 ?g/ml memberikan hasil penghambatan yang signifikan p 0,05 .Kata kunci: DENV2, mengkudu Morinda citrifolia Linn , replikasi virus

ABSTRAK
Dengue viral infection remains become one of the global health burden particularlyin tropical and subtropical area include in Indonesia. Till nowadays there is nospecific vaccine and antiviral to prevent and cure Dengue viral infection. Morindacitrifolia Linn leave extract has been known has the antiviral and antibacterialactivity. This research is aimed to know the effects of Morinda citrifolia Linn leavesextract in five different concentrations 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml, and1,25 g ml in inhibiting the replication of DENV2 on Huh 7.5 cells infected byDENV2 with multiplicity of infection 0,5. Foci that formed is visualized byimmunoassay and the amount of foci in each group is compared to positif controlthat Huh 7.5 cells is infected by DENV2 without addition of Morinda citrifolia Linnleaves extract. Statistically, addition 1,25 g ml of Morinda citrifolia Linn leaveextract shows significant inhibiting result p 0,05 .Key Words DENV2, Morinda citrifolia Linn, viral replication"
2016
T55729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Chesi Dhea Tania
"Ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia L mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, diantaranya biosurfaktan saponin yang dapat digunakan sebagai emulsifier dalam pembuatan mikroemulsi. Ekstraksi saponin dilakukan dengan teknik maserasi, identifikasi secara fitokimia dan karakterisasi dengan FTIR dan UV-Vis. B-karoten merupakan zat warna alami yang sering digunakan dalam minuman, namunsukar larut dalam air , rentan terhadap suhu dan cahaya. Mikroemulsi dapat meningkatkan solubilisasi dan stabilitas. Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan memvariasikan surfaktan: kosurfaktan Sm dan Sm terhadap minyak. Mikroemulsi yang didapatkan tipe M/A dengan ukuran droplet antara 10-100 nm. Karakterisasi mikroemulsi menggunakan mikroskop, particle size analyzer PSA , dan turbidimeter. Solubilisasi dan stabilisasi?-karoten diamati dengan UV-Vis dan FTIR. Hasil yang diperoleh terbentuk mikroemulsi minyak dalam airyang stabil dengan perbandingan surfaktan terhadap kosurfaktan Sm 8:2 dan perbandingan Sm terhadap minyak adalah 14:1. Solubilisasi B- Karoten dalam mikroemulsi di peroleh sebesar 2 mg/mL dan mikroemulsi dapat meningkatkan stabilisasi terhadap suhu dan cahaya.

Leaf extract of Morindacitrofilia L. contains several types of secondary metabolites one of them is biosurfactantsaponin which can be used as an emulsifier in microemulsion formation. Saponin extraction was performed with maceration technic, identification by phytochemicaland characterization using FTIR and UV Vis spectrophotometer. Carotene is a natural colorant which frequently used in beverages but it is vulnerable with temperatures and lights. Palm oil was used asoilphase. carotene solubilization in microemulsion increases stabilization. Microemulsion formationwas performed by varying surfactant, co surfactant and oil phase. Microemulsion stabilization was observed using turbidity meter, microscope, and particle size analyzer PSA. carotene solubilization and stabilization in microemulsion system were observed by UV Vis spectrophotometer. Microemulsion particle size were confirmed at 8,25 11,20 nm. The result of stabilized oil microemulsion in water wasobtained with ratio ofsurfactant and co surfactant Sm at 8 2, and ratio of Sm and oil at1 4 1. carotene solubilization in microemulsion system isoptimum obtaine dat 2mg ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhru Adlan Ayub
"Radikal bebas pada tubuh salah satunya Reactive Oxygen Species (ROS) dapat dihasilkan dari metabolisme seluler normal dari tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi fiologis tubuh. Stress oksidatif dapat dicegah oleh antioksidan yang dapat dihasilkan oleh tubuh ataupun dari luar tubuh seperti dari tumbuhan. Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang dikenal memiliki antioksidan dan digunakan sebagai pengobatan. Penelitian mengenai analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan mengenai daun mengkudu khususnya dari Jakarta Utara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun mengkudu dari daerah Jakarta Utara. Sampel daun mengkudu (Morinda citrifolia) diekstrasi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol, etil asetat, dan heksana. Kandungan fitokimia diujikan secara kualitatif melalui skrining fitokimia dari senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, dan uji kromatografi lapis tipis (KLT) serta diujikan secara kuantitatif dengan menguji kandungan total fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picryl hidrazil) menggunakan kontrol positif Vitamin C dan diukur dengan spektofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 515 nm dan aktivitas antioksidannya dinyatakan dalam nilai IC50. Ekstrak etanol dan etil asetat daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara mengandung flavonoid, glikosida, fenol, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak heksana mengandung flavonoid dan fenol. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat memiliki nilai IC50 secara berurutan 1258,02 µg/mL dan 4865,62 µg/mL. Daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara memiliki kandungan senyawa fitokimia flavonoid, fenol, glikosida, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan daun mengkudu pada penelitian ini termasuk ke kategori tidak aktif.

Free radicals in the body, one of which is Reactive Oxygen Species (ROS), can be generated from the normal cellular metabolism of the body. Free radicals can cause oxidative stress, interfering with the body's physiological functions. Oxidative stress can be prevented by antioxidants produced by the body or from outside the body, such as plants. Noni (Morinda citrifolia) is one of the herbal plants known to have antioxidants and is used as a treatment. Research on phytochemical analysis and antioxidant activity on noni leaves, especially from North Jakarta, is still limited. This study aims to determine the component content of phytochemical compounds and antioxidant activity in ethanol extract, ethyl acetate, and hexane of noni leaves from North Jakarta. Noni (Morinda citrifolia) leaf samples were extracted using the maceration method with ethanol, ethyl acetate, and hexane as solvents. Phytochemical content was tested qualitatively through phytochemical screening of alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, steroids and thin layer chromatography (TLC). It was also quantitatively tested by testing the content of total phenols, flavonoids, and triterpenoids. The antioxidant activity was tested by the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picryl hydrazil) using a positive control of Vitamin C and measured by UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 515 nm. The antioxidant activity was expressed in IC50 values. Ethanol and ethyl acetate extracts of noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain flavonoids, glycosides, and triterpenoids, while hexane extract contains flavonoids and phenols. The results of the antioxidant activity test of ethanol and ethyl acetate extracts had IC50 values ​​of 1258.02 g/mL and 4865.62 g/mL, respectively. Noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain phytochemical compounds, such as flavonoids, phenols, glycosides, and triterpenoids. In this study, the antioxidant activity of noni leaves is included in the inactive category."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Auliyya
"ABSTRACT
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki kandungan ursolic acid dan 3,3’-bisdemethylpinoresinol yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya kerutan pada kulit. Masker wajah hidrogel merupakan alternatif produk perawatan kulit untuk mengatasi kerutan. Ekstrak etanol buah mengkudu 0,1% diformulasikan menjadi produk masker wajah hidrogel dengan menggunakan basis natrium alginat 4% dan xanthan gum 0,5%. Masker wajah hidrogel dievaluasi stabilitas secara fisik melalui pengamatan organoleptis, pengujian konsistensi, daya mengembang, dan kekuatan peregangan. Hasil evaluasi menunjukkan masker wajah hidrogel memiliki kemampuan menahan air yang baik, kekuatan peregangan 35,6524 ± 0,8842 kgf/cm2, elongasi 272,00 ± 4,47%, dan tidak mengalami perubahan organoleptis selama 12 minggu penyimpanan. Pada penelitian ini dihasilkan masker wajah hidrogel yang mengandung ekstrak buah mengkudu dengan karakteristik yang baik dan stabil secara fisik dalam penyimpanan sehingga dapat digunakan sebagai produk perawatan kulit nutrakosmesetika.

ABSTRACT
Noni (Morinda citrifolia L) fruit contains ursolic acid dan 3,3’ bisdemethylpinoresinol has function as an anti-wrinkle agent. Hydrogel face mask is an alternative for skin care product. In this study, 0.1 % ethanol extract of noni fruit was formulated with concentration of 4% sodium alginate and 0.5% xanthan gum to form hydrogel face mask. Physical stability of hydrogel face mask evaluated by organoleptic observation, consistency, swelling index, and mechanical strength. The results showed that hydrogel face mask has good water holding capacity, tensile strength of 35.6524 ± 0.8842 kgf/cm2, elongation rate of 272.00 ± 4.47%, and stable in colour and odour for 12 weeks. This study revealed that hydrogel face mask which contains ethanol extract of noni fruit has good physical characteristic and stability, and thus good enough to be used as nutracosmeceutical product."
2014
S56581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library