Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Pidi Baiq
Bandung: Pastel Books, 2015
808.87 PID d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
""...Stop global warming" begitulah slogan yang ucapkan VJ Mike sebagai penutup acara musik di salah satu stasiun TV swasta Jakarta. benar apa yang di katakannya, hentikan pemanasan global, karena pemanasan global (global warming) saat ini menjadi virus yang sangat menakutkan....."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Stine, R.L
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2018
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Danang Satria Darmalaksana
"Film horor merupakan genre film yang menghadirkan ketakutan kepada penonton melalui aspek naratif dan sinematografis. Ketakutan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk yang beragam, seperti ketakutan terhadap kematian, kegelapan, keangkeran rumah, termasuk perempuan. Perempuan kerap dihadirkan sebagai sosok yang menakutkan di dalam film horor baik secara visual maupun aural karena film horor pada umumnya menggunakan pandangan laki-laki. Salah satunya adalah film Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar. Maka dari itu, tesis ini disusun untuk menunjukkan manifestasi ketakutan terhadap perempuan yang dihadirkan di dalam film Perempuan Tanah Jahanam dalam mengukuhkan dominasi maskulinitas. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian sinema struktural dan gynaehorror. Analisis dalam tesis ini menggunakan teori sinema Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie untuk melihat struktur teks dan strategi naratif film serta konsep gynaehorror Erin Harrington dan konsep Visual PleasureLaura Mulvey untuk melihat perempuan monster yang mengukuhkan dominasi maskulinitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks menghadirkan beberapa pola sebagai kekhasannya, seperti opresi, represi, dan objektivikasi perempuan oleh laki-laki hanya kamuflase untuk menyembunyikan pertarungan perempuan melawan perempuan, hubungan antartokoh memperlihatkan bahwa pada mulanya perempuan merupakan pihak terancam lalu berubah menjadi pihak mengancam, ambivalensi rumah sebagai ruang privat dan publik sekaligus, malam hari sebagai waktu teror terjadi, serta sinematografis yang menekankan perempuan mempunyai kekuatan supranatural yang menjadikannya mengerikan. Tidak hanya itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ideologi teks menghadirkan manifestasi perempuan monster yang menakutkan melalui ketubuhannya yang dianggap menjijikkan dan hina, melalui potensinya melakukan kastrasi, dan melalui gagasan keibuan yang ideal. Dengan demikian, ketakutan terhadap perempuan memang ditampilkan di dalam film Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar untuk menunjukkan keberpihakannya kepada dominasi maskulinitas sebagai ideologi teks dengan menggambarkan perempuan sebagai monster.
Horror movie is a film genre that presents fear to the audience through narrative and cinematographic aspects. This fear is manifested in various forms, such as the fear of death, the dark, the awesomeness of the house, including women. Women are often presented as frightening figures in horror movies, both visually and aurally because horror movies generally use a male perspective. One of them is the Perempuan Tanah Jahanam (2019) movie by Joko Anwar. Therefore, this thesis is structured to show the manifestation of the fear of women presented in the Perempuan Tanah Jahanam movie in strengthening the domination of masculinity. This thesis uses a qualitative research method with a structural cinema study approach and gynaehorror. The analysis in this thesis uses the cinema theory of Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie to see the text structure and narrative strategy of the film as well as Erin Harrington's gynaehorror concept and Laura Mulvey's Visual Pleasure concept to see the female monster who reinforces the dominance of masculinity. The results of this study indicate that the text presents several patterns as its peculiarities, such as oppression, repression, and the objectification of women by men is just a camouflage to hide women's fights against women, the relationship between characters shows that initially women are the threatened party and turn into threatening parties, home ambivalence as a private and public space at the same time, night as a time of terror, as well as cinematography which emphasizes that women have supernatural powers that make them terrible. Not only that, the results of this study also show that the ideology of the text presents the manifestation of a scary monster woman through her body which is considered disgusting and despicable, through her potential for castration, and through the ideal of motherhood. Thus, the fear of women is indeed shown in the Perempuan Tanah Jahanam (2019) movie by Joko Anwar to show its side with the dominance of masculinity as a text ideology by depicting women as monsters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Angela Novitasari
"
ABSTRAKManga sebagai bacaan yang dianggap sederhana sebenarnya memiliki genre tertentu yang memerlukan pemikiran lebih mendalam untuk memahaminya, salah satunya yakni Monster karya Urasawa Naoki. Hal menarik dalam manga ini adalah cerita dengan tokoh protagonis berkebangsaan Jepang namun berlatar tempat di Jerman. Untuk memahami secara mendalam, skripsi ini membahas unsur-unsur intrinsik yang meliputi alur, latar, tokoh dan penokohan, serta kesatupaduan unsur-unsur tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manga ini membentuk cerita yang realistis, koheren, dan plausibel, dengan mempertanyakan mengenai hakikat kemanusiaan seperti: Apakah penjahat sebaiknya mati saja? Masalah lain yang turut diangkat yakni pentingnya pendidikan anak yang tepat dan benar.
ABSTRACTManga, widely known as an easy read book, has certain genre that needs deeper understanding to digest the story, such as Monster by Urasawa Naoki. Point of interest in this manga is the protagonist is a Japanese yet set in another country Germany. To understand deeper, this research covers intrinsic components such as plot, setting, character and characterization also the corelation between the components. The unity of components creates a realistic, coherent and plausible story, in which question humanity: would?ve it been better if a criminal die? The story also stresses on the importance of proper early education for children."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61516
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syifa Vinka Saomi Ventryku
"Wa merupakan konsep yang mengandung nilai dan norma yang membentuk sikap dan perilaku orang Jepang demi tercapainya keharmonisan sosial. Konsep wa lebih mengutamakan kepentingan kelompok sehingga terbentuk homogenitas pada sifat orang Jepang. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah perlawanan terhadap konsep wa yang ditunjukkan melalui lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai yang dinyanyikan oleh Little Glee Monster. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perlawanan lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai terhadap konsep wa dilihat melalui sudut pandang postmodern. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif analisis. Kesimpulan penelitian ini adalah lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai mengangkat isu individualitas untuk melawan konsep wa. Hal yang menarik adalah adanya paradoks dalam perlawanan lagu tersebut. Lagu tersebut berupaya untuk melawan konsep wa, namun tetap mengutamakan keharmonisan yang merupakan prinsip konsep wa itu sendiri. Berdasarkan teori Narasi Besar dari Jean Francois Lyotard, lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai merupakan salah satu contoh bentuk perlawanan terhadap konsep wa di era postmodern di Jepang.
Wa is a concept that contains values and norms which build Japanese people characters and behavior for social harmony. Wa concept values group interest which lead to homogeneity in Japanese people behavior. This paper aims to describe how rebellion towards wa concept that showed in Watashi Rashiku Ikite Mitai song lyrics which sang by Little Glee Monster in postmodern point of view. Using qualitative method, this paper found that Watashi Rashiku Ikite Mitai song lyric is raising individuality issue against wa concept. Also there is paradox in the song lyric. It challenges wa concept, but in other side it still holds harmony principle itself. Based on grand narrative theory, the song lyric is one of form that challenges wa concept as grand narrative in Japan postmodern."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library