Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miryanthi Savitri Elias
"Seperti telah diungkapkan dalam bab pertama, penelitian ini bertujuan untuk melihat struktur dan fungsi kalimat minor bahasa Indonesia. Penelitian kalimat minor di sini terbatas pada kalimat minor yang tidak berstruktur klausa. Kelompok ini terbagi dalam tujuh pokok bahasan, yaitu panggilan atau vokatif, salam dan ucapan, seruan, judul, moto, inskripsi, dan ungkapan khusus.
Survai pembicaraan tentang kalimat minor yang dilakukan dalam bab dua, menunjukkan bahwa kriteria dari beberapa ahli bahasa untuk menentukan kalimat minor adalah struktur kalimat. Setelah dikerjakan analisis sintaktis untuk melihat struktur dari ketujuh pokok di atas, maka dapat dirumuskan sebagai (i)-(vii).[i]. Panggilan dalam bahasa Indonesia terdiri dari nomina atau frase nominal.[ii] Salam dalam bahasa Indonesia terdiri dari selamat"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addison, Brian
London: Pharmaceutical Press, 2012
616.075 MIN (2);616.075 MIN (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Limawan
"ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus DM merupakan salah satu penyakit kronis yang komplikasinya masih menjadi masalah besar di Indonesia. Salah satu komplikasi DM yang paling sering dan sering berakhir dengan kecacatan adalah kaki diabetik. Angka amputasi di Indonesia khususnya di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo RSCM masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia. Salah satu faktor predisposisi amputasi kaki diabetik adalah perfusi jaringan yang dapat diukur dengan ankle brachial index ABI . Studi sebelumnya menunjukkan hubungan signifikan antara ABI dengan kejadian amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai ABI dengan besarnya risiko terjadinya amputasi minor dan mayor pada penderita kaki diabetic dalam populasi kami.Metode. Kami melakukan studi retrospektif pada 84 subjek dengan kaki diabetik yang diamputasi di RSCM selama periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014. Karakteristik subjek dan vaskular termasuk diantaranya ABI dianalisa secara statistik.Hasil. Kami dapatkan sepsis dengan adjusted OR 95 CI : 0,023 0,004 sampai 0,157 dan nilai ABI yang memiliki adjusted OR 95 CI : 2,89 1,33 sampai 6,29 merupakan variabel yang bermakna dengan kejadian amputasi pada pasien kaki diabetik.Kesimpulan. Subjek dengan nilai ABI 1,3 secara independen.
AbstractBackground
hr>
ABSTRACT
. Diabetes mellitus is one of the chronic diseases in which the complication is still a major problem in Indonesia. One of the most frequent complications of diabetes mellitus and often ends up with a disability is diabetic foot. The number of amputation in Indonesia, especially in dr. Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM is quite high compared to other countries in Asia. One of predisposing factors of diabetic foot amputation is the tissue perfusion that can be measured by the ankle brachial index ABI . All the studies carried out abroad and in RSCM show a significant relationship between ABI and the incidence of amputation. This study aims to determine the relationship of ABI score with the magnitude of minor and major amputation risks in patients with diabetic foot.Method. The retrospective study was conducted in 84 patients with diabetic foot that were amputated at the RSCM during the period of January 1, 2013 to December 31, 2014. Samples were taken consecutively. Statistical analysis is done to find out a relationship between predisposing factors with the incidence of minor and major amputations in patients with diabetic foot. Chi Square test or Fisher, as well as multivariate analysis using logistic regression is used. The significance if p was "
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rahmatul Ummah
"Dalam sistem politik Australia, terdapat dua partai besar yang mendominasi pemerintahan yaitu Australia Labor Party (ALP) dan Liberal-National Coalition Party. Namun diantara kedua partai besar tersebut, terdapat kehadiran dari minor party seperti Australian Greens. Keberadaan minor party di Australia tidak lepas dari kondisi pasang surut. Diantara minor party lainnya, Australian Greens berhasil menjadi minor party yang bertahan dalam sistem politik Australia. Penelitian ini membahas tentang bagaimana Australian Greens sebagai minor party di Australia dapat bertahan ditengah dominasi dua partai besar pada rentang waktu 2010 hingga 2016.
Penelitian ini menggunakan teori Small Party Survival oleh Jae-Jae Spoon dengan metode kualitatif. Berdasarkan temuan, selain didukung oleh penerapan sistem Single Transferable Vote (STV) yang proporsional pada pemilihan anggota Senat namun Australian Greens dapat bertahan karena didorong oleh faktor internal yang meliputi strategi kebijakan, strategi pemilu dan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Australian Greens sebagai bentuk perilaku penyeimbangan yang sesuai dengan teori Small Party Survival.

In the Australian political system, there are two major parties that dominate the government, namely the Australia Labor Party (ALP) and the Liberal-National Coalition Party. However, between the two major parties, there was a presence of minor parties such as Australian Greens. The existence of minor parties in Australia can not be separated from tidal conditions. Among other minor parties, Australian Greens successfully became a surviving minor party in Australian Political System. This research discusses about how Australian Greens as a minor party in Australia survives among the domination of two other major parties from 2010 to 2016.
This research uses the theory of Small Party Survival by Jae-Jae Spoon with qualitative methods. According on the findings, it is not only supported by the application of the Single Transferable Vote (STV) system that is proportional to the election of Senate members but Australian Greens can survive because it is driven by internal factors which include policy strategies, election strategies and communication strategies carried out by Australian Greens as a form of balancing behavior which is in accordance with the theory of Small Party Survival.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Ghozi Rahman
"Lemna minor atau mata lele, merupakan salah satu spesies dari family Lemnaceae yang dapat ditemukan di berbagai tempat di dunia. Tanaman L. minor tumbuh cepat pada air dengan konsentrasi N, P dan K yang relatif tinggi, dan dapat mengkonsentrasi mineral yang terdapat dalam air dan mensintesis protein dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentasi amonia yang optimal untuk pertumbuhan L. minor. Laju pertumbuhan diamati dengan menghitung jumlah keping daun setiap dua hari sekali. Perlakuan dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu 3 kelompok kontrol dengan hoagland standar sumber nitrogen nitrat 210 ppm, nitrat 196 ppm dengan amonia 14 ppm dan amonia 210 ppm hoagland dan 5 kelompok yang diberikan amonia dari konsentrasi 84, 112, 140, 168 dan 196 ppm. Masing-masing kelompok perlakuan dilakukan 4 ulangan. Pada penelitian ini digunakan sumber cahaya matahari langsung dengan kisaran cahaya. Laju pertumbuhan L. minor yang paling baik pada konsentrasi amonia 84 ppm dan kenaikan konsentrasi amonia memiliki korelasi negatif dengan laju pertumbuhan L. minor yang menunjukkan konsentrasi amonia yang tinggi akan menyebabkan keracunan

Lemna minor is one of the species of the Lemnaceae family most commonly known as duckweed that can be found everywhere around the world. L. minor grows fast on top of water with relatively high concentration of N, P and K. L. minor can accumulate minerals from water and shyntesize protein really well. The purpose of this study was to determine the omptimal growth of L. minor in different concentration of amonia in the water where it grows. In this experiment, the growth is measured by the number of fronds, in which it is counted every two days. There is two groups of treatment that has been done in this experiment, which is 3 control groups with standard hoagland solution with different nitrogen source, 210 ppm nitrate, 196 ppm nitrate with 14 ppm amonia and 210 ppm amonia. 5 groups with different ammonia concentration between 84, 112, 140, 168 and 196 ppm. In this experiment, The result of this experiment is that the ammonia concentration which is most optimal from the 5 groups are the lowest concentration of 84 ppm ammonia and the increase in ammonia concentration have negative correlation to the growth rate of L. minor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iqomah Diyanah
"HbA1c dapat diukur dengan berbagai metode. Talasemia dapat memengaruhi akurasi hasil HbA1c. Peneliti ingin mendapatkan proporsi pasien yang dicurigai talasemia beta menggunakan parameter HbF >1 dengan metode ion-exchange HPLC program HbA1c pada populasi pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1c di RSCM dan mengetahui pengaruh talasemia minor pada pengukuran HbA1c dengan ion-exchange HPLC dan afinitas boronat POCT. Subjek penelitian proporsi didapatkan dari pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1c di RSCM selama Bulan Maret 2017. Subjek penelitian rerata/median nilai HbA1c antar metode HbA1c dibagi menjadi kelompok subjek fraksi hemoglobin normal dan talasemia minor. HbA1c diukur dengan metode ion-exchange extended HPLC sebagai metode rujukan pengganti, ion-exchange HPLC, dan afinitas boronat POCT. Pada hasil uji ketelitian dan ketepatan, hanya metode afinitas boronat POCT yang belum memenuhi memenuhi ketentuan ADA, NGSP, dan IFCC. Proporsi pasien yang dicurigai talsemia beta menggunakan parameter HbF >1 dengan metode ion-exchange HPLC program HbA1c pada populasi pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1c di RSCM pada Bulan Maret 2017 sebesar 0,8, belum angka yang sebenarnya karena keterbatasan alat tidak mendeteksi HbA2.
Nilai HbA1c antar metode pada kelompok subjek fraksi hemoglobin normal tidak berbeda bermakna. Pada kelompok talasemia minor, didapatkan nilai HbA1c afinitas boronat POCT lebih rendah bermakna secara statistik dan klinis dibandingkan metode rujukan. Nilai HbA1c ion-exchange HPLC lebih rendah bermakna secara statistik tetapi tidak bermakna secara klinis dibandingkan metode rujukan. Hasil uji regresi dengan. adalah HbA1c metode rujukan dan. metode yang diuji metode ion-exchange HPLC dan afinitas boronat POCT pada subjek talasemia minor untuk HPLC yaitu. = 0,959x 0,86, sedangkan untuk boronat POCT. = 1,012x 0,815.
Sebagai kesimpulan, proporsi pasien yang dicurigai talsemia beta menggunakan parameter HbF >1 dengan metode ion-exchange HPLC program HbA1c pada populasi pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1c di RSCM sebesar 0,8, serta pada kelompok talasemia minor, nilai HbA1c afinitas boronat POCT lebih rendah bermakna secara statistik dan klinis dibandingkan metode rujukan. Nilai HbA1c ion-exchange HPLC lebih rendah bermakna secara statistik tetapi tidak bermakna secara klinis dibandingkan metode rujukan. Rumus dari uji regresi dapat digunakan pada laboratorium yang tidak menggunakan metode rujukan.

HbA1c can be measured by many methods. Thalassemia will affect HbA1c test accuracy. The purpose of this study is to get the proportion of suspected thalassemia with HbF. by ion exchange HPLC HbA1c program in RSCM patients who did the HbA1c analysis and to know the effect of thalassemia minor on HbA1c results by ion exchange HPLC and boronate affinity POCT. The subjects of thalassemia proportion study were selected from RSCM patients who did the HbA1c analysis in March, 2017. The subjects of the comparison study were divided to subjects with normal hemoglobin fraction and subjects with thalassemia minor. HbA1c analysis from each patient was measured by ion exchange extended HPLC as surrogate gold standard method, ion exchange HPLC, and boronate affinity POCT. Based on the precision and accuracy test, only the CV of boronate affinity POCT method didn rsquo. reach the ADA, NGSP, and IFCC requirement. The proportion of suspected thalassemia with HbF. by ion exchange HPLC HbA1c program in RSCM patients who did the HbA1c analysis was 0,8, but this number was not the correct number yet because the device rsquo. limitation which could not detect HbA2.
The HbA1c value between methods were not different in normal subjects. The HbA1c value by boronate affinity POCT method was significantly lower than the value by ion exchange extended HPLC in subjects with thalassemia minor statistically and clinically. The HbA1c value by ion exchange HPLC method was statistically lower than the value by ion exchange extended HPLC in subjects with thalassemia minor, but it was not clinically different. The regression analysis between. HbA1c value by gold standard and. HbA1c value by tested analyzers resulted formulas. 0,959x 0,86. HbA1c by HPLC and. 1,012x 0,815. HbA1c by boronate affinity POCT.
As conclusion, the proportion of suspected thalassemia with HbF. by ion exchange HPLC HbA1c program in RSCM patients who did the HbA1c analysis was 0,8, and in subjects with thalassemia minor, the HbA1c value by boronate affinity POCT was statistically and clinically lower than gold standard, while the HbA1c value by ion exchange HPLC was statistically lower than gold standard. The formulas from regression analysis can be used in the laboratory which do not use gold standard method.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia L. Pudjiadi
"Penisilin merupakan salah satu obat yang paling tidak toksik bagi kebanyakan orang, mengingat Cara kerjanya dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri yang terdiri dari polimer mukopeptida, sedangkan sel manusia tidak mempunyai dinding tersebut sehingga tidak terganggu oleh penisilin. Tapi bagi sebagian kecil populasi yang hipersensitif, penisilin dapat menjadi sangat berbahaya, beberapa miligram atau bahkan mikrogram saja dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat, termasuk syok anafilaktik dan kematian.
Hasil Monitoring Efek Samping Obat Nasional tahun 1981-1985 menunjukkan bahwa Penisilin merupakan jenis antibiotik yang paling sering dilaporkan- menyebabkan syok anafilaktik, sedangkan antibiotik merupakan penyebab tersering dari efek samping obat (Suharti dan Darmansyah, 1985).
Mengingat belum adanya angka mengenai rate syok anafilaktik akibat penisilin di Indonesia, pada penelitian ini dilakukan survai untuk menghitung rate syok anafilaktik akibat suntikan penisilin-G (benzilpenisilin) di puskesmas Jakarta dalam kurun waktu satu tahun secara retrospektif. Penelitian dibatasi pada benzilpenisilin, karena selain merupakan preparat suntik penisilin yang paling murah dan paling banyak dipakai, juga merupakan satu-satunya jenis preparat suntik penisilin yang tersedia di puskesmas.
Kadang-kadang reaksi alergi penisilin tidak disebabkan oleh obatnya sendiri, melainkan oleh hasil urai / produk degradasinya. Penisilin yang paling banyak dipakai sebagai suntikan yaitu benzilpenisilin; dalam larutan dapat terurai secara spontan menjadi asam benzilpenisilenat yang sebagian besar akan bereaksi dengan protein tubuh membentuk kelompok ?Major Antigenic Determinant?. Sebagian kecil akan terurai lagi menjadi asam benzilpenisiloat, yang bersama hasil urainya membentuk kelompok ?Minor Antigenic Determinant?. Reaksi alergi yang terjadi dalam waktu kurang dari 1 jam setelah pemberian penisilin (immediate type) antara lain syok anafilaksis, umumnya disebabkan oleh ?Minor Antigenic Determinant? ini (Bellanti, 1971).
Dari penelitian pendahuluan di beberapa puskesmas ternyata preparat benzilpenisiliri yang sudah dilarutkan dan tidak habis terpakai kadang-kadang disimpan lagi (di kulkas maupun diluar kulkas) untuk dipakai lagi keesokan harinya. Mengingat penguraian penisilin dapat terjadi spontan didalam larutan, dan terdapatnya beberapa merk dagang benzilpenisilin (penisilin-G) yang kemungkinan tidak sama mutunya / kecepatan degradasinya maka dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar asam penisiloat dari beberapa macam merk dagang penisilin-G baik ketika baru dilarutkan maupun setelah didiamkan beberapa hari di kulkas dan diluar kulkas untuk melihat perubahannya. ditanyakan juga merk dagang penisilin-G yang dipakai kepada puskesmas-puskesmas yang didatangi untuk menghitung rate syok anafilaktik akibat penisilin-G.
Untuk melihat hubungan antara terdapatnya asam penisiloat dalam preparat penisilin-G dengan syok anafilaktik akibat penisilin, dilakukan pemeriksaan kadar asam penisiloat pada sisa preparat yang menyebabkan syok anafilaktik (diminta dari puskesmas). Untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan pada penyuntikan penisilin, sering dilakukan skin-test pada pasien yang akan disuntik. Sebagai bahan skin-test dipakai larutan benzilpenisilin yang diencerkan berhubung bahan skin-test lain tidak tersedia, dan benzilpenisilin sendiri merupakan Minor Antigenic Determinant, sehingga hasil yang positif dapat membantu meramalkan kemungkinan terjadinya syok anafilaktik bila penisilin disuntikkan. Pada penelitian ini diadakan kuesioner untuk mendapatkan gambaran mengenai prosedur skin-test di puskesmas (pengenceran bahan yang dipakai, kriteria penilaian hasil skin-test, dan lain-lain)."
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Plutonium (Pu) and minor actinedes (MA) recycling in standard BWR with equilibrium burnup model has been studied..."
ITJOSCI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Anisa Hutami
"ABSTRAK
Tong-yang-xi童养媳atau simpua媳 妇adalah seorang anak perempuan yang di adopsi sejak kecil dalam keluarga calon suaminya. Dengan tujuan, ketika anak perempuan tersebut sudah cukup dewasa akan dikawinkan dengan calon suaminya yang selama ini merupakan saudara laki-lakinya. Perkawinan dengan menjadikan seorang tong-yang-xi atau simpua dikategorikan sebagai Minor Marriage. Fenomena adanya tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan tradisional Cina sangatlah umum terjadi. Banyak keluarga laki-laki yang lebih memilih mengkawinkan anaknya dengan seorang tong-yang-xi atau simpua. Dalam jurnal ini akan memaparkan mengenai penyebab dari umumnya fenomena tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan masyarakat Cina tradisional yang di lihat dari beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor psikologis. Selain itu, dalam jurnal ini juga akan memaparkan mengenai dampak yang dirasakan oleh seorang perempuan jika menjadi tong-yang-xi atau simpua.

ABSTRACT
Tong-yang-xi or simpua is a term of a girl who has been adopted since a very young age by the family of her future husband. With the aim, when the girl is mature enough, she will be married with her foster family s son. Marriage by making a tong-yang-xi or simpua is categorized as a Minor Marriage. The phenomenon of tong-yang-xi or simpua in traditional Chinese marriages is very common widespread. Many male families prefer to marry their children with a tong-yang-xi or simpua. This journal will explain the causes of the general phenomenon of tong-yang-xi or simpua in the marriage of traditional Chinese society which is seen from several factors, such like economic factors, social factors and psychological factors. In addition, in this journal it will also describe the impact felt by a woman if it becomes tong-yang-xi or simpua."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>