Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurcahyo Adyota Prabhaswara
"ABSTRAK
Rasio elektrifikasi Indonesia hingga kini baru mencapai 81,5%. Angka tersebut masih jauh dari target rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2020. Pada tahun 2013, rasio elektrifikasi tersebut mencakup 94% perkotaan dan 32% pedesaan. Selain listrik, masyarakat pedesaan membutuhkan energi untuk memasak. Hingga kini, kebutuhan tersebut masih dipenuhi dengan menggunakan kayu bakar. Ketidakrataan persebaran energi tersebut menimbulkan urgensi untuk melakukan pengadaan pembangkit energi mandiri di daerah pedesaan. Penelitian ini mengkaji pembangkitan listrik hibrid fotovoltaik dan biogas dari aspek teknis dan pendanaan mikro dengan studi kasus di daerah Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat dipilih karena rasio elektrifikasinya yang masih tergolong rendah, potensi pengembangan daerah, dan potensi energi terbarukan yang menjanjikan. Penelitian dilakukan dengan meninjau skenario teknis serta memvariasikan skenario pendanaan mikro. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan skema pendanaan yang layak secara finansial, sehingga memungkinkan untuk pengembangan berkesinambungan pedesaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan energi RPZ untuk Skenario Dasar adalah 770,26 kWh/hari dengan suplai energi mencapai 1091,11 kWh/hari. Dari 16 skenario skema pembiayaan, skema yang layak secara finansial adalah SP-16 dengan NPV sebesar USD 4.133.050,33, IRR sebesar 10,04%, dan PBP selama 13 tahun. Sementara itu, Skenario Alternatif memiliki 3 skema pembiayaan yang layak secara finansial, yaitu SP-12, SP-13, dan SP-16 dengan IRR 9,42%, 11,96%, dan 15,21% secara berturut-turut.

ABSTRACT
Indonesia?s current electrification ratio is only 81,5%. The number indicates that Indonesia is still far from its electrification ratio target in 2020, which is 100%. On 2013, the electrification ratio consists of 94% municipal and 32% rural. Aside from electricity, rural area citizen also needs energy for cooking. Until now, that need is still being fulfilled by using firewood. This energy inequality rises the urgency to develop independent power plant in rural areas. This research will be focusing on mini grid photovoltaic and biogas hybrid power generation from both technical and microfinancing aspect in West Nusa Tenggara. West Nusa Tenggara is chosen because of its low electrification ratio, potential area development, and promising renewable energy potential. This research is done by exercising the technical scenarios and varying microfinancing scheme. This research aims to find the financially viable microfinancing scheme, thus creating sustainable rural development. The result shows that the RPZ energy demand for Basic Scenario is 770,26 kWh/day and the energy supply is up to 1.091,11 kWh/day. Of 16 microfinancing scenarios, the financially viable scheme is SP-16 with NPV value of USD 4.133.050,33, IRR value of 10,04%, and PBP of 13 years. Meanwhile, Alternative Scenario has 3 viable microfinancing scheme, which are SP-12, SP-13, and SP-16 with IRR value of 9,42%, 11,96%, and 15,21% respectively."
2016
S63741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Fuad
"Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan rasio elektrifikasi hingga mencapai 100 pada tahun 2020. Mini grid merupakan sebuah pembangkit dan jaringan listrik skala kecil yang dapat menjadi solusi untuk melistriki daerah terpencil. Desa Weriagar memiliki dua masalah utama yakni belum adanya suplai listrik kontinu dan akses air bersih. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan membutuhkan ruangan pendingin untuk menyimpan hasil tangkap ikan. Desa Weriagar terletak dekat dengan kilang LNG Tangguh yang dapat mensuplai bahan bakar pembangkit.
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis teknis dan ekonomi pembangunan mini grid dengan memanfaatkan LNG untuk melistriki Desa Weriagar, menyediakan air bersih, dan ruang pendingin. Listrik dihasilkan melalui PLTMG, air bersih dengan osmosis balik, dan ruang pendingin menggunakan siklus refrijerasi kompresi uap dan pemanfaatan energi dingin LNG. Simulasi dari masing-masing sistem dilakukan dengan perangkat lunak UniSim Design R390 sedangkan analisis keekonomiannya dilakukan dengan metode arus kas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai kapasitas PLTMG sebesar 89 kW, volume cold storage sebesar 301,5 m3, dan kapasitas sistem osmosis balik sebesar 94,6 m3/hari. Konsumsi listrik total dengan dan tanpa memanfaatkan energi dingin LNG pada cold storage adalah sebesar 306.822,41 kWh/tahun dan 309.414,61 kWh/tahun secara berurutan. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar pembangkit mampu menghemat subsidi listrik sebesar Rp 3.589/kWh dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar diesel.

The Government of Indonesia plans to increase the electrification ratio to 100 by 2020. Mini grid is a small power grid that can be a solution for electrifying remote areas. Weriagar Village one of the villages that still need continuous power and water supply. The majority of the population who work as fishermen also need a room to store their fish. Weriagar Village is located near with LNG Tangguh Field which can be the source for electricity generation.
This research intends to conduct technical and economic analysis on mini grid development by utilizing LNG to power Weriagar Village, providing clean water, and cold storage. Electricity is generated through a gas engine, clean water is generated through the reverse osmosis, and the cold storage uses a vapor compression cycle as well as cold energy from LNG. The simulation of each system will be done with UniSim Design R390 software and its economic analysis is done usinh cash flow method.
The gas engine capacity was found to be 89 kW, the volume of cold storage was found to be 301,5 m3, whilst the reverse osmosis capacity was found to be 94,6 m3 day. The total electricity consumption with and without utilizing LNG cold energy in cold storage were found to be 306.822,41 kWh year and 309.414,61 kWh year respectively. There is a subsidy saving of Rp 3.589,26 kWh by using LNG instead of diesel as fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library