Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Klaugusta Adimillenva
"Penggunaan bakteri probiotik dalam makanan tertentu seperti sereal, susu, dan makanan fermentasi sangat bermanfaat untuk tujuan kesehatan tubuh manusia. Agar bakteri ini memberikan efek kesehatan yang bermanfaat, mereka harus mencapai tempat implementasinya hidup-hidup dan menanamkan diri dalam jumlah tertentu. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bakteri mungkin tidak bertahan dalam jumlah yang cukup tinggi ketika dimasukkan ke dalam produk makanan. Mikroenkapsulasi adalah teknologi yang membuat bakteri ini dilepaskan dalam kecepatan yang terkendali agar bakteri tersebut bertahan cukup lama untuk secara efektif memberikan manfaat bagi inangnya. Salah satu metode mikroenkapsulasi adalah melalui droplet generation. Untuk mencapai generasi droplet dikembangkan teknologi berupa Lab – on – a – chip, perangkat yang menggabungkan banyak proses penelitian laboratorium yang dilakukan secara luas menjadi sebuah chip berukuran kompak. Untuk enkapsulasi bakteri probiotik berbagai bahan dapat digunakan untuk enkapsulasi. Salah satu bahan yaitu alginat merupakan salah satu bahan yang paling layak untuk enkapsulasi bakteri probiotik karena karakteristik gelasi dan viabilitasnya dalam sistem pencernaan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mengkarakterisasi viabilitas alginat sebagai perantara enkapsulasi bakteri probiotik. Bersamaan dengan ini, penelitian ini mengeksplorasi penggunaan Chip Polydimethylsiloxane (PDMS) untuk enkapsulasi lapisan tunggal.
The use of probiotic bacteria in certain foods such as cereals, dairy, and fermented foods are prolific for health purposes. For these bacteria to provide positive health effects, they must reach their site of action alive and implant themselves in certain numbers. However, studies show that the bacteria may not survive in high enough numbers when incorporated into food products. is a technology that allows for these bacteria to be released in controlled rates to make these bacteria stay long enough to effectively give benefits to the host. One of the methods of microencapsulation is through droplet generation. To achieve droplet generation a technology is developed which is a Lab – on – a – chip, a device that that combines many widely performed laboratory research processes into a compactly sized chip. To encapsulate probiotic bacteria various materials can be used for encapsulation. One of the materials, namely alginate is one of the most viable materials for encapsulation of probiotic bacteria due to its gelation characteristics and viability within the human gastrointestinal system. This study aims to observe and characterize the viability of alginate as a vector for probiotic bacteria encapsulation. Along with this, this study explores the use of a Polydimethylsiloxane (PDMS) Chip for single – layer encapsulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ziyan Muhammad Aqsha
"Teknologi micromixing telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Micromixer merupakan salah satu komponen penting dalam sistem mikrofluida terintegrasi untuk aplikasi kimia, biologi, dan medis. Pencampuran yang homogen dan cepat dalam skala mikro menjadi tantangan tersendiri dalam dunia medis, contohnya pada pencampuran plasma darah. Plasma yang dianalisis pada penelitian ini adalah plasma darah dan air destilasi. Proses dilakukan secara passive mixing yang didasarkan pada struktur saluran mikro untuk meningkatkan difusi molekul untuk pencampuran yang efisien. Bentuk panah dipilih sebagai desain micromixer karena memiliki kinerja pencampuran yang lebih baik daripada bentuk T dan Y. Jenis-jenis rintangan juga digunakan untuk meningkatkan proses pencampuran meliputi bentuk berlian, lingkaran, elips, segitiga ke dalam, dan segitiga ke luar. Simulasi dilakukan pada software COMSOL Multiphysics versi 5.6. Hasil penelitian menunjukan hasil pencampuran yang lebih baik untuk desain micromixer dengan rintangan. Bilangan Reynold juga diperoleh untuk setiap desain, dimana semakin tinggi nilai Reynold maka pencampuran mendekati aliran turbulen. Rintangan dengan bilangan Reynold tertinggi dicapai oleh desain dengan rintangan segitiga ke dalam dengan nilai 9,4326. Kemudian diikuti desain dengan rintangan elips dengan nilai 9,4322 , lalu tanpa rintangan yaitu 9,4309, setelah itu segitiga ke luar dengan nilai 9,4006 , dan terakhir bilangan Reynold terendah adalah desain dengan rintangan berlian yaitu 9,2514.
Micromixing technology has experienced rapid development in recent years. The micromixer is an important component in an integrated microfluidic system for chemical, biological, and medical applications. Homogeneous and fast mixing on a micro scale is a challenge in the medical world, for example in mixing blood plasma. The samples analyzed in this study were blood plasma and distilled water. The process is carried out by passive mixing which is based on a microchannel structure to enhance the diffusion of molecules for efficient mixing. The arrow shape was chosen as the micromixer design because it has a better blending performance than the T and Y shapes. The types of barriers also used to improve the mixing process include diamond, circle, ellipse, triangle inside, and triangle outside shapes. The simulation was carried out on COMSOL Multiphysics software version 5.6. The results showed better mixing results for the micromixer design with obstacles. Reynolds number is also obtained for each design, where the higher the Reynolds value, the closer the mixing is to turbulent flow. The obstacle with the highest Reynolds number was achieved by a design with an inward triangular resistance with a value of 9.4326. Then followed by elliptical obstacles with a value of 9.4322 , then without obstacles that is 9.4309, after that the outward triangle with a value of 9.4006 , and finally the lowest Reynolds number is a design with a resistance of 9.2514."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Ilman Mughni
"Teknologi droplet mikrofluida merupakan cabang ilmu yang penting dan telah menjadi platform penelitian ilmiah yang andal, terutama untuk analisis kimia dan biologi. Salah satu jenis droplet mikrofluida yaitu water-in-water atau droplet Aqueous Two-Phase System (ATPS). Droplet ini terdiri dari dua fluida dengan basis yang sama yaitu air, namun bertentangan karena perbedaan karakteristik yang dimiliki masing-masing fluida. Droplet jenis ini memiliki keuntungan yaitu bersifat biokompatibel sehingga memiliki peranan penting untuk aplikasi seperti ekstraksi DNA, partisi protein, dan pemisahan sel. Pembentukan droplet ATPS cukup menantang karena tegangan permukaan cenderung sangat rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan studi simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) pembentukan droplet ATPS pada saluran mikro berjenis flow focusing dengan memvariasikan laju alir fase terdispersi dan fase kontinu, sehingga variasi data berupa rasio laju alir dengan rentang 1:38 hingga 1:6. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bagaimana pengaruh variasi rasio laju alir terhadap ukuran dan laju pembentukan droplet serta fenomena evolusi pembentukan droplet. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pembentukan droplet ATPS berhasil dilakukan dengan pola aliran yang terbentuk adalah dripping. Diameter droplet yang terbentuk dari hasil simulasi memiliki rentang mulai dari 57.96 μm hingga 89.94 μm, serta laju pembentukan droplet memiliki rentang 4.18 Hz hingga 35.13 Hz.
Microfluidic droplet technology is an important field of study and has become a reliable scientific research platform, particularly for chemical and biological analysis. One type of microfluidic droplet is the water-in-water or Aqueous Two-Phase System (ATPS) droplet. This droplet consists of two fluids with the same base, which is water, but they differ in characteristics. This type of droplet has the advantage of being biocompatible, making it crucial for applications such as DNA extraction, protein partitioning, and cell separation. The formation of ATPS droplets is quite challenging due to the inherently low interfacial tension. Therefore, this research aims to conduct Computational Fluid Dynamics (CFD) simulation study on the formation of ATPS droplets in flow-focusing microchannels by varying the flow rates of the dispersed and continuous phases, resulting in flow rate ratios ranging from 1:38 to 1:6. The objective of this study is to observe the influence of flow rate ratio variations on the size and formation rate of droplets, as well as the evolution phenomena during droplet formation. The simulation results demonstrate successful formation of ATPS droplets with a dripping flow pattern. The diameter of the droplets formed in the simulation ranges from 57.96 μm to 89.94 μm, and the droplet formation rate ranges from 4.18 Hz to 35.13 Hz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fabio Almer Agoes
"Penggunaan mikofluida dapat meningkatkan proses pembentukan droplet sekaligus mengurangi konsumsi energi. Dalam penelitian ini, sistem mikroreaktor dengan sambungan T ganda dan reaktor saluran pipa mikro sepanjang 830 mm dianalisis. Aliran itu terdiri dari stirena dan air. Konsentrasi air dalam emulsi dan laju aliran air dan stirena dievaluasi. Tetesan diamati pada rasio laju aliran stirena terhadap air mulai dari 1:5 hingga 1:50. Simulasi di persimpangan T ganda dilakukan dengan aliran laminar dan model Volume Of Fluids dipilih untuk interaksi fase. Percobaan dengan sembilan laju aliran stirena dan air dilakukan. Sistem optik sederhana digunakan untuk pengamatan in-line dari tetesan yang terbentuk di mikroreaktor. Untuk flow ratio 1:5, tidak terjadi pembentukan drop. Untuk laju lainnya, ukuran tetesan diamati berdiameter dari 8 hingga 41 μm. Tetesan bergerak sepanjang reaktor mempertahankan bentuk dan ukuran. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem reaksi mikro cocok untuk mengembangkan sistem yang membutuhkan stabilitas, seperti polimerisasi emulsi. Perbandingan antara model dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa ini cukup terwakili oleh model.
The creation of droplets may be enhanced while using less energy by using microfluidics. The current study examined a microreactor system with a double T junction and an 830 mm-long circular microchannel reactor. Water and styrene made up the stream. Water and styrene flow rates as well as the volume percent of water in the emulsion were assessed. Styrene to water flow rate ratios between 1:5 and 1:50 produced droplets. The Volume Of Fluids model was utilized for the phase interactions during the simulations of the double T junction, which were conducted with laminar flow. Calculations were made for nine different styrene and water flow rates. Droplets created in the microreactor were seen in-line using a data-generated point and line. There were no drops formed at a flow ratio of 1:5. Droplets between 8 and 41 m were seen at the other rates. While moving through the reactor, the droplets kept their size and form. This proves that the micro reaction system is appropriate for creating stable systems, including emulsion polymerizations. The comparison of model and experimental data revealed that the model well captured these findings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library