Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meiry Heniarita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mendorong meningkatnya kehutuhan masyarakat dan dunia terhadap bahan bakar khususnya bensin (gasoline). Gasofine dihasilkan dari minyak bumi, sehingga peningkatan kebutuhan gasoline akan mengakibatkan pula peningkatan kebutuhan minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Karena itu, dibutuhkan sumber altematif untuk menghasilkan gasoline. Salah satu sumber altematif itu adalah minyak kelapa sawit yang merupakan senyawa hidrokarbon dan Indonesia mempakan negara kedua penghasil minyak kelapa sawit terbesardi dunia.
Pada penelitian ini biogasoline disintesis dengan cam perengkahan (cracking) metil ester hasil transesterifikasi minyak kelapa sawit. Perengkahan dilakukan dengan menggunakan insiator metil etil keton peroksida (MEKP) dan katalis asam sulfat (H2SO4)_ Kondisi operasi berada pada tekanan atmosfer serta dilakukan variasi suhu dan variasi komposisi katalis dengan metil ester.
Untuk mengetahui terjadinya perenglcahan dilakukan analisis berat molekul sebagai fungsi densitas dan titik didih, viskositas yang dianalisis menggunakan viskometer Ostwald, bilangan olctana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molelcul dengan menggunakau metode FTIR.
Kondisi operasi terbaik untuk perengkahan metil ester pada penelilian ini berada pada komposisi katalis-metil ester 1:50 dan suhu reaksi 150°C_ Reaksi perengkahan tersebut dapat menwunkan berat molekul metil ester dari 284.3 gr/mol menjadi 219.69 gr/mol. Hasil perengkahan ini juga memiliki bilangan oktana tertinggi, yaitu sebesar 89.28. Sedangkan analisis PTIR menunjukkan adanya perubahan struktur metil ester menjadi senyawa dengan rantai molekul yang lebih pendek serta cabang yang lebih banyak. lnisiator MEKP menyebabkan semua ikatan rankap terputus karena inisiator bereaksi dengan metil ester membentuk radikal bebas yang lebih mudah bereaksi dengan katalis sehingga reaksi perengkahan berlangsung lebih hebat.
Dari segi berat molekul dan bilangan oktana, biogasoline ini sudah mendekati bensin premium, namun dari segi viskositas dan densitas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Supriningsih
"Telah dilakukan proses pembuatan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan awal metil ester (ME) dari crude palm oil (CPO) dan H2SO4 sebagai agen pensulfonasi. Reaksi pembuatan MES terdiri dari 3 tahap: sulfonasi dengan H2SO4, pemurnian dengan metanol, dan penetralan dengan NaOH. Optimasi dilakukan dengan variasi waktu reaksi ( 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 jam) dan variasi penambahan metanol (25, 30, 35, 40, dan 45 %). Produk reaksi dianalisis dengan spektrofotometer infra merah dan dilakukan uji angka asam, angka iod, kandungan surfaktan anionik, dan uji screening surfaktan. Screening surfaktan terdiri dari: uji kompatibilitas, tegangan antar muka, stabilitas termal dan kelakuan fasa.
Produk reaksi pembuatan MES menunjukkan bahwa MES adalah suatu ester yang diperkirakan tersulfonasi pada Cα. Kondisi optimum proses pembuatan MES diperoleh pada waktu reaksi optimum 1,5 jam dan penambahan jumlah metanol optimum 40 %. Pada kondisi optimum tersebut diperoleh MES dengan nilai tegangan antar muka 3,68.10-2; 3,52.10-2; 3,17.10-2; dan 3,07.10-2 dyne/cm pada konsentrasi surfaktan 0,3; 0,5; 0,7; dan 1,0 %. Produk MES yang diperoleh dapat dipertimbangkan sebagai surfaktan untuk enhanced oil recovery (EOR).

The synthesis of methyl ester sulfonate (MES) was conducted using methyl ester (ME) produced from crude palm oil (CPO) with H2SO4 as sulfonating agent. The synthesis consisted of three steps-processes : sulfonation reaction with H2SO4, purification with methanol and neutralization with NaOH. The sulfonation reaction was carried out in time interval of 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 hours and variation of addition methanol of 25, 30, 35, 40, and 45 %. The products were analyzed with FTIR method, in addition to the determination of acid number, iodine number, surfactant content, and screening of surfactant. The screening of surfactant consisted of compatibility test, interfacial tension test, thermal stability test, and phase behavior test.
The synthesized MES showed that MES was an ester compound and the sulfonate group was bond at Cα.The optimum sulfonation reaction was achieved for 1,5 hours and 40 % methanol addition, in which the interfacial tension (IFT) of MES 3,68.10-2; 3,52.10-2; 3,17.10-2; and 3,07.10-2 dyne/cm at concentration of surfactant 0,3; 0,5; 0,7; and 1,0 % respectively. The product of MES can be considered as a surfactant for enhanced oil recovery (EOR).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29074
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Reaksi katalisis transesterifikasi menggunakan katalis heterogen telah
dikembangkan. Pada penelitian ini, digunakan katalais Mg-Al Hidrotalsit dan
Superbasa untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi trigliserida minyak
jarak dengan metanol menjadi metil ester. Katalis yang disintesis
dikarakterisasi dengan difraktometer sinar-X. Analisis metil ester yang
dihasilkan menggunakan GC-MS. Reaksi katalisis transesterifikasi minyak
jarak dilakukan dengan variasi berat katalis 1%, 2%, 3%, dan 4% dari berat
minyaknya pada katalis Mg-Al Hidrotalsit. Sedangkan pada katalis
Superbasa, reaksi katalisis transesterifikasi minyak jarak dilakukan dengan
berat katalis 2% dari berat minyaknya. Pada katalis Mg-Al Hidrotalsit
diperoleh metil ester maksimum pada variasi berat katalis 2% dengan %
konversi sebesar 83,32%.
Sedangkan pada katalis Superbasa, % konversi metil ester yang terbentuk
sebesar 33,36%."
Universitas Indonesia, 2007
S30429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerapan jaringan saraf tiruan untuk pengelolaan dala pengujian kinerja mesin diesel berbahan bakar campuran solar aditif. Jaringan digunakan untuk memprediksi pengaruh pemberian aditif terhadap kinerja mesin diesel. Asumsi diambil dimana pada kondisi pengujian yang sama maka kinerja mesin diesel hanya merupakan fungsi dari properti bahan bakar yaang digunakannya. Data pelatihan jaringan menggunakan data karakteristik bahan bakar dan kondisi operasi hasil pengujian aditif metil ester nitrat (MEN) dan Omega 903 dalam skala pengujian laboratorium di-departemen teknik mesin UI diolah dengan pendekatan teoritis dan korelasi statistik untuk menentukan variabel input jaringan. Pembuatan jaringan diiakukan dengan menentukan jumlah layer, iterasi maksimum, fungsi transfer dan error maksimum, Simulasi terhadap jaringan yang dipilih memberikan nilai kesalahan rata-rata daya keluaran sebesar 2,5-10% dan kousumsi bahan bakar sebesar 6-28%. Penerapan jaringan untuk memprediksi pengaruh konsentrasi aditif MEN dalam bahan bakar campuran solar-aditif terhadap konsumsi bahan bakar spesifik (BSFC) mesin menunjukkan konsentrasi aditif optimal sebesar 1% yang menghasilkan penurunan BSFC sebesar 0,337 L/kW-jam atau sekitar 13,8%

ABSTRACT
This research paper described a study of the neural networking artificial to predict the influence of blended diesel fuel with additives to the diesel engine performance. Based on the asumption that in the same condition of the experimental, the engine performance is only a function of the fuel properties used. The data experimental is the effects of methyl esther nitrate (MEN) and Omega 903 additives was conducted in the laboratory of ME Department University of Indonesia and analyzed using theoritical approach and statistic correlation to determine the input network variables. The simulation of network shows an average error of 2,5-10% in BHP and 6-28% in BFC output. The network application in predicting the effects of diesel fuel - MEN blends shows an optimum concetration of MEN at 1% which give a minimum brake specific fuel consumption (BSFC) of 0,337 L/kW-h or 13,8% decreasing comparing to the commercial diesel fuel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Irawan
"Telah dilakukan kegiatan penelitian sistesis bio-polimer dari turunan minyak sawit dalam hal ini adalah asam oleat. Metoda proses polimerisasi pembuatan bio polimer oleat yaitu polimerisasi kationik melalui beberapa 2 tahap. Tahap 1 (kesatu) yaitu pembuatan metil ester melalui reaksi esterifikasi asam oleat dengan metanol. Kondisi optimum reaksi esterifikasi dilakukan pada temperatur 70-80oC, waktu proses selama 4 jam, penambahan katalis asam sulfat (H2SO4) sebanyak 1% dari berat total reaktan dan perbandingan ratio antara asam oleat dan methanol sebesar 1 : 3.
Konversi reaksi pembentukan metil ester oleat sebesar 97%. Tahap 2 (kedua) yaitu proses polimerisasi metil ester oleat. Proses optimum polimerisasi metil ester dilakukan pada suhu 140 oC selama 15 jam dengan katalis BF3.2H2O sebanyak 3% dari berat total reaktan, konversi reaksi yang terbentuk sebesar 66%. Produk bio-polimer yang dihasilkan dianalisa menggunakan FTIR dan H-NMR. Berat molekul dari polimer ester oleat sebesar 7588,4 gr/mol dengan menggunakan metoda viskometrik.

Has been done research activities sistesis bio-polimer of the derivatives palm oil in this case is oleic acid.The process of making method polymerization bio polymer the cationic oleic polymerization through 2 stages. The 1 (one) that is making methyl ester by a reaction esterification oleic acid with methanol.The steady reaction esterification done at the temperature 70-80oC, when the process during, 4 hours adding a catalyst sulphuric acid ( H2SO4 ) as many as 1 % of the total weight ratio a reactant and the difference between oleic acid and methanol of 1:3.
Conversion reaction methyl ester oleic formation of 97 %. Phase 2 (two) the process of polymerization methyl ester oleic.The optimum polymerization methyl ester done on the temperature 140oC for 15 hours with a catalyst BF3.2H2O as much as 3 % of the total weight of a reactant, conversion reaction formed by 66%. The product bio-polimer produced analysis using FTIR and H-NMR. Molecular weight of polymers ester oleic of 7588 using viscometric method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Alfis Firdausyah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Proses bleaching pada pengolahan refineryCrude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbahSpent bleaching earth SBE yang berdasarkan PP No. 101 tahun 2014 dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Buangan Berbahaya. Pada penelitian ini akan dibuat surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES yang berasal dari minyak kelapa SBEoil. SBE oil melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi untuk menjadi metil ester dengan yield 85 . Metil Ester yang dihasilkan lalu melalui proses sulfonasi dengan gas SO3. Gas SO3 yang digunakan untuk proses sulfonasi berasal dari uap sulfur yang direaksikan dengan udaraberlebih pada suhu yang sangat 510oC dan kecepatan udara 7,3 m/s. MES hasil penelitian dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 40,5 dyne/cm dan memiliki kelarutan dan daya detergensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembersih pada alat berat pada berbagai macam industri yang tidak food-grade.

ABSTRAK
Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. The bleaching process of refinery processing Crude Palm Oil CPO into cooking oil using bleaching earth BE resulted in Spent bleaching earth SBE waste based on PP no. 101 of 2014 can be categorized as Harmful Dangerous Wastes. In this research will be made Methyl Ester Sulfonate MES surfactant derived from coconut oil SBE oil. SBE oil through esterification and transesterification process to become methyl ester with yield 85 . Methyl Ester produced then through a sulfonation process with SO3 gas. The SO3 gas used for the sulfonation process comes from sulfur vapor which is reacted with excess air at a very temperature of 510 C and an air velocity of 7.3 m s. MES research results can reduce surface tension to 40.5 dyne cm and have high solubility and detergency power that can be used as a cleaning agent on heavy equipment in various industries that are not food grade."
2017
S67089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Listia Chaerani
"Katalis basa heterogen akhir-akhir ini banyak digunakan untuk sintesis metil ester karena tidak membentuk sabun dan mudah dipisahkan dari reagennya. Namun, karena aktivitasnya, dalam pembuatan katalis basa heterogen digunakan senyawa lain sebagai pendukung pada proses katalitik. Senyawa tersebut dapat berupa senyawa anorganik oksida dan biopolimer. Pada penelitian kali ini telah dilakukan sintesis nanokomposit sebagai katalis untuk proses transesterifikasi minyak kelapa menjadi biodiesel menggunakan CaO dengan katalis pendukung SiO2 dan senyawa kopolimer berupa Alginat-CMC. Nanokomposit Alginat-CMC/SiO2/CaO yang terbentuk dikarakterisasi dengan SEM, FTIR, dan XRD. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas katalitik dan hasil transesterifikasi dikarakterisasi menggunakan GC-MS. Konversi minyak kelapa menjadi metil ester sebesar 89,18% dicapai pada kondisi optimum suhu 60⁰C, rasio molar minyak : metanol sebesar 1:6 dan jumlah katalis sebesar 0,09 gram. Metil ester yang terbentuk diuji dengan GC-MS dan dihasilkan dodecanoic acid methyl ester (lauric acid methyl ester) sebagai metil ester yang paling banyak kelimpahannya dengan waktu retensi selama 6,822 menit. Evaluasi terhadap kinetika mengikuti persamaan pesudo-orde pertama.
Recently heterogeneous catalysts are widely used for the synthesis of methyl ester because they do not form soap and are easily prepared from their reagents. However, due to its small activity, another composition is used as a support in the catalytic process. The compound can consist of inorganic oxide compounds and biopolymers. This research has carried out the synthesis of nanocomposites as a catalyst for the transesterification of coconut oil into biodiesel using CaO with catalysts supporting SiO2 and copolymer compounds to Alginate-CMC. Alginate-CMC/SiO2/CaO nanocomposites formed were characterized by SEM, FTIR, and XRD. Furthermore, catalytic activity tests were carried out and the results of transesterification were characterized using GC-MS. Conversion of coconut oil into methyl esters of 89.18% reaches an optimum temperature of 60⁰C, oil: methanol molar ratio of 1: 6 and the amount of catalyst of 9 gram. The resulting methyl esters were distributed by GC-MS and dodecanoic acid methyl ester (lauric acid methyl ester) was produced as the most abundant methyl ester with a retention time of 6,822 minutes. Evaluation of kinetics follows the first-order pesudo-equation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhami Werda Sudana
"Pada penelitian ini, nanokomposit Alginat-CMC/Fe3O4/CaO telah berhasil disintesis dan didukung dengan karakterisasi FTIR diperoleh bilangan gelombang 573 cm-1 dan 423 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur Fe-O dan Ca-O, dengan XRD diperoleh puncak gabungan dari biopolimer Alginat-CMC dan Fe3O4/CaO, dan SEM-Mapping diperoleh Fe3O4/CaO berbentuk bulat yang tersebar secara merata pada permukaan alginat-CMC dan TEM diperoleh diameter berkisar 16.193 nm. Biopolimer alginat-CMC berperan sebagai pendukung dari katalis Fe3O4/CaO. Nanokomposit digunakan sebagai katalis untuk produksi biodiesel dari WCO melalui reaksi transesterifikasi diperoleh kondisi terbaik dengan rasio massa CaO terhadap Fe3O4 (1:2), rasio massa antara Fe3O4/CaO terhadap Alginat-CMC (2:2), jumlah katalis terbaik 0.9%wt dan reaksi selama 120 menit dari WCO menjadi biodiesel dengan yield sebesar 89.27%. Sifat fisik dari metil ester sesuai dengan SNI dan ASTM D6751 dengan massa jenis (40°C) 0.890 g/ml, FFA 0,254 % dan bilangan asam 0,542 mgKOH/g. Hasil karakterisasi biodiesel dengan GC-MS diperoleh metil ester dengan kelimpahan relatif terbesar adalah 9-octadecenoic acid (Z)-methyl ester. Studi kinetika reaksi mengikuti pseudo - orde pertama dengan hukum laju reaksi v = k[WCO] dengan nilai konstanta laju reaksi 0.0152 menit-1.

In this study, Alginate-CMC/Fe3O4/CaO nanocomposite were successfully synthesized and supported by FTIR characterization, obtained wave numbers of 573 cm-1 and 423 cm-1 showing strain vibrations of Fe-O and Ca-O, with peak XRD obtained the combination of Alginate-CMC and Fe3O4/CaO, and SEM-Mapping obtained a rounded Fe3O4/CaO composite that was evenly distributed on the surface of the alginat-CMC and TEM obtained an diameter size of about 16.193 nm. The Alginate-CMC as a support material for the Fe3O4/CaO catalyst. Nanocomposite are used as catalysts for biodiesel production from waste cooking oil through transesterification reactions, the best conditions are obtained with the mass ratio of CaO to Fe3O4 (1:2), Fe3O4/CaO to Alginate-CMC (2:2), the amount of catalyst is 0.9wt% and reaction for 120 minutes with yield is 89.27%. Physical properties of methyl ester according to the SNI and ASTM D6751 obtained a density (40°C) of 0.890 g/ml, FFA 0.254% and an acid number of 0.542 mgKOH/g. The results of biodiesel characterization by GC-MS obtained the methyl ester with the largest relative abundance is 9-octadecenoic acid (Z)- methyl ester. The study of reaction kinetics followed the first pseudo-order with the law of reaction rate v = k[WCO] with a constant value of reaction rate 0.0152 minutes-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sumarsih
"Aktivitas biologi, toksisitas, disposisi dan metabolisme obat sangat berbeda untuk masing-masing enansiomer obat khiral. Banyak senyawa khiral yang aktivitas biologinya semata-mata terletak pada salah satu enansiomer, sedangkan enansiomer pasangannya bersifat kurang potensial untuk pengobatan, tidak aktif, bersifat toksik atau bahkan bereaksi berlawanan dengan efek yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan melakukan isolasi dan karakterisasi lipase R stolonifer UICC 137 serta aplikasinya sebagai biokatalis untuk hidrolisis (R,S)-ibuprofen metil ester.
Lipase diisolasi dari enzim kasar dengan metode pengendapan bertahap menggunakan amonium sulfat. Aktivitas lipolitik lipase ditentukan terhadap substrat minyak zaitun dengan metode titrimetrik. Resolusi (R,S)-ibuprofen metil ester dengan biokatalis lipase dilakukan dengan metode hidrolisis di dalam buffer pH 7,0 dan temperatur 40-42°C. Sebagai pembanding, dilakukan resolusi (R,S)-ibuprofen metil ester dengan biokatalis lipase Candida rugosa (Sigma). Analisis produk resolusi dilakukan dengan spektrofotometer IR, polarimeter dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang dilengkapi dengan kolom khiral Cyclobond I 2000.
Kondisi optimum untuk penentuan aktivitas lipolitik adalah pH 7-7,5 dan temperatur 370 C. Enzim kasar R. stolonifer UICC 137 mempunyai aktivitas spesifik 20,20 Unit/ mg protein, nilai Vmaks = 15,15 µmol/menit dan KM = 12,5 mg/ ml. Enzim kasar dapat mempertahankan aktivitas lipolitiknya sebesar 79,90 %, 68,04 % dan 52,62 % setelah diinkubasi selama 90 menit pada temperatur 40, 50 dan 600 C. Diantara 4 fraksi lipase yang diperoleh, lipase fraksi 30 - 60 % mempunyai aktivitas spesifik yang lebih tinggi yaitu 47,70 -Unit/mg protein. Resolusi (R,S)-ibuprofen metil ester dengan biokatalis lipase fraksi 30 - 60 % menghasilkan produk ibuprofen (43,1456 %) dengan kelebihan enansiomer-S (enantiomeric excess = ees) = 19,334 %.

Isolation and Characterization of Rhizopus stolonifer UICC 137 Lipase and Its Application for Resolution of (R,S)-Ibuprofen Methyl Ester The biological activity, toxicity, drug disposition and metabolism can be dramatically different for the enantiomers of a chiral drug. There are numerous chiral compounds in which the desired biological activity solely resides in one enantiomer of chiral drug, with the other isomers being less potent, inactive, toxic, or even acting with cross-purpose effect.
The aim of this study was to isolate and characterize the crude lipase of Rhizopus stolonifer UICC 137. Characterization of lipase was focused on the specific ability of lipase to hydrolyze (R,S)-ibuprofen methyl ester.
The lipase was isolated from the crude enzyme by ammonium sulfate precipitation method. The lipolitic activity was determined by titrimetric method toward olive oil - arabic gum emulsion as a substrat. The lipase-catalyzed resolution of (R,S)-ibuprofen methyl ester were carried out at 40-42° C in phosphate buffer pH 7,0. The resolution products were analyzed by IR Spectrophotometer, polarimeter and HPLC system equipped with a chiral column of CyclobondI 2000. A resolution of (R,S)-ibuprofen methyl ester using C rugosa lipase (Sigma), was used as a reference.
The optimum condition for lipolitic activity measurement were pH of 7,5 and temperature of 37° C. The crude enzyme has a specific activity of 20,20 Unit/ mg protein, the Vmax was 15,15 µmol/min and Km was 12,5 mg/ ml. The crude enzyme retained 79,90 %, 68,04 % and 52,62 % of its lipolytic activity, when incubated for 90 minutes at temperature of 40, 50 and 60 ° C respectively. Among four lipase fraction, the 30 - 60 % lipase fraction has a higher specific activity of 47,70 Unit/ mg protein. The resolution of (R,S)-ibuprofen methyl ester by the 30 - 60 % lipase fraction produced an enantioenriched S(+)-ibuprofen with an enantiomeric excess of 19,334 %."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>