Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Destin Kurniawati
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah global dewasa ini ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penderita hipertensi di dunia pada tahun 2015 adalah 1,13 miliar dan prevalensi di Indonesia adalah 34% pada tahun 2018. Angka hipertensi masih tinggi dan penanganan hipertensi masih kurang menjadi masalah klien dengan hipertensi berisiko mengalami komplikasi. Kemampuan literasi kesehatan klien merupakan faktor penting dalam manajemen hipertensi. Tujuan: Mengetahui hubungan antara literasi kesehatan dan gaya hidup pada klien dewasa hipertensi di Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penampang. Hasil: Nilai p hasil uji korelasi gamma antara literasi kesehatan dengan gaya hidup 0,028. Kesimpulan: Ada hubungan antara literasi kesehatan dengan gaya hidup klien dewasa hipertensi karena implikasi literasi kesehatan adalah responden dapat menggunakan layanan kesehatan dan memahami manajemen penyakit. Sehingga semakin baik literasi kesehatan responden maka semakin baik gayanya kehidupan responden menjadi lebih baik.

Background: Hypertension is a disease that has become a global problem today. This is evidenced by the number of hypertension sufferers in the world in 2015
is 1.13 billion and the prevalence in Indonesia is 34% in 2018. The hypertension rate is still high and handling hypertension is still less of a problem for clients with hypertension at risk of experiencing complications. The client's health literacy ability is an important factor in hypertension management. Objective: To determine the relationship between health literacy and lifestyle in hypertensive adult clients at Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Research Methods: This study used a cross-sectional design. Results: The p value of the gamma correlation test results between health literacy and lifestyle is 0.028. Conclusion: There is a relationship between health literacy and lifestyle of adult clients with hypertension because the implication of health literacy is that respondents can use health services and understand disease management. So that the better the respondent's health literacy, the better the respondent's life style is getting better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Taris
"Diabetes menjadi penyakit kronis dengan angka kematian yang tinggi. Tingginya angka kematian disebabkan oleh rendahnya kemampuan manajemen diri. Kemampuan manajemen diri yang rendah akibat dari kurangnya kemampuan pasien dalam mengolah informasi kesehatan yang diterima. Kemampuan mengolah informasi dapat diketahui dari tingkat melek kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara melek kesehatan dan manajemen diri diabetes melitus. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan analisis korelasi. Sampel sebanyak 52 pasien diabetes yang merupakan anggota aktif PERSADIA cabang kota Depok. Manajemen diri diabetes melitus diukur menggunakan Summay of Diabetes Self Care Activities-Revised SDSCA dan melek kesehatan diukur menggunakan Health Literacy Questioner HLQ . Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat melek kesehatan dan kemampuan manajemen yang kurang baik. Tingkat melek kesehatan berhubungan dengan manajemen diri diabetes p=0,001; ? = 0,005 . Peningkatan tingkat melek kesehatan pada pasien diabetes melitus dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan pasien tersebut dalam melakukan manajemen diri diabetes melitus. Untuk itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan tingkat melek kesehatan salah satunya dengan pemberian edukasi.

Diabetes becomes a chronic disease with a high mortality rate. High mortality due to low self management capabilities. Low self management ability comes from lack of patient ability to process health information received. The ability to process information can be known from the health literacy level. For that reason, health literacy level is important in helping to improve the self management of diabetes mellitus. This study aims to determine the relationship between health literacy and self management diabetes melitus. The method in this research is cross sectional with shortcut of correlation analysis. Samples are 52 diabetic patients who are active members of PERSADIA branch of Depok city. Self management diabetes mellitus is measured using the Summary of Diabetes Self Care Activities Revised SDSCA and health literacy is measured using the Health Literacy Questioner HLQ . There was a relationship between diabetes mellitus self management and health literacy p 0.001 0.005 . The increased level of health literacy in patients with diabetes mellitus can help in improving the ability of these patients in self management diabetes melitus. For that, it needs an effort in improving the level of health literacy one of them with the provision of education. Based on these results the measurement of health literacy rate in patients with diabetes mellitus can help in improving the ability of these patients in self management diabetes melitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Lestari
"ABSTRAK
Melek kesehatan merupakan determinan status kesehatan utama yang berhubungan dengan kemampuan seseorang mengakses informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk mencapai status kesehatan yang baik. Melek kesehatan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan kemampuan mengakses teknologi. Mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki faktor-faktor tersebut untuk mencapai melek kesehatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan melek kesehatan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan dan karakteristik pembanding lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan analisis perbandingan. Sampel yang terkumpul adalah 436 mahasiswa Universitas Indonesia. Melek kesehatan diukur menggunakan Health Literacy Questionnaire (HLQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kesehatan memiliki tingkat melek kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan (p<0,001). Karakteristik pembanding lain yang signifikan secara statistik adalah pendapatan keluarga pada mahasiswa non kesehatan (p=0,04). Frekuensi akses informasi kesehatan online memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat melek kesehatan. Sumber informasi kesehatan juga tampak memiliki peranan dalam melek kesehatan. Peningkatan kemampuan melek informasi kesehatan online pada mahasiswa penting untuk dilakukan oleh Universitas Indonesia. Selain itu, sumber informasi kesehatan online harus ditingkatkan kualitasnya.

ABSTRACT
Health literacy is a major determinant of health status associated with a person's ability to access health information and health services to achieve good health status. Health literacy is influenced by age, education, and technology access ability. Students have these factors to achieve high health literacy level. This study aimed to compare the health literacy among health stuent and non-health student and identify other comparative characteristics. This study used cross sectional design and used comparative analysis. Samples collected are 436 students at the Unversitas Indonesia. Health literacy was measured using the Health Literacy Questionnaire (HLQ). The results showed that health students higher health literacy level compared to non-health students (p <0.001). Other comparative characteristic that statistically significant influencing health literacy level is the family income of non-health students (p = 0.04). Frequency of access to online health information has a significant relationship with the level of health literacy. Sources of health information also appears to have a role in health literacy. Universitas Indonesia should increase the online health information literacy skills in students. In addition, the quality of online health information sources must be improved.
"
2016
S63102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munezarah
"Melek kesehatan sangat penting bagi keselamatan perawat. Laporan angka cedera jarum suntik pada perawat hingga saat ini masih tinggi, salah satunya karena rendahnya melek kesehatan perawat. Upaya mengoptimalkan melek kesehatan dan pencegahan cedera jarum suntik perawat dapat dilakukan melalui pengarahan. Pengarahan dapat dilakukan melalui berbagai cara yang inovatif melalui program internalisasi hasil evaluasi belajar perawat Pin Hebat . Tujuan pre-eksperiment ini untuk menguji pengaruh Pin Hebat terhadap melek kesehatan dan pencegahan cedera jarum suntik perawat. Penelitian ini menggunakan uji independent t-tes dan Mann U Whitney dengan sampel 88 perawat untuk melek kesehatan dan 102 tindakan pencegahan cedera jarum suntik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada melek kesehatan perawat pelaksana p=0,001 , dan ada perbedaan yang bermakna juga pada pelaksanaan pencegahan cedera jarum suntik perawat pelaksana p=0,014 setelah diterapkan pengarahan menggunakan Pin Hebat. Pengarahan kepala ruang menggunakan Pin Hebat memberi dampak pada melek kesehatan sebesar 27 dan pencegahan cedera jarum suntik perawat sebesar 31 . Dukungan dan kerjasama semua pihak terutama manajemen rumah sakit diperlukan untuk penetapan kebijakan pelaksanaan pengarahan menggunakan Pin Hebat oleh kepala ruang di rumah sakit secara berkelanjutan.

Health literacy is a essential part of nurse safety. Report number of needlestick injuries in nurses up to now still high, one of them due to the low of nurses health literacy. Attempts to optimize the health literacy and prevention of needlestick injuries in nurses can be done through the direction. Directing can be executed by doing several innovative ways such as a program internalization study evaluation nurses Pin Hebat. The goal of pre experiment is to test the Pin Hebat influence on health literacy and prevention of needlestick injury nurses. This research uses the independent t test and Mann U Whitney tests with samples 88 nurses for health literacy and 102 precaution of injured needlestick.
The results showed that there was a meaningful difference in implementing nurse health literacy p 0.001, and there was also a meaningful difference on the implementation of the prevention of needle injury of nurses p 0,014 after applying the direction using a Pin Hebat. Directing of head nurse using Pin Hebat give impact on health literacy of 27 and the prevention of nurse injury to syringe of 31. The support and cooperation of all parties is needed especially for hospital management toward the implementation of the directing policy using Pin Hebat by head nurse in the hospital sustainably.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library