Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rachma Helianthi
"Osteoartritis (OA) genu adalah penyakit kerusakan pada sendi yang menyebabkan gangguan mobilitas utama pada pasien lanjut usia. Laserpunktur mulai digunakan sebagai alternatif terapi non-bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi kombinasi laserpunktur aktif dan medikamentosa. Uji acak tersamar ganda dengan kontrol plasebo dilakukan pada 62 subjek dengan OA genu grade 2 dan 3 yang dialokasikan ke dalam kelompok laserpunktur aktif dan medikamentosa dibandingkan dengan kelompok laserpunktur plasebo dan medikamentosa. Visual Analogue Scale ( VAS ) dan indeks Lequesne digunakan untuk mengukur keluaran penelitian yang dinilai pada saat sebelum perlakuan, sesi ke-5, sesi ke-10 dan 2 minggu pasca perlakuan dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata VAS sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-5 ( p < 0,01 ), sesi ke-10 ( p < 0,01; IK 95% -38,97 sampai -23,93) dan 2 minggu pasca perlakuan ( p < 0,01 ; IK 95% -41,49 sampai -24,77 ) antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan bermakna rerata indeks Lequesne sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-5, sesi ke-10 dan 2 minggu pasca perlakuan antara kedua kelompok (p < 0,01). Kesimpulan penelitian ini laserpunktur dan medikamentosa efektif untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien geriatri dengan OA genu grade 2 dan 3.

Knee osteoarthritis ( OA ) is a disease that causes damage to the joint cartilage. It is the main musculoskeletal problem lead to mobility disorders in elderly patients . Laser acupuncture began to be used as an alternative of non - surgical therapy. The aim of this double-blinded randomized control trial is to compare the effectiveness of active laser acupuncture with placebo laser acupuncture. Sixty-two patients with knee osteoarthritis were assigned at random into two groups : active laser and medical treatment group or placebo laser and medical treatment group. Patients were assessed using a visual analogue scale ( VAS) and Lequesne index at baseline, the fifth treatment session, the last treatment session and 2 weeks post intervention.
VAS scores showed a significant improvement in the active laser and medical treatment group compared with placebo laser and medical treatment group at the fifth treatment session (median difference ? 22.50, p < 0.01), last treatment session ( mean difference -31.45, CI 95% -38.97 to -23.93, p < 0.01) and 2 weeks post intervention( mean difference -33.13, CI 95% -41.49 to -24.77, p < 0.01 ). Lequesne index showed a significant improvement in the active laser group and medical treatment compared with placebo laser and medical treatment group at the fifth treatment session ( median difference -6.25, p < 0.01), last treatment session ( median difference -8, p < 0.01) and two weeks post intervention (median difference -7.75, p < 0.01 ). The results show that active laser acupuncture and medical treatment is effective in reducing pain and improving quality of life."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febyana Anggraeni Tjahjar
"Artritis reumatoid AR adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh sinovitis erosif dengan inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama dan dapat berlangsung lama. Terapi farmakologi saat ini tidak selalu memberikan hasil memuaskan dan pengobatan jangka panjang dapat mengakibatkan efek samping seperti gangguan gastrointestinal, hepar, renal, dan lain sebagainya. Akupunktur merupakan terapi non-farmakologi dengan jarum halus yang ditusukkan pada titik akupunktur tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi akupunktur dan medikamentosa. Uji klinis acak tersamar ganda dengan kontrol sham dilakukan pada tiga puluh subjek dengan AR yang dibagi ke dalam dua kelompok. Lima belas subjek kelompok terapi akupunktur dan medikamentosa; dan lima belas subjek kelompok akupunktur sham dan medikamentosa. Baik terapi akupunktur maupun akupunktur sham dilakukan dua kali seminggu hingga sepuluh kali. Disease Activity Score 28 ndash; C Reactive Protein DAS28-CRP beserta dengan empat komponennya, yaitu 28 Tender Joint Count 28TJC , 28 Swolen Joint Count 28SJC , General Health GH melalui pengukuran Visual Analogue Scale VAS , dan CRP diukur sebagai keluaran penelitian yang dinilai sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna penurunan rerata DAS28-CRP sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok terapi akupunktur dan medikamentosa dibandingkan dengan kelompok akupunktur sham dan medikamentosa p < 0,05 . Perbedaan bermakna juga terlihat pada penurunan rerata VAS sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok terapi akupunktur dan medikamentosa dibandingkan dengan kelompok akupunktur sham dan medikamentosa p < 0,001 . Tidak terdapat perbedaan bermakna pada median penurunan 28TJC, 28SJC, dan CRP antara kedua kelompok. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi akupunktur dapat mempengaruhi aktivitas penyakit AR.

Rheumatoid arthritis AR is autoimmune disease characterized by erosive synovitis with chronic systemic inflammation and progressive, where the joints are the main targets and can be prolonged. Pharmacological therapy currently do not always give satisfactory results and long term treatment can cause side effects such as gastrointestinal disorders, hepatic, renal, and so forth. Acupuncture is a non pharmacological therapy with fine needle, punctured to acupuncture points on the body. This study aims to determine the effectiveness of acupuncture therapy and medical treatment. Double blind randomized clinical trials with sham control was conducted on thirty subjects with AR who were divided into two groups, fifteen subject in acupuncture therapy and medical treatment groups and fifteen subjects in sham acupuncture and medical treatment. Both acupuncture therapy and sham acupuncture is done two times a week for up to ten times. Disease Activity Score 28 C reactive protein DAS28 CRP along with its four components 28 Tender Joint Count 28TJC , 28 Swolen Joint Count 28SJC , General Health GH by measuring the Visual Analogue Scale VAS , and CRP were measured as the output of research, assessed before and after treatment. The results showed a significant decrease in the mean difference in DAS28 CRP before and after treatment in acupuncture therapy and pharmacology treatment group compared with sham acupuncture and pharmacology treatment groups p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Newanda Mochtar
"ABSTRAK
Latar belakang:Migren adalah serangan nyeri kepala primer, bersifat spesifik,
paroksismal, dengan atau tanpa aura, dengan manifestasi subjektif baik sebelum
maupun sesudah serangan, merupakan nyeri kepala tipe kronik dengan gejala rekurensi,
menyerang usia produktif dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja hingga
80%, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dan kehidupan perekonomian dan
pendidikan secara global yang mengarah kepada kerugian bagi penderita migren dan
institusi tempat penderita migren bersekolah ,bekerja serta dalam kehidupan keluarga
penderita. Dengan tingginya angka prevalensi dan disabilitas pada penderita migren,
dilain pihak sampai saat ini pengobatan yang tepat terhadap migren belum didapatkan
secara maksimal maka diperlukan pendalaman dalam pengobatan maupun pencegahan
migren sangat dibutuhkan., dan sampai saat ini belum didapatkan obat yang pasti, baik
terhadap pencegahan dan pengobatan, sehingga perlu dikembangkan terapi yang dapat
memberikan pertolongan yang lebih akurat pada penderita migren
Tujuan penelitian ini adalah menilai keberhasilan dalam penatalaksanaan migren dalam
mengurangi frekuensi serangan, mengurangi intensitas serangan dan mengurangi durasi
serangan dari minggu ke-0,ke-4 hingga ke-8. Metode: Uji klinis acak tersamar tunggal
dengan kontrol dilakukan terhadap 34 subjek dengan migren yang dialokasikan secara
acak kedalam kelompok manual akupunktur (n=17), serta kelompok medikamentosa
(n=17). Penilaian menilai frekuensi, durasi dan intensitas serangan migren yang dinilai
pada saat sebelum perlakuan, minggu ke-4 dan minggu ke-8 dari baseline. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada
rerata jumlah frekuensi (p=0,040), durasi (p=0,012) dan intensitas (p=0,003) serangan
migren pada minggu ke-4 dibandingkan dengan medikamentosa. Serata terdapat
perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok pada rerata jumlah jumlah frekuensi
(p=0,029), durasi (p=0,001) dan intensitas (p<0,001) serangan migren pada minggu ke-
8. Kesimpulan: Intervensi akupunktur manual dapat menurunkan frekuensi, durasi dan
intensitas serangan migren lebih baik dibandingkan dengan preventif farmakologi asam
valproat pada minggu ke-4 dan minggu ke-8.

ABSTARCT
Migraine is a primary headache attack, specific, paroxysmal, with or without aura, with subjective manifestations both before and after the attack, a chronic
type of headache with symptoms of recurrence, attacks at productive age and can cause a decrease in work productivity up to 80%, so that it will affect the quality of life, economic life and education globally which leads to losses for migraine sufferers and
institutions where migraine sufferers attend school, work and in the lives of sufferers
families. With the high prevalence and disability rates for migraine sufferers, on the
other hand, the right treatment for migraine has not yet been obtained to the maximum,
it is necessary to deepen the treatment and prevention of migraine is needed, and until
now there has been no definitive cure, both for prevention and treatment, so it is
necessary to develop therapies that can provide more accurate relief for migraine
sufferers. The purpose of this study is to assess the success in managing migraine in
reducing the frequency of attacks, reducing the intensity of attacks and reducing the
duration of attacks from weeks 0, 4 to 8. Methods: A randomized controlled trial with
control was conducted on 34 subjects with migraine who were randomly allocated into
the manual group of acupuncture (n = 17), as well as the medicine group (n = 17). The
assessment of frequency, duration and intensity of migraine attacks assessed at the time
before treatment, at the fourth and eight week from baseline. Results: The results
showed there were significant differences between the two groups in the mean number
of frequencies (p = 0.040), duration (p = 0.012) and intensity (p = 0.003) of migraine
attacks at the fourth week. There were significant differences between the two groups in
the average number of frequencies (p= 0.029), duration (p=0.001) and intensity
(p<0.001) of migraine attacks at the eight week. Conclusion: Manual acupuncture
interventions can reduce the frequency, duration and intensity of migraine attacks
better than the use of valproic acid in the fourth and eight week."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Hapindra Kasim
"Pendahuluan: Sakit gigi akut merupakan masalah yang sering terjadi pada rongga mulut. Sakit gigi bisa disebabkan karena adanya gigi impaksi, dimana gigi tidak dapat atau tidak akan dapat erupsi ke posisi sebagaimana fungsi normalnya. American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMFS) menyatakan bahwa 9 dari 10 orang memiliki setidaknya satu gigi impaksi, dengan prevalensi terbesar pada gigi molar tiga rahang bawah. Laser akupunktur merupakan modalitas akupunktur yang memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri pasca-odontektomi molar tiga. Tujuan penelitian acak terkontrol ini adalah untuk menganalisis perbedaan kombinasi laser akupunktur dan medikamentosa dalam membantu memperbaiki intensitas nyeri pasien, jarak interinsisal dan bengkak pasca-odontektomi dibandingkan dengan kelompok kombinasi sham laser akupunktur dan medikamentosa.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda, dengan sampel yang dibutuhkan adalah 57 gigi molar tiga mandibula pada subjek pria/ wanita pasca- odontektomi dan diacak menjadi 2 kelompok: (1) kombinasi laser akupunktur dengan obat standar, dan (2) kombinasi sham laser akupunktur dengan obat standar. Subjek akan menerima dua kali terapi, yaitu hari pertama dan ke-3 pasca-odontektomi. Pasien dan penilai hasil tidak mengetahui alokasi kelompok. Laser akupunktur menggunakan laserpen RJ®, program gelombang Nogier E, 4672 Hz, 785 nm, power 70 mW, dengan dosis 4 Joule pada titik akupunktur tubuh dan dosis 1 Joule pada titik telinga.
Hasil: Untuk semua variabel luaran pada hari ke-7, terdapat pengurangan intensitas nyeri pada kelompok kombinasi laser akupunktur dan medikamentosa yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok sham (p<0,001). Jarak interinsisal untuk kelompok laser juga menunjukan perbaikan dibandingkan kelompok sham (p<0,001), hal yang sama untuk pengurangan dimensi bengkak yang lebih besar pada kelompok laser (p=0,003 dan p<0,001).
Kesimpulan: Kombinasi laser akupunktur dan medikamentosa dapat membantu memperbaiki gejala pasca-odontektomi molar tiga mandibula, khususnya dalam hal intensitas nyeri, jarak interinsisal dan bengkak.

Introduction: Acute tootache is a problem that often occurs in the oral cavity. Toothache can be caused by an impacted tooth, where it can’t or will not erupt into its normal functional position. The American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMFS) states that 9 out of 10 people have at least one impacted tooth, with the greatest prevalence in mandibular third molars. Laser therapy is an acupuncture modality that has benefit of reducing pain after third molar extraction. The aim of this randomized controlled study was to analyze the difference between the combination of laser acupuncture with standard medication in reducing the patient's pain intensity and swelling, as well as improving the interincisal space in Post-Odontectomy Third Mandibular Molar Patients.
Method: This study was a double-blind, randomized controlled trial, with samples consisting of 57 mandibular third molars in post-odontectomy male/female subjects, which randomized into 2 groups: (1) combination of laser acupuncture with standard medications, and (2) combination sham laser acupuncture with standard medications. Subjects will receive two treatments, in the first dan third day of post-odontectomy. Patients and outcome assessors were blinded to group allocation. Laser acupuncture uses an RJ® laserpen with E-Nogier waves programs, 4672 Hz, 785 nm, 70 mW power with 4 Joules dose at the body acupuncture points and 1 Joule at the ear points. Results: For all outcome variables on 7th day, showed the reduction of pain intensity in laser acupuncture and medication combination group was greater compared to the sham (p<0.001). The interincisal space for the laser group was also greater than sham (p<0.001), as was the reduction in swelling which was greater in the laser group (p=0.003 and p<0.001).
Conclusion: The combination of laser acupuncture and medication may help improve post-odontectomy symptoms of mandibular third molars, especially in terms of pain intensity, interincisal space and swelling.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library