Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saraswati
"Suatu tantangan yang dihadapi Komite Medik RSUP Fatmawati pada awal masa pembentukannya tahun 1993 adalah bagaimana membuat organisasi berjalan dan sasarannya tercapai dengan upaya yang wajar. Sebagai konsep baru yang diadopsi dari negara lain, beberapa petunjuk diberikan melalui SK Menkes 983 dan 551. Setelah periode kepengurusan pertama berakhir, ditemukan bahwa pencapaian hasil kerjanya tidak optimal dan sebagian besar upaya yang dilakukan adalah pengkajian tata organisasi tanpa penyelesaian yang berarti.
Disimpulkan bahwa ada hambatan dalam proses pengorganisasian Komite Medik periode I yang perlu diteliti. Penelitian ini mengidentifikasi proses pengorganisasian Komite Medik periode I, Desember 93 - Desember 95, dengan desain studi kasus retrospektif pendekatan deskriptif analitik kualitatif.
Diidentifikasi proses dan faktor yang terkait pada proses. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Data proses adalah fakta yang digali melalui pengungkapan fakta oleh pelaku proses, data faktor adalah fakta yang digali melalui pendapat pelaku proses atas faktor. Analisa dilakukan secara deskriptif kualitatif, tidak dilakukan uji korelasi secara statistik.
Hasil yang didapat adalah: sebagian besar proses berjalan baik sesuai standar, sementara sebagian besar faktor dinilai tidak sesuai standar. Penelitian mengukur dan menilai kelengkapan ('appropriateness') proses, keadekuatan tidak dinilai.
Kesimpulan pokok adalah: proses pengorganisasian yang 'appropriate' hanya berkaitan dengan faktor: kebermaknaan tugas, komitmen dan kejelasan tujuan, tetapi tidak berkaitan dengan faktor: kemampuan, otonorni, umpanbalik, kejelasan tatacara pelaksanaan dan dukungan atasan.
Saran yang diajukan berupa upaya yang ditujukan untuk memperkecil faktor lemah, langsung maupun tidak, dengan: menyusun perundang-undangan Komite Medik, membuat prosedur yang perlu, membentuk satuan kerja administratif pendukung yang bertanggung jawab atas aspek manajemen dan administratif dari aktivitas Komite Medik. Disamping itu disarankan melakukan penelitian lebih jauh tentang efektifitas proses yang juga mencakup keadekuatan, dan penelitian korelasi proses dan faktor penentu efektifitas pada Komite Medik.

Challenge faced by the Fatmawati Hospital Medical Committee at the beginning of their establishment in 1993 is how to make the organization run and attain goals with a reasonable effort. As a new concept adopted from other country, several clues were set in the stipulation No.983 of the Minister of Health and No.551 released subsequently. At the end of the first period, an un optimal performance recognized, part of the effort done were to discuss issues concerning organizing process the committee assumed responsible for, with insignificant accomplishment, Constraint on the organizing process of the Fatmawati Hospital Medical Committee in their first period was concluded, which called for a research.
The research identified the organizing process held during the first period, December 1993 - December 1995. The study design is a retrospective case study, qualitative approach. The process and the related factors were identified. The data collecting was held through in-depth interview and document study method. The data on the organizing process are facts as told by the persons involved. The data on the related factors are facts told through the perception of the persons involved on the factors. Analysis was carried out through qualitative method, no statistical con-elation test conducted. The result was : most of the process were carried out properly, consistent with standards. Most of the factors by contrast, were inconsistent with standard. Adequacy of the process was not under study.
The main conclusion was : the appropriateness of the organizing process of the Medical Committee was related to such factors as: job significance, commitment and unvagueness purpose, while it was not related to such factors as: personnel competence, job autonomy, feedback, unvagueness method of task conducting, superior support.
Suggestions were given to reduce negative factors, by: drafting a medical committee bylaws, procedures necessary, and set up an administrative support unit which may have the responsibility for assisting the medical committee in carrying out its function, especially on management and administrative aspects. It was suggested to conduct another research on the effectiveness of the organizing process included the adequacy, and a research on the correlation between the process and the factors attached as well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zuhro Ma Ruf
"ABSTRAK
Nama : Achmad Zuhro Ma rsquo;rufProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul Tesis :Analisis Pelaksanaan Fungsi Komite Medik di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo,Balikpapan Periode 2014-2016Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhipelaksanaan fungsi Komite Medik di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapansesuai dengan PMK No 755 tahun 2011. Desain penelitian adalah kualitatif studikasus. Responden penelitian Komite Medik periode 2014-2018 dan stake holderrumah sakit.Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan fungsi Komite Medik belum maksimal.Faktor-faktor yang mempengaruhi pada tingkat individu usia, spesialisasi,pengalaman, tugas rangkap, pelatihan , kelompok iklim kerja, kepemimpinan,sarana prasarana, pengambilan keputusan, penghargaan, komunikasi, targetkinerja dan organisasi hospital bylaws dan stake holder .Rekomendasi perbaikan dengan penyempurnaan hospital bylaws corporate danmedical staff dan memperbaiki sistem di Komite Medik.Kata kunci :Komite Medik, PMK No.755 tahun 2011, Hospital Bylaws, Medical Staff Bylaws

ABSTRACT
Name Achmad Zuhro Ma rsquo rufStudy Program Kajian Administrasi Rumah SakitTitle Analysis of The Implementation of Medical Committee Functions in RSUD dr.Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan Period 2014 2016The aim of this study is to explore the factors that affect the implementation of thefunctions of the Hospital Medical Committee in dr. Kanujoso Djatiwibowo GeneralHospital, Balikpapan, accordance with Minister of Health Regulation Number 755of 2011.The design of this study is a qualitative case study. The respondents are TheCommittee rsquo s members for the period 2014 2018 and the stake holder of thehospital.The result shows that the implementation of Hopital Medical Committee rsquo sfunctions are not maximal yet. The influencing factors are at the individual level age, specialization, experience, double task, training , group level work climate,leadership, infrastructure, decision making, awards, communication, performance and organization level hospital bylaws and stakeholders .Recommendations are improving hospital bylaws corporate and medical staff andimproving systems in the Medical Committee.Kata kunci Medical Committee, PMK No.755 tahun 2011, medical staf bylaws"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuhari Suryasaputra
"Panitia Farmasi dan Terapi merupakan salah satu Panitia dan Komite Medik di RSU Tasikmalaya, yang fungsinya membantu Direktur rumah sakit dalam penggunaan obat dan kebijakan pengobatan di rumah sakit. Penampilan Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit dirasakan masih belum optimal. Disamping itu, pimpinan rumah sakit merasakan bahwa hal ini berhubungan dengan salah satu fungsi manajemen yaitu fungsi penggerakan.
Penelitian ini mengidentifikasi proses penggerakan Panitia Farmasi dan Terapi periode April 1996 sampai dengan Maret 1997, dengan desain studi kasus retropektif pendekatan deskriptif analitik kualitatif Diidentifikasi pula faktor pendukung dan faktor penghambat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaahan dokumen. Data proses adalah fakta yang digali melalui pengungkapan pendapat pelaku proses atas faktor-faktor.
Hasil yang didapat adalah sebagian besar proses penggerakan kurang berjalan sebagaimana mestinya, sementara sebagian kecil berjalan baik..Penelitian ini dengan mengukur dan menilai jawaban yang relevan, kelengkapan proses dan keadekuatannya. Kesimpulan pokok adalah proses penggerakan yang berkaitan dan berpengaruh terhadap komunikasi, kepemimpinan, pengarahan, motivasi dan kemudahan.
Saran yang diajukan berupa upaya yang ditujukan untuk memperkecil faktor penghambat, langsung atau tidak langsung, yaitu antara lain saran untuk Direktur rumah sakit : untuk penanggulangan sikap malas dan kurang motivasi kerja dengan diusahakan mendapatkan angka kredit fungsional bagi anggota Panitia Farmasi dan Terapi, dan mempergunakan sistim insentif serta pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Direktur agar berinisiatif menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi, dengan demikian tidak usah menunggu petunjuk pelaksanaan begitu lama dari Depkes RI. Hasil penelitian ini merupakan masukan kepada manajemen rumah sakit, khususnya Panitia Farmasi dan Terapi dalam Komite Medik.

The Analysis of Actuating Management Function of the Pharmaceutical and Therapy Committee of Medical Committee in Tasikmalaya General HospitalThe Pharmaceutical and Therapy Committee as one of the Medical Committee in Tasikmalaya general hospital, its function is to assist hospital director in drug utilization and medical treatment policy in the hospital. Within the hospital, it is felt that performance of the committee was suboptimal. Furthermore, hospital managers felt that this is related to one management function, which is actuating.
This research identifies the actuating process of Pharmaceutical and Therapy Committee during the period of April 1996 till March 1997, designing the case study of retrospective approach and qualified analyze description. We also identify supported factors and handicaps factors. The collection of the data done by using depth interview and document study. The data process is the fact that profoundly exposures through the explained opinion of process worker on the factors.
The results which can be found is that most of the actuating process did not goes as we hope, while a small part of the process goes well. This research with measures and evaluates the relevancies answers. The principal conclusion is the actuating process dealing and influencing with communication, leadership, directing, motivation and facilities.
The suggestion that can be proposed is the will especially to minimize the handicaps factor, directly or indirectly, some of them namely : the suggestion for the Director of Public Hospital : to overcome the lazy attitude and less of the work motivation tried getting functional credit point for the members of Pharmaceutical and Therapy Committee, and use the incentive system and also give reward and punishment ; the Director have to own idea for arranging the technical work and technical guidance of Medical Committee and Pharmaceutical and Therapy Committee, so is not necessary waiting too long the technical work from the Central Health Department. The result of this research is the input to the management for hospital, especially for Pharmaceutical and Therapy Committee and Medical Committee."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Gunawan
"ABSTRAK
Komite Medik adalah wadah baru dalam struktur organisasi perumah sakitan di Indonesia, terlahir dengan diberlakukannya SK Menkes no 983/1992. Komite ini bertugas membantu direktur rumah sakit untuk menjaga kualitas pelayanan medik dengan menghimpun, mengatur, mengawasi dan mengembangkan tenaga medis rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit adalah salah satu upaya Departemen Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia, dimana pelayanan medis merupakan salah satu aspek didalamnya. Para pelaksana pelayanan medis ini adalah tenaga medis yang pengaturan pengelolaannya dilaksanakan oleh Komite Medik, sehingga Akreditasi rumah sakit secara tidak langsung menilai Komite Medik.
Untuk melihat sejauh mana intervensi persiapan akreditasi rumah sakit mempunyai pengaruh pada pengembangan Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH, diadakan penelitian yang dilakukan antara bulan Juni 1997 sampai dengan Maret 1998 di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi.
Rancangan penelitian ini adalah Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif pada organisasi Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi, dengan melakukan Pengamatan Berperan Serta terhadap pelaksanaan proses persiapan akreditasi, melaksanakan Wawancara Mendalam kepada direktur dan pengurus inti Komite Medik yang berkaitan dengan hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi dan kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik dapat tetap aktif pada fase pasca akreditasi serta pengisian kuesioner yang ditujukan kepada seluruh pengurus dan anggota Komite Medik yang isinya berkaitan dengan pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi adalah kurangnya informasi, kemandirian dokter yang berlebihan, "sense of belonging" yang kurang dan belum adanya "medical staff by laws". Pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, aktivitas dan struktur Komite Medik. Dirasakan juga terjadi peningkatan motivasi dalam mengembangkan Komite Medik oleh para tenaga medik. Adapun kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik tetap konsisten pada fase pasca akreditasi adalah adanya komitmen bersama dari seluruh anggota Komite Medik, minimalisasi hambatan, disiplin yang tinggi pada jadwal program dan adanya dukungan direktur yang berkesinambungan.

ABSTRACT
The "Komite Medik" or Medical Committee is a new setting within organizational structure of a hospital, established through the Decree of Minister of Health number 983/1992. Its mission is to assist the hospital director in the conduct of recruitment, developing regulation, supervision and developing of the medical staff, in order to maintain the quality of medical service.
Accreditation of hospital is an attempt launched by Department of Health to upgrade the level of health service performance in all hospitals through out Indonesia. The accreditation of hospital service is very closely related to the performance of the medical staff which is administered professionally by the "Komite Medik".
This study attempts to identify and analyze to what extent the process of accreditation does influence the performance of the "Komite Medik" in R. Syamsudin Hospital, where the study was undertaken from June 1997 up to March 1998.
The design was a case study, using quantitative and qualitative approaches. Observation by active participation to all of the accreditation process, indepth interviews with director and main staff of "Komite Medik" in connection with resistances and obstacles and to find out minimal condition to maintain the performance of "Komite Medik" after intervention and interview using questionnaire addressed to all staffs and members of "Komite Medik" in connection with the development occurred after the process of accreditation were methods to collect data.
The result of the study showed that in pre accreditation period were lack or shortage of information, too great independency of individual staff, lack of sense of belonging, and the absence of medical staff by laws.
However, improvement of knowledge, developing of subcommittees as well as the increase of activities of "Komite Medik" were significantly seen after the accreditation process.
The minimal condition to maintain the existancee "Komite Medik" are common commitment by all members of "Komite Medik", minimalizing resistances and obstacles, maximaling discipline to obey scheduled program and above all by continuous support given by the hospital director.
"
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Stephanie Sri Rahayu Soetedja
"Komite Medik lahir dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.983/Menkes/SK/XI/1992 tanggal 12 Nopember 1992 , dengan orientasi tugas kepada pengendalian kualitas pelayanan medic di rumah sakit antara lain membantu direktur dalam menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional, meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pclatihan serta penelitian dan pengembangan. Pembentukan Komite Medik di Indonesia ini mengadopsi konsep MSO ( Medical Staff Organization ) yang ada di dalam rumah sakit di negara Amerika Serikat dan memegang peranan panting atas mutu pelayanan rumah sakit.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan program akreditasi rumah sakit dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 436/Menkes/SK/VI/1993 tanggal 3 Juni 1993, dengan tujuan memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil akreditasi suatu rumah sakit secara tidak langsung mencerminkan kondisi Komite Medik yang ada.
Dalam rangka untuk mengetahui pelaksanaan tugas Komite Medik Rumkital Dr. Mintohardjo, setelah rumah sakit mendapatkan akreditasi dari Depkes RI , maka dilakukan penelitian selama 3 (tiga) minggu di Rumkital Dr. Mintohardjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif terhadap pengorganisasian dan pelaksanaan tugas Komite Medik Rumkital Dr. Mintohardjo, dengan melakukan wawancara mendalam antara lain kepada penentu kebijakan Rumkital Dr. Mintohardjo yaitu Wakamed merangkap sebagai Ketua Komite Medik dan Wakabin. Selain itu dilakukan penelitian dokumen dan pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan Komite Medik belum bekerja secara optimal dan tidak berkembang. Hal ini terjadi karena adanya beberapa kendala-kendala yang dihadapi Komite Medik dalam pelaksanaan tugasnya antara lain tidak adanya komitmen dari pimpinan dan ketua komite medik untuk mensosialisasikan Komite Medik, penerapan organisasi Komite Medik sebagai organisasi independen di Rumkital Dr. Mintohardjo tidak mudah.

The Medical Committee is established by the Decree of Indonesian Ministry of Health number 983/Menkes/SK/XI/1992 dated 12 November 1992. The Medical Committee is assigned to control the hospital medical services, to assist the Director in preparing and execution of the standard operational procedures, the execution of professional ethics guidance, the management of the medical staffs functional authority, to improve and promotes the medical service, education and training as well as the medical research and development. The Indonesian Medical Committee is adopted from the USA's MSO ( Medical Staff Organization) concept which is responsible for the quality of hospital's medical service quality.
In accordance to improve the hospital medical service, the Indonesian Ministry of Health establish an accreditation program for all hospital in Indonesia, by issuing the Decree of Minister of Health number 436/Menkes/SK/VI/1993 dated 3 rd June 1993. The purpose of the decree is to grant acknowledgement and accreditation for hospitals achieving its high qualified medical service standard .
The study is to analyze the performance in the tasks implemented by the Navy Hospital's Dr. Mintohardjo and the study was undertook for three weeks. The design of this study is a qualitative approach, using descriptive analyzing method. The data collected by conducting the method of indepth interview to 9 ( nine ) of the hospital staff, by study on hospital documents and by method of observation.
The result of the study verified that The Medical Committee did not optimally perform its duty and function. There are many obstacles and problems since there was no support of the hospital management. The chief of Medical Committee has lack of socialization and was not able to implement an independent Medical Committee within the hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renitha S. Tarbin
"Perkembangan Komite Medik rumah sakit di Indonesia didasarkan kepada Keputusan Menteri Kesehatan No.983/Menkes/SK/XI/92 yang bertujuan untuk mempertahankan profesioanalisme tenaga medic dan mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia. Konsep Komite Medik rumah sakit di Indonesia merupakan adopsi dari Medical Staff Organization rumah sakit di Amerika. Medical Staff Organization rumah sakit di Amerika adalah grup dokter yang berkaitan dengan struktur organisasi dan fungsi khusus organisasi, terbentuk dalam jalinan hubungan dokter dengan Governing Body. Komite Medik bertanggung lawab kepada Direktur rumah sakit dan mempunyai fungsi sebagai berikut : menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, membina etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota dan memantau pelaksanaannya, mengembangkan program pelayanan, mengembangkan program pendidikan dan latihan, mengembangkan penelitian dan pengembangan. Penelitian yang dilakukan di RSUD Serang untuk melakukan analisa terhadap fungsi Komite Medik melaiui pelaksanaan tugas Sub-Sub Komitenya. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tugas di Sub Sub Komite yang belum optimal. Penelitian ini dibatasi kepada 3 Sub Komite yaitu Sub Komite Audit Maternal dan Perinatal, Sub Komite Rekam Medik serta Sub Komite Farmasi dan Terapi, atas dasar adanya data yang tersedia di ke 3 Sub Komite tersebut, yang dapat mendukung penelitian ini, karena kegiatan Audit Maternal dan Perinatal, Rekam Medik maupun Farmasi dan Terapi memang sudah ada sebelum dibentuknya Sub-Sub Komite tersebut, meskipun belum tertata dengan baik. Metode penelitiannya adalah studi kasus dengan pendekatan sistim dan bertujuan menghasilkan suatu analisa kualitatif deskriptif mengenai fungsi Komite Medik di RSUD Serang. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor waktu merupakan kendala terbesar dalam pelaksanaan tugas, disusul faktor motivasi serta terakhir faktor biaya. Terhadap kendala-kendala tersebut dicarikan solusinya agar pelaksanaan operasional Komite Medik / Sub Komite dapat berjalan optimal."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Wibawa Permana
"Pelayanan Kesehatan Sint Carolus Jakarta sebagai sebuah rumah sakit non profit harus ikut memasuki era kompetisi dengan menjamurnya rumah sakit baru dan menjaga keberadaannya demi pelayanan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pelaksanaan pengendalian infeksi nosokomial yang dilaksanakan dalam karya Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial (Pandalin ) P.K. St. Carolus. Pengendahan Infeksi Nosokomial adalah salah satu tolok ukur sekaligus upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan tugas dan fungsi Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial ( Pandalin ) Pelayanan Kesehatan Sint Carolus Jakarta, untuk mengetahui sejauh mana Pandalin P.K. St. Carolus telah melaksanakan tugas dan fungsinya, kendala - kendala apa saja yang dihadapi, dan memberikan saran bagi semua kendala itu.
Janis penelitian ini adalah penelitian manajemen operasional dengan pendekatan kualitatif dengan 34 orang Informan. Pengumpulan data dilakukan melalui Wawancara Mendalam dan Focus Group Discussion, Penelitian IDokumen, dan Pengamatan. Untuk terjaminnya keabsahan data dilakukan triangulasi sumber. Hasil penelitian dan pembahasannya dilakukan berdasarkan masing - masing variabel menurut pendekatan masukan dan proses.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Pandalin P.K. St. Carolus Jakarta rendah. lni dibuktikan dengan pemahaman yang rendah tentang struktur organisasi. Pemahaman yang rendah tentang uraian tugas dan wewenang berakibat rendahnya pelaksanaan uraian tugas dan wewenang itu. Pelaksanaan pengembangan dan pendidikan star juga rendah. Pengetahuan dan keterlibatan anggota Pandalin dalam kegiatan pendanaan Pandalin, dalam pelaksanaan ketentuan yang berkaitan dengan organisasi dan manajemen Pandalin juga rendah. Pelaksanaan peran Komite Medik terhadap Pandalin- pun rendah.
Kendala - kendala yang ditemukan adalah tugas rangkap anggota Pandalin, belum adanya tenaga full rime, kurangnya pengetahuan dan pemahaman anggota Pandalin, kurangnva pelaksanaan pengembangan dan pendidikan staf pandalin, tidak tersedianya sekretariat dengan perlengkapannya, kurangnya referensi menyangkut pengendalian infeksi nosokomial, dan rotasi karyawan.
Beberapa saran untuk mengatasi berbagai kendala itu untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Pandalin P.K. St. Carolus Jakarta, yaitu : restrukturisasi Pandalin, penyusunan ketentuan tentang reward / penghargaan bagi anggota Pandalin, sekretariat yang permanen dengan perlengkapannya, melengkapi referensi, dan pengaturan rotasi karyawan yang lebih baik melalui koordinasi antar direktorat.

As a non profit hospital, Jakarta Sint Carolus Health Care should keep its existence providing the health service to the community against the flourish of new hospitals in the competition era. So, one of efforts to do was to implement nosocomial infection control conducted by Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care. Nosocomial Infection Control was one of indicators to increase service quality in hospital.
This study aimed to analyze the implementation of role and function for Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) at Jakarta Sint Carolus Health Care to assess how far it conducted its role and function and constraints, and to give recommendation to overcome the problem as well.
The study was an operational management research that used qualitative approach and involved 34 informants. In-depth interview, focus group discussion, documentary research, and observation were conducted as part of data collecting. Source triangulation was conducted in order to assure the authenticity of data. Its study result and discussion was done based on each variable according to input and process approach.
The result of study showed that implementation of role and function for Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care was inadequate. It was showed by the lower recognition of organization structure. Lower recognition about job description and authority caused lower implementation of role and function. It also affected inadequate in some aspects: staff development and education, involvement and knowledge of committee member on fundraising, the rule related to its management and organization, and the role of medical committee against Pandalin.
Some constraints that found were job duplication of committee members, lack of full timer staff; inadequate knowledge and development and education of the members, lack of facilities (office and equipments) and references about nosocornial infection control, and employee rotation.
Some recommendations that proposed to overcome the problems above to achieve the optimal implementation of role and function for Nosocomial infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care were restructuring it, developing the reward system, completing references, and managing employee rotation better through inter-directorate coordination.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Bertus
"Komite medik berdasarkan PERMENKES Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 merupakan perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinik (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. RSU Harapan Bersama Singkawang menetapkan kebijakan tentang komite medik berdasarkan SK direktur RSUHB Nomor:440/RSUHB/186/II/2012. Berdasarkan wawancara awal dengan direktur RSU Harapan Bersama, didapatkan bahwa komite medik belum melaksanakan tugas dan fungsinya sejak awal pembentukannya pada tahun 2012. Terdapat beberapa kasus sepanjang tahun 2012-2013 yang menggambarkan adanya masalah dalam penerapan tata kelola klinik terutama menyangkut profesionalisme staf medis di rumah sakit. Dalam rangka mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi komite medik di RSU Harapan Bersama maka dilakukan penelitian selama 4 (empat) minggu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisa komite medik sebagai suatu sistem. Analisa dilakukan terhadap komponen input, proses, dan output. Pengambilan data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 4 (empat) komponen informan dan penelitian dokumen rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat permasalahan dalam kewenangan pengambilan keputusan, sosialisasi kebijakan, perbedaan persepsi, budaya organisasi, lemahnya kepemimpinan, dan keterbatasan tenaga medis.

Medical committee based on PERMENKES No. 755/MENKES/PER/IV/2011 was a hospital devices to implement clinical governance to the medical staff at the hospital. Medical staff maintained their professionalism through mechanisms credentials, secure quality medical profession, and the maintenance of discipline and the ethics of the medical profession. Harapan Bersama Hospital Singkawang establish policies about medical committee based on director SK RSUHB No:440/RSUHB/186/II/2012. Based on the initial interview with the director of Harapan Bersama Hospital, it was found that the medical committee is not performing its duties and functions since its inception in 2012. There are several cases during the year 2012-2013 which describes the problem in the application of clinical governance, especially regarding the professionalism of medical staff at the hospital. In order to find out the problems in the implementation of the duties and functions of the medical committee at Harapan Bersama Hospital research was conducted for 4 (four) weeks. This study is a qualitative study and analyzing the medical committee as a system. Analysis performed on the components of input, processes, and outputs. Data collection was conducted extensive interviews with the four (4) components of informants and research hospital documents. The results showed there were problems in the decision-making authority, policy dissemination, differences in perceptions, organizational culture, lack of leadership, and the limitations of medical personnel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library