Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haruno Sajati
"ABSTRAK
Metode Median Filter adalah salah satu metode perbaikan kualitas citra pada domain spatial. Domain spatial memiliki kelebihan pada hasil perbaikan karena perbaikan citra dilakukan per-pixel. Karena perbaikan citra dilakukan terhadap pixel, metode Median Filter
memiliki komputasi yang tinggi dan waktu eksekusi yang lama. Dengan melakukan penyeleksian terhadap pixel yang perlu diperbaiki dapat mengurangi waktu proses perbaikan dan meningkatkan kualitas citra karena pixel yang sudah benar, tidak perlu diperbaiki.
Pengukuran kualitas citra dilakukan menggunakan Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) dengan membandingkan nilai citra asli dengan citra hasil perbaikan. Perbaikan citra menggunakan median filter pada semua pixel memiliki nilai PSNR 28.5 dB sedangkan dengan penyeleksian nilai pixel memiliki nilai PSNR 30.1 dB atau meningkat 5.61%. Untuk
waktu perbaikan citra pada semua pixel membutuhkan 2.12 detik sedangkan dengan penyeleksian nilai pixel membutuhkan 1.94 detik atau turun 8.5%. Kualitas hasil perbaikan citra dengan menyeleksi nilai pixel dianggap layak untuk proses berikutnya karena sudah di
atas 30 dB."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Akmal Ali
"Bukaan median adalah jalur lalu lintas secara melintang jalan yang dipergunakan sebagai sarana untuk melakukan gerakan putaran balik. Gerakan putaran balik di bukaan median akan mengurangi kapasitas jalan. Jumlah bukaan median yang semakin banyak tentunya akan meningkatkan potensi berkurangnya kapasitas ruas jalan. Jalan Tun Abdul Razak di Kota Makassar memilik 11 (sebelas) bukaan median di sepanjang 3,75 km. Kondisi ini tidak sesuai dengan standar Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 96 Tahun 2015, dimana jarak minimal antara bukaan median dengan fungsi jalan kolektor di area pinggiran kota minimal 800 meter dan Perencanaan Median Jalan Tahun 2004, dimana jarak minimum antara bukaan median untuk pinggir kota dengan fungsi jalan kolektor adalah 1 km. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur kinerja ruas Jalan Tun Abdul Razak setelah dilakukan penyesuaian jumlah bukaan median sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting lalu lintas. Analisis mikrosimulasi lalu lintas dengan menggunakan Vissim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan enam skenario penanganan dan kondisi eksisting, performa terbaik ditunjukkan oleh skenario ketiga, yakni jarak bukaan antar median adalah 1 km. Kinerja ruas jalan berupa waktu tempuh kendaraan arah ke barat meningkat 49,5 detik (13,25%) dan ke arah timur meningkat 23 detik (6,15%). Lalu kecepatan tempuh kendaraan arah ke barat meningkat 5,56 km/jam (15,35%) dan arah ke timur meningkat 2,35 km/jam (6,51%). 

The median opening is a traffic lane across the road that is used as a means of making a u-turn. U-turn movement in the median opening will reduce road capacity. The increasing number of median openings will certainly increase the potential for reduced road capacity. Tun Abdul Razak Road in Makassar City has 11 (eleven) median openings along 3.75 km. This condition is not in accordance with the standards of the Minister of Transportation Regulation number PM 96 of 2015, where the minimum distance between the median opening and the collector road function in suburban areas is at least 800 meters and the 2004 Median Road Planning, where the minimum distance between the median opening for the outskirts of the city and the function collector road is 1 km. The purpose of this study is to measure the performance of the Tun Abdul Razak Road section after adjusting the number of median openings according to applicable standards. The research was conducted by surveying the existing traffic conditions. Traffic microsimulation analysis using Vissim. The results showed that based on a comparison of six scenarios and existing conditions, the best performance was shown by the third scenario, where the opening distance between the median is 1 km. The performance of the road section in the form of travel time for vehicles heading west increased by 49.5 seconds (13.25%) and eastward increased 23 seconds (6.15%). Then the travel speed of vehicles heading west increased by 5.56 km/hour (15.35%) and towards the east increased by 2.35 km/hour (6.51%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Martha Leni
"A median is required for a two-way road to separate the opposite traffic and prevent head-on collisions. In road capacity calculation, the median factor contributes in terms of its existence regardless of the difference in median types. Road capacity is determined by a number of geometric factors such as road types, width of carriageway, shoulder/curb characteristics, and the presence/absence of medians, etc. The contributions of these factors are represented by the coefficients in the capacity calculations. Despite the different types of medians, the Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM) does not adopt different coefficients to accommodate the effects in the capacity. The aim of this study is to obtain an adjustment factor for road capacity calculation based on median types. The method of this study adopts video recordings of real traffic moving along three different types of medians: raised medians, fenced medians, and line medians. As it is assumed that the effects of different median types are expressed in the vehicles’ safety distances from medians, the capacity of the road will also vary by types of medians. The adjustment coefficients for roads with raised medians, fenced medians, and line medians obtained are: 0.79, 0.78, and 0.81, respectively. The results of this study confirm that in addition to the presence of the medians, the types should essentially be considered in calculating the road capacity. The result of this study will contribute to the enrichment of the road capacity calculation in the IHCM."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:5 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aulia Wirastuti
"Cacingan merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan paling sering disebabkan oleh spesies Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Cacingan dapat menyebabkan diare, anemia defisiensi besi (ADB), malnutrisi, dan berbagai gejala usus lainnya. ADB pada infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura karena cacing menyerap zat gizi yang berperan pada pembentukan Hb, sedangkan pada infeksi cacing tambang akibat perdarahan kronik di saluran cerna. Defisiensi besi dapat terjadi tanpa adanya anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data proporsi cacingan, profil hematologi , dan profil zat besi pada anak yang terinfeksi cacing usus di SD Panimbang Jaya, Pandeglang. Diperoleh 205 subjek penelitian yang memiliki data hematologi, profil besi, dan telur cacing. Proporsi cacingan di Pandeglang adalah 44,4% yang didominasi oleh infeksi cacing intensitas ringan (79,1%). Spesies cacing yang menginfeksi adalah A. lumbricoides, T. trichiura dan campuran keduanya. Didapatkan perbedaan bermakna kadar Hb (p = 0,001), RDW-CV (p = 0,038), retikulosit absolut (p = 0,002), retikulosit relatif (p = 0,007), dan feritin (p= <0,001) antara kelompok subjek yang terinfeksi cacing usus dan tidak terinfeksi. Didapatkan perbedaan bermakna kadar feritin (p = 0,018) dan TIBC (p = 0,001) antara subjek yang terinfeksi cacing intensitas ringan dan sedang. Didapatkan indeks Mentzer >13 pada kelompok subjek yang terinfeksi cacing usus dan tidak terinfeksi

Soil-Transmitted Helminth (STH) infection is a public health problem in the world and most often caused by species of Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). STH infection can cause diarrhea, iron deficiency anemia (IDA), malnutrition, and various intestinal symptoms. IDA in A. lumbricoides and T. trichiura infections caused by absorption of nutrients that play a role in the formation of Hb, while in hookworm infections is due to chronic bleeding in the gastrointestinal tract. Iron deficiency can occur in the absence of anemia. This study aims to obtain the proportion of STH infection, hematological profiles, and iron profiles in children infected by STH at SD Panimbang Jaya, Pandeglang. Two hundred and five research subjects had data on hematology, iron profile and worm eggs. The proportion of STH infection in Pandeglang was 44.4% which was dominated by mild intensity STH infection (79.1%). The species of STH that infect are A. lumbricoides, T. trichiura and a mixture of both. There were significant differences in the levels of Hb (p = 0.001), RDW-CV (p = 0.038), absolute reticulocytes (p = 0.002), relative reticulocytes (p = 0.007), and ferritin (p = <0.001) between STH infected and not infected group. There was a difference in ferritin levels (p = 0.018) and TIBC levels (p = 0,001) between mild and moderate STH-infected subjects. Mentzer index was >13 in both groups of subjects infected with STH and not infected."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lam Sihardo
"Latar belakang. Ileus berkepanjangan pascaoperasi IBPO sering ditemukan terutama pada pasien pasca laparatomi mediana. Ileus secara signifikan berhubungan dengan peningkatan morbiditas pasien, pembiayaan kesehatan, dan peningkatan angka readmission 30 hari pascaoperasi.Metode. Dilakukan studi cross-sectional di Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM dengan mencatat rekam medis pasien laparatomi mediana pada pasien infeksi intraabdomen pada periode Januari 2015 hingga Desember 2015. Variabel volume kontaminasi, lama operasi, hipokalemia, kondisi dehidrasi dan IBPO menjadi fokus pada penelitian ini. Dilakukan analisis bivariat dan multivariat untuk melihat hubungan dari variabel-variabel tersebut.Hasil. dari 100 kasus pasca laparatomi mediana, 60 pasien 60 mengalami IBPO, dimana hipokalemia terdapat pada 25 orang 25 , dehidrasi terdapat pada 34 pasien 34 . Faktor yang berhubungan dengan IBPO adalah volume kontaminasi p = 0,004 dan lama operasi p = 0,000 . Analisis multivariat menunjukkan bahwa volume kontaminasi dan lama operasi sebagai faktor yang berhubungan secara independen dengan kejadian IBPO p = 0,026 dan p = 0,002 . Lama operasi ge; 130 menit berhubungan dengan IBPO p=0,004 dan nilai OR sebesar 3,44.Kesimpulan. Volume kontaminasi dan lama operasi merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan pada kejadian IBPO, dapat dijadikan prediktor. Lama operasi ge; 130 menit berisiko 3,44 kali menimbulkan IBPO.

Background Postoperative prolonged ileus PPI often found in patient post median laparatomy. Ileus significantly associated with the increasing of morbidity patient, patient cost, and 30 days readmission patient rate.Method Cross sectional study in FKUI RSCM Departement of Surgery, noted the medical record patient which conducted median laparatomy in intraabdominal infection from January 2015 until December 2015. Our study focussed at contaminated volume, duration of surgery, hypokalemia, dehydration, and PPI as a research variables. We counducted bivariat and multivariat analysis to see associated between those variables.Result There were 100 patients, 60 patients 60 had PPI, there were 25 patients 25 had hypokalemia, 34 patients 34 had dehydration. Factors which significantly associated to the PPI were contaminated volume p 0,0004 and duration of surgery p 0,000 . Multivariate analysis showed contaminated volume and duration of surgery were independently associated to the PPI p 0,026 and p 0,002 . Duration of surgery more than 130 minutes was associated to PPI with the OR 3,44.Conclusion Contaminated volume and operation of surgery as factors which significantly associated in PPI and it can be predictor. Duration of surgery more than 130 minutes had a risk 3,44 times to cause PPI."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Nashrullah
"

Informasi mengenai penggunaan energi listrik merupakan salah satu elemen penting dalam hal pengaturan distribusi jaringan listrik pada jaringan pintar skala kecil (smart micro grid). Selain itu informasi pemakaian energi listrik dapat membantu konsumen melakukan proses evaluasi pemakaian energi listrik untuk menekan biaya tagihan pembayaran listrik yang secara tidak langsung berpengaruh pada efisensi energi keseluruhan. Salah satu metode dalam proses pemantauan pemakaian energi listrik adalah Non-Intrusive Load Monitoring (NILM). Permasalahan utama dalam NILM adalah mengetahui peralatan-peralatan elektronik yang ada dan mengetahui konsumsi energi listrik masing-masing peralatan dengan hanya melakukan proses pengambilan data hanya dari satu titik yang terhubung dengan semua peralatan elektronik pada jaringan listrik. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan dataset AMPds dan REDD, nilai akurasi terendah yang didapatkan adalah sebesar 96,69% pada semua pengujian yang dilakukan.

 


Information on electricity consumption is one of the essential elements in terms of regulating the distribution of electricity in smart micro grid. Besides, information on electricity consumption can help consumers carry out an evaluation process to reduce electricity bill costs, which indirectly affect overall energy efficiency. One method in the process of monitoring electricity consumption is Non-Intrusive Load Monitoring (NILM). The main problem in NILM is electronic disaggregation equipment that exists and determines the electrical energy consumption of each appliance by merely performing the retrieval of data from only one point connected with all the electronic devices on the electrical grid. Based on the results of tests conducted using the REDD and AMPds dataset, the lowest accuracy was 96.69% for all tests performed.

 

"
2019
T52942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jholighten D.
"Tesis ini membahas mengenai perbaikan data stack seismik yang jelek. Permasalahan utama mengapa data seismik bisa menjadi jelek adalah disebabkan karena noise - noise yang masih terekam didalam data seismik. Noise - noise ini sangat mengganggu karena menyebabkan data seismik sangat susah untuk diinterpretasi. Struktur seismik, reflektor lapisan, dan fault menjadi kabur karena noise yang masih terkandung didalam data seismik. Tesis ini bertujuan untuk menghilangkan noise yang mengganggu data seismik dengan menggunakan 1D time-varying median filter (TVMF), sehingga reflektor, fault, dan struktur dari seismik bisa menjadi lebih jelas untuk diinterpretasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan software komputasi MATLAB untuk menganalisa sinyal seismik dan membuat program filtering 1D TVMF. Hasil yang diharapkan dari tesis ini adalah hilangnya noise - noise yang mengganggu data seismik, sehingga data seismik bisa diinterpretasi. Kesimpulan akhir adalah bahwa filter 1D time-varying median filter sangat efektif untuk menghilangkan noise - noise yang terkandung didalam data seismik, serta menguatkan gambaran struktur geologinya.

The thesis study about enhancement of bad stack seismic data. The reason for seismic data being bad is because of noises that still remain in the seismic data. These noises causing the seismic data become very difficult to interpret. Events such as structure, bed, and fault become blurred because of noises that remain in the seismic data. The objective of this thesis is to repair seismic data by reducing the noise using 1D time-varying median filter (TVMF), so that interpreter could see more clearly of the reflector, fault, and structure. The research is done by using MATLAB as its main tools to analyze seismic signal and to make the 1D TVMF filtering programme. The expected result of this thesis is that the noise of seismic data is completely removed. We can conclude then, the 1D TVMF is very efective to remove noises in seismic data and strengthen the sturcture geology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29620
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"One of attempts to increasing water quality in white shrimp (Penaeus merguensis) cultivation by using exact water biota (macromedian) with recirculation system. The effective macro median composition as follows : sea grass (Choulerpa serulata), belanak fish (Mugil subvirindis),green oyster (Mytillus virindis)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoni Vanto
"Latar Belakang: Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi sekitar luka operasi dalam kurun waktu 30 hari pascabedah. SSI merupakan 23,6% dari total infeksi nosokomial pascabedah abdomen di RSCM tahun 2009 – 2011. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas dikarenakan SSI menyebabkan biaya penangganan SSI, sehingga pencegahan SSI akan mengurangi biaya pengobatan. Aquadest diketahui cairan yang efektif untuk irigasi luka, mudah didapatkan, murah dan aman untuk irigasi luka.
Tujuan: Mengetahui pencucian luka dengan aquadest dibanding perawatan luka Standar.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental terandomisasi tersamar tunggal, yang dilakukan di departemen bedah, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mei – Juni 2018. Subyek berjumlah 80 orang setelah laparatomi mediana, dibagi menjadi grup kontrol (n=40) yang menerima perawatan standar dengan tulle setiap 2 hari dan grup eksperimental (n=40) yang menerima pencucian luka dengan aquadest setiap hari, dimulai hari kedua pascabedah. Pada hari ketujuh, dilakukan kultur mikrobiologi yang diambil dari benang jahitan. Parameter yang dievaluasi adalah pertumbuhan kuman, tanda infeksi, dan biaya per subyek antara 2 grup untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas keduanya.
Hasil: Positif kultur mikrobiologi 57,5% (n=23) pada grup kontrol dan 55% (n=22) pada grup eksperimental. Tidak ada perbedaan bermakna antara kolonisasi kuman di grup kontrol dan grup eksperimental (p=0,820) maupun insiden SSI (p=1,00). Selisih biaya Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lebih rendah pada grup eksperimental (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) dibanding grup kontrol (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00))
Kesimpulan: Pencucian luka dengan aquadest lebih efisien dibandingkan perawatan luka dengan teknik standar.

Background: Surgical Site Infection (SSI) is infection at or around the incision site within 30 days postoperative. SSI accounts for 23.6% of total nosocomial infections after abdominal surgery in Cipto Mangunkusumo General Hospital during 2009 – 2011. The high morbidity and mortality due to SSI causes high cost burden for SSI management, hence prevention of SSI will reduced the cost of treatment. Aquadest has known as an effective substance for wound irrigation, easy to obtain, low-cost and safe for wound irrigation.
Aim: The study objective was to know the efficiency of aquadest wound irrigation compared to standard wound care.
Methods: This was a single-blinded randomized experimental study, conducted at the Department of Medical Surgery, Faculty of Medicine University of Indonesia, Cipto Mangunkusumo General Hospital during May-June 2018. Subjects were eighty patients after median laparotomy, randomized into control group (n=40) which received standard wound care with tulle every other day and experimental group (n=40) which received aquadest wound irrigation every day, started on the second post operation day. On the seventh day, microbiological culture taken from surgical suture materials. Parameters evaluated were the bacterial growth, signs of infection and cost per subject between two groups to know the efficiency and efficacy of both treatment.
Result: The positive microbiological culture were 57,5% (n=23) in control group and 55% (n=22) in experimental group. There was no significant difference of bacterial colonization in the control and experimental group (p = 0,820) neither in SSI incidence (p = 1,00). The cost difference was Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lower for subject in experimental group (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) compared with control group (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00)).
Conclusion: Surgical wound irrigation with aquadest was more efficient compared with standar surgical wound care.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>