Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gaines, William C
Jakarta: Institute Studi Arus Informasi, 2007
384.55 GAI it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prelia H.M
"Mulai akhir tahun 2001 hingga awal tahun 2002 ini jumlah stasiun televisi di Indonesia mengalami peningkatan, dari 6 buah (TV.RI, RCTI, SCTV, TPI, In.:iosiar dan ANTV) menjadi 11. Lima pemain baru dalam aunia pertelevisian di Indonesia adalah Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Tentu saja bertambahnya jumlah
stasiun televisi swasta yang sumbe pemaSukan utamanya adalah ik1an ini membawa masalah baru bagi dunia pettelevisian Indonesia, khususnya bagi masing-masing stasiun televisi itu sendiri. Apalagi mulai tahWl 2002 ini TVRI akan berganti status dari yayasan
menjadi perseroan, sehingga · orientaSmya pWl beralih ke bisnis. Hal ini akan mengakibatkan J!ersaingan antanne ia-televisi, baik dalam memperebutkan iklan maupun dalam memperebutkan audience, yang berarti masing-masing stasiun televisi ters ebut harus dapat menyajikan pro~-program yan berkualitas yang diminati penonton. sehingga
perusahaan-perusahaan pengiklan teytarik untuk memasang iklan produk peru.sahaannya pada saat program- rogram tersebut ditayangkan.
Oleh karena itu, komJ?etisi ant tasiun televisi swasta di Indonesia tahun ini merupakan suatu hal yang menarik untuk ditinjau, baik dari segi pendapatan melalui iklan, maupun dari program-program yang ditayangkrumya, khususnya program hiburan, karena
dengan bertarnbahnya "pemain baru" di .. dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semua stasiun televisi akan sibuk bersaing dalam ·menyajikan program-program yang berkualitas, UD:tuk sebanyak-banyaknya menarik perhatian pemirsa, yang pada gilirannya akan menarik minat perusahaan-perusahaan pengiklan untuk memasang iklannya di stasiun televisi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Niche Breadth dan Niche Overlap dari stasiun-stasiun televisi swasta yang berkedudukan di Jak;uta dalam menayangkan program-program acara hiburan dan dalam menayangkan ik1an-ikl~m pi'oduk.
Teori yang digunakan dalani penelitian mengenai tingkat kompetisi antara stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia ini adalah teori Niche, yang telah berulang kali digunakan untuk mengukm tingkat kompetisi antara industri-industri media massa. Dalam penelitian 1n1, pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Niche Breadth dan Niche Overlap masing-masing stasiun televisi swasta dalam menayangkan program-progran hiburan, program-program sinetron/film/sandiwara, serta iklan-iklan produk.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tec·ii Ekologi yang telah diterapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler (1984) untuk mengarr.ati tingkat kompetisi yang terjadi antarindustri media, dalam hal ini di.J1'1at dari segi type of content
dan capital.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Niche Breadth, baik dalam hal program acara hiburan maupun iklan produk, pada umumnya stasiun televisi swasta di Indone ;ia berpola Generalis atau Moderat dalam menayangkan program hiburan dan iklan produknya.
Artinya, walaupun mereka memiliki target audience, pada akhimya mereka memilih pola Generalis dalam menayangkan program ln'buran dan iklan produk, karena pada kenyataannya pola seperti itulah yang paling banyak mendatangkan keuntung;m. Hal ini terlihat dari keunggulan Indosiar dalam memperoleh jatah iklan dan audience karena
karakteristiknya yang berusaha melayani semua segmen khalayak, dan kecendemngan pada Metro TV, sebuah televisi swasta berformat berita, yang kini mulai ikut mE :nayangkan program sine~on/film/sandiwara, kuis, infotainment, variety show serta musik.
Dari basil perhitungan terhadap Niche Overlap antarstasiun televisi swasta, umumnya terlihat persaingan yang cukup ketat antarstasiun televisi swasta di Indonesia, baik dalam menayangkan program acara liiburan maupun dalam menayangkan iklan prod lk. Hal ini
disebabkan oleh jumlah stasiun televisi swasta dewasa ini yang tidak sesuai dengan pertumbuhan "kue iklan" perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, stasiun tele visi swasta baik yang sudah lebih dulu mengudara maupun yang baru, harus dapat met uuik minat
pemirsa sebanyak-banyaknya deng program-program yang menarik dan berkualitas, karena para pengiklan akan memasang ik:Jannya J?ada stasiun-stasiun tele isi y:mg banyak ditonton. ntuk itu para pengelola stasiun televi~ swasta harus mengetahui rr inat, selera
dan kebutuhan pemirsanya. Maka dibutuhkan target audience yang 'elas aga r programprogram acaranya dapat ditujukan pada lapisan masyarakat tertentu, sehingga memudahkan para pengelola stasiun televisi swasta dalam menentukan program-program acaranya. Para pengiklan pun akan ikut dimudahkan dengan 'target audience yang jelas tersebut, untuk
menentukan di stasiun mana mereka memasang iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tang, Yuankai
Beijing : Foreign Languages Press, 2008
SIN 791.430 951 TAN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Nugraha
"ABSTRAct
Untuk menambah pengetahuan pajak masyarakat dalam rangka meningkatkan kepatuhan pajak, pemerintah perlu melakukan sosialisasi pajak. Sosialisasi pajak dapat dilakukan melalui beberapa media, salah satunya media televisi. Media televisi adalah media massa yang masih menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan sosialisasi pajak lewat media televisi untuk menambah pengetahuan pajak masyarakat dalam rangka meningkatkan kepatuhan pajak. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan sosialisasi pajak lewat media televisi dan hambatan dalam pelaksanaannya dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Lewat studi literatur dan wawancara mendalam, diketahui bahwa berdasarkan proses pengadaannya, sosialisasi pajak melalui media televisi terbagi menjadi dua, berbayar dan tidak berbayar. Selain itu, ada dua bentuk sosialisasi pajak lewat media televisi, yaitu penayangan Iklan Layanan Masyarakat dan talkshow. Namun, pelaksanaan sosialisasi pajak lewat media televisi masih terbilang kurang karena adanya hambatan yang ditemui, yaitu masalah dana. Terbatasnya dana membuat pelaksanaan sosialisasi pajak lewat media televisi menjadi kurang optimal. Diperlukan kerjasama lebih lanjut antara pemerintah dan media televisi agar sosialisasi pajak lewat media televisi dapat lebih banyak dilakukan.

ABSTRACT
To increase public tax knowledge in order to improve tax compliance, the government needs to socialize taxes. Tax socialization can be done through several media, one of which is television. Television is a mass media that is still the main source of information for the community. Therefore, the government carried out the socialization of taxes through television to increase the public tax knowledge in order to improve tax compliance. This thesis aims to analyze the implementation of tax socialization through television and obstacles in its implementation by using qualitative approach. Through literature studies and in depth interviews, it is known that based on the procurement process, the socialization of taxes through television is divided into two, paid and not paid. In addition, there are two forms of tax dissemination through television, namely Public Service Ads and talk show. However, the implementation of tax dissemination through television is still somewhat less due to the obstacles encountered, namely the problem of funds. The limited funds make the implementation of tax socialization through television to be less than optimal. Further cooperation between the government and the television is required in order to socialize taxes through television can be done more."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mukti Ali
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemanfaatan media televisi dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di BNN. Meningkatnya pengguna baru narkotika mengindikasikan lemahnya upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika, termasuk di dalamnya upaya pencegahan yang dilakukan melalui media televisi. Pencegahan anti narkotika melalui televisi dinilai belum optimal karena dilakukan hanya beberapa saat dan tidak intensif sehingga tidak banyak mempengaruhi masyarakat untuk menjauhi narkotika. Ketidakoptimal- an ini terkait dengan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia yang terlibat dalam program pencegaahan melalui media televisi, serta biaya pembuatan dan penayangan program anti narkotika di televisi yang cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya strategis untuk program pencegahan penyalahgunaan narkotika melalui media televisi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data, observasi dan wawancara mendalam terhadap satu orang staf pelaksana teknis Sub Direktorat Media Elektronik Deputi Pencegahan BNN, satu orang produser acara pendidikan TVRI dan dua orang residen Program Rehabilitasi Narkotika BNN. Penulis menilai program pencegahan penyalahgunaan narkotika melalui media televisi ini masih belum optimal untuk dapat mendukung program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

ABSTRACT
This thesis discusses the use of television media in the prevention of drug abuse at BNN. Increased new drug users indicate poor drug abuse prevention efforts, including prevention efforts conducted through the medium of television. Prevention of anti-narcotics through television not considered optimal because it is done only a few times and not intensive so it does not much affect the public to stay away from narcotics. Nonoptimalization is associated with the infrastructure and human resources involved in the program prevention through television media, the cost production and the anti-narcotics program aired on television is quite large. Therefore it is necessary for strategic effort for drug abuse prevention programs through the medium of television. The approach taken in this research is descriptive qualitative data collection methods, observation and depth interview with one staff person technical implementation of Electronic Media Sub Directorate Deputy Prevention BNN, one educational event producer TVRI and two resident BNN Narcotics Rehabilitation Program. The authors assess the drug abuse prevention program through the medium of television is still not optimal in order to support the Prevention and Combating Drug Abuse and Illicit Narcotics (P4GN).
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Sue Suranta Billeam
"Konstruksi pemberitaan pada media televisi komersial dapat ditinjau antara lain dari kriminologi budaya yang salah satu teorinya resiprositas. Media sebagai agen kontrol masih ditemukan adanya pemberitaan yang melanggar aturan penyiaran dengan unsur kekerasan, sadisme dll. Sementara itu, latar belakang lembaga penyiaran program kriminalitas yang dikemas oleh jurnalis memiliki peran vital dalam penyajian berita berita kriminalitas. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Objek penelitian adalah berita kriminal khas pada empat stasiun televisi meliputi berita umum dan khusus kriminalitas. Teknik analisis data menggunakan framing dari Gamson & Modigliani (1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiprositas dalam pemberitaan kriminalitas dalam program isi siaran terjadi sesuai dengan target dan visi misi pemilik stasiun televisi yang harus dijalankan oleh jurnalis pemberitaannya. Meskipun tidak ada arahan tertentu namun jurnalis pemberitaan kriminal tetap melihat potensi pasar, dimana berita yang dapat menjaring pemirsanya secara luas dan banyak untuk keberlangsungan program pemberitaan kriminalitas di stasiun televisi.

News construction on commercial television media can be reviewed among others from cultural criminology and one of which is reciprocity theory. The media as control agents are still found to have news that’s violates broadcasting rules with elemen of violence, sadism, etc. Meanwhile the background of broadcasting institutions of crime programs packaged by journalists has a vital role in presenting crime news. This research approach is descriptive qualitative. The object of research is the typical crime news on four television stations covering general and specific crime news. The data analysis technique usd from Gamson and Modiglani (1989). The results of study indicate the reciprocity in reporting on crime in broadcast conten programs occours in acccordance with the target and vision and mission of the television station owner that must be carried out by reporting journalist. Although there is no specific direction criminal reporting journalist still see the market potential, where news can attract a wide and large audience for the sustainability of crime reporting programs on television stations."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Khairina Masta
"ABSTRACT
Tesis ini membahas hubungan ekonomi politik media yang ada di media
lokal sumatera barat,bagaimana perkembangan televisi lokal di Sumatera Barat
dari sisi spasialisasi, bagai mana bentuk lembaga medianya, regulasinya, modus
apa yang menyebabkan televisi lokal independen akhirnya memilih untuk menjadi
anggota jaringan televisi di pulau Jawa, bentuk intergrasi apa yang terjadi
horizontal atau vertikal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan paradigma kritis. Data yang di peroleh dengan cara depth
interview, analisa dokumen dan observasi lapangan. Metode analisa menekankan
pada dua sifat: holistik dan kontekstual. Holistik artinya memberikan gambaran
secara utuh dan menyeluruh tentang kasus yang diteliti sementara kontekstual
berusaha untuk mengaitkan dengan konstek sosial, ekonomi, dan politik yang ada
saat kasus itu terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari regulasi media Penyiaran di
Sumatera Barat mengalami ketimpangan, televisi televisi lokal yang ada tidak
mampu untuk bersaing dan pada akhirnya harus rela di akuisisi oleh televisi Swasta
Jakarta. UU Penyiaran no.32 tahun 2002 yang memiliki prinsip diversity of ownership
itu sendiri tidak mampu mencegah praktik konsentrasi tersebut karena adanya celah
penafsiran terutama pada pasal 18 ayat (1) tentang pembatasan pemusatan
kepemilikan dan pasal 34 ayat (4) tentang larangan pemindahtanganan izin penyiaran.
Motif ekonomi yang menjadi faktor utama lembaga penyiaran di Sumatera Barat
kemudian melakukan afiliasi berintegrasi dengan televisi lain.

ABSTRACT
This thesis explores the political economy of media relations that exist in the
western Sumatran local media, describing the development of local television in West
Sumatra .accoriding to spatialization theory, as where the form of media institutions,
regulations, what causes the mode of independent local television eventually choose to
become members of a television network in Java, what kind of integration that occurs
horizontally or vertically. This study is a descriptive qualitative research with a critical
paradigm. The data obtained by means of depth interviews, document analysis and field
observations. Methods of analysis focus on two properties: the holistic and contextual.
Holistic means to provide a complete and comprehensive overview of the cases studied
while contextual trying to associate with the social, economic, and political case when it
happened.
The results showed that the regulation of broadcasting media in West Sumatra
suffered inequality, the local television television that there are not able to compete and
ultimately be willing in the acquisition by a private television Jakarta. Broadcasting Act
no.32 of 2002 which has the principle of diversity of ownership itself is not able to
prevent the practice of concentration because of the gap, especially in the interpretation of
Article 18 paragraph (1) of the concentration of ownership restrictions and Article 34
paragraph (4) on the prohibition of transfer of broadcasting licenses. Economic motives
were a major factor in West Sumatra broadcasters then do integrate with other television
affiliate."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Olivia
"ABSTRAK
Etika jurnalistik menjadi salah satu hal vital yang harus diterapkan dalam membuat sebuah karya jurnalistik. Jurnalisme warga sebagai bentuk baru dalam dunia jurnalisme tidak lepas dari peraturan tersebut. Maraknya media televisi menggunakan jurnalisme warga didasari kesadaran bahwa bentuk jurnalistik baru ini dapat meningkatkan kemampuan media dalam hal kecepatan mendapatkan dan menyampaikan informasi pada masyarakat dengan menggunakan video amatir dari warga. Dengan demikian, jurnalisme warga memungkinkan terjadinya sinergi antara jurnalis profesional dengan jurnalis warga, di mana video karya jurnalis warga yang tidak memiliki latar belakang atau pemahaman di bidang jurnalistik, diseleksi dan dikelola oleh mereka yang bekerja di media. Hal ini sesuai dengan teori gatekeeping, di mana produser yang disebut sebagai gatekeeper melakukan seleksi dan pengelolaan video-video kiriman jurnalis warga sehingga video tersebut dapat ditayangkan di televisi dengan layak sesuai dengan kebijakan KPI, kebijakan media, dan Kode Etik Jurnalistik.

ABSTRACT
Journalistic ethics became one of the vital things that have to be applied for making a work of journalism. Citizen journalism as a new form of journalism is impossible to be separated from the regulation. The rise on television media using citizen journalism based on the awareness that this new form of journalism can improve the ability of the media in terms of the speed of getting and conveying information on the public using amateur video of the citizens. Therefore, citizen journalism allows the collaboration between professional journalists with citizen journalists, where video work of citizen journalists that don rsquo t have the background or understanding in the field of journalism, can be selected and managed by those who work in the media. This is consistent with the theory of gatekeeping, where producers who are referred to as a gatekeeper to conduct the selection and management of video submissions of citizen journalists, so that the video can be seen on television with a decent line of KPI policy, media policy, and the Code of Ethics of Journalism."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Fauzan
"Adanya akselerasi digital menyebabkan pengaruh positif dan negatif pada industri media televisi di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh terhadap penurunan jumlah audiens yang setia dengan perusahaan media televisi dan memilih beralih menggunakan media lain dalam bentuk platform internet. Kompleksitas pada proses adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital memerlukan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis faktor lingkungan perusahaan baik dari sisi internal maupun sisi eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif strategi agar perusahaan media televisi dapat beradaptasi dengan adanya perkembangan teknologi digital dan bersaing secara kompetitif. Dalam penelitian ini digunakan metode kombinasi dari SWOT, Fuzzy Analytic Hierarchy Process (F-AHP), dan TOPSIS. Metode SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan media televisi lalu dikelompokan kedalam empat kelompok faktor yang terdiri dari faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Kemudian faktor SWOT digunakan untuk Menyusun alternatif strategi adaptasi teknologi digital dengan matriks TOWS. Metode Fuzzy AHP digunakan untuk mendapatkan bobot faktor SWOT beserta subfaktornya dan Pendekatan TOPSIS digunakan untuk memperoleh nilai performa setiap alternatif strategi adaptasi teknologi digital perusahaan media televisi berdasarkan faktor SWOT yang telah terbobot. Dari penelitian ini, diperoleh strategi penggunaan media internet untuk promosi program dalam bentuk konten interaktif menjadi alternatiff strategi yang diprioritaskan untuk meningkatkan performa bisnis perusahaan di era akselerasi digital ini.

The existence of digital acceleration causes positive and negative effects on the television media industry in Indonesia. This will affect the decrease in the number of audiences who are loyal to television media companies and choose to switch to using other media in the form of internet platforms. The complexity of the adaptation process to the development of digital technology requires a systematic approach to analyze the company's environmental factors both internally and externally. Aim of this study is to design alternative strategies so that television media companies can adapt to the development of digital technology and compete competitively. This study included the SWOT, Fuzzy Analytic Hierarchy Process (F-AHP), and TOPSIS methodologies. The SWOT method is used to discover internal and external factors of television media companies and then grouped them into four groups of factors consisting of strengths, weaknesses, opportunities, and threats. Then the SWOT factor is used to develop alternative digital technology adaptation strategies with the TOWS matrix. the Fuzzy AHP method is utilized to determine the weight of the SWOT factor and its subfactors and The TOPSIS methodology is used to determine the performance value of each alternative digital technology adaption strategy of television media firms based on the weighted SWOT factor. From this research, the strategy of using internet media for program promotion in the form of interactive content becomes an alternative strategy that is prioritized to improve the company's business performance in this digital acceleration era."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>