Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avianaura Hanani
"Bakteri pendegradasi naftalena dapat diisolasi dari lumpur vulkanik yang kaya akan organik bahan seperti hidrokarbon aromatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi isolat bakteri yang mampu menurunkan naftalena dan mengkarakterisasi penggunaan isolat metode fenotipik dan molekuler. Isolasi isolat bakteri dilakukan dengan menggunakan a metode penyebaran setelah melalui teknik pengayaan di Bushnell-Haas (BH) sedang ditambah dengan bahan bakar diesel 1% (w / v). Bakteri isolat DRK 9.1 diperoleh dari sampel lumpur di Desa Renokenongo, Sidoarjo. Isolat ditanam di Bushnell- Haas medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan naphthalene 0,02% (b / v). Penambahan ekstrak ragi diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan hidrokarbon mendegradasi bakteri dan degradasi hidrokarbon. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan Metode Jumlah Lempeng Total dan degradasi naftalena ditentukan kuantitatif dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Hasilnya terungkap isolat DRK 9.1 mampu tumbuh dalam medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan 0,02% naftalena (b / v), dengan jumlah sel total meningkat setelah 24 jam dari 2,71 x 109 menjadi 5,61 x 1010 CFU / mL dan menurun setelah 96 jam menjadi 2,83 x1010 CFU / mL. Hasil analisis HPLC mengungkapkan bahwa isolat bakteri DRK 9.1 bisa menurunkan naphthalene hingga 70,42% setelah 24 inkubasi dan 99,59% setelah 96 jam inkubasi. Karakterisasi bakteri dilakukan dengan pengamatan fenotipik, uji biokimia, dan metode molekuler menggunakan gen 16S-rRNA. Hasil dari fenotipik dan karakterisasi biokimia menunjukkan bahwa isolat DRK 9.1 memiliki karakteristik dari bakteri yang menjadi anggota genus Pseudomonas. Isolat menunjukkan Kemiripan 99,64% dengan Pseudomonas aeruginosa JCM5962.

Naphthalene degrading bacteria can be isolated from volcanic mud that is rich in organic materials such as aromatic hydrocarbons. The purpose of this study was to isolate bacterial isolates capable of reducing naphthalene and characterize the use of phenotypic and molecular isolates. Isolation of bacterial isolates was carried out using the spread method after the enrichment technique in Bushnell-Haas (BH) was being added with 1% (w / v) diesel fuel. DRK 9.1 isolate bacteria were obtained from mud samples in Renokenongo Village, Sidoarjo. Isolates were grown in Bushnell-Haas medium with yeast extract 0.5% (w / v) and naphthalene 0.02% (w / v). The addition of yeast extract is needed to increase hydrocarbon growth degrade bacteria and degradation of hydrocarbons. Enumeration was carried out using the Quantity Plate Method and the degradation was determined quantitatively by High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
It was revealed that DRK 9.1 isolate was able to grow in the medium by requiring yeast extract 0.5% (w / v) and 0.02% naphthalene (w / v), with the total cell count increasing after 24 hours from 2.71 x 109 to 5 .61 x 1010 CFU / mL and decreases after 96 hours to 2.83 x1010 CFU / mL. The HPLC analysis results revealed 9.1 DRK bacterial isolates can reduce naphthalene to 70.42% after 24 incubations and 99.59% after 96 hours of incubation. Bacterial characterization was carried out by phenotypic experiments, biochemical tests, and molecular methods using the 16S-rRNA gene. The results of phenotypic and biochemical characterization showed that DRK 9.1 isolate had characteristics of bacteria that belong to the genus Pseudomonas. Isolates showed 99.64% Similarity with Pseudomonas aeruginosa JCM5962.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Purwaningdyah
"Telah dilakukan penelitian mengenai analisis logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisa kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda dan menganalisa perbandingan kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn yang terdapat pada materi organik dan anorganik spons di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni 2020 selama 3 hari. Metode yang digunakan yaitu metode jelajah bebas dengan mengambil sampel spons, air, dan sedimen dari 3 stasiun, dengan 3 ulangan untuk masing-masing sampel di setiap stasiun. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari ketiga stasiun, logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda yang paling tinggi terdapat di Stasiun 1, dimana logam berat yang paling banyak ditemukan pada spons Spheciospongia vagabunda adalah logam Zn dengan kisaran konsentrasi antara 113,59 ppm—311,41 ppm. Materi organik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, dan 87,22 ppm—144,82 ppm, sementara materi anorganik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, dan 26,36 ppm—166,59 ppm. Berdasarkan Uji Mann Whitney, kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda memiliki perbedaan yang nyata dimana materi organik pada spons Spheciospongia vagabunda memiliki kecenderungan dalam mengakumulasi logam berat lebih besar dibandingkan dengan materi anorganiknya.

Research about analysis of heavy metal Pb, Cd, and Zn on organic and inorganic materials of Spheciospongia vagabunda in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta has been conducted. The aim of this study was to analyze the heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in Spheciospongia vagabunda and to analyze the comparison of heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in organic and inorganic of the sponge in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta. Sample collection was conducted in June 2020 for 3 days. The method used was the exploration method by taking samples of sponge, water, and sediment from 3 stations, which 3 replicates of respective were taken from each station. Heavy metal analysis was performed using Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP MS). The results showed that of the three stations, heavy metals Pb, Cd, and Zn in the Spheciospongia vagabunda were the highest at Station 1, where the most heavy metal found in Spheciospongia vagabunda was Zn with a concentration range between 113,59 ppm—311,41 ppm. The organic material of Spheciospongia vagabunda was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, and 87,22 ppm—144,82 ppm, meanwhile the inorganic material was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, and 26,36 ppm—166,59 ppm. Based on the Mann Whitney test, the content of heavy metals Pb, Cd, and Zn in the organic and inorganic material of Spheciospongia vagabunda has a significant difference, where the organic material in Spheciospongia vagabunda has a tendency to accumulate heavy metals greater than the inorganic material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library