Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beverly Hills: Sage, 1983
R 302.2305 MAS IV
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hovland, Carl I.
Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 1949
302.22 HOV e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Baran, Stanley J.
Canada: Wadsworth and Cengage Learning, 2012
302.2 BAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elvinaro Ardianto
Bandung: Simbioka Rekatama Media, 2005
302.23 ELV k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin
Jakarta: Rajawali, 2013
302.2 NUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian, John
Boston : Pearson, 2011
302.23 VIV m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Turow, Joseph
"Uses convergence as a lens that puts students at the center of the profound changes in the 21st century media world. Through the convergence lens they learn to think critically about the role of media today and what these changes mean for their lives presently and in the future."
New York: Routledge, 2014
302.23 TUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Redi Panuju
Malang: Intrans Publishing, 2021
791.437 RED f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Mahriani
"Media massa merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia terutama pada masyarakat industri. Menurut Mc Quail salah satu fungsi media massa adalah memperluas visi orang dengan pengalaman- pengalaman. Dampak media massa dapat berpengaruh bagi kehidupan manusia bahkan dapat merubah budaya suatu masyarakat.
Televisi salah satu media massa yang bersifat audio visual sangat mudah mempengaruhi persepsi seseorang. Di Indonesia televisi sudah merupakan media yang dominan dalam menyebarkan gagasan dan informasi. Hal ini membuat kekhawatiran para ilmuan dan orang tua terhadap acara-acara yang disajikan terutama dalam tayangan adegan kekerasan. Penonton yang sering menonton adegan kekerasan lebih mudah terpengaruh oleh adegan yang ditontonnya terutama bila penontonnya adalah anak-anak, karena mereka mempunyai daya imitasi yang kuat.
Gerbner (1978) meneliti pengaruh adegan kekerasan dalam televisi terhadap persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan. Dengan konsep " mainstreaming" Gerbner menjelaskan pengaruh frekuensi menonton adegan kekerasan pada heavy viewer dan light viewer. Konsep utama yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori Kultivasi dari Gerbner.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek frekuensi menonton adegan kekerasan pada anak SD terhadap persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan. Yang menjadi populasi adalah murid SD di kotamadya Palembang dan sampelnya adalah murid SD Kelas VI. Pengambilan sampel dilakukan secara quota dan tehnik analisis menggunakan statistik.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) tidak ada pengaruh dari frekuensi menonton adegan kekerasan terhadap persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan pada anak SD. (2) Tidak ada pengaruh dari lokasi pada hubungan antara frekuensi menonton adegan kekerasan dengan persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan anak SD. (3) Tidak ada pengaruh dari nilai rata-rata terhadap hubungan antara frekuensi menonton adegan kekerasan dengan persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan anak SD (4) Tidak ada pengaruh dari pendidikan orang tua terhadap hubungan antara frekuensi menonton adegan kekerasan dengan persepsi tentang sikap dan perilaku kekerasan anak SD.
Teori Gerbner menyatakan bahwa, komunikasi massa berhubungan dengan kajian pembentukan persepsi realitas sosial. Bila televisi sering menyajikan adegan kekerasan, maka heavy viewer akan melihat dunia ini dipenuhi kekerasan. Sementara light viewer akan melihat dunia tidak sesuram seperti heavy viewer. Implikasi penelitian ini secara teoritis adalah temuan yang berbeda dengan teori kultivasi Gerbner. Perbedaan tersebut jelas terlihat dari segi budaya, nilai dan kepercayaan yang dimiliki responden di kotamadya Palembang. Perbedaan tersebut sesungguhnya memperkaya konsep teori Cultivasi. Secara metodologis, ukuran-ukuran yang digunakan harus lebih disempurnakan lagi untuk mencapai hasil yang maksimal. Secara praktis bahwa hash penelitian ini dapat digunakan untuk membuat kebijakan oleh para orang tua, pengelola media massa dan pemerintah terutama dalam mengantisipasi efek negatif yang ditimbulkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rifai
"Kejahatan merupakan masalah yang selalu ada dan melekat pada setiap bentuk masyarakat. Kejahatan pembunuhan misalnya, telah ada dan dimulai sejak anak-anak Nabi Adam. Demikian pula bentuk-bentuk kejahatan lainnya seperti penganiayaan, pemerkosaan, perampokan, dan sebagainya merupakan masalah setiap masyarakat, baik masyarakat yang menganut sistem liberalis maupun sosialis, yang dilakukan oleh penjahat-penjahat perorangan atau terorganisasi dengan motifnya masing-masing.
Penanggulangan kejahatan dengan menggunakan (hukum) pidana, juga merupakan cara yang paling tua, serta peradaban manusia itu sendiri. Gene Kesebaum menyebutnya sebagai ?order philosophy of crime control? dan sanksi pidana yang diterapkan berupa pembalasan, dikatakan H.L, Packer merupakan "peninggalan dari kebiadaban kita masa lalu"a vastige of our savagee past), serta Smith dan Hogan menyebutnya "a relic of barbarism?.
Timbulnya kritik-kritik seperti itu karena hukum pidana dalam kenyataannya tidak dapat menanggulangi kejahatan, tidak dapat menjadi "senjata pamungkas" yang ampuh dan terakhir ( ultimum remedium) dalam memberantas kejahatan, sehingga kejahatan dalam kenyataannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan itu tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi juga pada kualitasnya, seperti penggunaan teknologi canggih, perusakan pola modus operandi yang melahirkan kejahatan ?White collar", misalnya kejahatan korporasi, kejahatan komputer, pemalsuan pajak, pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, penipuan konsumen dan sebagainya, dengan korban yang tidak berorientasi kepada individu, tetapi masyarakat luas dan bahkan negara.
Melihat sangat besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat adanya kejahatan dan terdapatnya masalah dalam penanggulangan kejahatan melalui penegakkan hukum pidana, maka munculah kampanye anti pidana dengan slogannya yang terkenal "the struggle against punishment" atau "abolition of punishment". Bahkan F. Gramatica, seorang tokoh ekstrim dari kelompok anti pidana menyatakan "hukum perlindungan sosial harus menggantikan hukum pidana yang ada sekarang." "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>