Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fintri Hapsari
"ABSTRAK
Fokus tesis ini adalah analisis berdasarkan Best Practices dan Empiris mengenai penetapan pasar bersangkutan dalam Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 09/KPPU-L/2009 tentang Akuisisi Alfa Retailindo oleh Carrefour. Analisis best paractices dilakukan dengan cara membandingkan sistematika penetapan pasar bersangkutan yang ditetapkan oleh Majelis Komisi dalam Putusan tersebut dengan teori pasar bersangkutan, pedoman tentang Pasar Bersangkutan dari otoritas pengawas persaingan usaha di negara lain dan praktik terbaik dalam menetapkan pasar bersangkutan sektor ritel di negara lain.Selain analisis best practices, penelitian ini juga menggunakan analisis empiris melalui survey konsumen untuk mengumpulkan informasi terkini mengenai pasar bersangkutan di sektor ritel berdasarkan preferensi konsumen. Hasil penelitian menyatakan bahwa metode penetapan pasar bersangkutan dalam Putusan tersebut secara garis besar telah mengikuti kelaziman proses identifikasi pasar bersangkutan dalam kerangka teoritis dan guideline, serta hasil praktik terbaik negara lain. Disarankan agar analisis pasar bersangkutan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyse the relevant market which defined in Commission on Supervision of Business Competition rsquo s Decision No. 09 KPPU L 2009 about Acquisition to Alfa Retailindo by Carrefour based on best practices. Best practices analysis by comparing the methodology used on relevant market delineation in the Decision with the perspective of economics theory, guidelines of relevant market from competition authorities other countries and best practices in determining the relevant market retail sector in other countries. This research also using empirical analysis for gathering information present about relevant market on the retail sector based on consumer preferences through surveys. The result shows that relevant market rsquo s delineation process is mainly has followed the prevalence of theidentification process either from theory nor guidelines perspectives. It is suggested to make some improvement on the process by using quantitative and qualitative scientific method."
2016
T47165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Kurnia Susanto
"ABSTRAK
The research examines the intensity of market competition and budget emphasis on the relationship between budgetary participation and slack. Forty four managers from hotel industry in Jakarta had participated in the research. The collecting data employed used a questionnaire survey via electronic-mail. Data were analyzed using a two-way analysis of variance. The results showed that the relationship between budgetary participation and slack were dependent on the intensity of market competition and budget emphasis. Under low levels of the intensity of market competition, budgetary participation had a positive effect on budgetary slack, but under high levels it had a negative effect. The higher budget emphasis, the more
positive was the relationship between budgetary participation and slack."
[Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti;Fakultas Ekonomi UI;Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aksamil Khair
"Produk alas kaki merupakan salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia. Industri alas kaki terbukti memasukan devisa yang cukup besar kepada negara, di samping itu industri alas kaki juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar (tahun 1998 lebih dari 380 ribu). Dalam beberapa tahun terakhir nilai ekspor alas kaki Indonesia mengalami penurunan, penurunan tersebut semakin tajam pada saat Indonesia dilanda krisis.
Salah satu penyebab merosotnya nilai ekspor produk alas kaki disebabkan karena semakin ketatnya persaingan di sektor ini, serta tingginya tingkat ketergantungan terhadap bahan baku dan bahan pendukung impor (70%).
Daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar AS semakin menurun, akan tetapi pada saat yang bersamaan daya saing produk yang berasal dari negara pesaing semakin menguat, ini ditandai dengan nilai ekspor Indonesia menurun sedangkan nilai ekspor negara pesaing justru sebaliknya.
Agar kondisi ini (semakin melemahnya daya saing) tidak terns berlanjut, maka diperlukan suatu strategi dalam rangka meningkatkan keunggulan daya saing produk alas kaki tersebut khususnya untuk pasar AS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi kekuatan daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar AS dan mencari solusi alternatif strategi yang akan diterapkan dalam upaya peningkatan daya saing. Keterkaitan antara kebijakan pemerintah, pelaku industri, organisasi non pemerintah, asosiasi dan sektor swasta lainnya adalah hal yang juga menjadi perhatian.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA), ternyata bahwa kekutan daya saing produk alas kaki Indonesia semakin melemah, ini ditandai dengan nilai RCA yang semakin menurun.
Untuk menentukan alternatif strategi, digunakan teknik proses hirarki analitik yaitu permodelan dengan menggunakan skala prioritas. Dengan mengunakan metode ini diperoleh bahwa Faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing produk alas kaki Indonesia adalah : Kondisi Faktor; Kondisi Permintaan; Industri terkait dan Pendukung; Strategi, Struktur dan Persaingan; Kebijakan Pemerintah; Kesempatan/Peluang.
Pelaku yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing adalah pemerintah, industri, industri pemasok, asosiasi, lembaga keuangan (perbankan), lembaga standar Amerika Serikat dan negara pesaing.
Terdapat tiga alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing, prioritas pertama adalah penguasaan teknologi, alternatif ini dua kali lebih penting dari pada alternatif yang lain, yaitu penciptaan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan pemakaian bahan baku dalam negeri.
Dewasa ini penguasaan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan karena produk yang dihasilkan dengan teknologi akan lebih mampu bersaing.
Semua ini sangat bergantung pada komitmen dari semua pihak baik pemerintah, dunia industri dan pihak terkait lainnya untuk menyadari sepenuhnya, bahwa agar daya saing produk alas kaki tidak terus melemah, harus dicarikan alternatif strategi untuk dapat mengatasinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Vivianto
"ABSTRAK
Industri kayu lapis merupakan primadonanya produk kehutanan dalam perolehan devisa negara dan merupakan komoditi penyumbang ekspor terbesar dari ekspor pengolahan kayu Indonesia. Tetapi peranan industri tersebut dari tahun ke tahun mengalami penurunan terbukti di tengah badai krisis nasional akhir-akhir ini, industri kayu lapis yang merupakan resource based industry tidak mampu berjaya di tengah badai moneter yang menekan kuat nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Industri ini semakin sulit berkembang, devisa ekspor kayu lapis terus merosot. Begitu juga dengan nilai ekspornya yakni sejak tahun 1993 sebesar US $ 4,22 milyar menurun menjadi US $2,07 milyar di tahun 1998.
Merosotnya ekspor kayu lapis ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain semakin ketatnya persaingan industri kayu lapis dunia, munculnya pesaing-pesaing baru yang selama ini merupakan pasar ekspor bagi produk kayu lapis Indonesia, fenomena ini disebabkan karena dibukanya ekspor kayu log ke negara tersebut. Penurunan nilai tukar mata uang domestik di sejumlah negara Asia Timur, juga mengakibatkan berkurangnya kegiatan di sektor konstruksi yang menjadi penyerap utama produk kayu lapis. Oleh karena untuk meningkatkan atau mempertahankan pangsa pasar kayu di pasar global, diperlukan strategi yang handal untuk mempertahankan daya saing komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam membuat strategi peningkatan daya saing kayu lapis, sedangkan alternatif strateginya direncanakan untuk mendapatkan perolehan devisa, keterkaitan pihak pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha industri kayu lapis.
Penentuan strategi dirancang dengan menggunakan dua pendekatan analisis sistem yaitu, RCA dan ISP untuk mengetahui posisi komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global dan kedua memakai Teknik proses hirarki analitik digunakan untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan mengetahui alternatif strategi peningkatan daya saing kayu lapis yang sebelumnya melakukan identifikasi faktor-faktor penting yang meliputi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Dalam proses hirarki analitik faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sesuai urutan prioritasnya adalah kondisi faktor (kemampuan SDA, permodalan, Jaringan distribusi, sumber daya IPTEK, sarana dan prasarana), kondisi permintaan (permintaan ekspor, pangsa pasar dunia, pangsa pasar dalam negeri, permintaan dalam negeri), industri terkait dan pendukung (kekuatan pemasok bahan baku, kekuatan pemasok bahan penolong), strategi, struktur dan persainga (persaingan industri, struktur industri, informasi pasar, promosi ekspor dan kualitas produk), kesempatan dan peluang (era perdagangan babas, blok perdagangan, kurs mata uang).
Sedangkan aktor yang berperan menurut urutan prioritasnya adalah pemerintah, lembaga keuangan/perbankan, industri, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing. Dengan tujuannya peningkatan daya saing, perolehan devisa, pertumbuhan dan perluasan pasar dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Untuk afternatif strateginya yang merupakan pokok dan acuan untuk meningkatkan daya saing kayu lapis Indonesia di pasar global menurut urutan prioritasnya adalah penciptaan iklim yang kondusif, peningkatan stabilitas bahan baku dalam negeri dan yang terakhir peningkatan penguasaan teknologi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Gustari Utomo
"There are hard-business challenges identified would be faces by PT. Net wave Multi Media, today and tomorrow which entering global era market, because business technology depend on enhanced technology. They would be implementing new concept or advanced technology in their business.
In other hand hard competition in business technology and durability of a telecommunication system seem shorter. It is push the operators and contractors (telecommunication infrastructure builder) have to calculate how long their system would be survived; it must be cleared and sharp.
Method of research scenario can be use to propose long-term policies including propose effort to know development possibilities of PT. Net wave Multi Media in the future, especially in the telecommunication infrastructure. This method of research scenario is qualitative as intuitive-logic method. Wilson (1998: 81-108), is decision focus determination, to identify decision-key factor, identify and explore external-key factor, to build scenario logic, to select and elaborate scenario also to interpretation scenario.
Research conclusion, there are four scenario possibilities to develop PT. Netwave Multi Media in the future logically.
Scenario A - NETWAVE SUCCESS, it would e reach if telecommunication infrastructure business clime in the ASPAK region open wider and Indonesia macro situation is stable. Company re-structurization process is running well.
Scenario B - NETWAVE NORMAL GROWTH would be happen if ASPAK region condition still in regulates and Indonesia condition is stable. Restructure company process running well and revitalization possibilities can be held.
Scenario C - NETWAVE NOT GOFNG ANYWHERE, it would be happen if telecommunication infrastructure opens wider but Indonesian situation in a fragile (uncertainly). Company re-structure process is not running and government or PT TELKOM as share holder majority.
Finally, scenario D - NETWARE BURRIED, it would be happen if telecommunication infrastructure in Aspak in regulation with Indonesia condition unstable, company re-structure is not running well and government or PT. TELKOM as share holder majority.
From 4 (four) scenarios above, that scenario A - NETWAVE SUCCESS is scenario that would be most possible to be happen to company in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Satriya
"Perkembangan batik di Indonesia secara umum dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya pengusaha batik yang bermunculan. PT X adalah salah satu pelaku dalam industri batik, lewat merek "IT Private Collection".
Menyadari semakin ketatnya persaingan pasar maka perusahaan merasa perlu untuk mengembangkan jumlah basis konsumen agar dapat mengatasi persaingan pasar. Oleh karena itu perusahaan perlu membenahi diri agar dapat mengembangkan jumlah basis konsumen. Ketika perusahaan akan membenahi diri timbul beberapa permasalahan. Pertama, perusahaan ingin mencari gambaran profit konsumen saat ini untuk melihat peluang pasar. Kedua, mampukah brand identity diberdayakan untuk mengembangkan basis konsumen. Ketiga, jika brand identity terbukti mampu, maka elemen brand identity manakah yang akan dikembangkan oleh perusahaan.
Untuk menjawab permasalahan diatas maka penelitian akan dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama adalah dengan memahami profil konsumen saat ini, kedua adalah dengan menguji sejauh mana pengaruh brand identity dapat mendorong terjadinya brand purchase intention. Pada penelitian ini masing-masing elemen brand identity akan diuji secara individu dan bersamaan terhadap brand purchase intention.
Berdasarkan penelitian pada profil konsumen ditemukan hasil sebagai berikut, prosentase segmen wanita sebagai konsumen batik "IT Private Collection" adalah sama dengan segmen pria. Kemudian terdapat rentang usia yang cukup lebar yakni dari umur 26- 55 tahun dan tingkat pendidikan yakni dari diploma hingga S2. Dengan demikian tidak mengherankan jika status pekerjaan didominiasi oleh karyawan dan pengusaha.
Lebih lanjut, basil penelitian menunjukkan bahwa keempat element brand identity secara individu dan bersama-sama memiliki pengaruh terhadap pembentukan brand purchase intention. Dari keempat elemen brand identity, brand as organization memberikan pengaruh paling besar terhadap brand purchase intention.
Selanjutnya brand as product mampu memberikan pengaruh besar berikutnya terhadap brand purchase intention.
Dan hasil penelitian ditemukan bahwa adanya peluang pada segmen wanita dan usia muda serta customer live time value. Upaya perusahaan untuk mengembangkan jumlah basis konsumen melalui pengembangan brand identity dapat dilakukan dengan pengembangan brand as organization sebagai prioritas utama.
Untuk memanfaatkan hasil penelitian ini maka perusahaan perlu mengembangkan bauran pemasaran lebih terarah melalui elemen produk dan promosi. Pengembangan bauran pemasaran dibagi menjadi tiga tahap untuk tiga sasaran yang berbeda. Tahap pertama adalah tahap eksekusi dimana bauran pemasaran dilakukan untuk memanfaatkan temuan hasil profil konsumen. Tahap kedua adalah tahap persiapan dimana bauran pemasaran dilakukan oleh perusahaan untuk mempersiapkan aspek internal dengan prioritas utama menguatkan unsur brand as organization. Tahap ketiga adalah tahap merencanakan bauran pemasaran diperlukan untuk mengkomunikasikan personalitas merek "IT Private Collection".

Batik industry in Indonesia has a significant growth at the moment. Many of batik entrepreneur rise in this industry. PT "X" is one of them who produces batik with the brand "IT Private Collection".
PT "X" realize that market competition in the batik industry become more difficult therefore PT "X" should enlarge its customer based to overcome the competition. This needs PT "X" to prepare its resources. While PT "X" will do preparation, some problem are occurred. First, PT "X" would seek the business opportunity from the profile of existed customer. Second, would the brand identity be capable to enlarge its customer based and the last, if the brand identity would be capable to enlarge the customer based, which of element of brand identity need to be expanded.
The research will be conducted through 2 approaches in order to solve those problems. First, the research will discover the customer profile thus PT "X" can get the picture of its customer. Second, element of brand identity will be tested to brand purchase intention. The test objective is to find of which element produces the greatest influence to create brand purchase intention.
The result found that the percentage of female who use the batik "IT Private Collection" is the same as male. Furthermore, the age respondent is from 26-55 years old with the education background is from Diploma until Master (S2). This causes that occupation status is dominated by employee and entrepreneur.
Other result states that brand identity gives influence to create brand purchase intention. Brand as organization is one of four brand identity element which has the greatest influence to create brand purchase intention. The next brand identity element which gives influence significantly to create brand purchase intention is brand as product. In addition, brand as personality also gives influence to create it.
There are some business opportunities that can be exploited by PT "X". There are opportunities to obtain female and young age segment and utilize the customer live time value. Moreover expanding brand identity, with brand as organization become highly priority, can be applied to enlarge customer based.
Marketing mix positively need to be done to take advantage of the business opportunities. Marketing mix via product and promotion should get along with the business opportunities. Implementation of marketing mix is divided into 3 stages with 3 different targets. First stage is execution where marketing mix needs to be done immediately to optimize the result based on customer profile. Second stage is preparation where marketing mix needs to be done to prepare the company resource. The last stage is planning where marketing mix will be conducted to communicate the brand personality of "IT Private Collection"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Beatrice Tenda
"ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis efek dari arus kas bebas, modal utang, persaingan pasar terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Return on Assets ROA . Menggunakan model-model yang diadaptasi dari Fosu 2013 dan Wang 2010 , terdapat dua pengukuran untuk kompetisi yang digunakan: Herfindahl-Hirschman Index HHI dan Boone Indicator BI untuk pendekatan struktural dan non-struktural. Tesis ini menggunakan data panel yang terdiri dari 2.496 observasi yang berada dalam delapan sektor Global Industry Classification Standard GICS selama periode 2003-2013. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa BI lebih tepat digunakan daripada HHI untuk mengukur kompetisi pada sektor-sektor Indonesia.Perusahaan di Indonesia sebagian besar memiliki tingkat Free Cash Flow FCF rendah dan ukuran perusahaan yang kecil sehingga mengurangi kecenderungan terjadinya agency problems.Utang didapati tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA .Selain itu, kehadiran kompetisi di Indonesia menjadikan perusahaan dengan peluang pertumbuhan namun penggunaan utang hanya menurunkan kinerja perusahaan dari adanya gabungan tekanan untuk membayar bunga dan tekanan kompetisi.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to investigate the effect offree cash flow,leverage, product market competition on firm performance measured by Return on Assets ROA .Using models adapted from Fosu 2013 and Wang 2010 ,two measurements for product market competition are used Herfindahl Hirschman Index HHI and Boone Indicator BI for structural and non structural approach. The thesis usespanel data consisting of 2,496 firm year observationsfrom eight Global Industry Classification Standard GICS sectors over the period 2003 2013. The result proved that BI is more appropriate than HHI for competition measure in Indonesian sectors. Firms in Indonesia mostly have low level of Free Cash Flow FCF and size which diminish the propensity of agency problems. Leverage was insignificant to firm performance ROA . Further, the presence of competition in Indonesia renders firms with growth opportunities however use of leverage leads to decrease in firm performance from combined pressures of interest payments and competition."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad 'Ammar Haikal
"Studi ini membahas bagaimana para pekerja muda dapat bersaing di dalam pasar tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Namun terdapat permasalahan yang dialami oleh para pekerja muda ketika mulai memasuki pasar tenaga kerja, yaitu terdapat ketidaksetaraan akses yang mengancam mereka kepada menjadi pengangguran. Adanya ketidaksetaraan ini yang menyebabkan mereka tidak dapat bersaing secara optimal di dalam pasar tenaga kerja. Salah satu upaya yang dapat mereka lakukan adalah dengan membangun modal sosial. Dimana dengan membangun modal sosial dapat membantu pekerja muda untuk bersaing dalam pasar tenaga kerja. Terlebih lagi di era digital seperti sekarang terdapat platform sosial media seperti Linkedin yang dapat memungkinkan mereka untuk mebangun modal sosial secara digital. Dalam modal sosial digital ini terdapat aktan yang merupakan aktor manusia dan non-manusia yang menjadi salah satu aspek penting di dalamnya. Maka dari itu studi ini memiliki argumen bahwa untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh pekerja muda di dalam persaingan pasar tenaga kerja, mereka memerlukan modal sosial digital. Hasil temuan menunjukan bahwa modal sosial digital membantu para pekerja muda dalam menguatkan posisi mereka di dalam pasar tenaga kerja. Adanya peran manusia dan non-manusia di dalam platform Linkedin membantu mereka untuk mengakses berbagai sumber daya. Studi ini menggunakan metode kualitatif dimana akan menggali lebih dalam bagaimana proses para pekerja muda berinteraksi di dalam suatu jaringan di platform Linkedin untuk membentuk modal sosial yang nantinya dapat menguatkan posisi mereka di dalam pasar tenaga kerja. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap pekerja muda yang dengan rentang umur 20-24 tahun.

This study discusses how young workers can compete in the labor market for jobs. However, there are problems experienced by young workers when they enter the labor market, namely inequality of access that threatens them to become unemployed. This inequality causes them to not be able to compete optimally in the labor market. One of the efforts they can make is to build social capital. Building social capital can help young workers to compete in the labor market. Moreover, in the digital era like now there are social media platforms such as Linkedin that can allow them to build social capital digitally. In this digital social capital, there are actants which are human and non-human actors who are one of the important aspects in it. Therefore, this study argues that to overcome the obstacles faced by young workers in the competitive labor market, they need digital social capital. The findings show that digital social capital helps young workers strengthen their position in the labor market. The existence of human and non-human roles in the Linkedin platform helps them to access various resources. This study uses a qualitative method where it will dig deeper into how the process of young workers interacting in a network on the Linkedin platform to form social capital that can later strengthen their position in the labor market. The data collection process will be conducted using in-depth interviews with young workers aged 20-24 years old."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujitno Affandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan strategi bersaing PT Makindo Tbk dalam industri Pasar Modal. Menurut Michael E. Porter, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan strategi bersaing suatu perusahaan dalam industri tertentu tergantung pada 5 kekuatan persaingan, yaitu : (1) ancaman kekuatan pendatang baru, (2) ancaman kekuatan tawar menawar pemasok, (3) ancaman kekuatan tawar menawar pembeli, (4) intensitas persaingan antara para pesaing, dan (5) ancaman kekuatan produk pengganti.
Dalam menghadapi kelima ancaman kekuatan persaingan tersebut, Porter menawarkan alternatif penggunaan strategi bersaing generik yang terdiri atas 3 elernen yaitu (a) keunggulan biaya, (b) diferensiasi, dan (c) fokus Berta strategi bersaing lainnya, diantaranya adalah meningkatkan pelayanan, meningkatkan mutu produk/jasa, memperluas jaringan atau cabang, meningkatkan reputasi dan meningkatkan permodalan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 187 orang dari PT Makindo Tbk. Responden yang diambil sebagai sample sebanyak 100 orang dan ditentukan secara purposive masing-masing untuk direksi 7 orang, manajer menengah 11 orang dan staf profesional 82 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan strategi bersaing PT Makindo Tbk dipengarhi oleh ancaman kekuatan pendatang bare (kuat), ancaman kekuatan tawar menawar pemasok (sangat kuat), ancaman kekuatan tawar menawar pembeli (kuat), intensitas persaingan antara perusahaan efek (kuat), dan ancaman kekuatan produk pengganti (kuat).
Berdasarkan kondisi tingkat ancaman kelima kekuatan tersebut, prioritas pengembangan strategi bersaing (generik dan lainnya) yang dilakukan secara berurutan adalah perluasan jaringan atau cabang dan peningkatan mutu pelayanan (skor rata-rata 16,13%), peningkatan reputasi dan fokus (skor rata-rata 15,15%) dan keunggulan biaya (skor rata-rata 14,6%).16,13%), peningkatan reputasi dan fokus (skor rata-rata 15,15%) dan keunggulan biaya (skor rata-rata 14,6%).
Berdasarkan analisis rangkai atau jaring nilai (value chain), diketahui bahwa sumber-sumber keuggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) yang dimiliki oleh PT Makindo Tbk yang dapat meningkatkan nilai dan menciptakan cash generating income adalah kurva belajar (pengalaman), tim analisis keuangan yang handal, jaringan atau cabang yang luas, dan reputasi perusahaan.
Disarankan agar pengalaman perusahaan, luasnya jaringan, hubungan antara eksekutif puncak dengan beberapa find manager luar negeri yang sifatnya interpersonal, dan reputasi perusahaan yang selama beberapa tahun menjadi salah satu kunci sukses (key succes factor) dan keunggulan perusahaan tetap dijaga dan ditingkatkan. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>