Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joice Sandra Antonio
"Bagi manusia bentuk komunikasi yang paling nyata adalah berbicara. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang di maksud dengan bahasa disini adalah bahasa baik lisan maupun tulisan. Ternyata didalam berkomunikasi (kebutuhan dan tugas) tersapa bukanlah sekedar menyampaikan informasi. tetapi tersapa juga memerlukan sopan-santun dalam berbahasa yaitu dengan jalan menjaga atau memelihara hubungan sosial antara dirinya dengan penyapa. Adapun teori-teori yang berkenaan dengan topik di atas yaitu perinsip kerja sama menurut Leech, Prinsip Sopan-santun oleh Brown, dan Levison, Teori kepan tasan Brown dan Gilman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qalbin Salim Satyadarma
"Herbert Paul Grice (1913 – 1988) adalah seorang filsuf bidang bahasa asal Inggris yang mengemukakan teori prinsip kerjasama (cooperative principle) yang bertujuan untuk mengatur jalannya percakapan. Dengan teorinya, Grice menetapkan 4 aturan yang disebut empat maksim Grice (The Four Gricean Maxims). Dengan menggunakan teori Grice sebagai landasan penelitian, penulis melakukan sebuah penelitian pada anime “Tekken: Bloodline” (??????????), sebuah karya adaptasi dari permainan video berjudul “Tekken 3” (??3). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana pemenuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kerjasama Grice diimplementasikan ke dalam plot anime tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dan dibantu dengan teknik simak catat untuk mengumpulkan data. Penulis menyimpulkan bahwa prinsip kerjasama terimplementasi dalam pengembangan alur cerita anime Tekken: Bloodline”, dengan ditemukannya pemenuhan maksim, pelanggaran yang menyesatkan (violating) dan pelanggaran yang tidak menyesatkan (flouting) yang terkandung pada tuturan tokoh-tokoh dalam anime dan berimplikasi pada keberlangsungan cerita. Maksim yang paling berkontribusi dalam jalannya plot adalah maksim kualitas, maksim kuantitas, dan maksim relasi. Di luar maksim, terdapat juga peran implikatur percakapan yang membantu menyampaikan pesan ke tokoh utama secara tersirat.

Herbert Paul Grice (1913 – 1988) is an english philosopher who excels in the area of linguistics. He proposed the theory widely known as “Cooperative Principle (CP)” with a purpose of making sure that conversation between individuals is done orderly. With the aforementioned theory, Grice established the “Four Gricean Maxims”. Using the Cooperative Principle as the base theory, this paper is a research conducted on the anime “Tekken: Bloodline” (??????????), a 6-episode Original Net Anime (ONA) adaptation of a fighting game “Tekken 3” (??3). This study aims to find out how Grice’s Cooperative Principle implemented in the aforementioned anime. Datas are gathered by taking notes of certain utterances from certain episodes. This paper summarizes that Grice’s Cooperative Principle (CP) is indeed implemented in the dialogues of the anime, and the flouts and violations of the maxims found in the utterances contributed in extending the storyline in some way. In addition to the maxims, speech implicatures also played quite significant role in exposing the mystery element of the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Miftah Fariz Firdaus
"ABSTRAK
Bahasa tidak selalu tentang yang tertulis, namun juga di dalam pembicaraan. Komunikasi secara lisan antara manusia dengan manusia lainnya tidak terlepas dari pengartian makna yang terikat dengan kontekstual atau yang disebut dengan pragmatik. Di dalamnya terdapat prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan. Menurut Leech, prinsip kesantunan dijabarkan ke dalam beberapa maksim, seperti maksim kebijaksanaan tact maxim , maksim kemurahan generosity maxim , maksim penerimaan approbation maxim , maksim kerendahhatian modesty maxim , maksim kecocokan agreement maxim , dan maksim kesimpatian sympathy maxim . Prinsip ini berhubungan dengan penutur dan lawan tutur, serta maksim-maksim tersebut ada, supaya pengungkapan keyakinannya secara tidak sopan atau tidak santun dapat dihindari. Dalam dialog-dialog di dalam kedua cerita pendek tersebut ?????? ?????/Staryj Povar Dan ????/Sneg Karya Konstantin Paustovskiy ditemukan kesantunan antara penutur dan lawan tutur, serta ditemukan salah satu penyimpangan maksim berdasarkan prinsip kesantunan Leech.

ABSTRACT
Language is not always about the written, but also in the conversation. Oral communication between humans and other human beings is inseparable from the meaning of contextual or so called pragmatic meaning. In it is the principle of cooperation and the principle of politeness. According to Leech, the principle of politeness is translated into several maxims, such as tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. This principle relates to speakers and opponents of speech, as well as the maxims present, in order to render their beliefs improperly or politely avoided. In the dialogues in both short stories Konstantin Paustovky rsquo s Staryj Povar and Sneg found compassion between the speaker and the opponent of speech and found one of the maxim deviations based on Leech 39 s politeness principle."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Lisya Bazlina
"ABSTRAK
Kejanggalan seringkali dimanfaatkan dalam humor karena kejanggalan merupakan inti dari humor. Penelitian dengan metode kualitatif ini menganalisis kejanggalan dalam teks humor berbahasa Belanda dari situs Titus & Fien. Kejanggalan yang diteliti merupakan kejanggalan yang disebabkan oleh pelanggaran maksim prinsip kerja sama dan pertuturan. Dalam penelitian ini telah ditemukan bahwa pembangun unsur humor yang paling dominan adalah pelanggaran maksim relevansi dan kesalahpahaman terhadap pertuturan ilokusioner yang dapat menghasilkan pertuturan perlokusioner yang tidak relevan, sehingga membuat teks menjadi lucu. Selain itu, telah ditemukan pembangun unsur humor lain, yaitu kesalahan penalaran dalam teks humor Titus & Fien.

ABSTRACT
Ineptness is often used in humor because it is the essence of humor. This research with qualitative method analyzed ineptness in Dutch humor texts from Titus & Fiens site. The ineptness was caused by violations of maxims of cooperative principle and speech act. In this research it has been found that the most dominant element that build humor in the text is the violation of maxim of relevance and misunderstanding of ilocutionary speech act which resulted in irrelevant perlocutionary speech act, which made the text funny. In addition, another element has been found, namely errors of reasoning in Titus & Fiens humor text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Yanto
"ABSTRAK
Skripsi ini berusaha membuktikan keberadaan suatu aliran sastra dalam sebuah novel, yaitu aliran sastra realisme sosialis. Dimulai dengan sejarah dan ciri-ciri aliran realisme sosialis dalam kesusastraan Rusia. Realisme sosialis sendiri merupakan sebuah aliran sastra yang melakukan pengejawantahan suatu kejadian maupun gejala yang terjadi di masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas bawah. Penggambaran masyarakat kelas bawah inilah yang banyak terungkap dalam setiap karya beraliran sastra ini. Kemunculan aliran sastra ini tidak terlepas dari pelopornya, yaitu Aleksander Maksimovich Peshkov atau lebih dikenal dengan nama Maksim Gor'ky. Biografi dari pelopor aliran realisme sosialis itu sendiri termaktub dalam skripsi ini. Dalam skripsi ini penulis mencoba menganalisis hubungan antara ideologi, politik, dan sastra di Soviet Rusia, karena kemunculan dan perkembangan aliran realisme sosialis inipun saling berkaitan dengan ketiga unsur tersebut. Pada bagian berikutnya pembuktian tersendiri ciri-ciri aliran sastra realisme sosialis dalam sebuah karya. Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis karya dari Maksim Gorky sendiri yang berjudul Mat' (Ibunda). Analisis ciri-ciri aliran sastra realisme sosialis berdasarkan kepada terra, tokoh, latar, dan analisis realisme sosialis itu sendiri.

"
1996
S15094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Ranasti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pelanggaran prinsip kerja sama Grice yang dilakukan oleh tokoh anak-anak berusia sekitar delapan tahun, Catootje, dalam salah satu komik Belanda berjudul Jan, Jans en de kinderen. Sebagai kanak-kanak, Catootje belum memiliki pengetahuan kebahasaan yang sempurna sehingga ada aturan-aturan kebahasaan yang tidak ia patuhi ketika menyampaikan maksud permintaannya, yaitu prinsip kerja sama Grice. Pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan oleh Catootje juga dapat membangun efek humor di dalam cerita komik. Penelitian ini membahas mengenai pelanggaran prinsip kerja sama Grice yang dilakukan oleh Catootje ketika menyampaikan tindak tutur meminta yang dikaji dari segi pragmatik. Di dalam penelitian ini akan dijelaskan bentuk-bentuk maksim yang dilanggar oleh Catootje kepada mitra tutur dan apakah maksud permintaannya tersebut dapat dipahami meskipun tidak mematuhi prinsip kerja sama Grice. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pelanggaran pada tiga kategori maksim, yaitu maksim kuantitas, kualitas, dan cara. Namun, maksim yang cenderung dilanggar oleh Catootje ketika menyampaikan permintaannya adalah maksim cara. Pelanggaran maksim paling sering dilakukan Catootje ketika meminta kepada tokoh Ayah. Meskipun melanggar, maksud permintaannya tetap dapat dipahami oleh mitra tutur.

ABSTRACT
This thesis examines speech acts of an eight years old character, Catootje, in one of Dutch comics which is titled Jan, Jans en de kinderen. As a child, Catootje has not possessed the perfect linguistic knowledge, thus she often violated the linguistic rules when making requests, which is the Grice rsquo s co operative principle. The violations of Grice rsquo s co operative principle can also build a humor effect in the story. By using the pragmatic approach, this study discusses the violation of Grice 39 s co operative principle which is done by Catootje when she is making requests. This research will describe the maxim forms that is violated by Catootje and whether the speech acts is still understandable for the speech 39 s partner. The method used in this research is the qualitative method. The finding shows that Catootje has violated three maxims categories, which are namely the maxim of quantity, quality, and manner, with maxim of manner as is the most frequent. This thesis also shows that the most frequent violation is when Catootje making requests to her father. Although Catootje is violating the maxim, the goal of the request is still understandable for the speech 39s partner."
[, ]: 2017
S68798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Fakhira
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pelanggaran dalam Prinsip Sopan Santun (Leech, 1993) di dalam dongeng Aschenputtel karya Grimm bersaudara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan teknik kajian pustaka. Manusia sering menggunakan pelanggaran maksim agar mencapai tujuan yang diinginkannya. Karakter-karakter pada dongeng Aschenputtel menggunakan pelanggaran maksim sopan santun untuk mencapai tujuannya. Pelanggaran maksim sopan santun yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pada dongeng ini adalah pelanggaran maksim kearifan, pelanggaran maksim pujian, dan pelanggaran maksim kesepakatan.

ABSTRACT
This research discusses about violations of politeness principle (Leech, 1993) in Cinderella by the brothers Grimm. This journal uses descriptive analysis method with literature review technique. People often use maxim violation in order to achieve certain goals. Characters in Cinderella story use maxim violation in order to attain those goals. Violations of politeness maxim conducted by figures in this story are violations of tact, approbation and agreement maxim."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Syufrida
"Skripsi ini berisi pengkajian terhadap salah satu komik Indonesia yang berjudul Si Juki Komik Strip. Sebagai wacana hiburan sekaligus wahana kritik sosial, komik akan dikaji dari segi pragmatik, khususnya implikatur percakapan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implikatur percakapan yang terkandung dalam unsur verbal pada komik. Selain itu, akan dijelaskan pula bentuk dan jenis pelanggaran-pelanggaran prinsip kerja sama yang terjadi dalam unsur-unsur verbal komik sebagai penanda adanya implikatur percakapan. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pelanggaran terhadap keempat maksim prinsip kerja sama dalam unsur verbal pada komik tersebut, dengan kecenderungan terjadi pada maksim relevansi dan maksim cara. Selain itu, ditemukan tiga kategori implikatur yang terkandung dalam unsur verbal pada komik, yaitu kategori direktif, ekspresif, dan representatif. Dari ketiga kategori tersebut, terlihat kecenderungan penggunaan implikatur kategori ekspresif yang terkandung dalam unsur verbal pada komik tersebut.
This thesis discusses one of Indonesian comics called Si Juki Komik Strip. As a discourse and medium of social criticism, the comic is discussed from a point of view of pragmatics, particularly on conversational implicature. This research aims at explaining its conversational implicatures consisting of verbal elements. The types of the violation of the cooperative principle shows conversational implicature, which is also explained in this study. This study used qualitative method. The result shows that there are violations of the four maxims of the cooperative principles?mostly of the maxim of relation and manner. Furthermore, three categories of implicatures were found in the verbal elements in the comic: directive, expressive, and representative. Of the three categories, the expressive implicature is the most frequently found in the verbal elements of the comic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Midori
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama Grice yang terdapat di dalam teks pada iklan berbahasa Mandarin. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan didukung studi pustaka. Data penelitian diambil dari iklan-iklan kosmetik terbaru tahun 2017 . Penelitian ini membuktikan bahwa ketidakpatuhan maksim, terutama maksim kuantitas dan maksim cara, sering terjadi dalam teks iklan. Ketidakpatuhan ini dilakukan dengan sengaja sebagai suatu strategi persuasi. Di dalam penelitian ini juga ditemukan berbagai implikatur yang digunakan di dalam iklan. Meskipun tidak mematuhi Prinsip Kerja Sama Grice, teks-teks pada iklan tersebut memenuhi Prinsip Kesantunan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa jumlah karakter Han yang digunakan di dalam iklan tidak mempengaruhi kelengkapan informasi di dalamnya.

ABSTRACT
This final year project discusses about disobediences of Grice Cooperative Principle which is still occuring in the text of Chinese ads. This research used qualitative method which is supported by literature study and the data is taken from the latest cosmetic advertisements 2017 . This study proves that the disobedience of maxims, especially maxim of quantity and maxim of the manner, often occurs in ad text. Thead makers disobey it intentionally as a persuasion strategy. There are various implicatures used in the advertisements. Although it does not observe Grice Cooperative Principles, the ad texts meet Politeness Strategies. This study also proves that the completeness of the information in an advertisement does not depend on the number of Han characters. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Iskandarsyah Syamsumar
"Skripsi ini meneliti pematuhan dan pelanggaran maksim kerja sama yang dilakukan setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2017-2022 dalam debat kedua. Tujuan Penelitian untuk memaparkan maksim apa saja yang dipenuhi serta dilanggar oleh masing-masing pasangan calon gubernur DKI Jakarta saat debat. Melalui analisis maksim tersebut, penulis akan menjelaskan gambaran kualitas percakapan tiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa maksim yang paling banyak dipatuhi dalam debat adalah maksim relevansi. Sementara itu, maksim yang paling banyak dilanggar adalah maksim kuantitas. Banyaknya pematuhan terhadap maksim relevansi menggambarkan bahwa tiap pasangan calon secara keseluruhan mampu mengaitkan jawabannya terhadap topik pembicaraan dengan baik. Pelanggaran terhadap maksim kuantitas dipengaruhi oleh keinginan dari tiap pasangan calon untuk menyampaikan informasi seluas-luasnya agar dapat meyakinkan seluruh mitra tuturnya. Selain itu, tidak adanya pelanggaran maksim kualitas dipengaruhi oleh keinginan tiap pasangan calon untuk memberikan bukti yang konkret agar dapat menarik perhatian mitra tutur terhadap program kerja mereka.

This research examines the obedience and disobedience of cooperation maxim that conducted by every pair of governor and vice governor candidates of Jakarta 2017-2022 in the second debate. The purpose of the research is to describe what maxims are fulfilled and violated by each pair of candidates during debate. Through the analysis of the maxim, the author will explain quality of conversation from each pair of governor and vice governor candidates. The method used in this research is qualitative method. The conclusions in this study indicate that the maxim most fulfilled in the debate is the maxim of relevance. Meanwhile, the maxim of the most violated is the maxim of quantity. Many obediences from the maxim of relevance illustrates that each pair of candidates are able to link their answers to the topic of conversation well. Obedience of the maxim of quantity seem to be influenced by the desire of each candidate pairs to convey the widest possible information in order to convince all partners said. In addition, the absence of maxim of quantity seem to be influenced by the wishes of each candidate pair to provide concrete evidence in order to attract the attention of the partners said to their work program."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>