Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
R 641.03 IND e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Harmayani
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2017
641.595 98 ENI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Mi Ae
Gyeonggido: Yeoweonmidio, 2010
KOR 641.303 LEE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kendrick Kodir
"Latar Belakang: Pempek merupakan makanan khas kota Palembang yang biasanya dikonsumsi bersama dengan larutan cuka pempek. Larutan cuka pempek mengandung asam asetat, ion klor dan fluor yang dapat menyebabkan kekasaran permukaan pada bahan basis gigi tiruan.
Tujuan: Menganalisis pengaruh larutan cuka pempek terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik heatcured, nilon termoplastik, dan cobalt-chromium alloy.
Metode: Spesimen plat resin akrilik heat-cured dan nilon termoplastik berukuran 15 x 10 x 1 mm sedangkan spesimen cobalt-chromium alloy berbentuk silinder dengan diameter 7,7 mm dan tinggi 17,5 mm. Masing-masing kelompok spesimen berjumlah 10 buah. Setiap spesimen direndam dalam larutan cuka pempek pada suhu 37oC selama 4 hari. Kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan Profilometer sebelum dan sesudah dilakukan perendaman.
Hasil: Dari hasil uji statistik (p<0,05), menunjukkan bahwa terjadi perubahan kekasaran permukaan yang bermakna pada spesimen plat resin akrilik heat-cured, nilon termoplastik, dan cobalt-chromium alloy setelah perendaman dalam larutan cuka pempek selama 4 hari.
Kesimpulan: Larutan cuka pempek mempengaruhi kekasaran permukaan pada plat resin akrilik heat-cured, nilon termoplastik dan cobalt-chromium alloy setelah perendaman selama 4 hari. Perubahan kekasaran permukaan terbesar terjadi pada plat nilon termoplastik sedangkan perubahan kekasaran permukaan terkecil terjadi pada cobalt-chromium alloy.

Background: Fishcake is a typical food of Palembang city that is usually eaten with fishcake vinegar. Fishcake vinegar contains of acetic acid, chlorine and fluorine ion which cause surface roughness on the denture base material.
Objective: To analyze the effect of fishcake vinegar in surface roughness of heatcured acrylic resin, nylon thermoplastic, and cobalt-chromium alloy.
Method: Specimen plate of heat-cured acrylic resin and nylon thermoplastic was made in form of 15 x 10 x 1 mm, while the specimen cobalt-chromium alloy was used in cylinder form with a diameter of 7.7 mm and a height of 17.5 mm. Each group of specimens consist of 10 pieces. Each specimen was immersed in fishcake vinegar at 37°C for 4 days. Surface roughness was measured using a profilometer before and after immersion.
Result: Statistical analysis (p<0,05) showed that there is a significant change in surface roughness of heat-cured acrylic resin, nylon thermoplastic, and cobalt-chromium alloy after immersion in fishcake vinegar for 4 days.
Conclusions: Fishcake vinegar affects the surface roughness of heat-cured acrylic resin, nylon thermoplastic and cobalt-chromium alloy after immersion for 4 days. The highest surface roughness changes occured in thermoplastic nylon while the lowest surface roughness changes occured in cobalt-chromium alloy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhania Astrini Wijayanti
"ABSTRAK
Tteok atau kue beras merupakan salah satu makanan tradisional Korea. Tteok merupakan makanan tradisional yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Korea. Selain dikonsumsi sebagai makanan ringan, tteok juga dikonsumsi saat perayaan-perayaan penting seperti dol, honrye, dan charye. Muculnya tteok dalam perayaan dol, honryae, dan charye juga memiliki peran penting bagi orang yang merayakannya dan tamu yang datang. Jurnal ini memaparkan makna tteok dalam perayaan tradisional Korea yaitu dol, honrye, dan charye serta simbol budaya tteok bagi masyarakat Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis terhadap makna yang ada dalam tteok di perayaan dol, honrye, dan charye, maka makna tteok dalam perayaan-perayaan tersebut yaitu, tteok adalah untuk berbagi, tteok adalah doa dan harapan, dan tteok adalah kenangan.

ABSTRACT
Tteok or rice cake is one of Korean traditional food. Tteok is a traditional food that can not be separated from the Korean society. Besides consumed as a snack, tteok is also consumed during Korean ceremony. We will see tteok as an important and meaningful food to be served on ceremonies such as dol, honrye, and charye. The availability of tteok in the celebration of the ceremony of dol, honrye, and charye has an important meaning for people who celebrate the ceremony and guests who come and served with tteok. This journal exposes the meaning of tteok in traditional Korean ceremony that is dol, honrye, and charye and also tteok is one of traditional food as cultural symbol for Korean society. This journal used qualitative research methods with data collection techniques. Based on analysis for a meaning of tteok in celebration of dol, honrye, and charye, the meaning of tteok on those three kinds of celebrations is, tteok is to share, tteok is a prayer and hope, also tteok is memories to remind."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erika
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai proses kegiatan pelestarian pengetahuan pembuatan Kue Putu Piring melalui kajian preservasi pengetahuan melalui enam tahap, yaitu capturing, codification, documentation, debriefing, storage, dan dissemination. Enam tahap ini dilakukan untuk mengetahui pemikiran, perilaku kebiasaan, interaksi budaya yang melatarbelakangi proses pembuatan Kue Putu Piring yang diungkap, hingga teridentifikasi pula partisipasi masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau mempertahankan keberadaan Kue Putu Piring ini dan menyimpan dokumentasi pengetahuan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan yang digunakan berjumlah enam orang yang terdiri dari informan utama, yaitu pembuat Kue Putu Piring, dan informan tambahan, yaitu budayawan, tetua adat, dan pihak pemerintah.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Kue Putu Piring merupakan resep yang diwariskan secara turun-temurun kepada anggota keluarga yang perempuan. Dalam proses preservasi pengetahuan pembuatan Kue Putu Piring ini teridentifikasi memiliki beberapa kekurangan yang menjadikannya kurang dipromosikan sehingga jarang diketahui orang, terutama anak muda. Peran pemerintah sendiri saat ini adalah membuat buku resep makanan dan minuman khas Melayu Kepulauan Riau yang mana salah satu resepnya adalah Kue Putu Piring.

ABSTRACT
This theses discusses about the process of knowledge preservation activities in the making of Kue Putu Piring through six stages, there are capturing, codification, documentation, debriefing, storage, and dissemination. The using of those six stages are to determine the thought, behavior habits, cultural interactions underlying the manufacturing process of Kue Putu Piring, that unidentified there is a community participation in Provinsi Kepulauan Riau in order to maintain the existence of Kue Putu Piring and store the knowledge documentation. This theses is a qualitative research with case study approach. Six informants participate in this research consist of main and additional informants. The main informants are Kue Putu Piring makers, and the additional informants are cultural observer, indigenous elders, and government.
The results of this study is Kue Putu Piring recipe passed down through the generations to the woman family members. Knowledge preservation in the making of Kue Putu Piring has identified some shortcomings that make it less promoted so rarely known to people, especially young generation. The role of government itself is create a recipe book of Kepulauan Riau traditional food and drinks which one of the recipe is Kue Putu Piring."
2015
T43558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Raihan Nikoputra
"Keragaman pangan merupakan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bagi Kesehatan yang optimal. Keragaman pangan dalam suatu wilayah juga akan mempengaruhi kuliner yang ada pada wilayah tersebut. Kuliner sendiri merupakan ragam jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2022, Kabupaten Badung memiliki indeks ketahanan pangan terbaik kedua tahun 2022 dengan nilai 91,29. Peringkat tersebut meningkat dari tahun 2021, yaitu di peringkat ketiga dengan nilai 89,38. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini ialah bagaimana pola keruangan pengaruh keragaman pangan terhadap kuliner makanan sebagai identitas budaya dan bagaimana hubungan konsumsi dengan identitas budaya di Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam faktor jenis pangan yaitu menjadi bervariatif lalu pada faktor kandungan dan dalam jenis kuliner pun menjadi beragam. Kuliner tradisional dan identitas budaya juga memiliki hubungan karena dengan banyaknya acara adat yang menggunakan kuliner tradisional babi guling dan ayam betutu sehingga membuat masyarakat menjadi lebih banyak mengkonsumsi kuliner tradisional tersebut dan menjadikan kedua kuliner makanan tersebut menjadi suatu identitas yang terbentuk di Kabupaten Badung.

Food diversity is the consumption of various types of food groups that can meet the nutritional needs for optimal health. Diversity of food in an area will also affect the culinary in that region. Culinary itself is a variety of types of cuisine originating from various regions in Indonesia. According to the 2022 Food Security Index, Badung Regency has the second best food security index for 2022 with a value of 91.29. This rating has increased from 2021, which is in third place with a value of 89.38. The expected results of this study are how spatial patterns influence food diversity on food culinary as a cultural identity and how consumption relates to cultural identity in Badung Regency. This study used a qualitative method with a descriptive analysis approach. The results show that there is an influence on the type of food factor, namely it becomes varied and then on the culinary type factor it also becomes diverse. Traditional culinary and cultural identity also have a relationship because with the many traditional events that use traditional culinary suckling pig and betutu chicken, it makes people consume more of these traditional culinary delights and makes these two culinary foods an identity that is formed in Badung Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqrar Agalosi Nureyza
"Pengetahuan makanan tradisional adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Dari aspek sosial budaya, Pengetahuan terkait makanan tradisional diperlukan untuk melindungi budaya leluhur. Dari segi kesehatan, makanan tradisional memiliki kandungan bahan yang lebih baik dan alami dibandingkan dengan bahan makanan olahan seperti makanan cepat saji. Berdasarkan latar belakang ini, sebuah sistem klasifikasi otomatis makanan tradisional dikembangkan. Data diakuisisi dengan menggunakan kamera pribadi yang diambil di sebuah studio yang sudah diatur secara profesional ditambah dengan data makanan tambahan yang berasal dari internet. Total keseluruhan data yang dimiliki ada 3500 data makanan yang terbagi ke dalam 35 jenis makanan tradisional. Setiap jenis terdiri dari 100 data makanan. Data dibagi menjadi data latih dan data uji dengan perbandingan 8:2. 6 model CNN dikembangkan untuk melakukan klasifikasi pada data ini. Model yang diujicobakan adalah DenseNet121, ResNet50, EfficientNetB0, InceptionV3, Xception, dan CoAtNet0. Sebuah model generatif dikembangkan demi bisa melakukan augmentasi data pada data makanan yang ada. Hasil evaluasi mengindikasikan bahwa model CoAtNet memiliki f1 score lebih tinggi dibandingkan DenseNet121 milik peneliti sebelumnya yaitu sebesar 0.01958. Dengan nilai F1 score ini, model tersebut masih belum mampu melakukan klasifikasi makanan yang sudah ditambahkan dengan data lain. Di sisi lain, model generatif juga gagal dalam melakukan augmentasi data karena kekurangan jumlah data latih. Model yang sudah dicoba kemudian di-deploy ke aplikasi berbasis web agar dapat diuji coba oleh pengguna. Pengguna dapat menjadi kontributor dalam memberikan data latih kepada dataset yang ada melalui aplikasi web ini.

Traditional food knowledge is an important aspect of human life. From a sociocultural aspect, traditional food-related knowledge is needed to protect ancestral culture. In terms of health, traditional food has better and natural ingredients compared to processed food such as fast food. Based on this background, a traditional food classification automatic system was implemented. Data was acquired using a personal camera taken in a professionally organised studio and additional food data from the internet. In total, there are 3500 food data divided into 35 types of traditional food. Each type consists of 100 food data. The data is divided into training data and test data with a ratio of 8:2. 6 CNN models were developed to perform classification on this data. The models tested were DenseNet121, ResNet50, EfficientNetB0, InceptionV3, Xception, and CoAtNet0. A generative model was developed in order to perform data augmentation on the existing food data. The evaluation results indicate that the CoAtNet model has a higher f1 score than the previous researcher’s DenseNet121, which is 0.01958. With this F1 score, the model is still unable to classify food that has been added with other data. On the other hand, the generative model also failed to perform data augmentation due to lack of training data. The tested model was then deployed to a web-based application so that it could be tested by users. Users can become contributors in providing training data to the existing dataset through this website application."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library