Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuriyandi F.E.H.
"Di Indonesia, pertumbuhan penduduk usia kerja sangatlah pesat, hal ini memberikan peluang untuk memperoleh bonus demograifi. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa mayoritas angkatan kexja di Indonesia didominasi oleh mereka yang bcrpendidikan rendah. Selain itu tingginya angka pengangguran terdidik (lulusan SLTA +), dan pencari kerja lulusan SLTA cenderung lebih lama mendapatkan pekeljaan dibandingkan lulusan yang berpendidikan rendah. Dengan dasar tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi lama mencari kenja Iulusan SLTA (SMU dan SMK) di Indonesia. Dengan menggxmakan data Sakernas Agustus 2007, akan menganalisa lamanya mencari kerja di Indonesia yang dipengamhi oleh karakteristik individu yaitu pendidikan, pelatihan, jenis kelamin, umur, daerah tinggal, status perkawinan serta status dan sektor pekezjaan yang diperoleh. Untuk menganalisis digunakan metode Hazard zmalisis dengan regresi Cox untuk melihat resiko mendapatkan pekeljaan.
Hasil penelilian ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di pedesaan Iebih cepat bekelja dibandingkan di perkotaan, laki - laki Iebih cepat mendapatkan pekeljaan dibandingkan perempuan, berstatus kawin lebih cepat mendapatkan pckcrjaan dibmamglmn lainnya, mereka yang pemah mendapatkan pelatihan Iebih cepat mendapatkan pekenjaan dibandingkan yang tidak pernah, mereka yang bekerja di pekerjaan informal lebih cepat mendapatkan pekerjaan lebih oepat mendapatkan pekeljaan dibandingkan pekeljaan formal. Scdangkan mereka yang lulusan SLTA tamatan SMK lebih Iambat mendapatkan pekerjaan dibandingkan tamatan SMU, mereka yang bekelja disektor manufaktur dan jasa lebih Iambat mendapatkan pckcnjaan dibandingkan sektor lainnya yaitu pertanian, kontruksi, pertambangan, listrik, lembaga keuangan dan angkutan. Dan mereka yang bemsia muda lebih lambat mendapatkan pekerjaan.

In Indonesia, young population growth is very fast, this matter gives opportunity to get demographic In fact indicate that labor force majority is predominated by them which have low education. Most of open unemployment in Indonesia is labor force whose has high education ( SLTA +). And job search duration for grad of SLTA more longer than they whose has low education. With this background, the research purpose is to know many factors influencing that job search duration grad of SLTA in Indonesia. Using data of Sakemas in August 2007, will analysis job search duration in Indonesia influenced by individual characteristic those are education, training, gender, age, area remain, marriage status.Hazard analysis with Cox regression to see risk get work will be used to analyse the data.
The Result of this research indicate that them who live in rural more faster than in urban to get the job, Male more faster than female, married status more faster than other, them who get training more faster than other, SMU more faster than SMK, informal worker more faster than formal worker, and them who work in trading sector more faster than others sector.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Noorindahyati Mukti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Jika diperhatikan karakteristik pengangguran menurut kelompok umur, sebesar 69 persen penganguran adalah berusia muda (15-29 tahun) di tahun 2010, angka tersebut meningkat menjadi 75 persen di tahun 2014. Lebih lanjut, apabila ditinjau dari segi tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah pengangguran adalah terdidik (berpendidikan SMA ke atas). Tingkat pengangguran terbuka angkatan kerja terdidik yang konsisten tinggi adalah yang berpendidikan Sekolah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK yang diharapkan siap memasuki pasar kerja, dengan dibekali keterampilan khusus, namun justru TPT nya memperlihatkan paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan tinggi lainnya.
Tujuan umum kajian ini adalah untuk memperoleh gambaran lulusan SMK di pasar kerja melalui tracer study di provinsi/wilayah terpilih. Selain itu, secara khusus studi ini ingin mengetahui:
1. Alasan menunda untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus (menganggur)
2. Keinginan untuk melanjutkan studi
3. Karakteristik sosial ekonomi keluarga siswa SMK
4. Lama mencari pekerjaan (job search)
5. Persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan
6. Jenis pekerjaan dan lapangan pekerjaan setelah lulus SMK
7. Upah/penghasilan setelah lulus SMK
8. Kepuasan dalam pekerjaan
9. Mobilitas pekerjaan dalam 1 tahun terakhir
10. Harapan dan motivasi lulusan SMK tentang dunia kerja
Kajian ini menggunakan dua tahapan, yaitu Pertama, mengolah data sekunder yang bersumber dari data BPS yaitu Sakernas tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang dapat menggambarkan kondisi, pola dan kecenderungan lulusan SMK tersebut dalam pasar kerja. Selain melakukan analisis data sekunder, dilakukan pula kajian tentang kondisi SMK, ketenagakerjaan dan peluang kerja dari berbagai kajian lain yang pernah dilakukan. Kedua, penelitian juga dilakukan dengan survei lapangan terhadap lulusan SMK dengan menggunakan cara penelusuran lulusan SMK tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016. Survei dilakukan dengan penyebaran angket melalui PT. Pos Indonesia yang dikirimkan ke BKK yang dipilih. Cara ini dilakukan mengingat bahwa jumlah lulusan SMK cukup besar dan tersebar di berbagai daerah serta keterbatasan waktu penelitian. Adapun angket tersebut berisi tentang pertanyaan yang menyangkut identitas lulusan, asal SMK, program studi, kegiatan yang dilakukan serta jenis, status pekerjaan, lapangan kerja, jam kerja dan upah serta lamanya tenggang waktu dari lulus sekolah sampai memperoleh pekerjaan.
Hasil kajian menemukan beberapa fakta sebagai berikut:
Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden lulus tahun 2015. Menurut jenis kelamin, sebagian besar alumni SMK yang berpartisipasi dalam survei ini adalah perempuan (63%). Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden berusia antara 19-21 tahun, namun ada juga yang berusia 23-25 tahun.
Bidang keahlian lulusan SMK sebagian besar adalah bisnis manajemen (51,9%) disusul dari dari bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi (16,1%) dan pariwisata (13,2%), sisanya dari bidang keahlian lainnya. Lulusan SMK dari bidang keahlian bisnis dan manajemen, kesehatan, pariwisata, seni pertunjukan sebagian besar adalah perempuan (di atas 50%), namun untuk bidang keahlian teknologi dan rekayasa dan teknologi dan informasi didominasi laki-laki. Program keahlian lulusan SMK yang berpartisipasi dalam survei ini berasal dari 32 program keahlian dengan rincian sebagai berikut: 24,8% berasal dari program keahlian Keuangan, 16,2% berasal dari Teknik Komputer Dan Informatika, dan 15,2% dari Administrasi, sisanya tersebar pada program keahlian lainya. Lulusan SMK yang berstatus sebagai angkatan kerja sebanyak 1.198 orang (88,02%) berstatus bekerja dan 63 (11,98%) berstatus sebagai penganggur terbuka. Lebih banyak penganggur laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Semakin muda tahun kelulusannya semakin tinggi persentase mereka yang berstatus sebagai penganggur. Dari 63 lulusan tahun 2016, mereka yang bekerja sebesar 50 (79,37%) dan yang menganggur sebanyak 13 orang (20,63%). Makin lama tahun kelulusan makin mengecil persentase mereka yangberstatus sebagai penganggur. Rata-rata lama mencari kerja adalah 5,6 bulan dengan maksimum lama mencari kerja 36 bulan. Para lulusan SMK ini sebagian besar baru mencari kerja selama 1-3 bulan, sedangkan lainya lebih lama dari 3 bulan. Jika diperhatikan dari tahun lulusan, maka sebagian besar pencari kerja merupakan lulusan pada tahun-tahun yang terakhir. Tenaga usaha penjualan dan tenaga usaha jasa mendominasi jenis pekerjaan para lulusan SMK. Diperkirakan karena jenis pekerjaan inilah yang tersedia dengan relatif banyak dan lebih mudah dimasuki mereka. Lapangan usahanya adalah sebagian besar terutama di bidang perdagangan besar dan eceran;reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor.
Sementara, status pekerjaan para lulusan SMK ini sebagian besar adalah buruh/karyawan/ pegawai yang bekerja secara penuh waktu. Mereka umumnya mendapatkan upah/penghasilan dibawah 4 juta rupiah. Sangat sedikit yang berpenghasilan di atas 4 juta rupiah per bulan."
Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, 2016
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saragih, Agus M
"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh sertifikasi kompetensi terhadap kualitas lulusan Prodi Administrasi Bisnis dan upaya peningkatan kualitas alumni Prodi Administrasi Bisnis Polmed berbasis sertifikasi kompetensi. Penelitian deskriptif eksploratif ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah lulusan Prodi Administrasi Bisnis Polmed tahun 2017 dan 2018 yang memiliki sertifikasi kompetensi. Sampel penelitian diperoleh secara acak dan proporsional. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, survei (kuesioner) yang dilakukan terhadap alumni Prodi Administrasi Bisnis Polmed. Wawancara dilakukan ke pejabat Prodi Administrasi Bisnis dan LSP Polmed. Teknik analisis data adalah deskriptif frekuensi, regresi linier dan deskriptif intepretatif. Hasil analisis regresi menemukan variabel manfaat dan kelebihan sertifikasi uji kompetensi mempengaruhi kualitas lulusan Prodi Administrasi. Upaya Prodi Administrasi Bisnis dan LSP untuk meningkatkan kualitas lulusan Prodi Administrasi Bisnis berbasis sertifikasi adalah menyelenggarakan uji kompetensi bagi calon lulusan Prodi Administrasi Bisnis secara terbuka dan transparan, mengupayakan sumber pembiayaan uji kompetensi bagi mahasiswa dari berbagai sumber yaitu hibah bersaing di Kemenristekdikti atau BNSP, memberikan pelatihan pra sertifikasi uji kompetensi kepada mahasiswa secara gratis yang diselenggarakan oleh Prodi Administrasi Bisnis, menambah skema yang dapat diikuti mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis dan menambah asesor kompetensi dan pelatih di bidang Administrasi Bisnis."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Izyan Pijar Bungabangsa Satyagraha
"Pada masa transisi dari sekolah ke dunia kerja, individu yang menyelesaikan pendidikan di masa resesi harus berhadapan dengan berbagai permasalahan ketenagakerjaan yang dapat menghambat proses pencarian pekerjaan. Padahal, pemilihan pekerjaan pertama menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan perjalanan karir individu kedepannya dan dapat membawa dampak jangka panjang terhadap kondisi sosial ekonominya di masa depan. Berangkat dari permasalahan tersebut, menggunakan data IFLS 5, studi ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang antara kelulusan di masa resesi dengan kondisi sosial ekonomi individu yang menyelesaikan pendidikan di masa krisis keuangan Asia. Hasil analisis regresi OLS dan probit menunjukkan bahwa kelulusan di masa resesi akan menurunkan pengeluaran per kapita dan lama bersekolah, serta meningkatkan kekayaan, usia saat pertama kali menikah, dan probabilitas untuk bekerja di sektor informal.

During the transition from school to the labor market, individuals who completed their education during a recession had to deal with various employment problems, limiting their ability to find the right job. Early career decisions are crucial in determining future career success and may have long-term consequences on future social economic conditions. Using IFLS 5 data, this study seeks to assess the long-term relationship between graduation during the recession and the social economic conditions of individuals who completed their latest education level during the Asian financial crisis. OLS and probit regression analysis show that graduating during a recession will reduce per capita expenditure and years of schooling, while also increasing wealth, age at first marriage, and the probability to work in the informal sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Yovita Ersalina
"Peningkatan angkatan kerja dan terbatasnya lapangan pekerjaan menyebabkan persaingan ketat bagi lulusan baru. Persiapan yang baik dan kemampuan adaptabilitas tinggi, termasuk ketangguhan belajar, sangat penting untuk menghadapi tantangan ini dan memenuhi kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan ketangguhan belajar dengan kesiapan kerja pada lulusan baru dengan menggunakan metode korelasi. Partisipan penelitian merupakan mahasiswa diploma maupun sarjana yang pernah mengikuti magang, merupakan lulusan baru selama tiga tahun terakhir berusia 21-25 tahun, dan berkewarganegaraan Indonesia. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah Learning Agility Scale (LAS) untuk ketangguhan belajar dan Work Readiness Scale (WRS) untuk kesiapan kerja. Data diambil secara daring menggunakan kuesioner melalui Google Form. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketangguhan belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. Hubungan tergolong memiliki effect size besar yang berarti ketangguhan belajar berhubungan kuat dengan kesiapan kerja. Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa ketangguhan belajar berkorelasi positif dengan kesiapan kerja, di mana semakin tinggi tingkat ketangguhan belajar, semakin tinggi kesiapan kerja. Sebaliknya, individu dengan tingkat ketangguhan belajar yang rendah cenderung memiliki kesiapan kerja yang rendah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penelitian dasar yang membahas mengenai ketangguhan belajar dan kesiapan kerja pada lulusan baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut nantinya.

The increase in the workforce and the limited job opportunities create intense competition for new graduates. Good preparation and high adaptability, including learning agility, are crucial to facing these challenges and meeting labor market demands. Therefore, this study aims to examine the relationship between learning agility and work readiness in new graduates using a correlation method. The participants of the study are diploma and bachelor's degree students who have interned, are new graduates from the last three years, aged 21-25 years, and are Indonesian citizens. The measurement tools used in this study are the Learning Agility Scale (LAS) for learning agility and the Work Readiness Scale (WRS) for work readiness. Data were collected online using a questionnaire via Google Form. The results showed that learning agility has a positive and significant relationship with work readiness. The relationship has a large effect size, indicating a strong correlation between learning agility and work readiness. The findings support the hypothesis that learning agility positively correlates with work readiness; the higher the level of learning agility, the higher the work readiness. Conversely, individuals with low levels of learning agility tend to have low work readiness. This study is expected to serve as a foundational study discussing learning agility and work readiness among new graduates that can be further developed in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang : 1) peta kualitas lulusan yang di hasilkan perguruan tinggi (PT) di Indonesia., 2) perbandingan antara kompetensi yang diberikan oleh lembaga pendidikan dengan yang dibutuhkan dunia kerja., dan 3) peta ketersediaan peluang kerja lulusan PT...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fariana
"Penelitian ini akan menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan pekerja lulusan SMA/SMK menurut kemampuan akademis yang dimiliki, berbeda dengan penelitian tingkat pengembalian investasi pendidikan sebelumnya yang menggunakan lama tahun sekolah. Kemampuan akademis merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh lama sekolah ibu sehingga estimasi menggunakan Instrumental Variable (IV). Hasil analisis dengan metode Two Step Heckman terlihat bahwa lulusan yang memiliki kemampuan akademis tinggi akan memiliki upah yang lebih tinggi. Implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan akademis lulusan SMA/SMK dan menggunakan kemampuan akademis sebagai screening device dalam perekrutan pekerja. Lulusan yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi diberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi.

This research will analyze return on education at senior high school graduate according to academic achievement possessed, different with other rate of return on education (RoE) research with using years of schooling. Academic achievement is an endogenous variable that is influenced by mother's year of schooling so that estimation using Instrumental Variable (IV). The results of the analysis Two Step Heckman seen that the graduates who have good academic achievement have high earnings. Policy implications pursued is to improve the academic achievement of senior high school graduates and academic achievement use as a screening device in the recruitment of workers. Graduates who have high academic achievement are given greater opportunities to get a job with higher wages.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshinta Kiranasari
"Migrasi tenaga kerja akan membuat penawaran tenaga kerja meningkat sedangkan permintaan tenaga kerja terbatas di daerah tujuan. Sehingga penawaran tenaga kerja tidak terpenuhi yang akan mengakibatkan bertambahnya pengangguran di daerah tujuan. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang menyebabkan kemungkinan untuk bermigrasi juga semakin besar. Seseorang dengan pendidikan tinggi tidak serta merta mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan migrasi sebab gelar pada ijazah pendidikan tinggi yang diraih tidak lagi menjadi jaminan untuk mudah mendapatkan pekerjaan. Pasar tenaga kerja saat ini lebih memperhatikan perbedaan kualitatif saat mempekerjakan pendatang baru, seperti jurusan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jurusan pendidikan tinggi terhadap status pengangguran migran. Penelitian ini menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021 dengan metode estimasi regresi logistik biner terhadap unit analisis angkatan kerja status migran risen dengan pendidikan terakhirnya adalah perguruan tinggi. Hasil penelitian menemukan bahwa jurusan Pendidikan memiliki risiko yang terkecil bagi migran untuk menganggur dibandingkan dengan jurusan Humaniora, STEM, dan Sosial. Sedangkan lulusan jurusan Sosial memili risiko terbesar untuk menjadi pengangguran dibanding dengan jurusan STEM, Pendidikan, dan Humaniora.

Labor migration will increase the supply of labor while the demand for labor is limited in the destination area. So that the supply of labor is not fulfilled, which will trigger increased unemployment in the destination area. The higher a person's level of education, the greater the possibility of migration. A person with higher education does not immediately get a job in the destination area of migration because the degree of higher education achieved is no longer a guarantee for getting a job easily. Today’s labor market pays more attention to qualitative differences when hiring new entrants, such as education majors. This study aims to determine the effect of graduate’s majors on migrant unemployment. This study uses data from National Labor Force Survey (Sakernas)-August 2021 using the binary logistic regression estimation method as the unit of analysis for the labor force status of migrants with graduate degrees. The results of the study found that education majors had the lowest risk of being unemployed among migrants compared to humanities, STEM, and social sciences majors. Meanwhile, graduates majoring in social sciences have the greatest risk of becoming unemployment compared to STEM, education, and humanities majors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>