Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surya Maulidina
"ABSTRAK
Program Government Partnership Fund (GPF) adalah salah satu program yang berada dibawah naungan AusAID, lembaga donor Internasional. Program ini memiliki tujuan pertukaran keahlian, pengetahuan dan keahlian antara Australia Departemen dan Lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga sektor publik kunci di Indonesia; dan untuk jangka panjang membangun hubungan kelembagaan dan kemitraan antara lembaga-lembaga sektor publik Australia dan mitra Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja program GPF, dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.
Penelitian pengukuran kinerja program GPF dilakukan secara deskriptif analitis untuk mendeskrispikan bagaimana mengukur kinerja program GPF dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard serta menganalisa faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh program GPF untuk memperbaiki kinerjanya dimasa mendatang. Konsep Balanced Scorecard memberikan kemudahan bagi manajer untuk mengetahui perusahaan secara cepat dan komprehensif termasuk didalamnya ukuran kinerja keuangan yang memberikan informasi atas langkah yang diambil dilengkapi dengan ukuran kinerja operasional berdasarkan kepuasaan pelanggan, proses internal dan inovasi yang telah dilakukan perusahaan serta kemajuan aktifitas perusahaan yang akan menjadi pemicu kinerja keuangan di masa yang akan datang.

ABSTRACT
Government Partnership Fund (GPF) Program is one of the program under AusAID, International Donor Institution. The Purpose of the GPF is to exchange skills, knowledge and expertise between Australian Government Departments and Agencies and key public sector institutions in Indonesia; and to build long-term institutional linkages and partnerships between Australian public sector institutions and their Indonesian counterparts The objective of the research is to measure performance of the GPF Program, by using Balanced Scorecard approach. Research of measurement performance of GPF Program is an analytical descriptive for showing how to measure GPF program by using Balanced Scorecard approach and analyzing factors that needs attention by GPF Program to improve its future performance.
Balanced scorecard concept gives easy way to the manager in order to understand the company performance in fast and comprehensive manner. including financial performance measurement which giving comprehensive information about undertaken action. Supplemented with operational performance measurement base on customer satisfactions, internal processes and innovation had been done by the company with activity improvement which will be a trigger for the next financial performance.
"
2009
T26807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ratna Puji Rahayu
"Investasi perikanan untuk mendapatkan fasilitas penanaman modal dilakukan melalui usaha perikanan tangkap terpadu atau usaha perikanan budidaya. Realisasi investasi perikanan tersebut memperlihatkan dinamika investasi terhadap jumlah investasi, lokasi investasi dan wilayah tangkapan di WPP-NRI. Hasil analisis Tabel IO Tahun 2010 memperlihatkan sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang dan pengganda output terbesar. Sedangkan sektor udang merupakan sektor yang memiliki keterkaitan ke depan serta pengganda pendapatan dan tenaga kerja terbesar. Adapun dampak peningkatan investasi perikanan terhadap pembentukan output, pendapatan, tenaga kerja dan NTB dengan menggunakan analisis Tabel Input Output Tahun 2010 masih relatif kecil.

Investments in fisheries to get investment facilities are done through the business an integrated fisheries or aquaculture business. The realization investments in fisheries show the investment dynamics to the total investments, location and fishing area in the WPP-NRI. The results analysis of Input Output Tables in 2010 show the industrial sector of processing and preserving fish is the sector that have backward linkages and the largest output multipliers. While the sector of shrimp is the sector that have forward linkages as well as the largest income and employment multipliers. The impact of increase investments in fisheries towards formation of the output, income, employment and value added by using the analysis of Input Output Tables in 2010 is still relatively small."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryani
"Salah satu strategi pembangunan wilayah ialah memperkuat keterikatan pedesaan dan perkotaan untuk membangun kekuatan ekonomi lokal kedua kawasan. Kerikatan pedesaan dan perkotaan ditandai dengan adanya arus orang, barang, uang, tekhnologi, pengetahuan dan informasi antar kedua kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterikatan pedesaan dan perkotaan di Kota Pagar Alam melalui pendekatan LQ local quetient dan arus komoditas antar kawasan. Untuk mengetahui basis ekonomi dianalisis dengan pendekatan LQ dan wawancara mendalam untuk mengidentifikasi arus antara kawasan rural dan urban.Analisis basis ekonomi menunjukkan komoditas teh dan kopi merupakan basis ekonomi yang menggerakkan arus barang dan orang baik itu dalam wilayah, maupun keluar wilayah Kota Pagar Alam.
Arus tersebut dianalis melalui distribusi tenaga kerja, rantai pengolahan produk product chain dan distribusi komoditas hingga kekonsumen. Di bandingkan dengan arus dalam wilayah Kota Pagar Alam, arus keluar wilayah lebih besar. Kawasan urban menjadi pusat pengolahan dan distribusi komoditas dalam berbagai bentuk dan kegiatan, sedangkan kawasan rural sebatas memproduksi komoditas yang menyebabkan arus balik ke kawasan rural masih sangat sedikit. Peningkatan infrastruktur dan pengembangan kawasan rural menjadi agrowisata dapat menjadi strategi dalam meningkatkan arus balik ke kawasan rural. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan wilayah strategis pertumbuhan ekonomi belum memperhatikan peluang komoditas untuk menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi. Selain itu pemerintah perlu memperhatikan potensi wilayah strategis pertumbuhan ekonomi dalam aglomerasi kegiatan produksi komoditas.

One of the regional development strategies is to strengthen the rural and urban linkages to build the local economic power of the two regions. Rural and urban linkages s characterized by the flow of people, goods, money, technology, knowledge and information between the two areas. This study aims to see rural and urban linkages in Pagar Alam through LQ approach local quetient and commodity flow between regions. To find out the economic basis is analyzed by LQ approach and in depth interviews to identify current between rural and urban areas.The analysis of economic base shows tea and coffee commodities is the economic base that drives the flow of goods and good people in the region, as well as out of Pagar Alam.
These currents are analyzed through the distribution of labor, product chain and commodity distribution to consume. In comparison with the current in the area of Pagar Alam, the outflow of the region is greater. Urban area becomes the center of processing and distribution of commodities in various forms and activities, while the rural area is limited to produce commodities that cause the flow back to the rural area is still very little. Increasing infrastructure and development of rural areas into agro tourism can be a strategy in increasing the flow back to rural areas. Government policy in determining the strategic area of economic growth has not considered the commodity opportunity to be a catalyst for economic growth. In addition, the government needs to consider the potential of strategic areas of economic growth in the agglomeration of commodity production activities.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Rosa
"ABSTRAK
Low-income communities (MBR) is a housing assistance program target by some regulations that have been enacted. whereas the limjit values assigned revenue MBR itself has not been supported with wsupporting data. MBR is the people who have limited purchasing power, need government assistance to get a decent home. GK (poverty line per capita/ month) issued by Central Bureau of Statistic (BPS) and KHL (decent living needs one single per month) issued by the Ministry of Manpower, the figure is describes the minimal conditions for decent living, and MBR (low-income people) the third figure is describes the minimal conditions for a decent life. GK for a family (4 members of the family) each province generally have a value below and KHL."
Bandung : Research Institute for Human Settlements , 2017
363 JHS 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Martono
"Penelitian ini menguji secara empiris perubahan dynamic linkages variabel yield SBN-Domestik, IHSG terhadap shocks yield US Treasury bond, SP500 dan IDR/USD. Analisis menggunakan VECM. Uji IRF, VD dan Granger causality membuktikan bahwa dalam jangka panjang, periode pandemic-covid19 variabel yield SBN-domestik mengalami perubahan hubungan dinamis yang signifikan terhadap semua shock, namun perubahan terbesar terdapat pada yield SBN3Y dan SBN5Y. Hal ini disebabkan karena pada periode pendemic-covid19, SBN3Y dan SBN5Y sebagai SBN tenor pendek dan menengah dianggap lebih berisiko. Perubahan IHSG signifikan terhadap shockSP500 periode pandmeic-covid19. Uji variance decomposition periode pandemic-covid19 membuktikan dalam jangka panjang SP500 mempunyai kontribusi varians tertinggi.

This study empirically examines the dynamic linkages among yield SBN-Domestic and IDX-Composite to the shocks of US Treasury bonds, SP500 and IDR/USD. Analysis applying VECM. IRF, VD and Granger causality tests prove that in the long-run, during the pandemic-covid19 period, the SBN-Domestic experienced a significant change to all shocks, but the biggest changes were on SBN3Y and SBN5Y. This was due to the fact that during the Covid-19 pandemic, SBN3Y and SBN5Y were considered high risk. IDX-Composite was significantly changes for SP500 during pandemic-covid19 period. Variance decomposition test proved that in the long run, SP500 has the highest variance contribution."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iklina
"Pelabuhan Perikanan Muara Angke merupakan salah satu aset vital dalam menunjang usaha industrialisasi perikanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota DKI Jakarta. Peningkatan aktivitas yang berlangsung pada kawasan PP Muara Angke mengakibatkan kinerja pelabuhan menjadi tidak optimal dan kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan rencana detail tata ruang dapat mempengaruhi rencana pengembangan kawasan di masa mendatang.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja PP Muara Angke saat ini dan keterkaitan pelabuhan terhadap hinterland dan foreland, merumuskan strategi pengembangan, dan pengukuran kinerja bagi masing-masing rumusan strategi tersebut.

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei, dengan teknik analisis statistik deskriptif dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner kepada 70 responden, wawancara, dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Analisis situasi lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), yaitu dengan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, dan Legal), keterkaitan pelabuhan dengan foreland dan hinterland, penilaian kinerja dengan Balanced Scorecard, dan tingkat pemanfaatan fasilitas. Dari hasil analisis matriks TOWS didapatkan rumusan strategi yang diantaranya adalah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pemanfaatan aset, sinkronisasi antara rencana tata ruang daratan dan tata ruang pesisir, menciptakan pengaturan zonasi yang mendukung tata niaga perikanan, dan pembenahan kawasan kumuh. Rumusan strategi tersebut diterjemahkan ke dalam ukuran kinerja Balanced Scorecard sebagai alat untuk mengukur pencapaian strategi.

Kesimpulannya adalah dengan mengimplementasikan rumusan strategi dan ukuran kinerjanya diharapkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi dan juga meningkatkan kinerja dan pengelolaan kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Angke demi  mewujudkan pelayanan publik terbaik.


The fishing port of Muara Angke is a vital asset in supporting fishery industrialization and economic growth in DKI Jakarta. Increased activity in the Muara Angke fishing port causes its performance being not optimal, and also current conditions that are not in accordance with the spatial plan will affect the port area development plan in the future.

Therefore, this study aims to assess the performance of Muara Angke fishing port and the linkages between the hinterland and foreland, formulates development strategy and determines the performance measures.

This quantitative research uses survey method with descriptive statistical analysis technique with data based on questionnaires to 70 respondents, interviews, and observations. Environmental situation analysis was conducted to identify external and internal factors, through SWOT analysis with PESTEL analysis (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological and Legal), and foreland-hinterland linkages, performance assessment with the Balanced Scorecard, and the rate of utilization of the facilities. By TOWS Matrix, the strategies have been formulated such as cooperating with private sectors, synchronizing between mainland and coastal spatial plan, creating a zone arrangement to support marketing of fishery, and making improvement for slum areas. All of the strategies are translated into Balanced Scorecard performance measures as tools to assess strategy achievement.

In conclusion, the implementation of strategies and performance measures are expected to provide social and economic benefits and also improve the performance and management of Muara Angke fishing port to provide the best public services."

Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Perdana Putra
"Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, menguasai hampir setengah dari pasokan global pada tahun 2022. Pertumbuhan industri CPO sebagian didorong oleh kenaikan harga. Namun, harga CPO yang tinggi juga berdampak pada kenaikan harga dalam negeri, termasuk minyak goreng. Hal ini menekan pemerintah Indonesia untuk mengatur harga melalu berbagaii kebijakan, salah satunya pembatasan ekspor. Tulisan ini mengkaji efektivitas kebijakan pembatasan ekspor dan kejutan harga domestik lainnya yang dapat diintervensi pemerintah. Dengan menggunakan model Structural Vector Autoregression (SVAR), makalah ini menemukan bahwa kebijakan pembatasan ekspor tidak efektif dalam menurunkan harga CPO dan minyak goreng domestik. Hal ini disebabkan oleh keterkaitan harga yang kuat antara harga CPO internasional dan harga CPO domestik. Selain itu, shocks di tingkat rumah tangga dan industri domestik yang diamati juga tidak signifikan dalam mempengaruhi harga, sehingga ruang lingkup intervensi pemerintah terbatas. Akhirnya, makalah ini menyarankan agar pemerintah berhati-hati dalam mengintervensi harga pasar dan sebaliknya berfokus pada peningkatan akses terhadap produk makanan yang terjangkau. 

Indonesia is the world's largest producer and exporter of crude palm oil (CPO), accounting for nearly half of global supply in 2022. The CPO industry's growth has been driven in part by rising prices. However, high CPO prices have also led to higher domestic prices, including for cooking oil. This has put pressure on the Indonesian government to regulate prices through policies, such as export restrictions. This paper examines the effectiveness of export-restricting policies and other domestic price shocks that the government could intervene in. Using Structural Vector Autoregression (SVAR) models, the paper finds that export-restricting policies are not effective in reducing domestic CPO and cooking oil prices. This is due to the strong price linkages between international CPO prices and domestic CPO prices. Additionally, the observed domestic household- and firm-level shocks are also insignificant in affecting prices, limiting the scope for government intervention. Finally, the paper suggests that the government should be cautious about interfering with market prices and should instead focus on improving access to affordable food products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Maryana
"Kontribusi TIK pada sistem produksi secara keseluruhan dalam ekonomi dianggap
sebagai salah satu faktor pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional.
Tujuan penelititan ini adalah menyelidiki kontribusi sektor TIK terhadap perekonomian
Indonesia melalui peran sektor TIK dalam mendorong pertumbuhan sektor lain dengan
analisis keterkaitan, analisis nilai pengganda dan analisis matriks kausatif. Lebih lanjut,
penelitian ini menyelidiki sumber pertumbuhan sektor TIK dengan mendekomposisi
sumber perubahan outputnya. Secara khusus, pendekatan input-output diadopsi untuk
menggambarkan aktivitas produksi dan difusi sektor TIK pada perekonomian Indonesia
periode 2000-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain memiliki pengganda
output yang besar, sektor Manufaktur TIK juga mendorong ekspor. Hasil dekomposisi
diketahui bahwa pengaruh koefisien teknologi sebelumnya memberikan kontribusi yang
cukup signifikan terhadap output sektor TIK. Namun, nilai-nilai tersebut telah berkurang
dalam beberapa periode terakhir sehingga peran sektor TIK Indonesia sebagai sektor GPT
menjadi kurang optimal

The contribution of ICTs to the overall production system in the economy is considered
as one of the factors for growth and development of the national economy. The purpose
of this research is to investigate the contribution of the ICT sector to the Indonesian
economy through the role of the ICT sector in encouraging the growth of other sectors
with linkage analysis, multiplier analysis and causative matrix analysis. Furthermore, this
study investigates the sources of growth in the ICT sector by decomposing the sources of
change in its output. In particular, the input-output approach is adopted to describe the
production activities and diffusion of the ICT sector in the Indonesian economy for the
period 2000-2014. The results show that apart from having large output multipliers, the
ICT Manufacturing sector also encourages exports. The results of the decomposition
show that the influence of the previous technology coefficient has a significant
contribution to the output of the ICT sector. However, these values have diminished in
recent periods so that the role of the Indonesian ICT sector as a GPT sector has become
less than optimal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Analisis value chain merupakan suatu alat analisis untuk mengetahui posisi perusahaan dalam rantai yang membentuk nilai suatu produk atau jasa. Analisis value chain dapat dibagi menjadi analisis hubungan dengan supplier (suplier linkages) dan hubungan dnegan konsumen (customer linkages). Analisis value chain membantu perusahaan dalam mengidentifikasi posis perusahaan dalam rantai nilai tersebut, kemudian menganalisis aktifitas aktifitas yang terjadi. Aktifitas yang terjadi harus memberikan nilai tambah bagi nilai produk. Setelah itu perusahaan dapat menentukan strategi kompetitif yang digunakan, apakah menggunakan low cost atau differensiai. Perusahaan juga harus menyadari bahwa rantai nilai suatu produk dapat dimaksimalkan dengan menggunakan internet."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (05) Mei 2003: 52-55, 2003
MUIN-XXXII-05-Mei2003-52
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Raffandi Marzuki
"Studi ini memberikan dua analisis untuk mengukur determinan sektor manufaktur dalam perdagangan internasional serta menentukan posisi sektor manufaktur dalam transformasi structural dan urutan setiap negara. Pertama, penelitian ini mencoba melihat determinan ekspor sektor manufaktur dan mencoba mengurutkan partisipasi manufaktur ASEAN-6 dalam GVCs. Kedua, penelitian ini mencoba menganalisis variabel determinan partisipasi GVC melalui dua pendekatan, backward linkages dan forward linkages, serta mengestimasi posisi negara-negara ASEAN-6 saat ini pada tahapan transformasi struktural. Pada langkah pertama, penelitian ini menggunakan Variabel Least Square Dummy (LSDV) pendekatan untuk menangkap setiap partisipasi negara sekaligus dengan estimasi variabel determinan. Pada langkah kedua, penelitian ini menggunakan model random effect untuk mengestimasi variabel determinan untuk setiap backward linkages dan forward linkages antara negara-negara ASEAN-6. kami menemukan urutan tingkat partisipasi manufaktur ASEAN-6 di mana Vietnam memimpin, diikuti oleh Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Kami juga menemukan bahwa tahap transformasi struktural ASEAN-6 berada pada level manufaktur terbatas yang bergerak menuju manufaktur maju. Kami juga melakukan enam skenario berbeda untuk melihat dampak dari setiap variabel kualitas kelembagaan. Kami menemukan bahwa Pengawasan Korupsi, Penegakan Hukum, Suara dan Akuntabilitas yang lebih tinggi secara positif meningkatkan partisipasi sektor manufaktur forward linkages, sementara Efektivitas Pemerintah, Stabilitas Politik, Penegakan Hukum, Kualitas Regulasi, Suara dan Akuntabilitas secara positif merangsang partisipasi sektor manufaktur backward linkages. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara ASEAN-6 untuk memperkuat kualitas kelembagaannya terutama dari sisi efektivitas birokrasi dan penegakan hukum agar dapat bersaing dan memaksimalkan manfaat keterbukaan perdagangan internasional

This study provides two analysis to measure the determinant of manufacturing sector on international trade, also determine the position of the manufacturing sector in the structural transformation and sequencing of each country. First, this study tried to oversee the determinant of manufacturing sector export and tried to rank the ASEAN-6 manufacturing participation on GVCs. Second, this study tried to analyze the determinant variable of GVCs participation through two approach, backward and forward linkages, and also estimate ASEAN-6 countries’ current position on structural transformation stages in. On the first step, this study used Least Square Dummy Variable (LSDV) approach to capture each country participation at once with determinant variable estimation. On the second step, this study used random effect model to estimate determinant variable for each backward and forward linkages between ASEAN-6 countries. we found the ASEAN-6’s order of manufacturing participation level where Vietnam is leading, followed by Singapore, Malaysia, Thailand, the Philippines, and Indonesia. We also found that ASEAN-6’s structural transformation stage is on the level of limited manufacturing moving towards advanced manufacturing. We also did six different scenarios in order to capture the impact of each institutional quality variable. We found that higher Control of Corruption, Rule of Law, Voice and Accountability positively increase manufacturing forward linkages, while Government Effectiveness, Political Stability, Rule of Law, Regulatory Quality, Voice and Accountability positively stimulate manufacturing backward linkages. Hence, it is important for ASEAN-6 countries to strengthen their institutional quality especially from the bureaucracy effectiveness and law enforcement in order to compete and maximize the benefit of international trade openness."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library