Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Soetomo
"Lama hari rawat (LHR) prabedah merupakan bagian dari lama hari rawat (LHR) secara keseluruhan. Berhubung lama hari rawat merupakan saiah satu unsur dari indikator efisiensi rumah sakit, maka memanjangnya LHR prabedah akan ikut menurunkan penampilan rumah sakit dan hal ini merupakan masalah bagi administrator rumah sakit. Dari hasil pengamatan sebelumnya diketahui bahwa LHR prabedah berencana (murni dan setengah murni) di IRNA-RSCM cukup tinggi yaitu 15 hari dengan SD = 7,17 hari. Memanjangnya LHR prabedah ini bisa disebabkan berbaqai macam faktor antara lain manajemen penerimaan pasien yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen penerimaan pasien dan hubungan nya dengan LHR prabedah berencana.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pengumpulan data primer berupa kwesioner dan data sekunder dengan pengamatan prospektif. Untuk penelitian ini digunakan 8 unit analisis yang berada di IRNA RSCM. Dari pengumpulan data primer didapatkan gambaran mengenai koordinasi dan seleksi penerimaan pasien prabedah dalam manajemen penerimaan pasien. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis persen dan uji Multiserial Correlation.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa di Instalasi Rawat Nginap A (IRNA) rata-rata LHR prabedah berencana murni masih cukup tinggi. Namun hanya sebagian kecil responden yang menyadari adanya masalah ini. Demikian juga pentingnya pengaturan sensus pasien untuk pengendalian LHR prabedah, baru disadari oleh sebagian kecil responden. Pada pengujlan hipotesis terbukti bahwa semakin baik koordinasi dalam manajemen penerimaan pasien semakin rendah LHR prabedah berencana murni dan semakin baik seleksi penerimaan pasien bedah berencana murni semakin rendah LHR prabedahnya. Selanjutnya dalam saran dikemukakan untuk mengatasi masalah tersebuh perlu perbaikan dan pengembangan sistem informasi yang ada. Telah dikemukakan juga mengenai model arus informasi untuk keperluan manajemen penerlmaan pasien di IRNA. One day care surgery dimasukkan sebagai salah satu usulan untuk mengurangi kebutuhan rawat nginap."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ardila Mounda
"Endometriosis merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang ditandai dengan tumbuhnya jaringan endometrium di luar rongga uterus. Endometriosis memengaruhi sistem reproduksi salah satunya dengan menyebabkan penurunan kualitas oosit. Regulasi homon FSH dan LH pada sel granulosa penderita endometriosis tidak berada pada kondisi normal, yaitu kadar estrogen yang tinggi sebelum ovulasi dan adanya indikasi kekurangan reseptor LH sehingga menyebabkan penundaan pelonjakan LH yang akan memengaruhi proses pematangan oosit. Hal ini dipengaruhi oleh regulasi hormon FSH dan LH yang memiliki korelasi positif terhadap reseptornya, yaitu fshr dan lhr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi gen fshr dan lhr pada sel granulosa penderita endometriosis melalui metode real-time PCR yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi mRNA fshr/lhr pada wanita penderita endometriosis lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal, walaupun perbedaannya tidak signifikan. Perbedaan rata-rata ekspresi mRNA fshr/lhr antara penderita endometriosis dan wanita normal adalah 0,084.

Endometriosis is a disease of the female reproductive system marked with the growth of endometrial tissue outside the uterine cavity. Endometriosis affects the reproductive system by decreasing oocyte quality as an impact of hormone alteration. Regulatory hormones FSH and LH in the granulosa cells of endometriosis patients are not on normal conditions, estrogen level is very high before ovulation and there is indication of deficiency LH receptor in endometriosis that causes delayed of LH surge. This is influenced by FSH and LH hormone regulation that has a positive correlation to its receptor, fshr and lhr. This research was conducted to know the mRNA expression of fshr and lhr in granulosa cells of endometriosis patients using real time PCR and statistic test T test. The result shows that expression of fshr lhr ini endometriosis patients are higher than in women without endometriosis, although not significance. Mean difference of fshr lhr mRNA expression between endometriosis patients and normal conditions is 0,084.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Farizka Alwahida
"Infertilitas merupakan ketidakmampuan pasangan suami istri dalam memeroleh keturunan selama rentang waktu satu tahun tanpa adanya hal yang menghalangi fertilisasi. Infertilitas dapat diatasi dengan ART, yang salah satunya ialah prosedur FIV. Dalam penelitian ini, ingin diketahui hubungan antara ekspresi gen LHR di sel granulosa dengan rasio keberhasilan fertilisasi. Rasio ekspresi gen LHR diestimasi dengan metode qRT-PCR. Hasil analisis pada 30 sampel, hanya 20 sampel yang berhasil di ketahui rasio ekspresi LHRnya. Ditemukan korelasi negatif tak bermakna (r=-0,174, p=0,463) antara gen LHR dengan rasio keberhasilan fertilisasi. Dari analisis statistik deskriptif, didapatkan rerata kelompok rasio fertilisasi rendah 2,01±1,51(arbitary unit), kelompok rasio fertilisasi sedang 5,69±7,02 (arbitary unit), kelompok rasio fertilisasi tinggi 3,93±4,90 (arbitary unit). Perlu dilakukan analisis terhadap ekspresi reseptor lain yang berkaitan dengan perkembangan dan pematangan oosit untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih komprehensif.

Infertility can be defined as the inability of the couple to achive a pregnancy over within one year of regular unprotected intercourse. Infetility can be overcome by ART, which one of them is IVF procedures. In this study, we want to know the relationship between LHR gene expression in granulosa cells with fertilization rate. LHR gene expression ratios was estimated by qRT - PCR. There are only 20 of 30 samples were successful to express LHR gene. Statistical analysis shown a very weak negative correlation between LHR genes expression and fertilization rate (r = -0.174, p=0.463). From the descriptive statistical analysis, the group which obtained a lowest mean ratio is low fertilization rate group (2.01±1.51 arbitrary units), the highest expression of LHR is medium fertilization rate group (5.69±7.02 arbitary units), and the high fertilization rate group express LHR gene 3.93 ± 4.90 arbitrary units. Futher analysis on another gene which contributes in follicular development is needed to get comprehensive knowledge about oocyte maturation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwah Nora
"Pengantar: Dalam siklus teknologi reproduksi berbantu TRB , sebanyak 30 oosit ditemukan dalam keadaan immatur, oosit immatur ini akan yang memiliki kapasitas maturasi dan fertilisasi yang rendah, dan jarang sampai ketahap embrio transfer, namun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hal in belum diketahui secara luas.
Tujuan: Untuk melihat hubungan antara maturitas oosit dengan kadar hCG serum 12 jam pasca penuntikan dan ekspresi mRNA LHR sel granulosa pada siklus TRB. Untuk menilai apakah kadar hCG serum dan ekspresi LHR ini bisa memprediksi laju maturasi oosit pada siklus TRB.
Material dan Metode: total 30 sampel normoresponder yang mengikuti TRB dengan protocol antagonis dianalisa secra prospektif. Dua belas jam setelah penyuntikan hCG, kadar hCG serum diukur dan petik oosit melalui USG transvaginal dilakukan 35-36 jam kemudian. Sel granulosa oosit diperoleh saat denudasi oosit untuk proses intracytoplasmic sperm injection ICSI dan sel granulosa ini kemudian diproses RNA prufikasi, reverse transcription dan quantitative real-time polymerase chain reaction PCR . Oosit yang diperoleh saat itu langsung dinilai maturasinya. Test korelasi Pearson dilakukan untuk menilai korelasi laju maturasi oosit dengan kadar hCG dan ekspresi mRNA LHR. Analisa Receiver Operating Characteristic ROC dilakukan untuk menentukan nilai cut-off.
Hasil: Kadar hCG seum memiliki korelasi positif dengan maturitas oosit r 0.467, p

Introduction: During stimulated in vitro fertilization IVF cycle, up to 30 of the recovered oocytes are immatur ones which have lower maturation capacity, poor fertilization capacity and seldom yield transferable embryos however, the precise influencing factors are largely unknown.
Aim: To investigate the association of oocyte maturation with serum hCG levels measured 12 hours after trigger and LHr mRNA expression of granulosa cell in IVF cycles. To find out whether this serum hCG levels and expression of mRNA LHr granulosa cell can predict oocyte maturation rate in IVF cycles.
Material and Method A total of 30 normoresponder IVF cycles stimulated by antagonist protocol were analyzed prospectively. Twelve hours after triggering by exogenous hCG, level of hCG serum was measured and an ultrasound guided retrieval of oocytes was performed 35 36 hours later. Granulosa cells were obtained during oocyte denudation for intracytoplasmic sperm injection ICSI procedures and subjected to total RNA purification, reverse transcription and quantitative real time polymerase chain reaction PCR. Oocytes were stripped immediately after retrieval and maturation was assessed at this time. Pearson 39 s correlation test performed to analyze the correlation of oocyte maturation rate with serum hCG level and expression mRNA LHR. Receiver operating characteristic ROC analysis was performed to determine cut off value.
Result: Serum hCG have positive correlation with oocyte maturation r 0.467, p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailah Hanifah
"Fertilisasi In Vitro FIV merupakan salah satu prosedur yang paling umum digunakan untuk membantu kehamilan pada pasangan yang memiliki masalah infertilitas. Salah satu masalah infertilitas tersebut ialah respons buruk ovarium dan wanita yang mengalaminya dikenal sebagai wanita perespons buruk. Wanita perespons buruk tidak memiliki respons ovarium yang memadai terhadap pemberian gonadotropin untuk stimulasi ovarium. Keberhasilan fertilisasi pada penderita perespons buruk cenderung rendah disebabkan oleh rendahnya kuantitas dan pada umumnya diikuti oleh rendahnya kualitas oosit. Gonadotropin yang terdiri dari FSH dan LH, berperan dalam perkembangan dan ovulasi folikel. Respons folikel dalam menangkap gonadotropin bergantung pada ikatan yang tepat antara hormon dan reseptornya FSHR dan LHR pada sel granulosa yang mengelilingi oosit.
Tujuan dari penelitian yaitu, untuk mengetahui ekspresi mRNA fshr dan lhr pada sel granulosa penderita perespons buruk dan korelasinya terhadap rasio fertilisasi melalui metode real-time PCR yang kemudian diuji secara statistik menggunakan uji-t dan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan siginifikan antara ekspresi mRNA fshr dan lhr pada sel granulosa penderita perespon buruk dan wanita normal p>0,05, terdapat korelasi negatif tidak signifikan antara ekspresi mRNA fshr penderita perespon buruk dengan rasio fertilisasi r0,05, dan korelasi positif tidak signifikan antara ekspresi mRNA lhr penderita perespon buruk dan rasio fertilisasi r>0,00; p>0,05.

In Vitro Fertilization IVF is one of the most commonly used procedures to help pregnancies in couples who have infertility problems. One of the problems of infertility is poor ovarian response and the woman who experiences it is known as poor responder. Poor responders do not have an adequate ovarian response to gonadotropin in ovarian stimulation. The success of fertilization in poor responders tends to be low due to low quantity and is generally followed by low oocyte quality. Gonadotropins consisting of FSH and LH, play a role in follicle development and ovulation. The follicle response in capturing gonadotropins depends on the exact bond between the hormone and its receptor FSHR and LHR in the granulosa cells surrounding the oocyte.
The purpose of this research is to know the expression level of mRNA fshr and lhr in granulosa cells of poor responders and their correlation to fertilization ratio through real time PCR method which then tested statistically using t test and Spearman correlation test.
The results showed insignificant differences between expression level of mRNA fshr and lhr in granulosa cells of poor responders and normal women p 0,05, insignificant negative correlation between the expression level of mRNA fshr of poor responders r0,05 and fertilization ratio, and insignificant positive correlation between expression level of mRNA lhr of poor responders and fertilization ratio r 0,00 p 0,05.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library