Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Christ Anugrah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duncan, J. Michael
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
624.151 363 DUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Wiley, 1996
624.162 SLO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Pauline C.
"ABSTRAK
Tanah bertulang (reinforced earth) merupakan suatu material komposit
terdiri dari tanah yang dipadatkan yang di dalamnya ditancapkan elemen-elemen
tulangan tarik, yang biasanya dibuat dari jalur-jalur logam yang dipasang secara
horisontal.
Tanah mempunyai sifat lemah terhadap tegangan tarik tetapi kuat menahan
tegangan tekan sedangkan tulangan adalah sebaliknya, bersifat lemah terhadap
tekan tetapi kuat terhadap tarik. Tanah mengalami keseimbangan atau kestabilan
karena adanya gaya-gaya friksi yang timbul di antara tanah dan tulangan, dimana
tegangan-tegangan pada tanah disalurkan menuju elemen-elemen yang
ditempatkan pada daerah tarik.
Soil Nailing merupakan salah satu metode penulangan tanah yang
diterapkan pada lereng atau galian tanah asli yang membentuk dinding tanah. Pada
teknik ini, tanah asli diperkuat dengan baja batangan yang digrout ("nails")
dengan shorcrefe sebagai penutup (facing) untuk mencegah larinya tanah ke luar.
Pada karya tulis ini akan diielaskan sistem penulangan tanah dengan teknik
soil nailing untuk dinding penahan tanah, rnengenai mekanisme interaksi tanah-
tulangannya dan perilakunya serta beberapa metode desain, yaitu: metode Davis,
TALREN dan Caltrans yang dilengkapi dengan suatu studi kasus dengan
mengambil data-data lapangan dari proyek Wisma Pondok Indah. Kemudian
dilakukan analisis perhitungan stabilitas dengan mengglmakan program SNAIL
yang dikeluarkan oleh Caltrans dimana hasil yang didapat akan dibandingkan
dengan hasil perhitlmgan dengan menggunakan metode Taylor, STABIL dan
grais. Dari hasil yang didapat diketahui bahwa terjadi peningkatan faktor
keamanan bila lereng tersebut diberi tulangan bila dibandingkan dengan tanpa
tulangan.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Teknologi pertanian dikembangkan manusia sebagai tanggapan aktif dalam menghadapi keterbatasan pada kondisi fisik lingkungan. Salah satu wujud teknologi dalam bidang pertanian adalah penggunaan alat pertanian tradisional berupa cangkul. Cangkul merupakan alat pertanian tradisional yang umum digunakan oleh petani karena sifatnya yang serbaguna. Kabupaten Kuningan memiliki corak budaya agraris dimana terdapat wilayah pertanian yang luas dan dijumpai jenis cangkul yang beraneka-ragam, serta ciri fisik lingkungan yang beragam dilihat dari unsur lereng, ketinggian dan penggunaan tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan keberagaman jenis cangkul yang digunakan pada lahan pertanian dengan fisik lingkungan yang berbeda. Dengan menggunakan metode survey yang mencakup wawancara terhadap petani pengguna cangkul, pengamatan ciri fisik dan pengukuran unsur–unsur pembentuk cangkul (panjang gagang, sudut dan daun cangkul) di tiap area yang dibentuk oleh lereng, ketinggian dan penggunaan tanah, dengan menggunakan analisa deskriptif, terungkap bahwa di sebelah Barat dan Selatan Kabupaten Kuningan yang merupakan daerah pegunungan berlereng terjal, dijumpai cangkul bergagang panjang dan daun besar, pada tegalan sudut cangkulnya lancip, pada sawah sudut cangkulnya tumpul. Di bagian Timur yang merupakan dataran rendah berupa sawah dengan lereng landai dijumpai cangkul dengan gagang pendek dan sudut tumpul serta daun sedang, di bagian Tengah dan Utara yang merupakan daerah persawahan pada perbukitan dengan lereng sedang, dijumpai cangkul dengan panjang gagang sedang, sudut cangkul sedang dan daun cangkul yang tidak terlalu besar."
Universitas Indonesia, 2006
S33943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa curah hujan dan gempa bumi adalah dua mekanisme utama yang memicu tanah longsor (Keefer, 1984; Schuster et al, 1996;. Crosta, 2004). Untuk tanah longsor disebabkan gempa, banyak telah dilakukan penelitian mendalam tentang identifikasi dan deskripsi tanah longsor coseismal, terutama yang disebabkan oleh gempa bumi bencana ( Keefer, 1984; Harpa et al, 1991;. Jibson et al, 1994;. Harpa dan Jibson, 1996; Khazai dan Sitar, 2004). Pada Rabu,September 30, 2009, jam 5:16, sebuah gempa 7,6 Mw melanda pantai barat Sumatera, yang menyebabkan tanah longsor bidang di tiga desa di Kanagarian Tandikat dan menelan korban jiwa 360 orang.
Penelitian ini mengkaji metode perkiraan untuk menentukan pengaruh infiltrasi pada stabilitas lereng dari dua lapisan dan akibat gempa. Ada dua pendekatan: 1.Analisa matematika dengan kondisi jenuh menggunakan model Hijau-Ampt, 2.Analisa numerik dengan kondisi jenuh menggunakan.
Hasilnya adalah perpindahan akibat meningkatnya variasi kohesi, Dalam kondisi hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi, hal ini ditunjukkan oleh respon yang lebih besar sebelum hujan dan setelah hujan, dan perpindahan pada bagian lereng lebih besar dari bagian datar. Hal ini berarti variasi kohesi yang disimulasikan infiltrasi air hujan pada tiga kondisi, menyebabkan amplifikasi lokal, hal ini lebih berbahaya karena keberadaan air. Yang paling berisiko tanah longsor jika ada air tanah di lapisan batuan yang memisahkan pasir karena akan berisiko karena bidang tanah longsor mengikuti aliran air tanah.

Previous studies have shown that rainfall and earthquakes are two main mechanisms that trigger landslides (Keefer, 1984; Schuster et al., 1996; Crosta, 2004). For earthquake induced landslides, many studies have been concerned with the identification and description of coseismal landslides, particularly those caused by catastrophic earthquakes (see, for example, Keefer, 1984; Harp et al., 1991; Jibson et al., 1994; Harp and Jibson, 1996; Khazai and Sitar, 2004). On Wednesday September 30, 2009,at 5:16 p.m., an Mw 7.6 earthquake struck the west coast of Sumatra that caused landslides fields in three villages in Kanagarian Tandikat a lost life of about360 victims.
This study examines an approximate method for determining the influence of infiltration on the stability of the two superficial layers of slope. There are two approaches: mathematical 1.Analyse unsaturated conditions with the Green- Ampt model, 2.Numerical analysis of saturated conditions using the program FLAC 3D.
The result is displacement increased as the variation of cohesion In the condition when the rain greater than capacity infiltration showed a greater response conditions before the rain After the rain, and the displacement at the slope section greater than flat section. its means variation of cohesion which is simulated rainwater infiltration at all three conditions, causes amplification of the amplification local, is more dangerous because of the presence of water. Who is most at risk of landslides if there is groundwater in the rock which separates the sand it would be risky because the field of landslides following the flow of groundwater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29925
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bayu Prajnanta
"Kestabilan lereng merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam tambang batubara terbuka Asam Asam untuk mencegah terjadinya kelongsoran. Kestabilan dari sebuah lereng dipengaruhi oleh sifat dari batuan dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sebuah lereng. Kestabilan lereng dapat dipelajari menggunakan analisis kesetimbangan batas yang didasarkan dari teori Mohr-Coulomb Failure Criterion untuk mengetahui respons dari material batuan terhadap suatu gaya yang diberikan. Dari analisa tersebut tingkat kestabilan di lereng pertambangan dapat dikuantifikasi dengan mengukur nilai faktor keamanan (FK) dari sebuah lereng. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis kestabilan lereng pada tiga desain lereng highwall tambang batu Bara terbuka Asam Asam di Pit "X" yang dioperasikan oleh PT. Arutmin Indonesia, dengan bantuan perangkat lunak Geostudio SLOPE/W dan metode perhitungan nilai kesetimbangan batas Morgenstern-Price. Analisis pada ketiga lereng menunjukkan bahwa faktor keamanan dari desain lereng masih relatif tinggi dibanding standar perusahaan, sehingga penulis dapat memberi rekomendasi berupa optimasi. Optimasi adalah perubahan desain lereng tambang untuk mengurangi jumlah material yang tidak diinginkan namun masih memperhatikan nilai standar faktor keamanan dari tiap lereng. Penulis menemukan bahwa memungkinkan dilakukan optimasi dari ketiga lereng dengan mengurangi lebar bench tiap lereng dari 10 meter menjadi 7 meter, sehingga pengurangan lebar bench membuat sudut keseluruhan masing-masing lereng menjadi semakin tegak dengan kenaikan sudut sebesar 4o. Dengan dilakukannya optimasi, maka pihak perusahaan dapat mengurangi jumlah material yang tidak diinginkan dalam proses pengupasan, sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstraksi batu bara.

Slope stability is an important aspect that need to be understood to avoid the possibility of a slope failure in Asam Asam open-pit coal mine. Stability of a slope is affected by the properties of the rock within the slope, and external factors that are affecting the slope. Slope stability could be studied by using the limit equilibrium method which uses the Mohr-Coulomb Failure Criterion to understand the reaction of rock under external forces and pressure. By using the limit equilibrium analysis, the safety of a slope could be quantified into a value called the factor of safety (FoS). In this research, the slope stability of three highwall slope from Pit "X" of Asam Asam open-pit mining area operated by PT. Arutmin Indonesia are analyzed with the help of Geostudio SLOPE/W software, using Morgenstern-Price limit equilibrium calculation method. Analysis of the slopes shows that the factor of safety of the three slopes still far exceeded the standard that are set by PT. Arutmin Indonesia. The writer recommends that the three slopes are to be optimized further. The purpose of this optimization is to modify the slope design so the amount of unwanted material or overburden could be further reduced with respect to the safety standards of the slope. By reducing the length of the slope bench from 10 meters to 7 meters, the slope overall angle rose by 4o becoming more upright. This new optimized design will have less amount of unwanted material that are included during the coal extraction process; therefore, the extraction time and operating cost would be reduced.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Karuniawan
"Kali Cisadane adalah sebuah kali yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikan Kali Cisadane sebagai salah satu daerah yang berpotensi terhadap ancaman bencana, salah satunya adalah bencana tanah longsor. Tanah longsor berkaitan dengan stabilitas lereng yang merupakan proses alami pergerakan massa tanah dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jarak terhadap muka air tanah, sudut kemiringan lereng, nilai kuat geser tanah, dan jenis lapisan tanah penyusun tanah dengan nilai kohesi dan internal yang berbeda-beda serta sudut geser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi kerawanan bencana tanah longsor pada wilayah lokasi studi di Kali Cisadane yang digambarkan melalui nilai faktor keamanan yang divisualkan dalam bentuk peta spasial rawan bencana tanah longsor. Tahapan dari proses analisis kestabilan lereng ini dilakukan dengan menggunakan metode Mohr Coulomb yang dalam proses analisisnya menggunakan software Midas GTS Nx untuk mendapatkan nilai faktor keamanan. Nilai faktor keamanan yang diiperoleh dari hasil analiisis, kemudian dimasukkan dalam software Arcmap untuk dilakukan interpolasi titik metode Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil yang didapatkan dari interpolasi titik adalah ditemukannya titik kerawanan bencana tanah longsor di sekitar kali Cisadane pada daerah Pasir Jaya, Kota Bogor yang sama dengan lokasi bencana tanah longsor yang diuji. Meskipun begitu, hasil peta spasial yang diperoleh dengan metode yang digunakan akan akurat pada area sekitar aliran kali/sungai tetapi tidak optimal jika digunakan untuk membuat peta spasial untuk 1 wilayah tertentu.

Cisadane River, located in West Java Province, is an area with complex natural conditions, making it susceptible to disasters, one of which is landslides. Landslides are related to slope stability, which is the natural process of mass soil movement from higher to lower areas. Slope stability is influenced by several factors, such as the distance to the groundwater table, slope angle, soil shear strength, and the type of soil layer with different cohesion values and internal friction angles. The aim of this study is to identify landslide hazard locations in the Cisadane River area by using safety factor values visualized in the form of a spatial landslide hazard map.The slope stability analysis process was carried out using the Mohr Coulomb method, with Midas GTS NX software used for the analysis to obtain safety factor values. The safety factor values obtained from the analysis were then input into Arcmap software for point interpolation using the Inverse Distance Weighted (IDW) method. The results of the point interpolation revealed landslide hazard points around the Cisadane River in the Pasir Jaya area, Bogor City, which coincide with the tested landslide disaster locations. However, the spatial map results obtained using this method will be accurate for areas around river flows but not optimal for creating spatial maps for larger areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnin Widya Rosiyanti
"ABSTRAK
Kabupaten Bogor mendapat peringkat sepuluh tertinggi Indeks Pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata Indonesia 2016. Kabupaten Bogor memiliki banyak potensi wisata alam, budaya, dan buatan sehingga jumlah destinasi wisata bertambah.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan objek wisata dan faktor yang berhubungan signifikan dengan perkembangan objek wisata di Kabupaten Bogor tahun 1990-2016. Variabel yang digunakan yaitu objek wisata, ketinggian wilayah, kemiringan lereng, faktor aksesibilitas jenis moda transportasi, jenis jaringan jalan, dan jarak objek wisata dari pusat kota . Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial, deskriptif, dan statistik Chi-Square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan objek wisata Kabupaten Bogor setiap periodenya meningkat seiring dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk per-periodenya, serta didominasi jenis objek wisata alam. Perkembangan objek wisata terbanyak terjadi di Zona Bogor Tengah dengan ketinggian 100-500 mdpl, kemiringan lereng 0-8 , berada di jalan lokal, dapat dijangkau kendaraan roda empat, dan berjarak dekat dari pusat Kota Bogor. Berdasarkan hasil uji statistik bahwa ada hubungan signifikan antara perkembangan objek wisata tersebut dengan faktor aksesibilitas berupa jenis jaringan jalan dan jenis moda transportasi.

ABSTRACT
Bogor Regency has gained top ten ranked Indonesia Tourism Index by the Ministry of Tourism Indonesia 2016. Bogor Regency has a lot of potential for tourism nature, culture, and man made so that it causing an increase the number of tourist destinations. The purpose of this research is to analyze the development of tourism objects and factors that are significantly related to the development of tourist attraction in Bogor Regency in 1990 2016. Variables that used are tourism object, elevation region, slope, accessibility factors types of modes of transportation, type of road networks and the distance from tourist attraction to the center of city . The analytical method that used are the spatial analysis, descriptive, and statistics Chi Square . The results showed that the development of tourist attraction of Bogor Regency each period increases with the average population growth in every periods, which is dominated by types of natural attraction. The most development of tourist attraction occured in Zona Central Bogor with 100 500 meters above sea level, slope 0 8 , located on the local roads, can be reach by four wheeled vehicles, and close to the center of Bogor. Based on the statistical test, there are significant connection between the development of a tourist attraction with accessibility factors such as the type of road networks and types of transportation modes."
2017
S67373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>