Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Amanda Putri
"
ABSTRAKTeknologi berkembang pesat dalam menunjang aktivitas manusia, salah satunya proses menggambarkan ruang kota dan wayfinding. Pada tahun 1960, Kevin Lynch merilis buku berjudul The Image of the City sebagai solusi dari permasalahan masyarakat dalam proses wayfinding di ruang kota melalui penggambaran ruang kota yang terwujud dari legibilitas dan proses cognitive maps. Teori Lynch masih digunakan di era kemudahan Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Dilakukan studi kasus untuk membandingkan dua proses pembentukan gambaran ruang kota, yaitu berdasarkan teori Lynch dan melalui ruang virtual. Di sisi lain, era Teknologi, Informasi dan Komunikasi merubah konsep gambaran ruang kota yang dilakukan pada masa teori Kevin Lynch dirilis
ABSTRACTTechnology is growing fast in uses to help people activities, such as imagining city and in wayfinding process. In 1960, Kevin Lynch released The Image of the City as a solution for society in wayfinding problems, through city image which was built by legibility and cognitive maps process. Lynch 39 s theory is still being used in Information, Communication and Technology Age. Case study was held to compare the process of imagining city by Lynch 39 s theory and the process through virtual reality. On the other hand, Information, Communication and Technology age changed the concept of imagining city space by Lynch 39 s theory. "
2017
S67147
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lidya Amelia Noble
"
ABSTRAKLegibilitas memberikan kemudahan bagi manusia untuk memahami lingkungan dan dianggap sebagai kualitas yang harus dihadirkan dalam navigasi ruang. Dominasi visual dalam arsitektur membuat pengelihatan dianggap sebagai aspek utama dalam memahami ruang yang tercermin ke dalam pemahaman mengenai legibilitas spasial. Sebagai dampak dari ketiadaan penglihatan, total blind dihadapkan dengan kesulitan dalam bernavigasi dan berorintasi dalam kesehariannya. Studi terhadap penelusuran memberikan pemahaman bahwa legibilitas dapat diterjemahkan bagi total blind dengan menghadirkan keberagaman informasi non visual diversity of non-visual clue . Keragaman yang dimaksud harus menghadirkan kualitas pergerakan yang terarahkan directing movement , clue non-visual yang menonjol saliency of non-visual clue dan kejelasan transisi legible transition. Bagi total blind, ketiga hal tersebut terkait dengan kualitas yang harus dimiliki oleh elemen-elemen legibilitas yang dialami oleh indera selain pengelihatan.
ABSTRACTLegibility makes it easy for humans to understand the environment and is regarded as a quality that should be presented in spatial navigation. Visual dominance in architecture makes vision a major aspect of understanding space that is reflected in the understanding of spatial legibility. As a result of the absence of sight, total blinds are confronted with difficulty in navigation and orientation on a daily basis. Findings of this study provides an understanding that legibility can be translated for total blind by presenting diversity of non visual clues. Such diversity should present the quality of directing movement, saliency of non visual clue and legible transition. For total blind, those three aspects are related to the quality that must be owned by the elements of legibility that experienced by senses other than vision. "
2017
S68004
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library