Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kanya Habibah Pramesti
"Latar Belakang: Estetika wajah merupakan hal penting yang dapat meningkatkan daya tarik dan kepercayaan diri seseorang. Salah satu indikator estetika wajah adalah profil wajah yang harmonis dan proporsional. Profil wajah merupakan salah satu hal yang pertama kali dilihat oleh ortodontis. Penilaian terhadap hal tersebut bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi. Ortodontis perlu mempertimbangkan parameter dan persepsi pasien dalam melakukan perawatan ortodonti. Tujuan: Memperoleh nilai rerata profil wajah yang masih dikatakan lurus menurut orang awam di Indonesia berdasarkan analisis Legan dan Burstone. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ini adalah orang awam laki-laki dan perempuan yang masing-masing berjumlah 78 orang. Data diuji menggunakan uji Mann-Whitney U. Hasil: Persepsi orang awam terhadap perubahan titik Sn dan Pg’ pada model laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna persepsi orang awam laki-laki terhadap profil wajah model laki-laki dan perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna persepsi orang awam perempuan terhadap profil wajah model laki-laki dan perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi orang awam laki-laki dan perempuan terhadap profil wajah model laki-laki dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi orang awam laki-laki dan perempuan terhadap profil wajah model perempuan dengan variasi titik Sn dan Pg’ (p>0,05). Kesimpulan: Rentang rata-rata profil wajah yang dikatakan lurus menurut orang awam di Indonesia berdasarkan analisis Legan dan Burstone adalah 9,23°-14,87° untuk variasi titik Sn dan 8,97°-13,96° untuk variasi titik Pg’.

Background: Facial aesthetics is an important thing that can increase a person's attractiveness and confidence. One key indicator of facial aesthetics is a harmonious and proportional facial profile, which is often the first feature assessed by orthodontists. The assessment of this is subjective and depends on perception. Orthodontists need to consider the patient's parameters and perceptions in performing orthodontic treatments. Objectives: To determine the average range of facial profiles perceived as straight by the laypeople in Indonesia based on Legan and Burstone's analysis. Methods: This study was an observational analytic with a cross-sectional design. The subjects of this study are 78 male and 78 female participants. Data were analyzed using the Mann-Whitney U test. Results: Laypeople’s perception regarding variations in Sn and Pg’ points on male and female facial models showed statistically significant differences (p<0.05). There was no statistically significant differences in male participants' perceptions of male and female facial profiles across Sn and Pg’ variations (p>0.05). There was no statistically significant differences in female participants' perceptions of male and female facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05). There was no statistically significant differences between male and female participants' perceptions of male facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05), nor of female facial profiles with Sn and Pg’ variations (p>0.05). Conclusion: The average range of facial profiles perceived as straight by the laypeople in Indonesia, based on Legan and Burstone's analysis, is 9.23°-14.87° for Sn variations and 8.97°-13.96° for Pg’ variations."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Ekaputra
"Latar belakang: Estetika wajah merupakan sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat karena selain meningkatkan rasa kepercayaan diri seseorang, estetika wajah juga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Estetika wajah terdiri dari Estetika Makro (Facial), Estetika Mikro (Dental), dan Estetika mini (Dentofacial). Estetika mini atau senyum terdiri dari beberapa indikator penentu, salah satunya adalah incisor display. Estetika sendiri memiliki subjektivitas yang tinggi dan bergantung pada persepsi. Sehingga, penting untuk mengetahui persepsi senyum menurut ortodontis dan orang awam untuk menentukan rencana perawatan. Tujuan: Mengetahui perbedaan persepsi estetika senyum pada berbagai level incisor display di dalam masing-masing kelompok orang awam dan ortodontis. Metode: Penelitian ini dilakukan di Jakarta menggunakan metode cross-sectional. Kuesioner ini disebar kepada 100 orang awam dan 100 ortodontis menggunakan kuesioner daring. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna persepsi estetika senyum pada level incisor display 0 mm dengan 4 mm, serta perbedaan sebagian bermakna pada level 1mm, 2mm, 3mm, 4mm menurut orang awam. Menurut ortodontis terdapat perbedaan bermakna pada level 0mm dengan 1mm, 2mm, 3mm, dan 4mm. Terdapat juga perbedaan sebagian bermakna pada level 1mm, 2mm, 3mm, 4mm. Kesimpulan: Incisor display pada level tertentu memengaruhi persepsi estetik orang awam dan juga ortodontis

Background: Facial aesthetics are something that is considered important by the society. They consist of Macro Aesthetics (Facial), Micro Aesthetics (Dental), and Mini Aesthetics (Dentofacial). The mini or smile aesthetics consist of several defining indicators, one of which is the incisor display. Aesthetic itself has high subjectivity and depends on perception. Thus, it is important to know the perception of smile according to the orthodontist and the laypeople to determine a treatment plan. Objective: To determine the differences in the perception of smile aesthetics at various levels of incisor display within each group of laypeople and orthodontists. Methods: This study was conducted in Jakarta using a cross-sectional method. The questionnaire was distributed to 100 laypeople and 100 orthodontists, via online questionnaire. Results: There are significant differences in the aesthetic perception of smiles at the 0mm and 4mm incisor display levels, and partial differences are significant at 1mm, 2mm, 3mm, 4mm according to laypeople. According to orthodontists, there are significant differences in 0mm with 1mm, 2mm, 3mm, and 4mm and partial differences are significant at 1mm, 2mm, 3mm, 4mm. Conclusion: Incisor display influences the aesthetic perception of laypeople and orthodontists on most levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nabila
"Latar belakang: Tujuan utama perawatan ortodonti bukan hanya untuk mendapatkan oklusi yang ideal tetapi juga meningkatkan estetika wajah. Profil wajah merupakan salah satu indikator untuk melihat estetika wajah. Persepsi Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam mengenai profil wajah perlu diketahui untuk mencapai tujuan perawatan ortodontik. Tujuan: Mengetahui perbedaan persepsi antara Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam tentang profil wajah berdasarkan analisis Arnett dan Bregman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan desain potong lintang. Penilaian profil wajah dengan sudut 50,80 ,110, 140 ,170 menurut analisis Arnett dan Bregman dilakukan oleh Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam yang masing-masing berjumlah 35 orang menggunakan VAS. Data diuji menggunakan Kruskal-Wallis dan Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antara persepsi Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam terhadap profil wajah (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna menurut statistik antara persepsi Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam terhadap profil wajah dengan sudut kecembungan 50,80, dan 110 pada laki-laki (p> 0,05) dan 50,110,140, dan 170 pada perempuan (p> 0,05). Ortodontis dan Dokter Gigi memiliki preferensi pada profil wajah lurus dan masyarakat awam memiliki perferensi pada profil wajah cekung. Kesesuaian paling tinggi terhadap analisis jaringan lunak menurut Arnett dan Bregman yaitu Ortodontis, diikuti oleh Dokter Gigi, dan kemudian masyarakat awam. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam tentang profil wajah, namun terdapat perbedaan persepsi masing-masing Ortodontis, Dokter Gigi, dan masyarakat awam terhadap variasi sudut kecembungan wajah (50,80 ,110, 140 ,170) menurut Arnett dan Bregman.

Background: The main purpose of orthodontics treatment is not only to achieve ideal occlusion but also to improve facial aesthetics. Facial profile is one of the indicators to show facial aesthetics. The facial profile perception of Orthodontists, Dentists, and Laypeople sometimes need to be assessed to meet the purpose of orthodontics treatment. Objectives: To compare facial profile perception between Orthodontists, Dentists, and Laypeople according to Arnett and Bregman facial profile analysis. Methods: This study was a comparative analytic with cross-sectional design. Facial profile convexity of 50, 80,110,140,170 in male and female were assessed using VAS by 35 Orthodontists, Dentists, and Laypeople respectively. Data were tested using the Kruskal-Wallis and the Mann Whitney test. Result: There was a significant difference of facial profile perception between Orthodontists, Dentists, and Laypeople (p< 0.05) There was no significant difference of facial profile perception with facial profile convexity of 50, 80,110 in male (p> 0.05) and 50,110,140,170 in female (p> 0.05) between Orthodontists, Dentists, and Laypeople. Orthodontists and Dentists preference was a straight facial profile and the Laypeople preference was a concave facial profile. The group that met the highest agreement with Arnett and Bregman facial profile analysis was the Orthodontists, followed by the Dentists, and Laypeople. Conclusion: There was no significant difference of facial profile perception between Orthodontists, Dentists, and Laypeople. However, there was significant difference of facial profile perception between Orthodontists, Dentists, and Laypeople with variation facial convexity (50, 80,110,140,170) according to Arnett and Bregman."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library