Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprapto Soemardan
"Rhodium yang disanggah α-A1203 telah diteliti melalui proses reformasi CH4/CO2 pada temperatur tinggi (1250-1325 °K) dan di atas tekanan atmosfer (3-7 atm). Secara termodinamika pada temperatur 1285 K, pembentukan karbon terjadi pada CO2/CH4 <60/40. Aktifitas katalis (0.3%berat) Rhla-A1203 didaparkan sangat baik dan katalis menunjukkan kestabilan selama eksperimen (18 hari) serta tidak menunjukkan adanya tanda-tanda deaktivasi. Umumnya konversi metana dan CO2 meningkat dengan kenaikan temperatur, tekanan dan W/FCH4O. Peningkatan kandungan CO2 sampai CO2/CH4=80/20 ternyata juga dapat menaikkan konversi metana. Penambahan sedikit air (H2O/CH4=5%) dapat menaikkan konversi metana dan CO2. Namun penambahan air selanjutnya menurunkan konversi CO2. Perbandingan reaktan CO2/CH4=70/30 menghasilkan perbandingan gas sintesis H2/CO sekitar 0.80. Perbandingan Hz/CO dapat dinaikkan dengan penambahan H2O. Persamaan laju reaksi diperoleh berdasarkan skema mekanisme Langmuir-Hinshelwood dengan menganggap reaksi permukaan fase teradsorp CH4* dan CO2* sebagai rate limiting step. Pengujian terhadap persamaan laju hanya didasarkan atas data eksperimen variasi tekanan parsial CO2 pada tekanan parsial CH4 konstan pada 1285 K dan 4 atm. Plot antara laju reaksi eksperimen dan laju reaksi perhitungan terhadap tekanan parsial CO2 menunjukkan kurva yang sangat dekat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Ruhiat
"Adsorpsi merupakan salah satu proses pemisahan yang biasa dilakukan dibidang industri gas dan petrokimia. Penelitian mengenai adsorpsi banyak dilakukan terutama mengenai adsorben dan peningkatan siklusnya. Penelitian juga dilakukan untuk pengembangan model-model mengenai adsorpsi. Banyak model adsorpsi yang telah dikembangkan diantaranya Langmuir, BET, Dubinin-Radushkevich (DR), dll. Setiap model yang digunakan dalam merepresentasikan data adsorpsi memiliki tingkat keakuratan yang berbeda. Model Langmuir dan BET memiliki tingkat akurasi yang tidak terlalu baik terutama dalam merepresentasikan data adsorpsi pada tekanan tinggi.
Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan modifikasi persamaan Langmuir dan BET dengan penambahan koreksi terhadap densitas gas teradsorpsi, tetapi modifikasi persamaan tersebut hanya merubah tingkat akurasi yang tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan digunakan persamaan DR untuk merepresentasikan data adsorpsi dari literatur. Persamaan DR ini telah terbukti dapat merepresentasikan data adsorpsi dengan baik. Selain itu akan dilakukan modifikasi pada persamaan DR dengan harapan dapat memperbaiki tingkat akurasi dibandingkan dengan persamaan DR secara aslinya. Modifikasi model DR dilakukan dengan memasukan pengaruh densitas adsorpsi sehingga memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. Tingkat akurasi yang dihasilkan dapat ditunjukan dengan suatu parameter yaitu Average Absolute Percent Deviation (AAPD).
Hasil pengolahan data dengan menggunakan model DR pada data adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif sebagai adsorben memiliki nilai AAPD sebesar 1,75% sedangkan untuk model hasil modifikasinya sebesar 1,12%. Pada adsorben lainnya yaitu zeolit AAPD yang dihasilkan model DR adalah sebesar 2,18% sedangkan model hasil modifikasinya adalah 1,98%. Sedangkan adsorpsi dengan jenis adsorben batubara nilai AAPD yang dihasilkan model DR adalah 1,37% dan model hasil modifikasinya adalah 0,98%. Secara kesuluruhan nilai AAPD yang dihasilkan oleh model DR dan modifikasinya lebih baik dari model Langmuir dan BET yang ditunjukkan oleh nilai AAPD yang dihasilkan oleh model tersebut lebih rendah daripada kedua model lainnya.

Adsorption is one of the separation process commonly used in gas and petrochemical industry. Many research on adsorption have concerned on adsorbent development, lifecycle and regeneration process. There are many research carried out for the development of models concerning the adsorption. Many models adsorption that have been developed. Among of them are Langmuir, BET, and Dubinin-Radushkevich. Each model can represent the adsorption data in the different level of accuracy. Langmuir model and BET have less accuracy in the representing the adsorption data at the high pressure conditions.
Previous researches modified had the Langmuir and BET models by substituting the density of the absorbate, but this modification give in significant changes in the accuracy level. In this research, the DR equation is used represent to the adsorption data from the literature. DR equation has been proven to be able to represent the adsorption data very well. Modification of DR equation is carried out to improve the accuracy level of the original DR equation. Modification of DR equation has been conducted by considering adsorption density influence. Accuracy level had been showed by level of Average Absolute Percent Deviation (AAPD) parameter.
The results on the DR equation on the adsorption data which use activated carbon as adsorbent gave AAPD 1.75%, whereas on the modified DR equation was 1.12%. On zeolite adsorbent the AAPD using DR equation was 2.18% while on the modified DR equation was 1.98%. The adsorption with coal as adsorbent on the AAPD value using DR equation was 1.37% and the modified DR equation result was 0.98%. DR equation and the DR modified gave better accuracy than the Langmuir model and BET; shown by lower AAPD value than the two other models (Langmuir & BET).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51745
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Siti Eris Nova Vidya
"Sektor energi merupakan sektor yang sangat penting di Indonesia. Konsumsi energi di Indonesia yang semakin meningkat, membuat para ahli untuk mencari solusi energi alternatif, salah satunya adalah coalbed methane (CBM) yang sangat potensial di Indonesia. Untuk mengetahui potensi CBM di Indonesia, maka dilakukan penelitian adsorpsi tekanan tinggi gas metana dan nitrogen pada substrat karbon aktif dan juga dikembangkan alternatif model yang lebih sederhana namun cukup akurat dalam merepresentasikan data adsorpsi yang ada.
Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap percobaan dan tahap pemodelan. Tahap percobaan meliputi preparasi karbon aktif, karakterisasi karbon aktif, dan uji adsorpsi tekanan tinggi gas metana dan nitrogen pada karbon aktif dengan variasi tekanan antara 150 psia - 900 psia, dan variasi temperatur antara 30°C- 50°C. Tahap pemodelan meliputi pemodelan menggunakan model Ono-Kondo yang didasarkan pada Lattice Theory dan model Langmuir Modifikasi, serta evaluasi terhadap pemodelan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur maka kapasitas adsorpsi gas yang terjadi semakin kecil. Selain itu, model Langmuir Modifikasi dapat merepresentasikan data percobaan secara lebih akurat dibandingkan dengan model Ono-Kondo. Namun, baik model Langmuir Modifikasi (dengan 2 parameter) ataupun model Ono-Kondo (dengan 1 parameter) sama-sama menghasilkan nilai AAPD yang cukup rendah, sehingga cukup baik untuk diaplikasikan dalam proses adsorpsi.

Energy sector is an important sector in Indonesia. High energy consumption in Indonesia makes the researchers are trying to find renewable energy solution, which is coalbed methane (CBM). To know about CBM potential in Indonesia, so I do the research about High Pressure Gas Adsorption of Methane and Nitrogen on Activated Carbon, and also developed more simple model alternative but accurate enough to representate the adsorption datas.
This research is do in two steps, there are experimental step and modeling step. The experimental step included activated carbon preparation, activated carbon characterization, and also do an adsorption experiment of gas methane and gas nitrogen on dry activated carbon with variation pressure between 150 psia'900 psia and variation temperature between 30°C-50°C. For the modeling step is used Ono-Kondo modeling based on Lattice Theory and Modifcation of Langmuir.
The results indicated that more higher the temperature, so the adsorption capacity is getting low. Besides, Modification of Langmuir model can representate data more accurate than Ono-Kondo model. Besides, both Modification of Langmuir model (with 2 parameters) and Ono-Kondo model (with 1 parameter) are representating a less AAPD, so both of them are good enough for applicated in adsorption process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uyi Sulaeman
"Degradasi fotokatalitik menggunakan titanium dioksida merupakan teknologi alternatif baru yang memberikan harapan untuk pengolahan berbagai limbah organik. Penelitian ini melakukan degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi TiO2 pada suhu kamar. Percobaan dilakukan untuk menyelidiki pengaruh intensitas cahaya terhadap parameter kinetika Langmuir-Hinselwood dan untuk menyelidiki beberapa senyawa intermediet.
Reaktor fotokatalitik didesain seperti kolam. Reaktor tersebut dilengkapi dengan pompa sirkulasi, pompa air dan aerator. Konsentrasi katalis 2 gIL. Konsentrasi fenol awal 20 mg/1 dalam volume 10 L suspensi disinari dengan lampu UV. Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood diselidiki terhadap variasi intensitas permukaan suspensi yang terdiri atas: 1,75; 2,05 and 2,73 mW/cm2. Penurunan senyawa fenol ditentukan tiap jam penyinaran dengan metode spektrofotometri hingga delapan jam penyinaran. Konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap juga diselidiki pada reaktor. Senyawa intermediet diselidiki pada intensitas yang tertinggi di permukaan suspensi, 4,35 mW/cm2. Senyawa intermediet ditentukan tiap dua jam penyinaran dengan HPLC hingga sepuluh jam penyinaran.
Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood berubah terhadap peningkatan intensitas lampu UV. Konstanta kecepatan kinetika Langmuir Hinselwood adalah 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin' dan konstanta adsorpsi isoterm adalah 3,66 x 10-3; 2,73 x 1 Dom; 1,11 x 10-3 berturut-turut. Nilai dari konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap adalah 6,63 x 10-3 µM 1. Konstanta adsorpsi isoterm menurun dengan meningkatnya intensitas cahaya, sedangkan konstanta kecepatan kinetika Langmuir-Hinselwood meningkat. Senyawa intermediet pada degradasi fenol dalam reaktor fotokatalitik dapat diselidiki seperti katekol, hidrokuinon dan asam oksalat.

Photocatalytic Degradation of Phenol and Intermediate Compounds in Waste Destruction Reactor by Using TiO2 SuspensionPhotocatalytic degradation using the semiconductor titanium dioxide is one of the new promising alternative technology for treatment of various organic waste. This study conducted a photocatalytic degradation of phenol by using TiO2 suspension at room temperature. Experiments were conducted to investigate the effect of incident light intensity on the parameter of the Langmuir-Hinselwood kinetic and to investigate some intermediate compounds.
Photocatalytic reactor is designed such as pool. It is equipped with circulation pump, water pump and aerator. Catalyst concentration is 2 gIL. Initial concentration of phenol is 20 mg/L within 10 L volume suspension illuminated by the UV lamp. The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic investigated from the variation of the light intensity on surface suspension in the range of 1,75; 2,05 and 2,73 mwlcm2. The decrease of phenol compound is determined every hour illumination by spectrophotometry method until eight hours illumination. Isoterm adsorption constant in the dark condition is also investigated in the reactor. The intermediate compounds are investigated from the highest intensity on the surface suspension, 4,35 mW/cm2. The intermediate compounds are determined every two hours illumination by HPLC until ten hours illumination.
The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic is changed to the increasing intensity of the UV Lamp. The rate constants of Langmuir-Hinselwood kinetic are 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin-1 and isoterm adsorption constants are 3,66 x 10'3; 2,73 x 10'3; 1,11 x 10'3 µM-1, respectively. The value of the isoterm adsorption constant in the dark condition is 6, 63 x 10-3 µM-1. The isoterm adsorption constant decreases as the light intensity increases, while the rate constant of Langmuir-Hinselwood kinetic increases. The intermediate compounds of phenol degradation in photocatalytic reactor can be investigated such as catechol, hidroquinone and oxalic acid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T8501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulina Ayu Pangesti
"ABSTRAK
Isu energi global merupakan suatu topik masalah yang tidak baru lagi. Peningkatan produksi energi yang menunjukkan pengaruh signifikan adalah dengan modifikasi bahan bakar fosil dengan bahan bakar terbarukan, salah satunya adalah dengan bioethanol. Salah satu kendala dalam produksi bioethanol fuel-grade adalah sulitnya memenuhi standar kadar air yang berada pada angka 1.0 v/v sesuai standar Amerika ASTM D4806 karena terjadinya fenomena azeotrope. Salah satu metode yang paling hemat energi adalah dengan adsorpsi. Salah satu kriteria dehidrasi bioethanol dengan metode ini dinilai memiliki kinerja baik adalah saat kapasitas adsorpsi dari adsorbent semakin besar. Kapasitas ini salah satunya dipengaruhi oleh material dari adsorbent yang digunakan. Material adsorbent yang diuji kapasitasnya dalam penelitian ini adalah polyvinyl alcohol PVA , zeolit, dan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hubungan serta pengaruh jenis adsorbent dan konsentrasi awal campuran terhadap kapasitas adsorpsi menggunakan pemodelan Langmuir untuk grafik hubungan konsentrasi akhir etanol dengan kapasitas adsorpsi. Adsorpsi karbon aktif memiliki kapasitas yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan PVA, dan 20 lebih besar dari zeolit. Analisis selektivitas menunjukkan bahwa zeolit sebagai adsorben lebih selektif terhadap air dibandingkan dengan kedua adsorben lainnya.

ABSTRAK
Global energy issue is no longer a new topic. The expansion of energy production proven to show significant influence is the fossil fuel modification by blending it with liquid renewable fuel, such as bioethanol. Bioethanol must achieve fuel grade standard to qualify as gasoline, one of the specification is to have moisture content of 1.0 v v or less, as regulated by ASTM D4806. This parameter is a challenging one to achieve, because water ethanol mixture will encounter the azeotrope phenomenon when the mixture undergoes a common distillation process and reach 95.6 v v of ethanol. One of the dehydration method that use less energy is adsorption. One of the efficiency consideration of bioethanol dehydration with adsorption is its adsorption capacity. Adsorption capacity is influenced by the material of adsorbent, operational temperature and time. The material being tested in this research are poly vinyl alcohol PVA , zeolite, and activated carbon. This research will analyze the dependency and influence of adsorbent type and mixture rsquo s initial concentration towards adsorption capacity utilizing a Langmuir model. The result of this study showed that the activated carbon has the highest parameter capacity, which is almost twice as much than PVA and 20 larger than zeolite. Whereas the result of selectivity study between the three prove that zeolite has better selectivity."
2017
S68067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferriansyah Hasan
"Salah satu cara yang sangat menjanjikan dalam teknologi penyimpanan gas adalah metoda-adsorptive storage - , dimana gas tersebut disimpan dalam keadaan teradsorpsi pada suatu-adsorben - tertentu. Nanotube carbon (NTC) merupakan jenis adsorben sintesis yang memiliki kapasitas adsorpsi hidrogen sehingga dapat menjadi alternatif yang menjanjikan sebagai storage hidrogen. Penelitian ini mengembangkan storage hidrogen, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan storage hidrogen, preparasi adsorben dan alat adsorpsi, pengukuran helium void volume, uji adsorpsi dan desorpsi hidrogen pada tekanan tinggi, serta permodelan sederhana adsorpsi Langmuir. Adsorben yang digunakan adalah NTC komersial dan lokal dalam bentuk curah dan compacted yang dilakukan pada kondisi isotermal yaitu 25_C. Uji adsorpsi tekanan tinggi dilakukan untuk setiap kondisi nanotube karbon (curah dan compacted) sampai diperoleh kurva adsorpsi isotermal dengan kenaikan tekanan 1 Mpa sampai 6 Mpa.
Hasil yang ditunjukkan oleh uji adsorpsi gas hidrogen tekanan tinggi pada kondisi isotermal (25_C), yaitu adsorpsi hidrogen dengan menggunakan variasi tiga adsorben akan meningkat kapasitas adsorpsinya seiring dengan meningkatnya tekanan. NTC lokal curah mempunyai kapasitas adsorpsi yang lebih rendah dibandingkan dengan kapasitas adsorpsi NTC komersial. Pada tekanan 600 psia, kapasitas adsorpsi NTC lokal sekitar 0,38 %, sedangkan NTC komersil curah pada tekanan yang sama daya adsorpsinya sekitar 0,6 %. Secara umum, data adsorpsi hidrogen dengan menggunakan variasi tiga adsorben dapat direpresentasikan dengan baik oleh permodelan Langmuir, dengan % deviasi NTC lokal curah sebesar 5- 6 %, dan % deviasi pada NTC komersial curah sebesar 0,004- 5. Sedangkan untuk % deviasi NTC komersial compacted sekitar 9- 13 %.

One of the most promising way in the gas storage technology is a method of "adsorptive storage", where the gas is stored in an "adsorbent". Carbon nanotubes (NTC) is a type of synthesis adsorbent which has hydrogen adsorption capacity, so that would be a promising alternative for hydrogen storage. This research consists of several stages; preparation of hydrogen storage, preparation adsorbent and adsorption equipment, measurement of Helium void volume, and also hydrogen adsorption and desorption at high pressure, as well as simple modeling Langmuir adsorption. This research using a commercial and local NTC in bulk and compacted form, which treated in an isothermal conditions of 25_C. High pressure adsorption analysis is performed for each condition of carbon nanotubes (bulk and compacted) to obtain the isothermal adsorption curve with increasing of pressure from 1 to 6 Mpa.
The results shown by high pressure adsorption of hydrogen gas at isothermal conditions (25_C) is the adsorption of hydrogen by using variations of three adsorbent, will increase the adsorption capacity with the increase of pressure. Local NTC bulk adsorption capacity is lower than the adsorption capacity of commercial NTC. At pressure of 600 psia, local NTC adsorption capacity is around 0.38%, while the bulk of commercial NTC at the same pressure is around 0.6%. In general, the hydrogen adsorption data using variations of three adsorbent could be well represented by Langmuir models, the deviation of the local NTC is about 5 to 6%, the deviation in the bulk of commercial NTC is about 0.004 to 5%, and the deviation of NTC commercial compacted is about 9 to 13%."
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Junivita
"Mekanisme inhibisi korosi dari inhibitor berbahan dasar triazine pada baja API 5L Grade X60 di lingkungan NaCl 3,5% diinvestigasi dengan menggunakan metode model adsorpsi yang didapat dari hasil pengujian Tafel Polarisasi, Linier Polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dengan menggunakan variasi konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm. Senyawa triazine yang teradsorpsi pada permukaan logam diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Fourier Transform InfraRed (FTIR). Hasilnya didapatkan bahwa proses adsorpsi inhibitor triazine terjadi secara spontan mengikuti mode adsorpsi Langmuir isoterm. Berdasarkan nilai Nilai Goads berada pada rentang -11.0697 kJ/mol sampai -19.7833 kJ/mol menunjukkan bahwa inhibitor triazine menginhibisi korosi dengan cara adsorpsi fisika (interaksi elektrostatis antara muatan molekul inhibitor dengan muatan permukaan logam) membentuk lapisan tunggal di permukaan logam sehingga dapat menghambat proses korosi. Besarnya efisiensi inhibisi inhibitor berbahan dasar triazine bergantung pada konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi tertinggi diperoleh pada konsentrasi triazine 150 ppm sebesar 68,674% berdasarkan hasil pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy.

Corrosion inhibition mechanism of triazine-based corrosion inhibitor on API 5L Grade X60 steel in 3.5% NaCl environment was investigated by using adsorption method from the results of tafel polarization, linier polarization resistance (LPR), and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) tests with 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm and 150 ppm concentration variation. Triazine compounds which adsorbed on metal surface was also investigated by Fourier Transform InfraRed (FTIR) test. It was found that adsorption process of triazine-based inhibitor occurs spontaneously and follow the Langmuir adsorption isotherm. From the calculation of Goads (around -11.0697 kJ/mol to -19.7833 kJ/mol), it indicates that the inhibitor inhibited corrosion by physisorption (involving electrostatic attraction between the charged of inhibitor molecules and the charged of metal surface) to form a monolayer on the metal surface so that corrosion will be obstructed. Inhibition efficiency of triazine-based inhibitor was concentration dependent. The optimum inhibition efficiency is 68,674% in 150 ppm concentration of triazine as a result of Electrochemical Impedance Spectroscopy test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Yttria Mertoprawiro
"ABSTRAK
Inhibisi Ammonium Molibdat terhadap perilaku korosi pitting pada material baja tahan karat martensitik diinvestigasi menggunakan pengukuran elektrokimia polarisasi Siklik dan electrochemical Impedance Spectroscopy EIS .Hasil penelitian mengindikasikan Amonium Molibdat menginhibisi korosi AISI410 dan bertindak sebagai inhibitor anodik. Maksimum efisiensi inhibisi mencapai 78 dengan konsentrasi Amonium Molibdat 200ppm pada larutan 3,5 NaCl. Perilaku korosi pitting tertinggi pada larutan konsentrasi NaCl 3,5 . Hasil pengujian elektrokimia mengungkapkan Amonium Molibdat menginhibisi sebagai inhibitor anodik yang teradsorpsi secara fisika pada AISI410 dan mengikuti mode adsorpsi Langmuir.

ABSTRACT
Inhibisi Ammonium Molibdat terhadap perilaku korosi pitting pada material baja tahan karat martensitik diinvestigasi menggunakan pengukuran elektrokimia polarisasi Siklik dan electrochemical Impedance Spectroscopy EIS .Hasil penelitian mengindikasikan Amonium Molibdat menginhibisi korosi AISI410 dan bertindak sebagai inhibitor anodik. Maksimum efisiensi inhibisi mencapai 78 dengan konsentrasi Amonium Molibdat 200ppm pada larutan 3,5 NaCl. Perilaku korosi pitting tertinggi pada larutan konsentrasi NaCl 3,5 . Hasil pengujian elektrokimia mengungkapkan Amonium Molibdat menginhibisi sebagai inhibitor anodik yang teradsorpsi secara fisika pada AISI410 dan mengikuti mode adsorpsi Langmuir."
2017
T49097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Ekstrak biji keluak dan ubi ungu merupakan ekstrak inhibitor dari tumbuhan yang potensial dapat dijadikan bahan inhibitor alternatif ramah lingkungan untuk diaplikasikan pada pipa baja API 5L. Kemampuan inhibisi korosi dari kedua inhibitor ini diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Polarisasi Potensiodinamik dan 'Electrochemical Impedance Spectroscopy<' (EIS). Sedangkan senyawa kimia yang terkandung didalam inhibitor diinvestigasi dengan pengujian FTIR. Dari hasil karakterisasi yang dilakukan terhadap kedua ekstrak inhibitor tersebut dengan pengujian FTIR menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa golongan 'flavonoid<' dari group fungsi polar seperti hidroksil dan karbonil.
Sedangkan dari hasil pengujian elektrokimia didapatkan efisiensi inhibisi terbaik terjadi pada konsentrasi inhibitor yang secara berturut- turut adalah 4000 ppm pada ekstrak biji keluak dengan efisiensi 61.28%, 3000 ppm pada ekstrak ubi ungu dengan efisiensi 65.31% dan 4000 ppm : 4000 ppm pada kombinasi ekstrak biji keluak & ubi ungu dengan efisiensi sebesar 26.93%. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik serta sesuai dengan model dari Langmuir dan Tempkin.

Keluak seed extract and purple sweet potato are inhibitor extracts from plants that have the potential to be made as an environmental friendly inhibitors to apply for API 5L steel pipes. Corrosion inhibition ability of these two inhibitors were investigated by using Potentiodynamic Polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) tests. While the chemical compounds contained in inhibitor were investigated by FTIR testing. From the results of the characterization performed on the two inhibitor extracts by FTIR testing showed that the compounds contained in the two inhibitors were flavonoid compounds from polar function groups such as hydroxyl and carbonyl.
Meanwhile, the results of the electrochemical test showed that the best inhibition efficiency occurred on inhibitor concentration of 4000 ppm in the extract of keluak seed with efficiency of 61.28%, 3000 ppm in the purple sweet potato extract with efficiency of 65.31% and 4000 ppm : 4000 ppm in a combination of keluak seed extract & purple sweet potatoes with efficiency of 26.93%, respectively. The EIS test results showed that these two inhibitors can protect the metal by forming a film layer that inhibited the metal surface. The adsorption mechanism of the inhibitor shows as a physical adsorption mechanism and in accordance with the models from Langmuir and Tempkin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Subekti
"Memompa larutan hidroklorik ke dalam sumur lapangan migas dikenal sebagai stimulasi pengasaman sumur. Pengasaman dilakukan untuk menghilangkan kerak, karat, puing-puing atau partikulat larut asam lainnya pada permukaan internal pipa guna membersihkan jalan bagi minyak dan gas untuk mengalir dari dalam sumur ke permukaan. Untuk menghindari masalah seperti kebocoran pipa karena korosi, selama pengasaman biasanya diterapkan perlakuan penghambatan oleh inhibitor korosi anorganik yang sebagian besar senyawa ini tidak hanya mahal tetapi juga beracun bagi lingkungan. Sudah banyak riset inhibitor ramah lingkungan dari bahan ekstrak tumbuhan yang telah dilakukan, namun hampir semua riset tersebut tidak pernah di uji secara laboratorium industri maupun uji langsung di lapangan migas sehingga tidak cocok untuk sepenuhnya mengkarakterisasi potensi kemanjuran inhibitor,baik dari sifat ramah lingkungannya maupun sifat teknis di lapangan. Oleh karena itu, tantangan dalam penelitian ini adalah menghasilkan terobosan inhibitor ramah lingkungan yang aplikatif di lapangan migas.

Kandidat ekstrak tanaman yang dipilih untuk pengembangan inhibitor ramah lingkungan adalah Bunga Pinang. Teknik pengujian meliputi uji kehilangan berat, Uji Wheel Test, Polarisasi, Spektroskopi Impedansi Elektrokimia (EIS), Spektroskopi Infra-merah Fourier Transform (FTIR), Uji Toksisitas akut dan Uji di lapangan migas. Hasil pengujian wheel test selama 72 jam pada dosis 20 ml untuk kayu secang didapatkan persentase perlindungan 82.27% dan  bunga pinang 90.07%. Nilai toksisitas akut (LD50) untuk bunga pinang adalah 5728 mg/kgbb termasuk dalam kategori “praktis tidak toksik”. Adsorpsi terjadi secara spontan sesuai dengan adsorpsi isotermal Langmuir. Efisiensi hambatan optimal terjadi dengan penambahan pada konsentrasi 20 ml yaitu 96.6% pada pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Hasil polarisasi menunjukkan bahwa ekstrak bunga pinang bekerja melalui inhibisi tipe campuran. Nilai energi bebas adsorpsi –7.026 kJ / mol menunjukkan bahwa adsorpsi molekul inhibitor adalah khas dari adsorpsi fisik.

Hasil uji di lapangan di dapatkan laju korosi 0.134 mm/tahun dengan nilai persentase perlindungan 78% pada dosis 20 ml, sehingga mengkonfirmasi bahwa Bunga Pinang sudah teruji sebagai inhibitor ramah lingkungan di sektor minyak dan gas bumi.


Pumping the hydrochloric solution into oil and gas field wells is known as well acid stimulation. Acidification is used to remove scale, rust, debris or other acid-soluble particulates on the internal surface of the pipe to clear a way for oil and gas to flow from the well to the surface. To avoid problems such as pipe leakage due to corrosion, during acidification it is usually applied an inhibitory treatment by inorganic corrosion inhibitors most of which these compounds are not only expensive but also toxic to the environment. There has been a lot of research on environmentally friendly inhibitors from plant extract ingredients that have been carried out, but almost all of this research has never been tested in industrial laboratories or directly in the oil and gas field so it is not suitable to fully characterize the potential efficacy of the inhibitor, both from its environmentally friendly nature and technical properties in the field. Therefore, the challenge in this research is to produce a breakthrough environmentally friendly inhibitor that is applicable in the oil and gas field.

The plant extract candidates selected for the development of environmentally friendly inhibitors are Pinang Flower. Testing techniques include weight loss test, Wheel Test, Polarization, Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Fourier Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR), Acute Toxicity Test and Oil and Gas Field Testing. The results of wheel test for 72 hours at a dose of 20 ml for secang wood obtained a protection percentage of 82.27% and 90.07% for areca flowers. The acute toxicity value (LD50) for areca flowers is 5728 mg / kg, which is included in the category of "practically non-toxic". Adsorption occurs spontaneously in accordance with Langmuir adsorption isotherm. Optimal inhibition efficiency occurs with the addition of a concentration of 20 ml, namely 96.6% in the Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) test. The polarization results showed that the betel nut extract worked through a mixture type inhibition. The adsorption free energy value of –7,026 kJ / mol indicates that the adsorption of the inhibitor molecule is typical of physical adsorption.

The field test results obtained a corrosion rate of 0.134 mm / year and a protection percentage value of 78% at a dose of 20 ml, thus confirming that Bunga Pinang has been tested as an environmentally friendly inhibitor in the oil and gas sector."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>