Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamal D. Rahman
"Cerpen "Langit Makin Mendung" karya Kipandjikusmin, yang diumumkan majalah Sastra edisi Agustus 1968, telah memancing reaksi dan kontroversi tentang apakah personifikasi Tuhan atau antropomorfisme dalam cerpen tersebut dapat dibenarkan dari sudut pandang agama Islam. Lebih jauh, kontroversi berkembang ke arah apakah cerpen tersebut menghina Nabi Muhammad dan merendahkan Tuhan. Reaksi dan kontroversi, mulai pelarangan peredaran majalah Sastra, unjuk rasa, pernyataan sikap, diskusi, polemik, hingga sidang pengadilan, terus berlanjut hingga awal tahun 1970-an,dan seringkali dikenang setiap kali ada masalah menyangkut hubungan sastra, imajinasi, kebebasan mencipta, dan agama atau Tuhan.
Menggunakan pendekatan sintaksis semiotis, tesis ini membuktikan bahwa perbedaan pendapat antara para pembela dan pendukung antropomorfisme Kipandjikusmin ⎯sampai sikap masin-masing yang sangat keras⎯ merupakan konsekuensi dari cara kerja sistem tanda semiotis dalam cerpen "Langit Makin Mendung" itu sendiri. Sedemikian rupa mekanisme operasi tanda-tanda itu, sehingga bahkan memungkinkan juga perbedaan interpretan (tafsir) yang amat jauh. Kian jauh interpretan dari pusat tanda semiotis, perbedaan interpretan cenderung mengarah pada pertentangan, dan semakin jauh lagi dari pusat tanda, pertentangan cenderung mengarah pada pertentangan yang lebih keras. Semua ini dimungkinkan oleh tata kerja tandatandadalam cerpen "Langit Makin Mendung"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmiani
"ABSTRAK
Cerita pendek Langit Makin Mendung menimbulkan Heboh Sastra pada tahun 1968. Hal ini disebabkan, personifikasi Tuhan di dalam cerita pendek tersebut menyinggung perasaan sebagian umat Islam. Faktor-faktor penyebab timbulnya kehe_bohan itu merupakan masalah yang menarik untuk ditelaah. Karena itu, skripsi ini bertujuan mengaitkan beberapa unsur Langit Makin Mendung dengan segi-segi Heboh Sastra tahun 1968, yaitu antara lain konsep agama, situasi penerbitan, dan masalah sosial politik.Karya sastra tidak dapat dipahami selengkapnya jika di_pisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya. Karya sastra harus dipelajari dalam konteks yang seluas-luasnya karena ia bukanlah suatu gejala yang berdiri sendiri. Isi sebuah karya sastra tidak jarang dikendalikan atau disensor oleh sistem penguasa. Pengetahuan mengenai struktur teks dapat dipergunakan untuk lebih memahami gejala-gejala sosial yang ada di luar sastra. Hal ini dikemukakan oleh S.N. Grebstein, Ronald Tanaka, dan Sapardi Djoko Damono. Pendekatan sosiologi sastra terhadap Langit Makin Mendung membuahkan suatu ke simpulan , yaitu percampuran berbagai konsep agama dalam cerita pendek itu menimbulkan gejolak so_sial sehingga mengaburkan arah kritiknya. Faktor inilah anta_ra lain yang menyebabkan Heboh Sastra tahun 1968.

"
1986
S11296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library